Kesulitan Guru IPA Kelas VIII se-Kecamatan Langkapura dalam
Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen
Kinasih Cahyono *, Rini Rita T. Marpaung, Berti Yolida
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung * e-mail: kinasihcahyonoo@gmail.com, Telp: +6289622535256
Received: Accepted: Online Published:
Abstract: Difficulties of Planning and Implementing Assessments for Science Teachers in The Eighth at Langkapura subdistrict: This study aims to identify the difficulties of science teachers for the eighth in Langkapura Bandar Lampung in the academic year of 2016/2017. The difficulties include the plans and implementations of assessment for their students. Thus, all science teachers for grade VIII selected by non probability sampling technique became the samples of this research. This research design was descriptive. Qualitative data got from the questionnaire and interviews were analysis descriptively. The researchs result showes that the difficulties of science teachers in planning the assessment were classified as quite difficult to determine the purpose of the assessment, arranging the instrument, composing the latticeworks of question, writing questions based on the lattice and the rules of writing questions, determining the quality criteria of question, and arranging the scoring guidelines. The difficulties in implementing the assessments were on indicators of affective, psychomotor, and cognitive which is classified the high criteria. In conclusion, teachers difficulties in planning the assessment is classified in criteria of quite, meanwhile it is high criteria when they implement the assessment.
Keywords: difficulty, assessment, planning of assessment, implementing
assessmen
Abstrak: Kesulitan Guru IPA Kelas VIII se-Kecamatan Langkapura dalam
Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan guru IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Langkapura Kotamadya Bandar Lampung tahun ajaran 2017/2017. Sampel penelitian ini adalah seluruh guru IPA kelas VIII yang dipilih dengan teknik sampling non probability. Desain penelitian adalah desain deskriptif. Data kualitatif diperoleh dari hasil angket dan wawancara pada guru yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan kesulitan guru IPA dalam merencanakan asesmen tergolong kriteria cukup pada indikator menetapkan tujuan asesmen, menyusun instrumen, menyusun kisi-kisi soal, menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal, menentukan kriteria mutu soal, serta menyusun pedoman penskoran. Kesulitan dalam melaksanakan asesmen pada indikator pelaksanaan asesmen ranah afektif, psikomotorik, dan kognitif tergolong kriteria tinggi. Jadi, kesulitan guru dalam merencanakan asesmen termasuk kriteria cukup dan melaksanakan asesmen termasuk dalam kriteria tinggi.
Kata kunci: kesulitan, asesmen, merencanakan asesmen, melaksanakan asesmen
PENDAHULUAN naan penilaian. Prinsip yang dimak- sud menurut BSNP (dalam Arifin Salah satu tahap penting dari 2011: 54-55) adalah pendidik harus pelaksanaan pembelajaran yang tidak membuat rencana penilaian secara dapat diabaikan adalah pelaksanaan terpadu dengan silabus dan rencana asesmen. Tahap terpenting dari ases- pembelajarannya; perencanaan peni- men pembelajaran ini adalah bagai- laian setidak-tidaknya meliputi kom- mana cara melakukan penilaian, ba- ponen yang akan dinilai, teknik yang gaimana prosedur penilaian, peng- akan digunakan serta kriteria pen- olahan data, penetapan skor hingga capaian kompetensi; Pendidik harus pelaporannya sehingga gambaran dari mengembangkan kriteria pencapaian hasil pembelajaran yang dilaksanakan kompetensi dasar (KD) sebagai dasar oleh guru selama ini dapat diketahui untuk penilaian; pendidik menentukan bukan saja oleh peserta didik, tetapi teknik penilaian dan instrumen pen- juga oleh semua pihak orang tua dan ilaiannya sesuai indikator pencapaian sekolah (Uno dan Koni, 2014: 5). KD; pendidik harus menginformasi- Pembelajaran IPA dapat di- kan seawal mungkin kepada peserta gambarkan sebagai