You are on page 1of 6

9/5/2017 Niti Sastra Avatar IHDN

Avatar IHDN

15 January 201515 January 2015

Niti Sastra

1. Pengertian Niti Sastra


Dalam masyarakat Hindu di Bali pada khususnya, sering dikenal istilah Kekawin Niti Sastra. Kekawin Niti Satra
berisikan tentang ilmu kepemimpinan yang bisa digunakan dan diterapkan dalam ketatanegaraan dan juga bisa
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakan dan pendidikan. Banyak tokoh yang menyatahan bahwa Niti Sastra
adalah ajaran tentang ilmu politik dan juga ada yang berpendapat bahwa Niti sastra adalah ilmu kepemimpinan.
Sering dinyatakan bahwa Niti Sastra, Artha Sastra, Raja Dharma, Raja Niti dan Dhanda Niti adalah sama, hanya
berbeda nama penyebutannya.
a. Niti Sastra yaitu ilmu pengetahuan tentang moralitas yang mengajarkan tentang bagaimana mendidik,
membimbing, memimpin, bertingkahlaku serta menjalani kehidupan berdasarkan Dharma.
b. Artha Sastra yaitu ilmu pengetahuan yang mengatur tentang kesejahteraan dalam suatu wilayah.
c. Raja Dharma yaitu ilmu pengetahuan tentang kewajiban pemerintah atau pemimpin.
d. Raja Niti yaitu ilmu pengetahuan yang menekankan tentang bagaimana cara memimpin.
e. Dhanda Niti yaitu ilmu pengetahuan tentang pengaturan hukum-hukum yang mengatur dalam kehidupan
bermasyarakat.

2. Rsi Canakya
Rsi Canakya adalah ahli dalam trayi weda, mantra dan siasat dalam berperang. Beliaulah yang menyusun kitab
Artasastra, Niti Sastra dan yang lainnya yang tentunya berkaitan dengan ketatanegaraan. Rsi Canakya hidup
sekitar tahun 321-296 SM. Rsi Canakya juga dikenal dengan nama Rsi Kautilya dan sering disebut juga dengan
Visnugupta. Ayahanda dari Rsi Canakya bernama Canakya juga, sehingga beliau diberinama Canakya karena
faktor nama orang tua. Sedangkan nama Kautilya dikatakan sebagai nama ejekan dari penganut Budha kepada
Rsi Canakya. Kautilya berarti licik atau cerdik. Sedangkan nama Visnugapta berarti seorang menteri Negara, ahli
politik, tokoh agamawan dan dianggap sebagai penulis mahakarya yang agung.

3. Tujuan Ajaran Niti Sastra


https://avatarihdn.wordpress.com/2015/01/15/niti-sastra/ 1/6
9/5/2017 Niti Sastra Avatar IHDN

3. Tujuan Ajaran Niti Sastra


Cakupan atau ruang lingkup ajaran Niti Sastra adalah dalam segi pemerintahan, kepemimpinan, moralitas,
perekonomian, bhakti dan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan mempelajari Niti
Sastra adalah agar tercapainya tujuan Dharma atau sering disebut dengan Dharma Sidhyartha.
Yang disebut dengan Dharma Sisdhyarta adlah pertimbangan untuk mencapai kebenaran dan kesejahteraan.
Dalam mencapai kebenaran haruslah mempertimbangkan lima unsure yaitu :
a. Iksa yaitu pandangan atau cita-cita untuk mencapai kesejahteraan.
b. Sakti yaitu kekuatan dan kemampuan yang dipergunakan untuk mencapai kesejahteraan tersebut.
c. Desa yaitu batasan-batasan atau kemampuan untuk mengetahui keadaan terlebih dahulu sebelum bertindak.
d. Kala yaitu harus mampu mempertimbangkan waktu sebelum melakukan sesuatu.
e. Ta wa yaitu hakekat kebenaran dalam menjalankan kebenaran.

