Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Perusahaan membutuhkan modal untuk keperluan operasional rutin. Hal itu dapat
dipenuhi dengan menerbitkan saham dan menjual kepada publik melalui penjualan
saham kepada masyarakat (public offerings) dengan initial public offerings (IPO) atau
penawaran kedua, ketiga, dan seterusnya atau seasoned equity offerings (SEO) atau
cara lain dengan menjual saham kepada pemegang saham lama (right issue). Untuk
menarik minat investor, manajer dapat mengelola laba perusahaan agar terlihat bagus
dengan menggunakan teknik akrual. Hal ini dapat terjadi karena adanya asimetri
informasi.
Asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat
memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings
management) (Richardson, 1998). Teori keagenan (agency theory) berusaha menjelaskan
tentang penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi konflik atau masalah
keagenan (Jensen dan Meckling, 1976 dan Eisenhardt, 1989). Akan tetapi, adanya
kontrak yang efisien belum cukup untuk mengatasi masalah keagenan. Konsep corporate
governance timbul karena adanya keterbatasan dari teori keagenan dalam mengatasi
masalah keagenan dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari teori keagenan (Ariyoto,
2000). Corporate governance merupakan cara-cara untuk memberikan keyakinan pada
para pemasok dana perusahaan akan diperolehnya return atas investasi mereka (Shleifer
dan Vishny, 1997).
Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan
sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik
monitoring kinerja (Deni, Khomsiyah dan Rika, 2004). Perilaku manajemen laba oleh
manajer tersebut dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang
bertujuan untuk menyelaraskan (alignment) kepentingan manajer (agent) dan pemilik
(principal). Mekanisme corporate governance untuk meminimumkan tindakan
manajemen laba dilakukan dengan beberapa cara.
2
2. Manajemen Laba
Healy dan Wahlen (1999) mendefinisikan bahwa manajemen laba terjadi ketika
manajer menggunakan judgment-nya dalam pelaporan keuangan dan dalam transaksi
3
corporate governance, khususnya yang terkait dengan dewan direksi dan struktur
kepemilikan modal dalam perusahaan; mengambil alih sistem perlindungan pasar dan
hukum.
METODE PENELITIAN
1. Sumber Data, Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari pusat data Jakarta Stock Exchange:
Public Companies Financial Statement di Program Magister Sains dan Doktor
Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, basis data BEI yang tersedia di Pusat
Pengembangan Akuntansi UGM, dan di www.idx.co.id. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yang merupakan metode
sampel dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Terdaftar di BEI dan melakukan right issue periode 2002-2007.
2. Mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap dari
tahun 2000-2007.
3. Perusahaan memiliki data kepemilikan saham institusional dan manajerial.
4. Perioda laporan keuangan perusahaan berakhir setiap 31 Desember.
5. Penggunaan mata uang baik dalam Rupiah atau mata uang lainnya harus
konsisten.
b. Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh
institusi. Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator persentase
jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar.
c. Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen
dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Gideon, 2005). Indikator yang
digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham
yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.
d. Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan
manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta
bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi
kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004). Proporsi
dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator persentase
anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran
anggota dewan komisaris perusahaan.
e. Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan.
Dewan komisaris bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan
manajemen, dan memberikan nasehat kepada manajemen jika dipandang perlu oleh
dewan komisaris (KNKG, 2004). Ukuran dewan komisaris diukur dengan
menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan.
3. Model Penelitian
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata, minimun,
maksimum dan standar deviasi dari variabel-variabel yang diteliti. Selain itu, dilakukan
uji asumsi klasik (normality, multicollinearity, dan heterokedastisitas). Untuk menguji
hipotesis pertama, yaitu untuk membuktikan apakah discretionary accruls sebelum
right issue cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan setelah right issue digunakan
uji t berpasangan (paired t-test). Pengujian hipotesis pengaruh mekanisme corporate
governance terhadap manajemen laba (H2, H3, H4 dan H5) digunakan alat analisis
regresi berganda. Model persamaan regresi tersebut sebagai berikut :
1 4 = Koefisien regresi
e = error
3. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Manajemen Laba di Seputar Right Issue
Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan pair sample T-Test untuk
membuktikan apakah terdapat perbedaan diskresioner akrual antara sebelum right
issue dan sesudah right issue, yaitu adanya kecenderungan discretionary accruals
yang lebih tinggi sebelum right issue dibandingkan dengan setelah right issue.
Pengujian dengan pair sample t-test ini dilakukan dengan membandingkan
diskresioner akrual sebelum dan sesudah right issue sebelum dan pada saat right issue
dan pada saat right issue dengan sesudah right issue.