suatu sistem, dan didik tentang aspek-aspek yang dini- sebagaimana sistem-sistem pembela- lai dan kriteria pencapaiannya; pendi- jaran lainnya terdiri atas komponen dik menuangkan seluruh kom-ponen masukan pembelajaran, proses pem- penilaian ke dalam kisi-kisi penilaian; belajaran, dan keluaran pembelajaran. pendidik membuat instrumen berdasar Tugas utama guru IPA adalah melak- kisi-kisi yang telah dibuat dan dileng- sanakan proses pembelajaran IPA. kapi dengan pedoman penskoran se- Proses pembelajaran IPA terdiri atas suai dengan teknik penilaian yang di- tiga tahap, yaitu perencanaan proses gunakan; pendidik menggunakan acu- pembelajaran IPA, pelaksanaan pem- an kriteria dalam menentukan nilai belajaran IPA, dan penilaian hasil peserta didik. pembelajaran IPA (Wisudawati dan Standar pelaksanaan penilaian Sulistyowati, 2015: 26). oleh pendidik meliputi pendidik Standar penilaian oleh pen- melakukan kegiatan penilaian sesuai didik mencakup standar umum, stan- dengan rencana penilaian yang telah dar perencanaan, standar pelaksanaan, disusun diawal kegiatan pembela- standar pengolahan, dan pelaporan jaran; pendidik menganalisis kualitas hasil penilaian serta standar peman- instrumen dengan mengacu pada faatan hasil penilaian. Pendidik dalam persyaratan instrumen serta menggu- melakukan penilaian harus selalu me- nakan acuan kriteria; pendidik menja- ngacu pada standar umum penilaian min pelaksanaan ulangan dan ujian prinsip standar umum berupa pemi- yang bebas dari kemungkinan terjadi lihan teknik penilaian disesuaikan de- tindak kecurangan; pendidik meme- ngan karakteristik mata pelajaran ser- riksa pekerjaan peserta didik dan ta jenis informasi yang ingin dipero- memberikan umpan balik dan komen- leh dari peserta didik. (Arifin, 2011: tar yang bersifat mendidik (Arifin, 54). 2011: 55). Standar perencanaan penilai- Guru dalam mengembangkan an oleh pendidik merupakan prinsip- rencana asesmen harus mengumpul- prinsip yang harus dipedomani bagi kan beberapa tipe rencana penilaian pendidik dalam melakukan perenca- yang dapat digunakan untuk men- demonstrasikan ketuntasan peserta mengalami kesulitan dalam pembua- didik dari hasil belajar yang diharap- tan rubrik dan membuat indikator kan. Rencana harus memuat kriteria yang cocok untuk dinilai. Sedangkan, untuk menilai pengetahuan, keteram- dalam melaksanakan asesmen banyak pilan, dan perilaku (Anonim, 2014: guru yang merasa kesulitan terutama 126). Menurut Sulaeman (2016:16) dalam waktu pelaksanaan penilaian peran guru dalam penilaian merupa- afektif yang kurang memadai kapan kan unsur penting sebagai penyusun harus dilakukan penilaian dan sulit instrumen, penganalisis, dan pelaku dalam menilai secara objektif dalam evaluasi serta sekaligus sebagai pelak- penilaian keterampilan. sananya. Oleh karena itu guru harus Guru menghadapi masalah menguasai banyak kompetensi yang dalam pencapaian standar penilaian, berkaitan dengan penilaian. yaitu: guru merasa kesulitan membuat Berdasarkan observasi awal, instrumen penilaian baik tes maupun guru IPA SMP se-Kecamatan Lang- non-tes, terutama dalam mengukur kapura Kotamadya Bandar Lampung ranah sikap; guru merasa kesulitan sebagian besar guru IPA berasal dari dalam mengisi format penilaian lulusan jurusan pendidikan IPA, dan terutama rekapitulasi nilai menjadi sudah mengetahui tentang asesmen. deskriptif; guru merasa kesulitan Namun, sebagian guru yang telah melakukan penilaian proses karena mengetahui asesmen tidak terlalu jumlah siswa yang banyak; guru paham mengenai perencanaan dan belum memahami penilaian otentik; pelaksanaan asesmen. Guru merasa guru merasa kesulitan dalam me- kesulitan dalam merencanakan dan nyusun rubrik yang sesuai dengan melaksanakan asesmen. Bahkan da- kompetensi dasar; guru merasa lam penyusunan perangkat asesmen kesulitan dalam mengolah hasil guru tidak menyusun sendiri perang- penilaian untuk mengetahui kemajuan kat asesmen dan beberapa guru dalam belajar siswa serta untuk mengetahui rencana perangkat pembelajarannya kesulitan belajar siswa; penilaian