You are on page 1of 7

POSYANDU

A. PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasa runtuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan social dasar keluarga
dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya
dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan
dan program untuk kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan
situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek
pemberdayaan masyarakat.

B. MANFAAT POSYANDU
Posyandu memiliki manfaat untuk masyarakat, diantaranya :
1. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
sehingga :
a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.
b. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna biru
(100.000 SI).
c. Anak 12-59 bulan memperolah kapsul Vitamin A warna merah
(200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus).
d. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali,
BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dam Campak 1 kali.
e. Bayi diberi ASI sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Ekslusif).
f. Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI.
g. Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.

1
h. Bayi/anak yang diare segera berikan :
ASI lebih sering dari biasa.
Makanan seperti biasa.
Larutan oralit dan minum lebih banyak.
i. Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari.
j. Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau
melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.
k. Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapat imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) setelah melalui penapisan TT.
l. Setelah melahirkan ibu segera melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD).
m. Ibu nifas minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) :
1 (satu) kapsul segera setelah persalinan.
1 (satu) kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.
n. Ibu hamil, nifas, dan menyusui makan hidangan bergizi lebih
banyak dari saat sebelum hamil.
o. Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak.
p. Keluarga mengkonsumsi pangan/makanan beragam, bergizi dan
seimbang.
q. Keluarga memanfaatkan pekarangan sebagai warung
hidup/meningkatkan gizi keluarga.

Dengan melaksanakan perilaku diatas makan diharapkan :


a. Balita naik berat badannya setiap bulan.
b. Balita tidak menderita kekurangan gizi.
c. Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah
dengan imunisasi.
d. Ibu hamil tidak menderita kurang darah.
e. Bayi lahir tidak menderita GAKY.
f. Balita dan bufas tidak menderita kurang Vitamin A.
g. WUS tidak menderita kurang energi kronis.

2
h. Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan.
i. Menurunkan jumlah kematian ibu dan balita.

2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga :


a. Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban.
b. Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.
c. Tidak merokok di dalam rumah/ keluarga tidak ada yang merokok.
d. Keluarga mencuci tangan pakai sabun.
e. Rumah bebas jentik nyamuk.
f. Persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan.
g. Keluarga makan buah dan sayur setiap hari.

3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan


penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga keluarga :
a. Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria.
b. Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan,
Tetanus dan Campak.

4. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga Pasangan Usia


Subur (PUS) :
a. Menjadi peserta KB.
b. Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang
yang cocok dan tepat penggunaan.

5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam


penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk
memotivasi kelompok dasa wisma berperan aktif, sehingga :
a. Keluarga mengusahakan budidaya tanaman, sayuran, buah, ikan
dan ternak (unggas, sapi, kambing).

b. Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai


ketersediaan pangan lokal dengan pemanfaatan pekarangan rumah.

3
C. KEGIATAN UTAMA POSYANDU
Kegiatan di posyandu meliputi pemantauan tumbuh kembang balita,
pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit,
penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan konseling/rujukan
konseling bila diperlukan.

D. SASARAN POSYANDU
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah
bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas dan PUS.

E. PELAKSANA POSYANDU
Pelaksana posyandu adalah kader yang difasilitasi petugas.
Kader posyandu diharapkan :
1. Berasal dari anggota masyarakat setempat
2. Dapat membaca dan menulis huruf latin
3. Berminat dan bersedia menjadi kader
4. Bersedia bekerja secara sukarela
5. Memiliki kemampuan dan waktu luang

F. KEGIATAN PELAKSANAAN POSYANDU


1. Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)
Sebelum melaksanakan Posyandu, kader memastikan sasaran seperti
jumlah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hami, ibu menyusui, ibu nifas,
PUS.
a. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga
setempat (majelis taklim, kebaktian, pertemuan keagamaan lainnya,
arisan, dll)
b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu
c. Mempersiapkan sarana posyandu
d. Melakukan pembagian tugas antar kader
e. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan

4
G. PELAKSANAAN POSYANDU
1. Pendaftaran
a. Pendaftaran balita
Balita didaftar dalam pencatatan balita
Mintalah KMS/Buku KIA pada ibu. Untuk balita yang baru
pertama kali ditimbang dan tidak mempunyai KMS/Buku KIA,
berikan KMS sesuai jenis kelamin/Buku KIA. Isi kolomnya
secara lengkap, nama balita dicatat pada secarik kertas dan
diselipkan pada KMS/Buku KIA. Bagi balita yang tidak
mempunyai KMS/Buku KIA karena hilang, pencatatan sementara
menggunakan SIP Posyandu.
Ibu dipersilahkan membawa balita menuju ke tempat
penimbangan.
b. Pendaftaran ibu hamil
Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, kemudian
dipersilahkan menuju ke tempat penimbangan dan pengukuran LILA.
c. Pendaftaran PUS
PUS didaftar dalam formulir catatan dan namanya ditulis disecarik
kertas, kemudian dipersilahkan langsung menuju ke tempat
penyuluhan, dilanjutkan dengan penapisan status imunisasi TT oleh
petugas kesehatan.
2. Penimbangan
a. Mempersiapkan Dacin
b. Menimbang Balita
c. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
3. Pencatatan
a. Balita
Pada penimbangan pertama, isilah kolom identitas yang tersedia
pada KMS/Buku KIA
Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak
Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS

5
Letakkan titik berat badan dan buat garis pertumbuhan anak
Hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini
Catat setiap kejadian yang dialami anak
Isi kolom ASI, imunisasi dan Vitamin A bila diberikan
Salin semua data dari KMS/Buku KIA pada SIP
b. Ibu Hamil
Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA Ibu Hamil
dicatat dalam Buku KIA dan register ibu hamil (SIP).
c. PUS/WUS
Hasil pengukuran LILA pada WUS dicatat pada register PUS/WUS.
4. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan untuk perorangan yang dapat diperkaya dengan
penyuluhan kelompok.
a. Penyuluhan untuk ibu balita
b. Penyuluhan untuk ibu hamil
c. Penyuluhan untuk ibu nifas dan ibu menyusui
d. Penyuluhan untuk PUS
5. Pelayanan Kesehatan dan KB

H. KEGIATAN DI LUAR HARI BUKA POSYANDU (H +)


1. Kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari H, gizi kurang,
gizi buruk rawat jalan.
2. Menggerakan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu
termasuk penggalngan dana.
3. Memfasilitasi masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk
meningkatkan gizi keluarga.
4. Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan
keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat.

6
I. SEMBILAN LANGKAH PENIMBANGAN
1. Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti pelana rumah atau
kusen pintu atau dahan pohon atau penyangga kaki tiga yang kuat.
2. Letakan bandul geser pada angka nol, jika ujung kedua paku timbang
tidak dalam posisi lurus, maka timbangan perlu diganti dengan yang
baru.
3. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
4. Pastikan bandul geser berada pada angka NOL.
5. Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong
pada dacin.
6. Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana
timbang/kotak timbang dengan member kantung plastik berisikan
pasir/batu diujung batang dacin, sampai kedua jarum diatas teak lurus.
7. Lepaskan jaket, topi dan sepatu balita yang akan ditimbang, agar hasil
penimbangannya sesuai.
8. Letakan bayi/balita disarung timbang/celana timbang/kotak timbang.
9. Lihat penimbangannya dengan jarum diatas tegap lurus.

J. SISTEM 5 MEJA
1. Pendaftaran
2. Penimbangan
3. Pencatatan
4. Penyuluhan
5. Pelayanan kesehatan

You might also like