Tabel 2 menunjukkan hasil pengujian diskresioner akrual antara sebelum right
issue dengan sesudah right issue dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dihasilkan
nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi jauh di bawah 5% (0,000 <
0,05),maka hasil pengujian menunjukkan nilai yang sangat signifikan. Dengan
demikian,hipotesis 1 dapat didukung. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan
diskresioner akrual antara sebelum dan sesudah right issue, yaitu adanya
9
positif terhadap manajemen laba ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan
penelitian yang dilakukan Dechow et al.,(1996), Klein (2002), Chtourou et al.,
(2001), Xie et al., (2003), Pranata dan Masud (2003) dan Cornett et al., (2006). Hal
ini dapat dijelaskan bahwa besar kecilnya dewan komisaris bukanlah menjadi faktor
penentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen perusahaan. Akan
tetapi efektivitas meknisme pengendalian tergantung pada nilai, norma dan
kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi (Jennings 2004a; 2004b; 2005a;
Oliver, 2004) serta peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendalian (monitoring)
terhadap manajemen (Jennings 2005b)
4. Penutup
a. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji serta mendapatkan bukti secara empiris
indikasi manajemen laba di seputar right issue.. Pengujian dilakukan dengan menguji
apakah terdapat perbedaan earnings management, yang dalam hal ini iproksi dengan
diskresioner akrual antara sebelum right issue dengan setelah right issue, yaitu
kecenderungan discretionary accruals yang lebih tinggi sebelum right issue
dibandingkan setelah right issue. Selain itu, penelitian ini juga menguji pengaruh
mekanisme corporate governance terhadap tindakan manipulasi laba yang dilakukan
oleh manajemen dari perusahaan-perusahaan yang melakukan right issue. Sebagai
perbandingan juga diuji perbedaan diskresioner akrual sebelum right issue dengan
pada saat right issue dan pada saat right issue dengan sesudah right issue.
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan adanya perbedaan
diskresioner akrual antara sebelum dan sesudah right issue yang disebabkan
manajemen termotivasi untuk menunjukkan kinerja yang bagus dengan melakukan
aktivitas manajemen laba. Kondisi ini berbeda pada saat dan setelah right issue, yang
menunjukkan hasil tidak terdapat perbedaan diskresioner akrual pada saat dan setelah
right issue.
Pengujian hipotesis kedua menunjukkan hasil sebagai berikut: 1) Kepemilikan
institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba; 2)
Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen. laba; 3)
Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen
laba; 4) Jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen laba; dan 5) Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris independen dan jumlah dewan komisaris secara bersama-sama
teruji dengan tingkat pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
Penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi bagi pihak regulator dalam hal gambaran
tentang implementasi good corporate governance pada perusahaan publik di Indonesia
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian ini diharapkan juga bisa
menjadi masukan bagi pihak regulator untuk meregulasi implementasi good corporate
governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan
efektifitas dari mekanisme corporate governance.
Bagi para analis, investor, maupun kreditor, hasil penelitian ini diharapkan bisa
memberikan masukan dalam pembuatan keputusan investasi dan kredit. Dengan
melakukan analisis yang berkaitan dengan konsentrasi kepemilikan perusahaan, ukuran
perusahaan dan jenis industri perusahaan, diharapkan para analis, investor dan kreditor
bisa lebih hati-hati dalam membuat keputusan investasi maupun kredit.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyoto, K. 2000. Good Corporate Governance dan Konsep Penegakannya di BUMN dan
Lingkungan Usahanya. USAHAWAN No. 10 tahun XXIX Oktober. hal: 3-17.
Assih, P., A.W. Hastuti, dan Parawiyati. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada Nilai
dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2 (2): 125-
144.
Brickley, J. A., R. C. Lease, dan C. W. Smith. 1988. Ownership Structure and Voting
on Antitakeover Amendments. Journal of Financial Economics 20: 267-291.
Cuervo, Alvaro. 2002. Corporate Governance Mechanisms: a plea for less code of
good governance and more market control. Corporate Governance : An
International Review10(2): 84-93.
Dechow, P. M., R. G. Sloan dan A.P. Sweeney. 1996. Causes And Consequences Of
Earnings Manipulaton: An Analysis Of Firms Subject To Enforcement Actions
By The SEC. Contemporary Accounting Research 13: 1-36.
Deni, D., Khomsiyah dan Rika, G. R. 2004. Hubungan Corporate Governance dan
Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII.
Dhaliwal, S. D. 1980. The Effect of the Firms Capital Structure on the Choice of
Accounting Methods. The Accounting Review. Vol. 55 (1): 78-84.
Fama. E.F., dan M.C. Jensen. 1983. Separation of Ownership and Control. Journal Of
Law and Economics, 26: 301-325.
Fung, H.G., W.K. Leung, dan J. Zhu. 2008. Right Issues in The Chinese Stock
Market: Evidence of Earnings Management. Journal of International Financial
Management and Accounting 19 (2): 133-158.