ada yang tidak terdapat instrumen proses belum sepenuhnya dipahami penilaian (asesmen) di dalamnya. Ke- oleh guru sebagai contoh pelaksanaan mudian sebagian guru dalam menyu- analisis jarang dilaksanakan (Mai- sun asesmen berdasarkan ketiga ra- syaroh, 2014: 216). nah (afektif, kognitif, dan psikomo- Penilaian yang dilakukan oleh torik) masih tidak memuat dari ketiga guru terkadang mengalami kesulitan ranah tersebut, dengan alasan ases- dalam merencanakan dan melaksana- men (penilaian) afektif yang menilai kannya. Hal ini sesuai dengan hasil hanya guru matapelajaran PPKn se- penelitian Retnawati, Hadi, dan dangkan guru IPA hanya menilai dari Nugraha (2016: 43) dalam merenca- dua ranah saja yaitu kognitif dan nakan asesmen guru tidak sepenuhnya psikomotorik. Ketiga ranah tersebut memahami penilaian dalam kuriku- turut menjadi salah satu faktor yang lum 2013. Mereka juga memiliki ke- menyebabkan guru kesulitan dalam sulitan dalam mengembangkan instru- merencanakan dan melaksanakan men penilaian sikap. Selain itu, krite- asesmen meskipun guru tersebut se- ria minimum kelulusan menyebab- bagian besar sudah mengetahui ten- kan guru mengalami kesulitan serta tang asesmen. Sebagian guru berpen- dalam melakukan penilaian otentik. dapat dalam merencanakan asesmen Alasannya adalah bahwa guru meng- alami kesulitan dalam merancang rub- kesulitan guru dalam mela-kukan rik untuk penilaian keterampilan, ada Validitas dan Reliabilitas butir soal, terlalu banyak pilihan kompetensi dan guru kurang melaksanakan validitas teknik penilaian. Berdasarkan hasil dan reliabilitas soal karena guru ku- penelitian Ningsih (2012: 9) me- rang memahami prosedur dalam me- ngenai kesulitan guru dalam meren- lakukan validitas dan reliabititas soal. canakan asesmen yaitu dalam hal Keefektifan soal yang dibuat oleh penyusunan instrumen penilaian hasil guru Pendidikan Kewarganegaraan belajar, guru mengalami hambatan diukur melalui banyaknya peserta dalam mengembangkan butir-butir didik yang menjawab soal dengan instrumen penilaian dan dalam me- benar. Ketiga, kesulitan guru dalam nelaah instrumen penilaian. Terma- menentukan nilai akhir dengan PAP suk hambatan dalam mengembangkan (Penilaian Acuan Patokan) dan PAN butir-butir instrumen penilaian adalah (Penilaian Acuan Norma). Serta didu- dalam menerapkan teknik penilaian kung pula oleh Retnawati, Hadi, dan dan dalam menentukan jenis peni- Nugraha (2016: 43) para guru juga laian. Kemudian hambatan yang di- memiliki kesulitan dalam menginte- alami oleh guru dalam melaksanakan grasikan nilai dari teknik penilaian asesmen berdasarkan hasil penelitian beberapa yang telah dilaksanakan dan Ningsih (2012: 9) yaitu Guru dalam belum ada aplikasi yang mungkin bisa hal mekanisme penilaian hasil belajar, dilaksanakan dengan mudah dalam guru PPKn mengalami hambatan menggambarkan hasil proses belajar dalam penilaian akhir pembelajaran peserta didik. (post test), yaitu ketersediaan Terdapat kesenjangan antara waktu yang digunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan ases- melakukan pe-nilaian yang dianggap men yang dilakukan oleh guru dengan kurang sehing-ga menyebabkan guru perencanaan dan pelaksanaan ases- menjadi terge-sa-gesa dalam men yang ideal yaitu asesmen yang melaksanakan ulangan dan peserta telah ditetapkan oleh Kementrian Pen- didik menjadi tidak maksimal dalam didikan dan Kebudayaan Republik In- mengerjakan soal. Guru juga donesia. Sehingga, penelitian ini ber- mengalami hambatan dalam tujuan untuk mengidentifikasi kesu- pembuatan keputusan hasil pe-nilaian, litan guru IPA SMP kelas VIII se- yaitu dalam pembuatan keputusan Kecamatan Langkapura Kotamadya hasil penilaian ulangan ha-rian, dalam Bandar Lampung tahun ajaran 2016/ penskoran, dalam mela-kukan 2017 dalam merencanakan dan me- remedial, dan dalam mela-kukan laksanakan asesmen. pengayaan. Menurut (Widiya- ningrum, 2015: 12) dalam melaksa- METODE nakan penilaian hasil belajar PPKn, guru SMP Negeri 2 Pringsewu Penelitian ini dilaksanakan pada mengalami kesulitan meliputi : perta- semester ganjil bulan Januari 2017 di ma, kesulitan guru dalam menyusun SMP se-Kecamatan Langkapura Ko- taksonomi bloom dalam sebuah soal, tamadya Bandar Lampung tahun aja- guru cenderung menggunakan jenjang ran 2016/2017. Populasi dalam pene- taksonomi pada ranah kognitif saja litian ini adalah seluruh guru IPA karena beranggapan bahwa kata ope- kelas VIII SMP se-Kecamatan Lang- rasional pada jenjang kognitif mudah untuk dipahami peserta didik. Kedua, kapura Kotamadya Bandar Lampung karakteristik dari suatu gejala, dan tahun ajaran 2016/2017. kejadian yang terjadi saat ini. Teknik pengambilan sampel yang Penelitian deskriptif memusatkan per- digunakan adalah sampling non hatian kepada masalah aktual dan probability dengan teknik sampel peneliti berusaha mendeskripsikan pe- jenuh (boring sampling), teknik ini ristiwa dan kejadian yang menjadi dilakukan bila semua anggota pusat perhatian tanpa memberikan populasi digunakan sebagai sampel. perlakuan khusus terhadap peristiwa Hal ini sering dilakukan bila jumlah tersebut. populasi relatif kecil, kurang dari 30 Penelitian ini menggunakan orang atau penelitian yang dilakukan pendekatan kualitatif. Data kualitatif untuk membuat suatu generalisasi merupakan data yang tidak dalam (Sugiyono, 2016: 124-125). Menurut bentuk angka. Sebagai sebuah kegi- Noor (2013: 156) boring sample atan penelitian ilmiah, maka data kua- adalah sampel yang mewakili jumlah litatif akan lebih baik bersumber dari popu-lasi, dilakukan apabila populasi orang-orang yang memang memiliki di-anggap sangat kecil. Menurut kapabilitas terkait data, atau dari lem- Sangadji dan Sopiah (2010: 189) baga-lembaga yang langsung terkait sampel jenuh adalah teknik penentuan dengan kegiatan penelitian. (Firdaus, sampel bila semua anggota populasi 2012: 27). Menurut Hikmat (2011, : diguna-kan sebagai sampel. Hal ini 37) penelitian yang bersifat kualitatif sering dilakukan bila jumlah populasi yaitu suatu pendekatan penelitian relatif kecil, kurang dari 30 orang. yang menghasilkan data deskriptif be- Sehingga sampel yang digunakan rupa data tertulis atau lisan dari dalam peneli-tian ini adalah seluruh orang-orang dan pelaku yang diamati, guru IPA yang mengajar kelas VIII di dalam penelitian ini yang dimaksud SMP se-Kecamatan Langkapura Ko- adalah Guru IPA kelas VIII SMP se- tamadya Bandar Lampung tahun Kecamatan Langkapura Kotamadya ajaran 2016/ 2017 dengan rincian 3 Bandar Lampung tahun ajaran 2016/ guru SMP Negeri 7 Bandar Lampung, 2017. 2 guru SMP IT Fitrah Insani Bandar Jenis data terdiri atas data Lampung, dan 1 guru SMP IT Ar- primer dan sekunder. Data primer di- Raihan Bandar Lampung. peroleh dari hasil penyebaran angket Desain penelitian yang digunakan dan informasi yang didapat dari wa- pada penelitian ini adalah desain wancara tanggapan guru IPA SMP deskriptif. Desain deskriptif merupa- kelas VIII mengenai perencanaan dan kan rancangan yang digunakan untuk pelaksanaan asesmen. Data sekunder menjawab pertanyaan evaluasi atas diperoleh dari data latar belakang dasar informasi atau data yang secara pendidikan guru. Indikator angket dan sistematis diambil oleh para evalua- wawancara tanggapan guru yang di- tor. Desain deskriptif ini bertujuan identifikasi dalam merencanakan mencari dan menganalisis informasi asesmen yaitu menetapkan tujuan untuk menentukan gambaran keterca- asesmen, menyusun instrumen, me- paian tujuan program atau pembela- nyusun kisi-kisi, menulis soal berda- jaran yang dievaluasi (Sukardi, 2014: sarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan 157). Menurut Noor (2013: 111). soal, menentukan kriteria mutu soal, Desain penelitian deskriptif ini bertu- serta menyusun pedoman penskoran. juan untuk mendeskripsikan sifat atau Sedangkan indikator angket dan wa- wancara tanggapan guru yang diiden- dapat di Kecamatan Langkapura Ko- tifikasi dalam melaksanakan asesmen tamadya Bandar Lampung tahun yaitu pelaksanaan asesmen ranah ajaran 2016/2017. Hasil tersebut di- afektif, psikomotorik, dan kognitif. tabulasikan dalam beberapa