4. Niti Sastra Dalam Diri


Sebelum ajaran Niti Sastra diterapkan di masyarakat, hendaknya harus dipahami dan diterapkan dalam diri
sendiri agar lebih mudah dalam memberikan pemahaman dan contoh kepada orang lain. Ada tiga perbuatan
dalam diri yang harus disucikan yang dikenal dengan ajaran Tri Kaya Parisudha. Bagian dari Tri Kaya Parisudha
antara lain ;
a. Manacika Parisudha
Manacika Parisudha berarti mampu berpikir yang baik. Namun ada beberapa unsur yang membuat manacika
sulit untuk diterapkan yaitu antara lain dengan adanya Sad Ripu atau enam musuh yang ada dalam diri antara
lain kama/nafsu, lobha/rakus, kroda/marah, mada/mabuk, moha/bingung dan matsarya/iri dengki.
Namun jika pikiran sudah terbebas dari Sad Ripu maka akan timbul Dasa Sila atau Dasa Dharma yaitu
drti/pikiran bersih, ksama/suka mengampuni, dama/mengendalikan pikiran, asteya/tidak mencuri, sauca/bersih
lahirbatin, indrayanigraha/mengendalikan pancaindra, hrih/sifat malu, widya/pintar, satya/jujur dan akroda/
menguasai amarah.
b. Wacika Parisudha
Wacika Parisudha adalah mampu berkata atau berucap yang baik. Dalam kekawin Niti Sastra adyaya V sloka 3
menyatakan bahwa apapun yang kita dapatkan akan mendapatkan hasil yang baik maupun hasil yang buruk.
Disana dikatakan bahwa ucapan atau perkataan manusia dapat menyebabkan kebahagiaan dan juga bisa
mendatangkan marabahasa bahkan kematian.
c. Kayika Parisudha
Kayika parisudha adalah mampu untuk berbuat atau bertingkah laku yang baik. Segala perbuatan yang kita
lakukan di dunia ini pasti kita sendiri yang menanggungnya, karma yang kita lakukan tidak bisa kita tinggalkan
ataupun kita warisi kepada orang lain. Hal ini sama dengan kisah Rsi Walmiki.

5. Niti Sastra Dalam Keluarga


Keluarga adalah bagian yang terdekat dalam kehidupan seseorang. Anggota keluarga inti terdiri dari
Ayah/Suami, Ibu/Istri dan Anak/Putra.
a. Peran Seorang Suami/Ayah
Dalam sebuah keluarga ayah hendaknya selalu berperan menjadi kepala keluarga, yang bertugas melindungi,
membimbing keluarganya dan bertanggungjawab melindungi dan membesarkan putra-putrinya.
b. Peran Seorang Istri/Ibu
Seorang istri/ ibu yang baik harus bisa melayani serta anak-anaknya dengan tulus iklas. Baik atau buruknya
kelakukan seorang istri akan berpengaruh kepada suami dan anak-anaknya, hendaknya seorang istri/ibu
memiliki sifat yang suci dan mulia.
c. Tugas Seorang Anak/Putra
Swadharma seorang anak adalah menghormati, membantu orang tua dan menjaga nama baik orang tua dan
keluarga. Seorang putra juga hendaknya mengetahui bahwa orang tua juga merupakan seorang guru yang harus
dihormati dan diikuti perintah orang tua. Seorang anak juga berkewajiban membayar hutang kepada orang tua
yang telah melahirkan dan merawat. Hutang tersebut berupa hutang nyawa dan kasih sayang yang dapat
dibayar dengan yadnya khususnya pitra yadnya.

6. Niti Sastra Dalam Masyarakat


Penerapan Niti Sastra di masyarakat sudah ada sejak zaman dahulu meski belum diketahui sesungguhnya itu
merupakan ajaran Niti Sastra. Ajaran Niti Sastra yang sudah ada sejak zaman dulu seperti ajaran kepemimpinan,
pendidikan, moralitas serta bakti. Dalam Canakya Niti Sastra 12 dinyatakan bahwa nilai Niti Sastra memberikan
pandangan untuk memilih sesuatu yang baik dan yang kurang baik. Dengan pengetahuan, seseorang mampu
memilah mana yang baik dan mana yang kurang baik.

