You are on page 1of 6

1

Hubungan Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi


Berat Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Puuwatu Periode Tahun 2016
1
Andi Sugiarti A 2Steven Ridwan 3Hasniah Bombang
1
Program Studi Pendidikan Dokter
2
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
ABSTRACT
Background: Low birth weight (LBW) is still considered a problem throughout the world because it has been
one of the main causes of morbidity and mortality during neonatal period. The percentage of low birth weight in
Southeast Sulawesi province is likely to increase in the span of the last five years but declined in 2015. In 2011,
the number of infants with low birth weight status was of 0.28%, and increased to be 1.66%in 2012, then it kept
increasing significantly in 2013 to reach 2.22% and the LBW case was almost stable in 2014 with a figure of
2.12% before it decreased to be only 1.51%in 2015. In Southeast Sulawesi province in the last five years, the K1
service coverage showed a fluctuation during the period 2011 until 2013 which were likely to decline, however
it increased again during the period from 2013 to 2015, while the coverage of K4 has a pattern of trends that is
similar to the pattern of coverage K1 when refers to Strategic Plan target of the Ministry of Health 2015 (95%),
the K4 coverage in Southeast Sulawesi Province average has not reached the target in average. In Kendari
muncipality, the LBW cases in 2016 reached 126 cases, of which Puuwatu Sub- District was on the highest first
ranks with 45 cases followed by Puskemas Puuwatu (Public Health Center) on the second with 20 cases. The
Efforts for early detection of pregnancy disorders can be prevented by conducting regular prenatal care,
pregnancy tests which is commonly called as medical term antenatal care (ANC). Research Purposes: The
purpose of this research is to find out the correlation between ANC visit of pregnant women and the occurencce
of baby with low birth weight (LBW) in Puskesmas Puuwatu in 2016. Research Methods: This is an
observational analytic study using non-experimental approach that is cross-sectional study, and uses a simple
random sample of 80 pregnant women who have regular and irregular ANC visits at Puskesmas Puuwatu in
2016. Research result: The result of the bivariate analysis obtained was p-value = 0.000 < (0.05) therefore, it
can be concluded that there is a relationship between ANC visits with LBW. Conclusion: It interpretesthat
regular ANC visits will reduce the incidence of low birth weight.
Keywords: Keywords: Low Birth Weight Babies (LBW), ANC Visit, Puskesmas Puuwatu

PENDAHULUAN
Angka Kematian Bayi (AKB) karena penyakit tertentu dengan jumlah
digunakan untuk menggambarkan pola penduduk pada pertengahan tahun,
penyakit yang terjadi di masyarakat. dinyatakan dalam per 100 penduduk,
Kegunaan dari mengetahui angka digunakan sebagai indikator untuk
kematian ini adalah sebagai indikator yang menggambarkan pola penyakit tertentu
digunakan untuk mengukuran derajat yang terjadi di masyarakat (Maryunani,
kesehatan, melihat status kesehatan 2010).Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
penduduk, keberhasilan pelayanan adalah bayi baru lahir yang berat badannya
kesehatan dan upaya pengobatan yang saat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
dilakukan, sementara itu yang dimaksud memandang masa gestasi (Profil
dengan angka kematian bayi adalah Kesehatan Indonesia, 2014).
kematian yang terjadi sesaat setelah bayi Klasifikasi BBLR menurut berat
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu lahir (Kosim dkk., 2014) : Bayi berat lahir
tahun jadi, angka kematian bayi (AKB) rendah adalah bayi yang dilahirkan dengan
adalah banyaknya kematian bayi berusia berat lahir < 2500 gram tanpa memandang
dibawah satu tahun per 1000 kelahiran masa gestasi, bayi berat lahir normal
hidup pada satu tahun tertentu. adalah bayi yang dilahirkan dengan berat
Angka Kesakitan bayi adalah badan lahir 2500-4000 gram, bayi berat
perbandingan antara jumlah penduduk
2

