You are on page 1of 10
ms SURAT EDARAN NOMOR : SE.4 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN PELAKSANA HARIAN DAN PENGANGKATAN PNS SEBAGAI PELAKSANA TUGAS PEJABAT STRUKTURAL DILINGKUNGAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN JAKARTA, 19 AGIUSTUS 2002 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA SURAT EDARAN NOMOR: se. 4 Tobin 2002 TENTANG MENTERI PERHUBUNGAN, {. PENDAHULUAN 1, (CWoMPARINAG-Nst.aneL per Umum Dalam rangka tetap menjamin kelancaran Pelaksanaan tugas-tugas organisasi maka untuk tertib_ administrasi. dan kepentingan dinas, i lengeluarkan Tata Cara Penunjukan Pelaksana Harian dan pengangkatan PNS sebagai Pelaksana Tugas Pejabat Struktural di Lingkungan Departemen Perhubungan, Dasar % Undang-undang Nomor 8 ‘Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Nogam Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3890); b. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002; ©. Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K.28-20/V24,25/89 tanggal 10 Desember 2004 Perihal tata Cara Tetap Pengangkatan PNS sebagai Pelaksana Tugas; d. Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 26.3V.5-10/99 tanggal 18 Januari 2002'perihal Pengengkatan Pejabat Pelaksana Harian, m. 3. Tujuan Surat Edaran ini merupakan pedoman. bagi Pejabat yang berwenang dalam menetapkan Pelaksana Harian dan Pengangkatan PNS sebagai Pelaksana Tugas Pejabat Struktural di lingkungan Departemen Pethubungan, DEFINISI 1. Pelaksana Harian adalah pejabat Yang ditunjuk untuk metaksanakan tugas, karena pejabat definitif yang bersangkutan berhalangan Sementara, misainya melakukan kunjungan ke daerah atau luar Negeri, mengikuti pendidikan dan Pelatihan/kursus, cuti menunaikan ‘badah haji, dirawat karena sakit atau alasan lain yang serupa, 2. Pelaksana Tugas adalah pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas, Karena pejabat defini yang bersangkutan berhalangan tetap sehingga menyebabkan kekosongan dalam jabatan tersebut, misalnya dipromosikan, meninggal dunia, atau pensiun, TATA CARA PENUNJUKAN PELAKSANA HARIAN PEJABAT STRUIKTURAL 1. Penunjukan Pelaksana Harian dilakukan, jika Seorang Pejabat struktural bethalangan molaksanakan tugasnya untuk wakts sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari; ‘phabila terdapat pejabat yang tidak dapat melaksanakan tuges sekureng- Gurangnya 7 (tuiuh) har, antara lain karena secang melakuken kunjungan ke Gaerah atau iuar negeri, mengikut pendialien aon pelatihan/kursus, Serup a. fan badan hall, drawat di rumah sai, cuti atau Slasanion yang haus mereka atasan dari pejabat yang tidak dapat molaksoreke tugas harus menunjuk pejabat lain di lingkungannya sebagai Pelaksana Harlan (PLH) dengan ketentuan apabila yang berhalangan ter otun adalah : @. Pejabat Eselon |, maka Menteri Perhubungan Menunjuk seorang pejabat Eselon | lainnya atau seorang pejabat eselon Il ef lingkungan pejabat yang berhalangan; b. Pelabat Eselon Il, maka pejabat eselon ' yang membawahi pejabat yang Perhalangan tersebut menunjuk seorang.peyabet eselon Il lainnya di lingkungannya atau seorang pejabat eselon Ill ai lingkungan pejabat yang berhalangan tersebut: ©. Pejabat Eselon Ill, maka pejabat eselon Il yang membawahi pejabat yang berhalangan tersebut menunjuke seorang pejabat.eselon ill lain. di ‘CMOMRAREAG NeeB EVLA 2 lingkungannya atau seorang pejabat eselon IV di lingkungan pejabat yang berhalangan tersebut; | d. Pejabat Eselon IV, maka pejabat eselon Ill yang membawahi pejabat yang berhalangan tersebut menunjuk seorang pejabat eselon IV lain di lingkungannya atau seorang staf yang dianggap cakap dan mampu di lingkungan pejabat yang berhalangan tersebut; 2. Penunjukan Pelaksana Harian jika seorang Pejabat Struktural berhalengan melaksanakan tugasnya untuk waktu kurang dari 7 (tujuh) hari. Apabila dipandang