Healy, P., dan J. Wahlen. 1998. A review of the earnings management literature and
its implications for standard setting. Working Paper.
Iqbal, Abdullah, Susanne Espenlaub, dan Norman Strong. 2000. An Analysis of the
Motivation for Earnings Management Around U.K. Rights Issues. Working
Paper.
Jensen, M. C., dan W. H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency and Ownership Structure. Journal of Financial Economic. Vol. 3 (4):
305-360.
Jensen, M.C. 1993. The Modern Industrial revolution, Exit, and the Failure of Internal
Control System. Journal of Finance, 48: 831-880.
14
Loughran, T., dan J. R. Ritter. 1997. The Operating performance of Firm Conducting
Seasoned Equity Offering. Journal of Finance. Vol LII. No.5. Desember 1997.
Morck, R., A. Shleifer dan R.W. Vishny. 1988. Management Ownership and Market
Valuation: An Empirical Analysis. Journal of Financial Economics, 20: 293-
315.
Peasnell, K.V, P.F. Pope. dan S.Young. 2001. Board Monitoring and Earnings
Management: Do Outside Directors Influence Abnormal Accruals. Accounting
and Business Research, 30: 41-63.
Teoh, S. H., dan T.J. Wong. 1998. Earnings Management and the Underperformance
of Seasoned Equity Offering. Journal of Financial Economics. Vol 50, pp. 63-
99.
15
Teoh, S. H., I. Welch, dan T. J. Wong. 1997. Earnings Management and the
Underperformance of Seasoned Equity Offerings. Journal of Financial
Economics. Forthcoming.
Warfield, T. D., J.J. Wild, dan K.L. Wild. 1995. Managerial Ownership, Accounting
Choices, and Informativeness of Earnings. Journal of Accounting and
Economics 20: 61-91.
Wibisono, H., dan Sulistyanto. 2003. Seasoned Equity Offerings: Antara Agency
Theory, Windows of Opportunity, dan Penurunan Kinerja. Simposium Nasional
Akuntansi (SNA) VI 131-140. Universitas Airlangga: Surabaya.
Xie, B., W. N. Davidson, dan P. J. Dadalt. 2003. Earning Management and Corporate
Governance: The Roles Of The Board and The Audit Committee. Journal of
Corporate Finance, 9: 295-316.
LAMPIRAN
Tabel 1a
Sampel Perusahaan yang Mengumumkan Right Issue
No Kode Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman
1 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk 02/01/2002
2 MEGA Bank Mega Tbk 24/05/2002
3 NISP Bank NISP 17/06/2002
4 BNNI Bank Internasional Indonesia Tbk 19/06/2002
5 SDPC Millenium Pharmacon Intl. Tbk 19/06/2002
6 TIRT Tirta Mahakam Plywood I 17/02/2003
7 BBIA Bank Buana ( R. II) 24/04/2003
8 SMMA Sinarmas Multiartha RI. II 24/06/2003
9 TRST Trias Sentosa (RI. II) 11/11/2003
10 ADES Ades Alfindo Puterasetia I 10/05/2004
11 UNTR United Tractors II 14/05/2004
12 BHIT Bhakti Investama III 07/06/2004
13 BMTR Bimantara Citra (RI. I) 09/06/2004
14 RICY Ricky Putera Globalindo II 25/06/2004
15 PLAS Palm Asia Corp. 29/03/2005
16 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk 04/04/2005
17 BNBR Bakrie & Brothers 02/05/2005
18 ARTA Artha Securities 28/06/2005
19 MLPL Multipolar Copopration 02/11/2005
20 ELTY Bakrieland Development 30/11/2005
21 ENRG Energi Mega Persada 27/12/2005
22 BABP Bank Bumiputera Indonesia 28/12/2005
23 IIKP Inti Kapuas Arowana 28/12/2005
Tabel 1b
Statistik Deskriptif Data Sampel Penelitian
Nama Jumlah Minimum Maksimum Mean Deviasi
Variabel Sampel Sandar
MILINS 115 0.0920 1.3011 0.7107 0.2076
MILMAN 115 0,0001 0,1152 0,0332 0,0377
KOMIN 115 0,2500 0,5000 0,3729 0,0753
UKKOM 115 2,0000 10,6667 3,7333 1,6479
DA 115 -268.9122 1.0181 -1.631650 20.6234
17
Tabel 2
Hasil Pengujian DA Sebelum dan Sesudah Right issue
Tabel 3
Hasil Pengujian DA Sebelum dan Pada Saat Right issue
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi
Model: DA = o+ 1MILINS+ 2MILMAN+ 3KOMIN+ 4UKKOM+ e (1)