lahir lebih adalah Bayi yang dilahirkan kandungan, dokter umum, bidan dan
dengan berat badan lahir >4000 gram. perawat (RISKESDAS, 2013).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) Manfaat antenatal care yaitu
masih merupakan masalah di seluruh memfasilitasi hasil yang sehat dan positif
dunia, karena menjadi salah satu penyebab bagi ibu hamil maupun bayinya dengan
utama kesakitan dan kematian pada masa alasan menegakkan hubungan kepercayaan
neonatal. Prevalensi BBLR masih cukup dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang
tinggi terutama di negara-negara dengan dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
sosioekonomi rendah. Secara statistik di kelahiran dan memberikan pendidikan
seluruh dunia 15,5% dari seluruh kelahiran kesehatan ( Ritonga, 2013).
adalah BBLR ( Pudjiadi dkk, 2009). Pelayanan antenatal sesuai standar
Angka kejadian BBLR di Indonesia meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
terdapat 10,2% bayi berat lahir rendah (umum dan kebidanan), pemeriksaan
kurang dari 2500 gram. Persentase BBLR laboratorium rutin dan khusus, serta
pada perempuan (11,2%) lebih tinggi dari intervensi umum dan khusus (sesuai risiko
pada laki-laki (9,2%) (RISKESDAS, yang ditemukan dalam pemeriksaan).
2013). Penerapan ANC terdiri atas: timbang berat
AKB yang terjadi pada umur badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan
dibawah satu bulan yang di sebabkan oleh tekanan darah, nilai status gizi,
gangguan perinatal sebesar 57% pada pengukuran tinggi fundus uteri, tentukan
tahun 2002-2003. Neonatus dengan BBLR persentase DJJ, skrining status imunisasi
berisiko terjadi AKB 6,5 kali lebih besar TT bila diperlukan, pemberian tablet zat
dibandingkan neonatus dengan berat badan besi minimal 90 tablet selama kehamilan,
lahir normal (BBLN). Selain itu, BBLR tes lab (rutin dan khusu), tatalaksana
dapat berakibat jangka panjang seperti kasus, temu wicara (konseling) termasuk
gangguan pertumbuhan fisik, gangguan perencanaan persalinan dan pencegahan
mental dan kecenderungan memiliki komplikasi (P4K) serta KB pasca
penampilan intelektual yang lebih rendah persalinan (Kementerian Kesehatan RI,
dari pada bayi BBLN (Labir dkk, 2013). 2010).
Antenatal care adalah upaya Hasil penelitian di beberapa negara
preventif program pelayanan kesehatan berkembang, menunjukkan ada hubungan
obsetrik untuk optimalisasi luaran antara pemeriksaan selama hamil dengan
maternal dan neonatal melalui serangkaian BBLR.Hasil ini sesuai dengan penelitian
kegiatan pemantauan rutin selama yang dilakukan oleh Sistiarani (2008) yaitu
kehamilan (Prawirohardjo, 2010). salah satu faktor penyebab BBLR adalah
Antenatal care dimaksudkan juga frekuensi dan pelayanan ANC yang kurang
sebagai pelayanan kesehatan yang baik. Hasil ini juga sejalan dengan
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu penelitian Fatimah(2015) yaitu, ibu yang
selama kehamilannya dan dilaksanakan melahirkan bayi BBLR lebih sedikit
sesuai dengan standar pelayanan yang melakukan ANC yang lengkap
ditetapkan dalam standar pelayanan. dibandingkan ibu yang melahirkan dengan
Tenaga kesehatan yang dimaksud diatas bayi berat lahir.
adalah dokter spesialis kebidanan dan
.
3