Ajaran Niti Sastra dalam masyarakat juga


https://avatarihdn.wordpress.com/2015/01/15/niti-sastra/ terdapat pengetahuan tentang memilih sahabat. Sahabat yang sejati 2/6
9/5/2017 Niti Sastra Avatar IHDN

Ajaran Niti Sastra dalam masyarakat juga terdapat pengetahuan tentang memilih sahabat. Sahabat yang sejati
adalah sahabat yang selalu datang dan menyelamatkan seseorang dalam keadaan apapun baik dalam keadaan
susah dan senang.

7. Kepemimpinan Hindu
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti bimbing atau tuntun.
Pemimpin berarti orang yang membimbing atau menuntun, juga memiliki padanan kata dalam bahasa inggris
yaitu leader. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu kemampuan dalam membimbing atau menuntun yang
dimiliki seorang pemimpin.
a. Peran seorang pemimpin
Seorang pemimpin juga bisa dikatakan sebagai raja karena memiliki wewenang untuk membimbing dan
menuntun. Pemimpin memiliki wewenang untuk mensejahterakan orang orang yang dipimpinnya. Pemimpin
yang baik tidak pernah mementingkan dirinya sendir, akan tetapi lebih mementingkan kepentingan umum.

b. Syarat-syarat pemimpin
Setiap orang bisa untuk menjadi pemimpin, akan tetapi semua orang belum tentu bisa menjadi pemimpin yang
baik. Dalam sastra Hindu seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut, antara lain :
Catur Pariksa atau Catur Upaya Naya Sandhi terdiri dari :
Dhana yaitu uang, dapat pula diartikan pemberian dan bermurah hati.
Sama yaitu seorang pemimpin harus berbuat adil dan memandang sama
kepada seluruh bawahannya.
Bheda yaitu seorang pemimpin harus dapat mengatur dan memelihara
disiplin kerja dan tata tertib yang berlaku bagi bawahannya.
Dandha yaitu seorang pemimpin harus tegas menghukum bawahannya.
Panca Stiti Dharmaning Prabu
Ing Arsa Asung Tulada yaitu didepan selalu member tauladan
Ing Madya Mangun Karsa yaitu ditengah-tengah memberikian tauladan
Tut Wuri Andayani yaitu menuntun dari belakang.
Maju Tanpa Bala yaitu maju sendiri dengan penuh inisiatif.
Sakti Tanpa Aji yaitu iklas dalam menjalani tugas tanpa imbalan.
Sad Warnaning Rajaniti
Abhigamika yaitu pemimpin harus mampu menarik perhatian rakyatnya.
Prajna yaitu pemimpin harus bersifat bijak, cerdas dan menguasai ilmu.
Utsaha yaitu pemimpin harus memiliki daya kreatif dan inofatif.
Atma Sampad yaitu pemimpin harus memiliki moral yang luhur.
Sakta Samanta yaitu pemimpin harus mampu mengontrol bawahannya.
Aksudra Parisatka yaitu pemimpin harus mampu memimpin siding dan menarik keputusan.
Catur Kotamaning Nrpati
Jnana Wisesa Sudha yaitu pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luhur.
Kaprahitaning Praja yaitu pemimpin harus memiliki rasa belas kasihan kepada rakyatnya.
Kawiryan yaitu pemimpin harus berwatak pemberani.
Wibawa yaitu pemimpin harus berwibawa terhadap rakyatnya.
Tri Upaya Sandhi
Rupa yaitu pemimpin harus mengamati wajah atau raut para wakyatnya.
Wangsa pemimpin harus mampu mengetahui stratikasi sosial rakyatnya.
Guna yaitu pemimpin harus mampu meningkatkan kepandaian rakyatnya.
Panca Upaya Sandhi
Maya yaitu pemimpin harus berupaya mengumpulkan permasalahan yang belum jelas dalam masyarakat.
Upeksa yaitu pemimpin mampu menganalisis masalah dalam masyarakat.
Indra Jala yaitu pemimpin harus mampu mencari jalan keluar.
Wikrama yaitu pemimpin harus menjalankan upaya tersebut dengan baik.
Logika yaitu pemimpin harus mengutamakan pertimbangan yang logis.
Asta Brata
Indra Brata yaitu pemimpin harus seperti hujan yang memberikan kehidupan bagi rakyatnya.
Yama Brata yaitu pemimpin harus bersikap adil.
Surya Brata yaitu pemimpin harus mampu menerangi rakyatnya
Candra Brata yaitu pemimpin harus mampu menyejukkan suasana.
Bayu Brata yaitu pemimpin harus seperti angin yang selalu berada ditengah-tengah masyarakat.