tabel Data latar belakang pendidikan guru sebagai berikut: dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kese- suaian antara bidang ilmu yang ditem- Tabel 1. Hasil Analisis Angket Tertutup Me- puh dengan bidang tugas dan jenjang rencanakan Asesmen Pertanyaan Pertanyaan pendidikan. Latar belakang pendidi- Indi- Negatif Positif No kan guru termuat nama, NIP, Pangkat/ kator Sd Kri Sd Kri golongan, mulai mengajar, status gu- 56,67 80 ru, pendidikan terakhir, pengalaman 1 MT C S 7,45 10,69 mengajar, pelatihan pembelajaran yang pernah diikuti, dan sertifikasi 42,60 55,56 2 MI C K 0,22 1,52 guru (Firdaus, 2012: 27). Teknik pengambilan data dalam 3 MK 66,67 R 73,33 S penelitian ini dengan triangulasi ins- 2,11 13,80 trumen, yaitu suatu pendekatan riset 60 73,33 4 MS C S 13,74 15,74 yang memakai suatu kombinasi lebih 40 47,33 dari satu strategi dalam satu penelitian 5 KS T K 20 22,57 untuk menjaring data/informasi (Wi- 63,33 70 6 PP R S rawan, 2012: 156), dalam penelitian 17,95 17,73 ini menggunakan angket, wawancara 54,88 66,60 Sd C S tanggapan guru, dan latar belakang 10,10 11,36 pendidikan guru. Teknik analisis data Keterangan: = Persentase rata-rata, Sd= angket menggunakan persentase, wa- standar deviasi, Kri= kriteria wancara dianalisis dengan cara des- MT= mene-tapkan tujuan kriptif menggunakan teknik penco- asesmen, MI= menyusun instrumen, MK= menyusun cokan (crosscheck), Latar belakang kisi-kisi, MS= menulis soal pendidikan guru dianalisis secara des- berdasarkan kisi-kisi dan kriptif yang termuat tentang peng- kaidah penulisan soal, KS= alman mengajar, latar belakang lulu- menentukan kriteria mu-tu san, dan pengembangan profesi yang soal, PP= menyusun pedo- man penskoran, C= cukup, R= pernah diikuti. rendah, T= tinggi, S= sering, dan K= kadang-kadang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Kesulitan guru da- lam merencanakan asesmen melalui Hasil Penelitian pertanyaan negatif memiliki kriteria cukup. Sedangkan hasil yang dida- Hasil penelitian berupa per- patkan dari pertanyaan positif yaitu sentase dan kriteria dari angket tertu- memiliki kriteria sering. Namun, jika tup dan terbuka guru dalam merenca- dilihat berdasarkan indikator meren- nakan dan melaksanakan asesmen. canakan asesmen persentase kesuli- Hasil tersebut bertujuan untuk meng- tan guru tertinggi terdapat pada identifikasi kesulitan guru IPA kelas indikator menentukan kriteria mutu VIII dalam merencanakan dan melak- soal. Guru dalam melakukan peren- sanakan asesmen di SMP yang ter- canaan terkait indikator menentukan kriteria mutu soal memiliki kriteria kadang-kadang. Sedangkan persen- tase kesulitan guru terendah terdapat Tabel 3. Hasil Analisis Angket Tertutup pada indikator menyusun pedoman Melaksanakan Asesmen penskoran. Guru dalam melakukan Pertanyaan Pertanyaan Indi- Positif Negatif perencanaan terkait indikator menyu- No kator sun pedoman penskoran memiliki Sd Kri Sd Kri kriteria sering. 63,33 46,67 1 PAK S C 1,05 7,45 Tabel 2. . Hasil Analisis Angket Terbuka 32,22 41,11 Kesulitan Guru dalam 2 PAA K T 0,15 Meren-canakan Asesmen 10,48 36,67 No Indikator Sd Kri 56,67 3 PAP K T 66,67 1,05 1 MT Cukup 11,05 21,82 Sd 53,70 38,52 33,33 K T 2 MI Tinggi 9,31 6,04 21,82 16,67 Keterangan: = Persentase rata-rata, Sd= 3 MK Tinggi 34,50 standar deviasi. PAK= pelaksa- 27,08 4 MS Tinggi naan asesmen ranah kognitif, 22,83 PAA= pelaksanaan asesmen 33,33 5 KS Tinggi ranah afektif , PAP= pelaksa- 34,50 naan asesmen psikomotorik, 6 PP 75 35,35 Rendah C= cukup, R= rendah, T= 42,01 tinggi, S= sering, dan K= Sd Cukup 21,26 kadang-kadang, Kri= kriteria. Keterangan: = Persentase rata-rata, Sd= standar deviasi. MT= menetap- Tabel 3. kesulitan guru dalam kan tujuan asesmen, MI= melaksanakan asesmen pernyataan menyusun instrumen, MK= negatif memiliki kriteria tinggi. Na- menyusun kisi-kisi, MS= mun, pada pertanyaan positif dalam menulis soal berdasarkan kisi- kisi dan kaidah penulisan soal, melakukan pelaksanaan asesmen me- KS= menentukan kriteria mutu miliki kriteria kadang-kadang. Se- soal, PP= menyusun