Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Sindrome Koroner Akut merupakan spektrum manifestasi akut dan berat yang
merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah (Kumar, 2007). Sindrome koroner akut
merujuk mulai dari infark miokard dengan ST elevasi (STEMI) hingga infark miokard tidak
disertai ST elevasi (NSTEMI) atau angina tidak stabil (Coven, 2011). NSTEMI adalah
adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai oksigen ke miokardium
terutama akibat penyempitan arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium
lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada
tingkat sel dan jaringan. (Sylvia,2006).
B. Epidemiologi
Gejala yang paling sering di keluhkan adalah nyeri dada, yang menjadi salah satu
gejala yang paling sering di dapatkan pada pasien yang datang ke IGD , di perkirakan
5,3 juta kunjungan / tahun. Kira-kira 1/3 darinya di sebabkan oleh unstable angina /
NSTEMI, dan merupakan penyebab tersering kunjungan ke rumah sakit pada penyakit
jantung. Angka kunjungan untuk pasien unstable angina / NSTEMI semakin meningkat
sementara angka STEMI menurun (Sjaharuddin, 2006).
C. Etiologi
NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan
oksigenmiokard yang diperberat oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena
thrombosis akut atauproses vasokonstrikai koroner sehingga terjadi iskemia miokard dan
dapat menyebabkaknnekrosis jaringan miokard dengan derajat lebih kecil, biasanya
terbatas pada subendokardium.Kedaan ini tidak dapat menyebabkan elevasi segmen ST,
namun menyebabkan pelepasan penandanekrosis. Beberapa penyakit yang dapat
menimbulkan terjadinya NSTEMI adalah :
D. Patofisiologi
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan
oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena thrombosis
akut atau vasokonstriksi koroner. Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan adanya
ruptur plak yang tak stabil. Plak yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid
yang besar, densitas otot polos yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor
jaringan yang tinggi. Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester
kolesterol dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak
dapat dijumpai sel makrofag dan limposit T yang menunjukkan adanya prosesimflamasi.
Sel-sel ini akan mengeluarkan sel sitokin proinflamasi seperti IL-6. Selanjutnya IL-6 akan
merangsang pengeluaran hsCRP di hati.(Harun, 2006, cit Sudoyo, 2006).
Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardiun mengubah metabolisme aerobik
menjadi metabolisme anaerob. Metabolisme anaerob melalui lintasan glikolitik jauh lebih
tidak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerob. Asam laktat akan tertimbun
sehingga menurunkan pH sel. Gabungan efek hipoksia, berkurangnya energi yang
tersedia, serta asidosis dapat mempercepat gangguan fungsi ventrikel kiri, berkurangnat
daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung akan mengubah hemodinamika.
Perubahan hemodinamika berrvariasi sesuai ukuran segmen yang mengalami iskemia
dan derajat respon refleks kompensasi sistem saraf otonom. Menurunnya fungsi ventrikel
kiri dapat mengurangi curah jantung karena berkurangnya isi sekuncup.
Metabolisme anaerob hanya memberikan 6% dari energi total yang diperlukan. Ambilan
glukosa oleh sel sangat meningkat saat simpanan glikogen dan adenosis trifosfat
berkurang. Kalium dengan cepat berkgerak keluar dari sel miokardium selama iskemia.
Asidosis selalu terjadi dan mengganggu metabolisme seluler.
E. Mekanisme Klinis
Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadang kala di epigastrium dengan cirri
seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa penuh,
berta atau tertekan menjadi presentasi gejala yang paling sering ditemukan pada
NSTEMI. Analisis berdasarkan gambaran klinis menunjukan bahwa mereka yang memiliki
gejala dengan onset baru angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik dibandingkan
dengan yang memiliki nyeri pada waktu istirahat. Walaupun gejala khas rasa tidak enak di
dada/iskemia pada NSTEMI telah diketahui dengan baik, gejala tidak khas seperti
dispneu, mual, diaphoresis, sinkop atau nyeri dilengan, epigastrium, bahu atau leher, juga
dalam kelompok yang lebih besar pada pasien-pasien berusia lebih dari 65 tahun.
Presentasi klinis klasik SKA tanpa elevasi segmen ST berupa:
F. Pemeriksaan Diagnosis