Baruna Brata yaitu pemimpin harus mampu


https://avatarihdn.wordpress.com/2015/01/15/niti-sastra/ membasmi segala penyakit. 3/6
9/5/2017 Niti Sastra Avatar IHDN

Baruna Brata yaitu pemimpin harus mampu membasmi segala penyakit.


Agni Brata yaitu pemimpin harus bagai api yg membasmi semua musuh.
Kwera Brata yaitu pemimpin harus mensejahterakan rakyat
Nawa Natra
Prajna Nidagda yaitu bijaksana dan teguh pendiriannya.
Wira Sarwa Yudha yaitu pemberani dan pantang menyerah dalam perang.
Paramartha yaitu bersifat mulia dan luhur.
Dhirotsaha yaitu tekun dan ulet dalam setiap pekerjaan.
Wragi Wakya yaitu pandai berbicara dan diplomatis.
Samaupaya yaitu selalu setia pada janji.
Lagawangartha yaitu tidak pamrih pada harta benda.
Wruh Ring Sarva Bastra yaitu bisa mengatasi segala kerusuhan.
Wiweka yaitu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Panca Dasa Pramiteng Prabhu
Wijanaya yaitu bijaksana dalam setiap masalah.
Mantri Wira yaitu pemberani dalam membela Negara.
Wicaksananengnaya yaitu sangat bijaksana dalam memimpin.
Natanggwan yaitu dipercaya oleh rakyatnya.
Satya Bakti Prabhu yaitu selalu setia dan taat pada atasannya.
Wagmiwak yaitu pandai berbicara dan diplomasi.
Sarjawa Upasama yaitu sabar dan rendah hati.
Dhirotsaha yaitu teguh hati dalam setiap usaha.
Teulelana yaitu teguh iman dan optimistis.
Tan Satrsna yaitu tidak mementingkan kepentingan pribadi.
Dibyacita yaitu lapang dada dan toleransi.
Nayakken Musuh yaitu mampu membasmi musuh Negara.
Masihi Samasta Bawana yaitu menyayangi isi alam.
Sumantri yaitu menjadi abdi Negara yang baik.
Gineng Pratigina yaitu senantiasa berbuat baik menghindari yang buruk.
Sad Upaya Guna
Siddhi yaitu kemampuan bersahabat.
Wigraha yaitu mampu memecahkan setiap masalah.
Wibawa yaitu mampu menjaga wibawa.
Winarya yaitu cakap dalam memimpin.
Gascarya yaitu mampu menghadapi lawan yang kuat.
Stanha yaitu mampu menjaga hubungan baik.
10 Orang yang bisa dijadikan sahabat oleh pemimpin
Satya yaitu jujur
Arya yaitu orang yang mulia
Dharma yaitu baik atau benar
Asurya yaitu dapat mengalahkan musuh
Mantri yaitu bisa mengabdi dengan baik
Salya Tawan yaitu banyak memiliki teman
Bali yaitu kuat dan sakti
Kapramarthan yaitu mempunyai visi dan misi yang jelas
Kadiran yaitu tetap pendirian
Guna yaitu memiliki pengetahuan yang banyak
Panca Satya
Satya Hrdaya yaitu jujur pada diri sendiri/ kata hati.
Satya Wacana yaitu jujur pada setiap perkataan.
Satya Samaya yaitu jujur atau setia pada janji.
Satya Mitra yaitu setia pada teman.
Satya Laksana yaitu jujur dalam setiap perbuatan.