pedoman dangkan, jika dilihat berdasarkan in- penskoran, dan Kri= kriteria dikator melaksanakan asesmen per- sentase rata-rata kesulitan guru ter- Tabel 2. Mengenai hasil anali- tinggi terdapat pada indikator pelak- sis angket terbuka kesulitan guru IPA sanaan asesmen ranah afektif dengan kelas VIII SMP se-Kecamatan Lang- kriteria tinggi. Guru dalam melakukan kapura Kotamadya Bandar Lampung pelaksanaan asesmen terkait indikator tahun ajaran 2016/2017 dalam meren- pelaksanaan asesmen ranah afektif canakan asesmen terdapat pada krite- memiliki kriteria kadang-kadang. Ke- ria cukup. Namun, jika dilihat berda- mudian persentase rata-rata terendah sarkan indikator merencanakan ases- kesulitan guru dalam melaksanakan men persentase kesulitan guru terting- asesmen terdapat pada indikator pe- gi terdapat pada indikator menyusun laksanaan asesmen ranah kognitif kisi-kisi. Sedangkan kesulitan guru dengan kriteria cukup, guru dalam dalam merencanakan asesmen tergo- melakukan pelaksanaan terkait indi- long rendah yaitu pada indikator kator pelaksanaan asesmen ranah menyusun pedoman penskoran. kognitif memiliki kriteria sering. lami guru yaitu beberapa guru tidak pernah melakukan uji kriteria mutu Pembahasan soal dan kekurangan waktu untuk me- netapkan kriteria mutu soal sehingga Guru dalam merencanakan guru menggunakan aplikasi ketika asesmen berdasarkan hasil Tabel 1, menetapkan kriteria mutu soal, hal ini analisis angket tertutup, guru menga- membuat guru yang menggunakan ap- lami kesulitan yang tinggi dalam likasi tersebut tidak tahu bagaimana menetapkan kriteria mutu soal. Guru cara manual untuk menetapkan kri- dalam menentukan kriteria mutu soal teria mutu soal. terdapat uji validitas, reliabilitas, ting- Guru masih mengalami cukup kat kesukaran, proporsi jawaban, dan kesulitan dalam menetapkan tujuan daya beda. Berikut contoh jawaban asesmen meskipun guru tersebut se- guru yang mengalami kesulitan dalam ring menetapkan tujuan dan telah menentukan kriteria mutu soal mengetahui bahwa menetapkan tujuan asesmen ditentukan dari KD yang telah diberikan. Berikut contoh jawa- ban guru yang mengalami kesulitan dalam menetapkan tujuan asesmen.
Contoh jawaban guru di atas
merupakan rangkuman hasil analisis validitas butir soal IPA kelas VIII yang sudah terdapat kriteria valid dan tidak valid serta sudah ditentukan Contoh jawaban di atas guru nomor soal dan persentasenya. Na- mengalami kesulitan yang tergolong mun, berdasarkan hasil tersebut guru kriteria cukup dengan skor 1 karena masih mengalami kesulitan yang tujuan asesmen yang dibuat oleh guru tergolong kriteria tinggi, dengan skor kurang sesuai. Guru masih mengga- 0 dalam menetapkan kriteria mutu bungkan semua tujuan yang seharus- soal, hal ini terlihat dari guru yang nya dipisah menjadi beberapa tujuan menjawab tidak tahu. Seharusnya namun guru masih menggabungkan guru hanya melihat saja ada berapa menjadi satu tujuan secara utuh se- soal yang masuk ke dalam kriteria perti KD. Hal ini didukung oleh hasil valid dan tidak valid. Soal tersebut wawancara guru yaitu kesulitan yang dikatakan baik atau valid karena dialami guru dalam menentukan indi- persentase valid 52% > 48% soal kator yang sesuai untuk asesmen ra- tidak valid. nah afektif dan psikomotorik serta Hal ini didukung dari hasil menentukan tujuan asesmen yang wawancara yaitu kesulitan yang dia- sesuai dengan kompetensi dasar (KD). Hal ini sejalan dengan Susilana Guru masih mengalami kesu- dan Riyana (2009: 32-33) dalam peru- litan dalam kriteria yang tinggi pada musan tujuan harus memiliki ketentu- indikator menyusun kisi-kisi soal, an berupa learner oriented, opera- berikut contoh jawaban guru. tional, formula ABCD (Audience, Beha-viour, Conditioning, Degree). Guru dalam merencankaan asesmen berdasarkan hasil Tabel 2, mengenai analisis angket terbuka kesulitan guru dalam merencanakan asesmen, guru mengalami kesulitan dalam kriteria rendah pada indikator menyusun pedoman penskoran. Beri- kut contoh jawaban guru dalam men- jawab peranyaan yang diberikan.
