You are on page 1of 7

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA

IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Retno Wulandari dan Artika Fristi Firnawati

Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Abstract

Causes of maternal mortality include hemorrhage, eclampsia, and infection. Pre-eclampsia is


a unique disorder that is only found in human pregnancy. Pre-eclampsia usually occurs in the third
trimester. Pre-eclampsia at Dr. Moewardi hospital in 2010-2011 had increased. The aim of this study
was to determine the risk factors of preeclampsia in pregnant women in Dr.Moewardi hospital. This
study was an observational study with case-control design. Technique sampling used was consecutive
sampling. The data were analyzed through Chi Square test. The results of this study showed that there
were correlations between gestational age (p = 0.001; OR = 16.125, 95% CI = 1.993 to 130.459),
occupational status (p = 0.001; OR = 4.173, 95% CI = 1.709 to 10.188) and the incidence of severe
preeclampsia in pregnant women, and there was not any relationship between history of diabetes mel-
litus (p = 1.000; OR = 1.000, 95% CI = 0.061 to 16.508) and the incidence of severe preeclampsia in
pregnant women.

Key words: Severe Pre-eclampsia, Pregnant Women, Gestational Age, Occupational Status

PENDAHULUAN yang berpengaruh terhadap kehamilan,


Penyebab kematian ibu dibagi misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS,
menjadi dua yaitu penyebab langsung dan penyakit kardiovaskuler (Prawiro-
dan tidak langsung. Penyebab kemati- hardjo, 2009).
an ibu langsung antara lain akibat ko- Angka kematian ibu di Provinsi
mplikasi kehamilan, persalinan, masa Jawa Tengah tahun 2008 sebesar 114,
nifas, dan segala intervensi atau pena- 42/100.000 KH. Angka tersebut telah
nganan tidak tepat dari komplikasi ter- memenuhi target dalam indikator In-
sebut. Sedangkan penyebab kematian donesia Sehat 2010 sebesar 150/100.000
ibu tidak langsung merupakan akibat KH dan mengalami penurunan 1,64 %
dari penyakit yang sudah ada atau pe- bila dibandingkan tahun 2007 (116,3/
nyakit yang timbul sewaktu kehamilan 100.000 KH). Kematian ibu terjadi pada

Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Berat pada Ibu Hamil... (Retno Wulandari dan Artika Fristi F.) 29
waktu nifas (45,16%), bersalin (31,24%), rohardjo (2009), kematian ibu sewaktu
dan hamil (23,50%). Penyebab kematian hamil tidak bergantung pada tempat
ibu antara lain pendarahan (27,87%), atau usia kehamilan. Faktor lain yang
eklampsia (23,27%), infeksi (5,2%), dan masih berbeda hasilnya pada beberapa
lain-lain (43,18%) (Profil Jateng, 2008). penelitian adalah status bekerja. Me-
Berdasarkan data preeklampsia yang nurut hasil penelitian Rozikhan (2007),
diperoleh dari RSUD Dr. Moewardi ibu hamil yang bekerja memiliki risiko
Surakarta tahun 2010 dan 2011 jumlah terkena preeklampsia berat (OR 2,01),
pasien yang menderita preeklamsia sedangkan menurut Rejeki (2009), ti-
pada bulan Januari sampai dengan Juni dak ada hubungan antara preeklampsia
2011 (86 pasien) mengalami pening- ibu yang bekerja dan yang tidak be-
katan 34,88% dibandingkan bulan Juli kerja. Faktor lain yang juga ditemukan
sampai dengan Desember 2010 (56 pas- hasilnya berbeda pada beberapa pene-
ien). Meskipun di Jawa Tengah angka litian adalah riwayat penyakit Diabetes
kematian ibu menurun, tetapi AKI Melitus yang diduga menjadi faktor
akibat preeklampsia berat di RSUD Dr. risiko preeklampsia berat. Menurut Ro-
Moewardi masih tinggi dan mem- zhikan (2007), memiliki riwayat pe-
butuhkan penelitian lebih lanjut. nyakit diabetes Melitus bukan faktor
Preeklampsia merupakan kelai- risiko preeklampsia berat, sedangkan
nan unik yang hanya ditemukan pada penelitian Herlina, dkk (2009), diabetes
kehamilan manusia. Sejak dulu pree- Melitus memiliki hubungan yang sig-
klampsia merupakan trias yang terdiri nifikan dengan kejadian preeklampsia
dari hipertensi, udeme, dan proteinuria berat.
pada wanita hamil. Preeklampsia bia-
sanya terjadi pada kehamilan trimester METODE PENELITIAN
ketiga, walaupun pada beberapa kasus Jenis penelitian ini adalah pene-
dapat termanifestasi lebih awal. Jika ti- litian observasional dengan meng-
dak diterapi, preeklampsia dapat me- gunakan rancangan case control yang
nyebabkan morbiditas yang tinggi dan terdiri dari 44 kasus dan 44 kontrol.
kematian (Heffner, 2006). Sampel pada kelompok kasus yaitu
Menurut hasil penelitian Utama data rekam medis pasien yang didiag-
(2008) dan Kawuryan (2004), menyata- nosis menderita preeklampsia berat
kan bahwa usia kehamilan lebih dari baik dengan keadaan meninggal atau
28 minggu berisiko meningkatkan ter- hidup yang pernah menjalani perawat-
jadinya preeklampsia berat 26,270 kali an di RSUD Dr. Moewardi, sedangkan
dibandingkan dengan ibu yang usia ke- sampel pada kelompok kontrol yaitu
hamilannya kurang dari sama dengan pasien yang menderita penyakit pree-
28 minggu, meskipun menurut Prawi- klampsia ringan yang pernah menjalani