METODE PENELITIAN Tabel 2. Distribusi berdasarkan


Jenis dari penelitian ini adalah kejadian bayi berat lahir rendah
analitik observasional dengan rancangan (BBLR).
penelitian yaitu cross sectional dimana Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pengumpulan data dilakukan pada satu dilakukan di Puskesmas Puuwatu Kota
saat atau pada satu periode tertentu dan Kendari, distribusi berdasarkan kejadian
pengamatan subjek studi hanya dilakukan bayi berat lahir rendah dapat dilihat pada
satu kali selama satu penelitian. Tabel berikut:
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Februari 2017, dengan lokasi atau Jumlah Persentase
Kejadian
tempat penelitian di Puskesmas Puuwatu (n) (%)
Kota Kendari. Populasi pada penelitian ini BBLR 10 12,5%
sebanyak 462 orang dengan jumlah sampel Tidak BBLR 70 87,5%
ditentukan dengan menggunakan teknik Total 80 100.0
simple random sampling.
Dari tabel di atas dapat dikemukakan
HASIL bahwa dari 80 responden di Puskesmas
Analisis Univariat Puuwatu Kota Kendari, responden yang
a. Distribusi berdasarkan kunjungan melakukan melahirkan bayi BBLR
antenatal care sebanyak 10 responden (12,5%) dan
Tabel 1. Distribusi berdasarkan responden yang melahirkan bayi tidak
kunjungan antenatal care BBLR sebanyak 70 responden (75,5%).
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan di Puskesmas Puuwatu a. Distribusi berdasarkan kunjungan
Kota Kendari, distribusi berdasarkan ANC
kunjungan ANC dapat dilihat pada Tabel Analisis Bivariat
berikut: Pada analisis bivariat menguraikan
tentang kunjunga ANC ibu hamil dengan
Kunjungan Jumlah Persentase kejadian bayi berat lahir rendah di
ANC (n) (%) Puskesmas Puuwatu. Hasil penelitian
Teratur 69 86,3% dengan analisis bivariate disusun
Tidak teratur 11 13,7% menggunakan tabel kongesti 2 x 2 yaitu
Total 80 100.0 banyaknya kolom mewakili kunjungan
ANC dan baris mewakili kejadian BBLR.
Dari tabel di atas dapat dikemukakan
bahwa dari 80 responden di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari, responden yang
melakukan ANC teratur sebanyak 69
responden (86,3%) dan responden yang
melakukan ANC tidak teratur sebanyak 11
responden (13,7%).
4

Tabel 3. Hubungan kunjungan ANC dengan kejadian bayi berat lahir rendah ( BBLR)
Kejadian BBLR
Kunjungan Total
BBLR Tidak BBLR p-value
ANC
Jumlah % Jumlah %
Teratur 0 0,0 69 86,3 86,3
Tidak Teratur 10 12,5 1 1,2 13,7 0,000
Jumlah 10 12,5 70 87,5 100
dengan 10 orang (12,5%) kelahiran BBLR,
Hasil analisis hubungan kunjungan dan terdapat 1 orang (1,2%) ibu yang
ANC dengan kejadian bayi berat lahir melakukan ANC tidak teratur dan
rendah (BBLR) melahirkan bayi berat lahir normal, dapat
Dari tabel 3 dapat dikemukakan disimpulkan bahwa jumlah ibu yang
bahwa dari dari 80 responden ibu hamil, melakukan kunjungan ANC lengkap lebih
jumlah ibu hamil yang melakukan banyak yang melahirkan bayi dengan
kunjungan ANC teratur sebanyak 69 orang status berat badan lahir normal, dan ibu
(86,3%), dan jumlah ibu hamil yang yang melakukan kunjungan ANC tidak
melakukan ANC tidak teratur sebanyak 11 teratur lebih sedikit jumlahnya dan
orang (13,7%), dimana terdapat jumlah melahirkan bayi dengan status BBLR.
kelahiran bayi dengan berat badan lahir Hubungan antara variabel bebas dan
normal sebanyak 70 orang (87,5%), dan variable terikat dianalisis menggunakan uji
terdapat 10 orang (12,5%) yang chi-square.
melahirkan bayi dengan BBLR. Dari tabel Berdasarkan tabel di atas diperoleh
diatas juga, jumlah ibu hamil yang P-Value = 0,000 < (0,05) sehingga dapat
melakukan kunjungan ANC lengkap disimpulkan bahwa terdapat hubungan
sebanyak 69 orang (86,3%), dengan antara kunjungan ANC dengan kejadian
banyaknya kelahiran bayi berat lahir BBLR. Hal ini menginterpretasikan bahwa
normal sebanyak 70 orang (87,5%), dan kunjungan ANC yang teratur akan
ibu yang melakukan kunjungan ANC tidak mengurangi kejadian BBLR.
teratur sebanyak 11 orang (13,7%),
Penelitian ini dilakukan untuk
PEMBAHASAN mengetahui hubungan kunjungan ANC
Berdasarkan hasil penelitian ini ibu hamil dengan kejadian BBLR di
diperoleh bahwa berat badan bayi paling Puskesmas Puuwatu. Responden dalam
banyak adalah bayi dengan status tidak penelitian ini adalah ibu hamil yang
BBLR yaitu 2500 gram sebesar 87,5%, melakukan ANC di wilayah kerja
kemudian diikuti BBLR dengan berat Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
antara 1500 - < 2500 gram sebesar periode tahun 2016. Responden
12,5%. Hasil penelitian ini juga berjumlah 80 orang yang dipilih
menunjukkan sebagian besar responden menggunakan teknik simple random
melakukan kunjungan ANC secara teratur sampling.
(86,2%), sedangkan sebagian kecil Analisis hubungan antara variabel
lainnya melakukan kunjungan ANC tidak bebas dan variabel terikat dilakukan
teratur (13,8%). dengan uji chi-square, didampatkan P-
6