Contoh jawab di atas guru
masih mengalami kesulitan dalam menyusun kisi-kisi yang tergolong tinggi dengan skor 0. Bahkan kisi-kisi soal yang telah dibuat oleh guru hampir sama dengan sub bab materi yang akan diujikan. Guru sering menyusun kisi-kisi soal, namun ku- rang sesuai dengan pedoman peni- laian yang telah ditetapkan oleh Ke- mendikbud 2015. Hal ini didukung oleh hasil wawancara mengenai kesu- Contoh jawaban diatas guru litan yang dihadapi oleh guru yaitu sudah dapat menyusun pedoman guru kesulitan membuat soal yang penskoran yang telah diberikan deng- sesuai dengan indikator. Bahkan an baik dengan memperoleh skor 2, bukan hanya pada ranah kognitif saja, selain itu dikarenakan guru sering guru kesulitan menyusun kisi-kisi menyusun pedoman penskoran yaitu asesmen pada ranah afektif dan psi- terdapat interval skor setiap jawaban komotorik. Hal ini sesuai dengan yang telah dijawab siswa. Hal terse- Kemendikbud (2015: 17) kisi-kisi but didukung oleh latar belakang pen- yang baik yaitu kisi-kisi yang memuat didikan guru yang berasal dari lulusan kriteria soal yang meliputi antara lain pendidikan biologi dengan jenjang KD yang akan diukur, materi, indi- S1, pengalaman mengajar, dan pelati- kator soal, bentuk soal, dan jumlah han pembelajaran yang diikuti oleh soal. guru. Hal ini sesuai dengan Kemen- Guru dalam melaksanakan dikbud (2015: 17) pedoman penskor- asesmen berdasarkan hasil Tabel 3, an untuk soal pilihan ganda, isian, mengenai analisis angket tertutup ke- menjodohkan, dan jawaban singkat sulitan guru dalam melaksanakan disediakan kunci jawaban. Namun, asesmen guru IPA kelas VIII pada untuk soal uraian disediakan kunci/ indikator pelaksanaan asesmen ranah model jawaban dan rubrik. afektif tergolong kriteria tinggi, guru dalam melakukan pelaksanaan terkait Retnawati, Hadi, dan Nugraha (2016: indikator pelaksanaan asesmen ranah 43) bahwa guru mengalami kesulitan afektif tergolong kriteria kadang- dalam merancang rubrik untuk peni- kadang. Hasil ini didukung oleh data laian (asesmen) ranah keterampilan wawancara yaitu kesulitan yang dia- (psikomotorik). Hal ini diperkuat dari lami oleh guru IPA kelas VIII dalam hasil penelitian Lumadi (2013: 211- melaksanakan perencanaan asesmen 221) bahwasanya guru kekurangan ranah afektif yaitu guru membu- waktu dalam melakukan pelaksanaan tuhkan waktu yang lama dalam pe- penilaian ranah psikomotorik teruta- laksanaanya, dalam penilaian obser- ma dalam bentuk penilaian praktik. vasi guru tidak bisa menilai per- Kesulitan pada indikator pe- orangan siswa karena terlalu banyak laksanakan asesmen ranah kognitif rombel kelas sehingga guru menilai tergolong dalam kriteria cukup. Hasil siswa yang dominan saja yaitu siswa ini didukung oleh data wawancara yang sangat pintar atau siswa yang yaitu kesulitan yang dialami guru sangat kurang saja. Kemudian pada pada penilaian penugasan dan porto- penilaian diri dan teman sebaya guru folio yaitu waktu pengerjaan tugas kesulitan dalam menilainya karena dan portofolio siswa tidak maksimal, siswa terkadang tidak jujur dan tidak siswa susah untuk mengumpulkannya objektif dalam mengisi penilaian bahkan terkadang terlambat, kemudi- tersebut dan terkadang penilaian diri an hilangnya berkas portofolio se- dan teman sebaya tidak dilaksanakan hingga nilai siswa kurang. Kemudian karena terlalu banyak pendapat siswa. pada penilian tes lisan kesulitan yang Hal ini didukung oleh Retnawati, dialami oleh guru siswa terkadang Hadi, dan Nugraha (2016: 43) dalam kurang percaya diri saat dilakukan tes pelaksanaan penilaian sikap guru lisan dibandingkan dengan tes tertulis. kesulitan dalam mengembangkan ins- Hal ini didukung oleh Ningsih (2012: trumen penilaian sikap. 