Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
AV blok derajat I dapat ditemukan pada orang dewasa yang sehat, dan
insiden meningkat dengan usia. Pada usia 20 tahun, interval PR dapat melebihi
0,20 detik di 0,5-2% dari orang sehat. Pada usia 60 tahun, lebih dari 5% dari
individu yang sehat memiliki interval PR melebihi 0,20 detik.1
AV blok derajat II (Mobitz II) jarang pada orang sehat, sedangkan Mobitz
I (Wenckebach) diamati dalam 1-2% dari orang-orang muda yang sehat, terutama
saat tidur. AV blok derajat III kongenital jarang, pada 1 kasus per 20.000
kelahiran. Bentuk blok jantung, dengan tidak adanya kelainan struktural utama,
terkait dengan antibodi maternal ke Ro (SS-A) dan La (SS-B) dan sekunder untuk
ibu. Hal ini paling sering didiagnosis antara usia kehamilan 18 dan 24 minggu dan
mungkin menjadi yang pertama, kedua, atau ketiga (lengkap). Kematian
mendekati sekitar 20%; kebanyakan anak yang masih hidup membutuhkan alat
pacu jantung. Kemajuan terbaru dalam diagnosa dan terapi memberikan hasil
yang lebih baik bagi anak-anak dengan blok AV. 1
AV blok lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua dari 70 tahun,
terutama pada mereka yang memiliki penyakit jantung struktural. Sekitar 5% dari
pasien dengan penyakit jantung memiliki tingkat pertama blok AV, dan sekitar 2%
memiliki tingkat dua blok AV. 1
2
II.3 Etiologi Hambatan Atrioventrikular (AV Block)
Keterlambatan atau kurangnya konduksi melalui nodus AV memiliki
beberapa penyebab. AV block derajat I dan derajat II dapat terjadi pada orang
sehat, sebagai manifestasi fisiologis dari refleks vagal yang tinggi. AV block juga
dapat terjadi secara fisiologis pada orang dengan heart rate yang tinggi (terutama
saat mondar-mandir) sebagai akibat dari peningkatan refrakter dari AVN.1
AV block dapat disebabkan oleh iskemia miokard akut atau infark. Infark
miokard inferior dapat menyebabkan blok derajat III, biasanya di tingkat AVN; ini
dapat terjadi melalui mekanisme lain seperti refleks Bezold-Jarisch. Infark
miokard anterior biasanya dikaitkan dengan blok derajat III yang dihasilkan dari
iskemia atau infark cabang bundel. 1
3
perubahan degeneratif pada sistem konduksi, operasi jantung atau komplikasi
yang timbul dengan kateterisasi jantung. 5
Sistem His-Purkinje terdiri dari 2 bundel dari serat Purkinje (bundel kiri
dan kanan) yang mengalirkan impuls listrik untuk memungkinkan aktivasi
ventrikel yang cepat. Sistem His-Purkinje bisa juga menjadi lokasi terjadinya AV.
AV block derajat I dan II tipe 1 biasanya melibatkan penundaan di tingkat AVN,
sedangkan derajat II tipe 2 umumnya melibatkan penyumbatan pada berkas his
atau daerah yang lebih rendah dari sistem konduksi. AV block derajat III
melibatkan gangguan konduksi di AV node atau sistem His-Purkinje. 1
4
terjadi bila semua impuls dari atrium dapat dihantarkan ke ventrikel dengan waktu
hantaran yang lebih lama ( pada EKG interval PR> 0,20 detik ). Kelainannya
biasanya pada tingkat nodus AV dan jarang pada sistem His-Purkinje. Karena
semua impuls dari atrium dapat dihantarkan ke ventrikel maka biasanya tidak
menimbulkan gejala.5
Blok AV Derajat 2 terjadi pada keadaan dimana tidak semua impuls dari
atrium dapat dihantarkan melalui nodus AV dan sistem His-Purkinje ke ventrikel.
Berdasarkan rekaman EKG kelainan ini dapat dikelompokkan menjadi tipe
Mobizt I ( tipe Wenckebach) dan tipe Mobizt II. Pada tipe Mobizt I terdapat total (
gambar 6). Lokasi kelainan ini biasanya di tingkat nodus AV. Sedangkan pada tipe
Mobizt II terdapat hambatan impuls dari atrium yang intermiten dimana impuls
dari Atrium tidak dapat dihantarkan ke ventrikel. Pada tipe ini lokasi hambatan
adalah infranodal (pada sistem His-Purkinje) gejala yang muncul sangat
bergantung pada besarnya laju ventrikel. Jarak blok AV derajat 2 seringkali
menimbulkan gejala. 5
Blok AV derajat III ( complete heart block ), bila hantaran impuls dari
atrium sama sekali tidak dapat mencapai ventrikel disebut blok AV derajat 3 ( blok
AV total ) pada keadaan laju ventrikel tergantung pada pacemeter cadangan
( subsidiary pace-meter) yang mengambil alih. Bila lokasi hambatan berada di AV
node maka laju ventrikel biasanya cukup untuk mempertahankan curah jantung.
