Professional Documents
Culture Documents
Andi Sugiarti A. Artikel
Andi Sugiarti A. Artikel
PENDAHULUAN
Angka Kematian Bayi (AKB) karena penyakit tertentu dengan jumlah
digunakan untuk menggambarkan pola penduduk pada pertengahan tahun,
penyakit yang terjadi di masyarakat. dinyatakan dalam per 100 penduduk,
Kegunaan dari mengetahui angka digunakan sebagai indikator untuk
kematian ini adalah sebagai indikator yang menggambarkan pola penyakit tertentu
digunakan untuk mengukuran derajat yang terjadi di masyarakat (Maryunani,
kesehatan, melihat status kesehatan 2010).Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
penduduk, keberhasilan pelayanan adalah bayi baru lahir yang berat badannya
kesehatan dan upaya pengobatan yang saat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
dilakukan, sementara itu yang dimaksud memandang masa gestasi (Profil
dengan angka kematian bayi adalah Kesehatan Indonesia, 2014).
kematian yang terjadi sesaat setelah bayi Klasifikasi BBLR menurut berat
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu lahir (Kosim dkk., 2014) : Bayi berat lahir
tahun jadi, angka kematian bayi (AKB) rendah adalah bayi yang dilahirkan dengan
adalah banyaknya kematian bayi berusia berat lahir < 2500 gram tanpa memandang
dibawah satu tahun per 1000 kelahiran masa gestasi, bayi berat lahir normal
hidup pada satu tahun tertentu. adalah bayi yang dilahirkan dengan berat
Angka Kesakitan bayi adalah badan lahir 2500-4000 gram, bayi berat
perbandingan antara jumlah penduduk
2
lahir lebih adalah Bayi yang dilahirkan kandungan, dokter umum, bidan dan
dengan berat badan lahir >4000 gram. perawat (RISKESDAS, 2013).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) Manfaat antenatal care yaitu
masih merupakan masalah di seluruh memfasilitasi hasil yang sehat dan positif
dunia, karena menjadi salah satu penyebab bagi ibu hamil maupun bayinya dengan
utama kesakitan dan kematian pada masa alasan menegakkan hubungan kepercayaan
neonatal. Prevalensi BBLR masih cukup dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang
tinggi terutama di negara-negara dengan dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
sosioekonomi rendah. Secara statistik di kelahiran dan memberikan pendidikan
seluruh dunia 15,5% dari seluruh kelahiran kesehatan ( Ritonga, 2013).
adalah BBLR ( Pudjiadi dkk, 2009). Pelayanan antenatal sesuai standar
Angka kejadian BBLR di Indonesia meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
terdapat 10,2% bayi berat lahir rendah (umum dan kebidanan), pemeriksaan
kurang dari 2500 gram. Persentase BBLR laboratorium rutin dan khusus, serta
pada perempuan (11,2%) lebih tinggi dari intervensi umum dan khusus (sesuai risiko
pada laki-laki (9,2%) (RISKESDAS, yang ditemukan dalam pemeriksaan).
2013). Penerapan ANC terdiri atas: timbang berat
AKB yang terjadi pada umur badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan
dibawah satu bulan yang di sebabkan oleh tekanan darah, nilai status gizi,
gangguan perinatal sebesar 57% pada pengukuran tinggi fundus uteri, tentukan
tahun 2002-2003. Neonatus dengan BBLR persentase DJJ, skrining status imunisasi
berisiko terjadi AKB 6,5 kali lebih besar TT bila diperlukan, pemberian tablet zat
dibandingkan neonatus dengan berat badan besi minimal 90 tablet selama kehamilan,
lahir normal (BBLN). Selain itu, BBLR tes lab (rutin dan khusu), tatalaksana
dapat berakibat jangka panjang seperti kasus, temu wicara (konseling) termasuk
gangguan pertumbuhan fisik, gangguan perencanaan persalinan dan pencegahan
mental dan kecenderungan memiliki komplikasi (P4K) serta KB pasca
penampilan intelektual yang lebih rendah persalinan (Kementerian Kesehatan RI,
dari pada bayi BBLN (Labir dkk, 2013). 2010).