Value = 0,000 < (0,05) sehingga dapat DAFTAR PUSTAKA


disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara keteraturan antenatal care dengan Fatimah, N. 2015. Hubungan Antenatal
kejadian BBLR. Hal ini Care Dengan Kejadian Bayi
menginterpretasikan bahwa keteraturan Berat Lahir Rendah Pada Ibu
antenatal care akan mengurangi kejadian Aterm Di RSUP. DR. M.
BBLR Djamil Padang.

SIMPULAN Kementrian Kesehatan Republik


Terdapat hubungan yang bermakna Indonesia 2010. Pedoman
antara kunjungan antenatal care ibu Pemantauan Wilayah
hamil dngan kejadian Bayi Berat Lahir Setempat Kesehatan Ibu Dan
Rendah (BBLR) jumlah ibu hamil yang Anak (PWS-KIA).
mendapatkan pelayanan antenatal care di
Puskesmas Puuwatu periode tahun 2016 Kementerian Kesehatan Republik
sebanyak 735 orang ibu hamil, jumlah Indonesia 2013 , Riset
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang Kesehatan Dasar, Badan
terdapat di Puskesmas Puuwatu periode Peneliti Dan Pengembangan.
tahun 2016 sebanyak 20 Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR). Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014, Health
Statistic. Profil Kesehatan
SARAN
Untuk hasil penelitian yang lebih Indonesia.
efisien peneliti selanjutnya diharapkan Kosim, M. S., Yunanto, A., Dewi, R.,
dapat menambah jumlah responden Sarosa, G. I, & Usman, A.
penelitian dan menambah faktor-faktor 2014. Buku Ajar Neonatologi
yang dapat mempengaruhi kejadian Bayi Edisi Pertama. Jakarta:
Berat Lahir Rendah (BBLR), dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia
pengumpulan data responden peneliti Labir, I K., Widarsa, T.,
sebaiknya menggunakan metode Suwiyoga, K. 2013. 'Anemia
penelitian yang lain, agar peneliti tidak Ibu Hamil Trimester I dan II
kesulitan dalam menggumpulkan data Meningkatkan Resiko
responden yang diinginkan. Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah di RSUD Wangaya
Denpasar'. Public Health and
Preventive Medicine Archive
Volume I, Nomor 1.

Labir, I K., Widarsa, T., Suwiyoga, K.


2013. 'Anemia Ibu Hamil
Trimester I dan II
7

Meningkatkan Resiko
Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah di RSUD Wangaya
Denpasar'. Public Health and
Preventive Medicine Archive
Volume I, Nomor 1.
Maryunani, A 2010. Ilmu Kesehatan
Anak Dalam Kebidanan.
Jakarta : Trans Info Media.

Pudjiaji, A H., Hegar, B., Handryastuti,


S., Idris, H S., Gandaputra, E
P., & Harmoniati, E D. 2009.
Berat Badan Lahir Rendah.
Pedoman Pelayanan Medis.
Ikatan Dokter Anak
Indonesia.

Prawirohardjo, S. 2010, Ilmu Kebidanan.


Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Ritonga, F J. 2011. Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Ibu Hamil
Dalam Melakukan Antenatal
care.

Sistiarani, C 2008.' Faktor Maternal dan


Kualitas Pelayanan Antenatal
yang Berisiko terhadap
Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) (Studi pada
Ibu yang Periksa Hamil ke
Tenaga Kesehatan dan
Melahirkan di RSUD
Banyumas Tahun 2008'.
Semarang: Universitas
Diponegoro Semarang.

You might also like