8. Catur Warna
Dalam Catur Warna, kata catur berarti empat dan warna berarti sifat atau bakat kemahhiran dalam mengabdi
pada masyarakat berdasarkan kecintaan yang timbul dalam gairah kerja. Jadi Catur Warna yaitu empat golongan
kerja yang berdasarkan profesi di masyarakat.

a. Warna Brahmana ialah golongan karya yang


https://avatarihdn.wordpress.com/2015/01/15/niti-sastra/ setiap orangnya memiliki ilmu pengetahuan yang suci dan 4/6
9/5/2017 Niti Sastra Avatar IHDN

a. Warna Brahmana ialah golongan karya yang setiap orangnya memiliki ilmu pengetahuan yang suci dan
mempunyai bakat untuk melayani masyarakat dalam hal keagamaan, tidak hanya Sulinggih yang disebut
Brahmana akan tetapi sastrawan yang memiliki keahlian Veda juga disebut Brahmana.
b. Warna Ksatria yaitu golongan karya yang setiap orangnya memiliki kewibawaan cinta tanah air serta bakat
kelahiran untuk memimpin dan mempertahankan kesejahteraan rakyatnya, Negara dan umat manusia
berdasarkan Dharma.
c. Warna Waisya ialah golongan karya yang setiap orangnya memiliki watak tekun, terampil, hemat, sermat dan
keahlian serta bakat kelahiran untuk menyelenggarakan kemakmuran seperti pedagang, peternak dan lain-lain.
d. Warna Sudra yaitu golongan karya yang setiap orangnya memiliki kekuatan jasmaniah, ketaatan serta bakat
kelahiran memiliki kekuatan jasmaniah dan menjalankan tugas-tugas kemakmuran seperti petani, pelayan,
buruh dan lain-lain.
9. Bhakti Dalam Niti Sastra
Bhakti merupakan wujud cinta kasih serta penyerahan diri sepenuhnya kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Dalam pelaksanaan bhakti kepada Tuhan, dilakukan dengan tiga cara yaitu Tri Kerangka Dasar Agama Hindu
yaitu ta wa/lsafat, etika/susila dan ritual/upacara. Bhakti adalah sebagai dasar dari segala bentuk persembahan
yang dilakukan karena bhakti merupakan ketulus iklasan yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam.

10. Wanita Dalam Niti Sastra


Wanita berasal dari kata Svani a yang artinya mensucikan sendiri, dan kemudian berkembang menjadi
pengertian tentang manusia yang berperan sangat luas dalam Dharma.
a. Kedudukan Wanita dalam Sastra Hindu
Dalam sastra Hindu, wanita memiliki kedudukan yang sangat utama dalam kehidupan. Wanita dikatakan
sebagai sumber kehidupan, kedamaian serta kebahagiaan. Hakekat wanita lebih istimewa dibandingkan laki-laki
karena wanita memiliki peranan yang multifungsi yaitu menjadi seorang Ibu yang melahirkan anak dan sebagai
seorang Ayah yang membesarkan serta menjaga putranya. Namun dalam Saracamuccaya 434 dikatakan bahwa
wanita sebagai penghancur karena wanita menebarkan pesona yang memikat, wanita juga menimbulkan konik
karena kecemburuan.
b. Swadharma Wanita
Peran atau swadharma wanita sebagai seorang istri dapat dikatakan sebagai pengamal dharma karena hal-hal
yang dikerjakannya seperti; mengandung, melahirkan, memelihara bayi, membesarkan anak, merawat anak,
melayani suami, merawat mertua dan mempersiapkan dan turun langsung ke masyarakat dalam upacara-
upacara keagamaan.
c. Memperlakukan dan Menjaga Wanita
Seorang wanita harus dijaga dan dilindungi karena wanita sangat lemah dan memiliki sifat serta naluri yang
sangat lembut. Dalam Manawa Dharmasastra IX sloka 3, 6 dan 9 disebutkan orang-orang yang bertugas menjaga
wanita antara lain Ayah yang harus menjaga putrinya, seorang suami yang harus menjaga istrinya, dan anak
laki-laki yang harus menjaga saudara perempuan serta ibunya.

