ASTIGMATISM

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Nurmi, SKM, M.Kes

PUSKESMAS
Nip:197207051992032008
BONTOTIRO

Pengertian Keadaan dimana sinar sejajar tidak dibiaskan secara seimbang pada
seluruh meridian.
Dasar hukum 1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Kesehatan
Tujuan 1. Dokter mampu mendiagnosis astigmatism
2. Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu mencegah
terjadinya komplikasi.
Kebijakan Disahkan sebagai tindakan pelayanan yang disesuaikan indikasi pasien
yang dirawat sesuai dengan tingkat kebutuhan.
Referensi Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
Prosedur kerja 1. Anamnesis
Pasien datang datang dengan keluhan penglihatan kabur. Pasien
memicingkan mata untuk dapata meliahat jelas. Keluhan disertai hanya
dapat membaca dengan jarak lebih dekat.
2. Pemeriksaan fisk
Pemeriksaan fisik oftalmologis
a. Penderita duduk menghadap kartu snellen pada jarak 6 meter.
b. Pada mata dipasang bingkai percobaan. Satu mata ditutup, biasanya
mata kir ditutup terlebih dahuluuntuk memeriksa mata kanan.
c. Penderita diminta membaca kartu snellenmulai huruf terbesardan
diteruskan pada baris bawahnya sampai pada huruf terkecil yang
masih dapat dibaca. Lensa posiif 0,5D ditambah pada mata yang
diperiksa.
d. Pasien diminta melihat gambar kipas dengan snellen chart
danmenyebutkan garis yang palig jelas
e. Pasangkan lensa silinder -0,5D dengan aksis tegak lurus terhadap
garis yang paling jelas.
f. Perlahan-lahan lensa silinder dinaikkan kekuatan dioptrinya
samapaisemua gars terlihat sama jelas
g. Pasien kembali diminta melihat snellen chart, bila visus belum
6/6lensa fogging dicabut.
h. Mata yang lain dikerjakan dengan cara yang sama.
3. Penegakan diagnosis
Diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik oftalmologi
4. Penatalaksanaan
Penggunaan kacamata lensa silindris dengan koreksi yang sesuai
5. Melakukan pendokumentasian
Unit terkait Poli umum