9) kesulitan yang dialami guru dise- Kesulitan pada indikator pe- babkan karena ketersedian waktu laksanaan asesmen ranah psikomo- yang digunakan untuk melakukan pe- torik tergolong dalam kriteria tinggi, nilaian dianggap kurang, sehingga guru dalam melakukan pelaksanaan menyebabkan guru menjadi tergesa- terkait indikator pelaksanaan gesa dalam melaksanakan ulangan asesmen ranah psikomotorik dan peserta didik menjadi tidak mak- termasuk kriteria kadang-kadang. simal dalam mengerjakan soal. Guru Hasil ini didukung oleh data juga mengalami hambatan dalam pe- wawancara yaitu kesulitan yang laksanaan asesmen terkait penskoran dialami oleh guru adalah minat siswa dan pengayaan. yang tidak mau mengerjakan/ melakukan proyek dan kinerja. Saat SIMPULAN penilaian proyek kesulitannya berupa sulit untuk menilai secara objektif. Berdasarkan hasil analisis data Selain itu kesulitan yang dialami guru dan pembahasan, maka dapat di- yaitu ketika alat dan bahan praktikum simpulkan bahwa Kesulitan Guru IPA tidak lengkap atau siswa tidak SMP kelas VIII se-Kecamatan Lang- membawa alat atau bahan sehingga kapura Kotamadya Bandar Lampung menghambat penilaian kinerja. Kemu- tahun ajaran 2016/2017 dalam meren- dian hal ini juga didukung oleh canakan asesmen tergolong kriteria cukup mengalami kesulitan pada Social Science, 34(3): 211- indikator menetapkan tujuan asesmen, 221. University of South menyusun instrumen, menyusun kisi- Africa. South Africa. 11 hlm. kisi soal, menulis soal berdasarkan Maisyaroh, 2014. Masalah Guru kisi-kisi dan kaidah penulisan soal, dalam Implementasi Kuriku- menentukan kriteria mutu soal, serta lum 2013 dan Kerangka menyusun pedoman penskoran. Kesu- Model Supervisi Pengajaran. litan yang dialami oleh guru IPA SMP Manajemen Pendidikan Jur- kelas VIII SMP se-Kecamatan Lang- nal: Vol 24 (1). 213-220. kapura Kotamadya Bandar Lampung Universitas Negeri Malang. tahun ajaran 2016/2017 dalam melak- Malang. 8 hlm. sanakan asesmen tergolong kriteria tinggi pada indikator pelaksanaan Ningsih, N. 2012. Hambatan Guru asesmen ranah afektif, psikomotorik, Pendidikan Kewarganegara- dan kognitif. an dalam Pelaksanaan Eva- luasi Pembelajaran di SMAN DAFTAR RUJUKAN 1 Sanden. Jurnal Citizenship: Vol 1 (2). 1-10. Universitas Anonim. 2014. Pendidikan dan Ahmad Dahlan. Yogyakarta. Latihan Profesi Guru Panitia 10 hlm Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 144. Malang: Noor, J. 2013. Metode Penelitian. Universitas Muhammadiyah Jakarta: Kencana Prenada Malang. 432 hlm Media Group. 290 hlm.
Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajar- Retnawati, H., S. Hadi., dan A.C.
an. Bandung: Remaja Rosda Nugraha. 2016. Vocational Karya. 312 hlm. High School Teachers Diffi- culties in Implementing the Firdaus, A. 2012. Metodologi Peneli- Assessment in Curriculum tian. Tanggerang: Jelajah Nu- 2013 in Yogyakarta Province sa. 164 hlm. of Indonesia. International Journal of Instruction Vol 9 Hikmat, M.M. 2011. Metode Peneli- (1): 33-48.Yogyakarta State tian dalam Perspektif Ilmu University. Indonesia. 16 Komunikasi dan Sastra. hlm. Yogyakarta: Graha Ilmu.168 hlm. Sangadji, E. M. dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pen- Kemendikbud. 2015. Panduan Peni- dekatan Praktis dalam Pene- laian untuk Sekolah Meneng- litian. Yogyakarta: Andi Off- ah Pertama (SMP). Jakarta : set. 306 hlm. Kemedikbud.74 hlm. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Lumadi, M.W. (2013). Challenges Pendidikan. Bandung: Alfa- Besetting Teachers in Class- beta. 458 hlm. room Assessment: an Explor- atory Perspective. Journal of Sukardi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi Aksara. 267
Sulaeman, A. A. 2016. Pengembang-
an Instrumen Penilaian Pem- belajaran. Jakarta: Direk- torat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Ke- menterian Pendidikan dan Kebudayaan. 199 hlm.
Susilana, R. dan C. Riyana. 2009.
Media Pembelajaran. Ban- dung: Wacana Prima. 234 hlm.
Uno, H. B. dan S. Koni. 2014. Asses-
ment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 236 hlm.
Wirawan. 2012. Evaluasi Teori, Mo-
del, Standar, Aplikasi, dan Profesi. PT. Jakarta: Raja- grafindo Persada. 355 hlm.
Widiyaningrum, N. 2015. Kesulitan
Guru dalam Melaksanakan Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegara- an di SMP Negeri 2 Gading- rejo Kabupaten Pringsewu. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. 92 hlm.