Antenatal care adalah upaya Hasil penelitian di beberapa negara
preventif program pelayanan kesehatan berkembang, menunjukkan ada hubungan
obsetrik untuk optimalisasi luaran antara pemeriksaan selama hamil dengan
maternal dan neonatal melalui serangkaian BBLR.Hasil ini sesuai dengan penelitian
kegiatan pemantauan rutin selama yang dilakukan oleh Sistiarani (2008) yaitu
kehamilan (Prawirohardjo, 2010). salah satu faktor penyebab BBLR adalah
Antenatal care dimaksudkan juga frekuensi dan pelayanan ANC yang kurang
sebagai pelayanan kesehatan yang baik. Hasil ini juga sejalan dengan
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu penelitian Fatimah(2015) yaitu, ibu yang
selama kehamilannya dan dilaksanakan melahirkan bayi BBLR lebih sedikit
sesuai dengan standar pelayanan yang melakukan ANC yang lengkap
ditetapkan dalam standar pelayanan. dibandingkan ibu yang melahirkan dengan
Tenaga kesehatan yang dimaksud diatas bayi berat lahir.
adalah dokter spesialis kebidanan dan
.
3
Tabel 3. Hubungan kunjungan ANC dengan kejadian bayi berat lahir rendah ( BBLR)
Kejadian BBLR
Kunjungan Total
BBLR Tidak BBLR p-value
ANC
Jumlah % Jumlah %
Teratur 0 0,0 69 86,3 86,3
Tidak Teratur 10 12,5 1 1,2 13,7 0,000
Jumlah 10 12,5 70 87,5 100
dengan 10 orang (12,5%) kelahiran BBLR,
Hasil analisis hubungan kunjungan dan terdapat 1 orang (1,2%) ibu yang
ANC dengan kejadian bayi berat lahir melakukan ANC tidak teratur dan
rendah (BBLR) melahirkan bayi berat lahir normal, dapat
Dari tabel 3 dapat dikemukakan disimpulkan bahwa jumlah ibu yang
bahwa dari dari 80 responden ibu hamil, melakukan kunjungan ANC lengkap lebih
jumlah ibu hamil yang melakukan banyak yang melahirkan bayi dengan
kunjungan ANC teratur sebanyak 69 orang status berat badan lahir normal, dan ibu
(86,3%), dan jumlah ibu hamil yang yang melakukan kunjungan ANC tidak
melakukan ANC tidak teratur sebanyak 11 teratur lebih sedikit jumlahnya dan
orang (13,7%), dimana terdapat jumlah melahirkan bayi dengan status BBLR.
kelahiran bayi dengan berat badan lahir Hubungan antara variabel bebas dan
normal sebanyak 70 orang (87,5%), dan variable terikat dianalisis menggunakan uji
terdapat 10 orang (12,5%) yang chi-square.
melahirkan bayi dengan BBLR. Dari tabel Berdasarkan tabel di atas diperoleh
diatas juga, jumlah ibu hamil yang P-Value = 0,000 < (0,05) sehingga dapat
melakukan kunjungan ANC lengkap disimpulkan bahwa terdapat hubungan
sebanyak 69 orang (86,3%), dengan antara kunjungan ANC dengan kejadian
banyaknya kelahiran bayi berat lahir BBLR. Hal ini menginterpretasikan bahwa
normal sebanyak 70 orang (87,5%), dan kunjungan ANC yang teratur akan
ibu yang melakukan kunjungan ANC tidak mengurangi kejadian BBLR.
teratur sebanyak 11 orang (13,7%),
Penelitian ini dilakukan untuk
PEMBAHASAN mengetahui hubungan kunjungan ANC
Berdasarkan hasil penelitian ini ibu hamil dengan kejadian BBLR di
diperoleh bahwa berat badan bayi paling Puskesmas Puuwatu. Responden dalam
banyak adalah bayi dengan status tidak penelitian ini adalah ibu hamil yang
BBLR yaitu 2500 gram sebesar 87,5%, melakukan ANC di wilayah kerja
kemudian diikuti BBLR dengan berat Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
antara 1500 - < 2500 gram sebesar periode tahun 2016. Responden
12,5%. Hasil penelitian ini juga berjumlah 80 orang yang dipilih
menunjukkan sebagian besar responden menggunakan teknik simple random
melakukan kunjungan ANC secara teratur sampling.
(86,2%), sedangkan sebagian kecil Analisis hubungan antara variabel
lainnya melakukan kunjungan ANC tidak bebas dan variabel terikat dilakukan
teratur (13,8%). dengan uji chi-square, didampatkan P-
6
Meningkatkan Resiko
Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah di RSUD Wangaya
Denpasar'. Public Health and
Preventive Medicine Archive
Volume I, Nomor 1.
Maryunani, A 2010. Ilmu Kesehatan
Anak Dalam Kebidanan.
Jakarta : Trans Info Media.