perlu dan mengingat tugas pejabat yang: berhalangan bersifat strategis, maka pejabat yang berhalangan atau pejabat struktural definitif tersebut menunjuk pejabat lain setingkat lebih rendah dibawahnya sebagai pelaksana harian dengan ketentuan apabila yang berhalangan tersebut adalah : a, Pejabat Eselon |, maka pejabat struktural definitif yang berhalangan menunjuk pejabat eseton Il di lingkungan pejabat yang bersangkutan; b. Pejabat Eselon ll, maka pejabat struktural defini yang berhalangan menunjuk seorang pejabat eselon iil di-lingkungan pejabat yang bersangkutan; ©. Pejabat Eselon Ill, maka pejabat struktural definitif yang berhalangan menunjuk seorang pejabat eselon IV di lingkungan pejabat yang bersangkutan; d. Pejabat Eselon IV, maka pejabat struktural definitif yang berhalangan menunjuk seorang staf yang dianggap cakap dan mampu di lingkungan pejabat yang bersangkutan. 3. Penunjukan sebagai Pelaksana Harian cibuat dengan Surat Perintah yang memuat : a. Dalam Surat Perintah harus disebutkan tugas-tugas yang dapat dilakukan selama Pejabat definitif tersebut berhalangan sementara. b. Pejabat Pelaksana Harian tidak memiliki kewenangan untuk mengambil atau menetapkan keputusan yang. mengikat seperti pembuatan DP.3, Penetapan surat keputusan penjatuhan hukuman disiplin dan sebagainya. c. Pengangkatan sebagai Pelaksana Harian tidak boleh menyebabkan yang bersangkutan dibebaskan dari jabatan definitifnya dan yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas dalam jabatan definitifnya. d, Pejabat yang ditunjuk sebagai Pelaksana Harian tidak membawa dampak terhadap kepegawaian dan tidak diberikan tunjangan jabatan dalam kedudukannya sebagai Pelaksana Harian. ‘COMBA AG:KSE-NGRMLELPLT 4. Dalam hal yang berhalangan sementara adalah Pimpinan Instansi, maka pimpinan instansi tersebut menunjuk seorang pejabat yang setingkat lebih Tendah dari jabatan yang bersangkutan sebagai pelaksana narian. $V. TATA CARA PENGANGKATAN PNS SEBAGAI PELAKSANA TUGAS 1. Apabila terdapat pejabat struktural dalam keadaan tertentu secara tiba-tiba berhalangan tetap dan belum ditunjuk pejabat definitif sebagai penggantinya, maka pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk mengeluarkan surat perintah pengangkatan PNS sebagai Pelaksana Tugas dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pengangkatan sebagai Pelaksana Tugas tidak perlu ditetapkan dengan surat keputusan pengangkatan jabatan, metainkan cukup dengan surat perintah dari. pejabat pembina kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk, karena yang bersangkutan masih melaksanakan tugas jabatannya yang definitif; b. PNS yang diangkat sebagai Pelaksana Tugas tidak perlu dilantik dan diambil sumpah; c. Pelaksana Tugas bukan jabatan definitif, oleh karenanya PNS yang diangkat sebagai pelaksana Tugas tidak diberikan tunjangan jabatan struktural, sehingga dalam surat perintah tidak perlu dicantumkan besarnya tunjangan jabatan; d. Pengangkatan sebagai Pelaksana Tugas tidak boleh menyebabkan yang bersangkutan dibebaskan dari jabatan definitiinya, dan tunjangan tetap dibayar sesuai dengan jabatan definitifnya; @pss atau pejabat yang menduduki jatatan struktural hanya dapat dlangket sebagal pelatsana tugas dalam jabatan steal yang eselonnya sama atau setingkat lebih tinggi di lingkungan kerjanya; | f. PNS yang tidak menduduki jabatan struktural hanya dapat diangkat | sebagai pelaksana tugas dalam jabatan struktural eselon IV; g. PNS yang diangkat sebagai Pelaksana Tugas tidak memiliki kewenangan untuk mengambii atau menetapkan keputusan yang mengikat seperti pembuatan DP-3, penetapan surat keputusan, penjatuhan hukuman dan sebagainya. “ 2. Penunjukan pejabat sebagai Pelaksana Tugas dilakukan dengan ketentuan apabila jabatan yang kosong tersebut adalah : a. Pejabat Eselon |, Menteri Perhubungan menunjuk