11. Pengetahuan Dalam Niti Sastra


Pengetahuan adalah hal yang terpenting yang harus dimiliki oleh setiap orang, karena pengetahuan ibarat lampu
yang bisa menerangi dalam kegelapan, dalam hal ini kegelapan yang dimaksud adalah kebodohan. Pengetahuan
sebagai penuntun dan pemelihara kita ketika dalam kesulitan. Pengetahuan juga dikatakan sebagai harta yang
rahasia karena tak seorangpun yang mengetahui pengetahuan kita selain diri kita sendiri. Pengetahuan yang
dimiliki tiap orang berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetic atau kelahiran,
faktor sosial atau lingkungan dan faktor ekologi atau perpatuan antara genetic dan sosial. Dalam Kakawin Niti
Sastra XIV loka 3 dan 4 dikatakan ada enam hambatan dalam memperoleh pengetahuan antara lain kelalaian,
kebiasaan melakukan hal buruk, penyakit, gila asmara, kemiskinan dan berjudi.

12. Berbohong Yang Dibenarkan


Kebohongan dapat dilakukan demi kebaikan. Kebohongan- kebohongan yang dapat dibenarkan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain ;
a. Berbohong pada orang sakit.
b. Berbohong pada anak kecil.
c. Berbohong kepada musuh.
d. Berbohong kepada orang jahat.
e. Berbohong demi menyelamatkan nyawa.
f. Berbohong pada saat bercumbu rayu.
g. Berbohong pada saat bercanda.

h. Berbohong disaat berdagang.


https://avatarihdn.wordpress.com/2015/01/15/niti-sastra/ 5/6
9/5/2017 Niti Sastra Avatar IHDN

h. Berbohong disaat berdagang.


Dosa dari kebohongan yang dilakukan tidak sepenuhnya diterima asalkan didasari dengan keinginan untuk
kebaikan. Sebab apapun yang didasari dengan kebaikan maka akan menghasilkan kebaikan pula.

13. Nilai Dharma Dalam Niti Sastra


Dharma adalah segala sesuatu yang bersifat baik atau kebenaran. Baik dalam tingkah laku, perkataan serta
pikiran harus berlandaskan atas kebenaran. Dharma juga diartikan sebagai Hukum Agama Hindu. Dharma atau
kebenaran memiliki lima dasar yang dijadikan acuan, antara lain :
a. Sruti yaitu merupakan Wahyu Suci yang diterima dari Tuhan melalui jalur pendengaran yang kini disusun
dalam Catur Veda Samhita.
b. Smrti yaitu hasil-hasil pemikiran dari implementasi Catur Veda, seperti dharmasastra, purana, itihasa dan lain
sebagainya.
c. Sila yaitu etika yang diterima oleh orang-orang yang suci dan bijak. Etika dalam hal ini yaitu tentang tingkah
laku, tutur kata dan pikiran.
d. Sadacara atau acara yaitu adat kebiasaan setempat yang telah diterima dan dijadikan kepercayaan oleh
masyarakat.
e. Atmanastuti yaitu kebahagiaan yang didapat oleh seseorang atau diri sendiri.

Advertisements

Published by Avatar IHDN DENPASAR

I Wayan Bogayana Nim: 11.1.1.1.1.198 Cok Gd Oprayuana Nim: 11.1.1.1.1.208 I Putu Eka Prayoga Nim:
11.1.1.1.1.212 I Made Subawa Nim: 11.1.1.1.1.213 I Wayan Warsa Nim : 11.1.1.1.1.214 Hobby membaca, main
game, olahraga, nonton lm, trecking sepada, dan kencan.!!!! View all posts by Avatar IHDN DENPASAR

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

https://avatarihdn.wordpress.com/2015/01/15/niti-sastra/ 6/6

You might also like