Namun bila lokasi hambatan berada dibawah nodus AV ( infranodal) kerap
menimbulkan gangguan hermodinamik karena lajunya sangat pelan ( < 40 kali per
menit ). 5
5
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik biasanya ditemukan tanda dan gejala
tergantung pada jenis blok AV yang terjadi. AV block derajat I jarang
menimbulkan gejala. Gejala dari AV block derajat II dan III meliputi: 5
Pingsan/sinkop
Pusing
Kelelahan
Sesak napas
Nyeri dada
6
tertentu: Elektrolit dan level obat (misalnya, digitalis): Pada pasien yang dicurigai
blok AV derajat II atau III, maka dicurigai meningkat kalium atau keracunan obat
sehingga enzim jantung meningkat: Pada pasien denganblok AV derajat II atau III
mungkin menjadi manifestasi dari infark miokard akut, Infeksi, myxedema, atau
penyakit jaringan ikat, jika evaluasi klinis menunjukkan penyakit sistemik. 5
Blok AV derajat I
Karakteristik
Laju : sesuai irama sinus atau kecepatan atrial
Irama : biasanya teratur
Gelombang P : normal
Durasi QRS : biasanya normal
Interval PR : konstan dan lebih dari 0,20 detik
Blok AV derajat II
7
Mekanisme dasar berupa satu atau beberapa impuls dari atrial tidak dihantarkan
ke ventrikel sehingga tidak membentuk kompleks QRS pada EKG. Jika bloknya
terjadi pada Nodus AV maka bloknya adalah derajat II tipe 1 dan jika bloknya
terjadi dibawah atau setelah nodus AV(berkas HIS atau berkas cabang) disebut
blok AV derajat II tipe 2. Kunci penilaian adalah konstan tidaknya interval PR
serta ada QRS missing (gelombang P yang tidak diikuti kompleks QRS) 7
Karakteristik7
Karakteristik7
Laju : laju ventrikel lebih lambat
Irama : irama ventrikel ireguler
8
Gelombang P : bentuk normal dan beberapa gelombang P tidak diikuti
kompleks QRS (QRS missing)
Durasi QRS : biasanya melebar karena blok pada cabang berkas
Interval PR : konstan
Impuls dari atrium tidak dihantarkan ke ventrikel sehingga atrium dan ventrikel
mengalami depolarisasi secara terpisah satu dengan yang lain. 7
Karakteristik
Laju : laju atrial lebih besar dari laju ventrikel
Irama : teratur, tidak ada hubungan antara irama atrial dan ventrikel
Gelombang P : normal
Durasi QRS : bergantung lokasi escape pacemaker, durasi QRS normal bila
irama dari junctional dan melebar bila terdapat ventricular
escape rythm
Interval PR : tidak ada
9
Gambar 5. Gambaran EKG pada AV block derajat III. Dimana gelomban
P dan kompleks QRS tidak memiliki hubungan( sumber impuls yang
berbeda) terlihat dari gel. P yang menjauh dari kompleks QRS 8,9
10
Tabel 1. Gambaran EKG, gejala klinis dan penatalaksanaan pada AV blok.
10
11
Apabila blok disebabkan karena inflamasi junction AV akibat miokarditis, maka
pemeberian kortikosteroid dapat membantu. 11
Implantasi alat pacu jantung permanen adalah terapi canggih pilihan pada
penderita blok AV . Rekomendasi untuk implantasi alat pacu jantung dan
perangkat aritmia, seperti yang dibuat oleh American College of Cardiology
(ACC), American Heart Association (AHA), dan Heart Rhythm Society (HRS),
adalah sebagai berikut: 1
12
dengan kejadian syncope tidak bisa ditebak. Pacu jantung harus dipertimbangkan
bahkan pada pasien asimtomatik dengan AV block terisolasi.Terjadinya aritmia
ventrikel kompleks mungkin juga menjadi perdebatan untuk implantasi alat pacu
jantung pada individu asimtomatik. 12
DAFTAR PUSTAKA
13
1. Sandesara, Chirag .Medscape. Atrioventricular Block [serial online]. 2014
[cited 2014 Nov 30]. Medscape Reference. Available from:
http://emedicine.medscape.com.
2. Hulleimen Michel,dkk.2016. Conduction disorders in bradyasystolic out-of-
hospital cardiac arrest.Amsterdam:Elsevier
3. T J Yeo, Dkk. 2011. Variations of Atrioventricular Block. Singapore:
Singapore Med J
4. Yamin dan A. Muin Rachman.2016. Bradikardia dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia.;hal 1553-1555
5. Ryan Lindsey. 2012. Interprating AV (Heart) Block: Breaking Down the
Mystery. Philadelphia: ECG
6. Kastor John A.2012.cardiac Arrhytmhias.United state of America: Macmillan
7. Dharma Surya. 2016. Cara Mudah Membaca EKG. Jakarta: ECG
8. 2013. Bradycardia & Heart Block. London: IMSE
9. K Melissa, Dkk.2015. EKG Interpretation. USA: RN Organisation
10. Mallet Carmen.2014.Bradyarrhytmias. United Kingdom: Fastbleep
11. Kabo Peter. 2014. Bagaimana Menggunakan Obat- obat Kardiovaskular
Secara Rasional. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
12. Vogler Julia,dkk.2012. Bradyarrhythmias and Conduction Blocks. Germany:
Reed Elsevier
14