seorang pejabat eselon Il di lingkungannya; Cclomsanoo-nesp-ssbeuter b, Pejabat Eselon il, Pejabat Eselon | menunjuk pejabat struktural Eselon II lain di lingkungannya; uni ©. Pejabat Eselon Ill, pejabat Eselon I menunjuk pejabat struktural selon IV lain di lingkungannya; d. Pejabat Eselon IV, Pejabat Eselon Ill menunjuk staf yang dianggap cakap dan mampu di lingkungannya; Vv. PENUTUP 1. Agar surat edaran ini dipahami oleh seluruh pejabat struktural di lingkungan Departemen Perhubungan, diharap para pejabat esclon | segera mendistribusikan dan mensosialisasikan kepada para pejabat struktural di lingkungan kewenangan masing-masing; 2. Dengan dikeluarkannya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 1/KP.303/Phb-97 tanggal 6 Januari 1997 tentang Tata Cara, Penunjukan Pelaksana Harian di lingkungan Departemen Perhubungan dan SE 14/KP.003/Phb-98 tentang Tata Cara Penunjukan Pelaksana Tugas di lingkungan Departemen Perhubungan dinyatakan tidak berlaku. Ditetapkan di Pada tanggal JAKARTA, MENTERI PERHUBUNGAN tid AGUM GUMELAR, M.Sc, Salinan sesuai dengan aslinya I SH. 120105102 ckonsanoncsKseseeeL.eLT Contoh Dasar Kepada Untuk LAMPIRAN SURAT EDARAN MENTERI PERHUBUNGAN, NOMOR =: sE.4 Ta HUN 2002 TANGGAL : 19 Agustus 2002 SURAT PERINTAH SEBAGAI PELAKSANA HARIAN Nomor : 1. Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K.26-3/V-10/99 tanggal 18 Januari 2002. perihal Penunjukan Pejatat Pelaksana Harian; 2. Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor ... tentang Tata Cara Penunjukan Pelaksana Harian Pejabat Struktural di lingkungan Departemen Perhubungan; DIPERINTAHKAN : Nama NIP PangkatiGol : Jabatan 1. Selama ..... (diisi nama jabatan yang berhalangan) sedang melaksanakan ..... (diisi alasan mengapa tidak dapat melaksanakan tugasnya, misal dinas ke daeran) bertindak sebagai Pelaksana Harian .. (diisi_ nama jabatan dari pejabat yang berhalangan), mulai tanggal .... sampai dengan tanggal......... 2. Sebagai Pelaksana Harlan . .. (diisi nama jabatan yang berhalangan) diberi kewenangan untuk .... (misal melaksanakan tugas-tugas nitin) selama pejabat struktural definitif tersebut (misal dinas ke daerah). 3. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pelaksana Harian tidak memiliki _kewenangan untuk mengambil atau menetapkan keputusan-keputusan yang mengikat seperti pembuatan DP-3, Penetapan surat Keputusan, penjatuhan hukuman disiplin atau keputusan yang berupa kebijakan strategis (atau dapat disesuaikan dengan kodisi Unit Kerja yang bersangkutan). oxcnanneesneeaunty 6 4, Surat Perintah sebagai Pelaksana Harian ini berlaku mulai tanggal sampai dengan tanggal’... 5, Surat Perintah sebagai pelaksana Harlan ini agar dilaksanakan dengan penuh rasa tanggang jawab. Ditetapkan di Pada tanggal JAKARTA (Nama Jabatan yang menunjuk pelaksana harian) ( ) NIP. Tembusan : 4. (sebutkan nama jabatan yang dipandang perlu untuk diberi tembusan) 2 Idem; - 3. Idem, dst 4. — (sebutkan nama jabatan dari pengelola kepegawaian di unit kerja masing- masing) MENTERI PERHUBUNGAN ttd. AGUM GUMELAR, M.Sc. Salinan sesuai dengan aslinya Contoh Dasar Kepada Untuk LAMPIRAN SURAT EDARAN MENTERI PERHUBUNGAN, NOMOR : sE.q taiun 2002 TANGGAL 1 Agustus 2002 SURAT PERINTAH SEBAGAI PELAKSANA TUGAS. Nomor : 1. Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K.26-20NV-24- 25/99 tanggal 10 Desember 2001, perihal Tata Cara Pengangkatan PNS sebagai Pelaksana Tugas; 2. Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor ... tentang Tata Cara Pengangkatan sebagai Pelaksana Tugas di lingkungan Departemen Perhubungan; DIPERINTAHKAN : Nama 2 (pejabat yang ditunjuk).. NIP PangkatiGol Ruang Jabatan : ~—(jabatan yang sedang cipangku) ... 1. Terhitung mulai tanggal .. disamping Jabatannya sebagai ib. (Jabatan yang sedang dipangku) ditunjuk sebagai Pelaksana wte

You might also like