30 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 29-35


perawatan di RSUD Dr. Moewardi. Pe- bel independen dan dependen. Uji sta-
ngambilan sampel dilakukan dengan tistik yang digunakan adalah uji Chi
menggunakan metode consecutive Square dengan derajat kemaknaan 0,05.
sampling. Pelaksanaan penelitian dila-
kukan dengan cara observasi data re- HASIL DAN PEMBAHASAN
kam medik RSUD Dr. Moewardi yang Hasil
dilakukan dengan mengamati satu per
RSUD Dr.Moewardi merupakan
satu data rekam medik yang memenuhi
rumah sakit milik pemerintah Provinsi
kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.
Jawa Tengah, yang merupakan rumah
Setelah data terkumpul maka dilaku-
sakit kelas A pada tahun 2007, dan me-
kan pengolahan data dan analisis data
rupakan rumah sakit rujukan nasional
dengan program komputer. Analisis
dan pendidikan. RSUD Moewardi men-
data dengan menggunakan perangkat
dapatkan akreditasi pada tahun 2005,
lunak komputer (SPSS 15), dilakukan
2008, dan 2011 dan akan menuju rumah
dengan analisis univariat untuk meli-
sakit berstandar internasional. RSUD
hat gambaran distribusi ferkuensi dari
Dr. Moewardi memiliki beberapa poli-
masing-masing variabel penelitian. Se-
klinik, salah satunya adalah poliklinik
dangkan, analisis bivariat dilakukan
obstetri yang menangani masalah kan-
untuk melihat hubungan antara varia-
dungan.

Tabel 1. Hasil Analisis Univariat

Preeklampsia Berat Preekampsia Ringan


Umur Responden (tahun) N (%) N (%)
<20 2 4,54 1 2,27
20-35 28 63,64 29 65,91
>35 14 31,82 14 31,82
Total 44 100 44 100
Jenis Pembayaran
Umum 6 13,63 11 25
Askes 1 2,27 2 4,55
Jamkesmas 37 84,1 31 70,45
Total 44 100 44 100
Usia Kehamilan
Berisiko (> 28 minggu) 43 97,73 32 72,73
Tidak Berisiko ( 28 minggu) 1 2,27 12 27,27
Total 44 100 44 100
Pekerjaan
Bekerja 28 63,64 13 29,55
Tidak bekerja 16 36,36 31 70,45
Total 44 100 44 100
Penyakit
Diabetes Melitus 1 2,27 1 2,27
Tidak Diabetes Melitus 43 97,73 43 97,73
Total 44 100 44 100

Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Berat pada Ibu Hamil... (Retno Wulandari dan Artika Fristi F.) 31
Karakteristik responden menurut ringan pada usia kehamilan yang sama
umur, diketahui bahwa pasien pree- (72,73%). Berdasarkan pekerjaan dike-
klampsia berat yang paling banyak pada tahui bahwa pasien preeklampsia berat
umur 20-35 tahun sebesar 28 responden mayoritas adalah bekerja sebesar 28 res-
(63,64%), sedangkan untuk pasien pree- ponden (63,64%), sebaliknya untuk pa-
klampsia ringan pada umur 20-35 sebesar sien pree-klampsia ringan justru respon-
29 responden (65,91%). Berdasarkan jenis den yang paling banyak adalah respon-
pembayaran untuk pasien preeklampsia den yang tidak bekerja (70,45%). Ber-
ringan dan preeklampsia berat yang dasarkan riwayat penyakit diabetes
paling banyak digunakan adalah jenis melitus diketahui bahwa baik pasien pree-
pembayaran jamkesmas, untuk pasien klampsia ringan maupun pasien pree-
preeklampsia ringan sebesar 70,45% dan klampsia berat hampir semuanya tidak
pasien pree-klampsia berat sebesar memiliki riwayat diabetes mellitus (97,
84,1%. Berdasarkan usia kehamilan dike- 73%) dan yang memiliki riwayat diabetes
tahui bahwa responden preeklampsia melitus hanya 1 responden (2,27%).
berat sebagian besar adalah responden Berdasarkan analisis bivariat
dengan usia kehamilan berisiko (97,73%), dengan menggunakan uji chi square di-
jauh melebihi kejadian preeklampsia sajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Berat


pada Ibu Hamil di RSUD Moewardi
Preeklampsia Preeklampsia
Usia P 95% CI
Berat Ringan OR
Kehamilan Value Lower-Upper
N (%) N (%)
Berisiko (> 28
minggu) 43 97,73 32 72,73
Tidak Berisiko
( 28 minggu 1 2,27 12 27,27 0,001 16,125 1,993- 130,459
Total 44 100 44 100
Bekerja 28 63,64 13 29,55
Tidak bekerja 16 36,36 31 70,45 0,001 4,173 1,709-10,188
Total 44 100 44 100
Diabetes
Melitus 1 2,27 1 2,27
Tidak Diabetes
Melitus 43 97,73 43 97,73 1,000 1,000 0,061-16,508
Total 44 100 44 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa ter- menunjukkan bahwa usia kehamilan


dapat hubungan antara usia kehamilan lebih 28 minggu berisiko sebesar 016,
dengan kejadian preeklampsia berat 125 kali dibandingkan usia kehamilan
(p=0,001<0,05). Nilai OR=16,125 kurang dari sama dengan kejadian pre-

32 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 29-35


eklampsia berat. Bahwa responden kejadian preeklampsia berat. Penelitian
preeklampsia berat sebagian besar ada- ini sejalan dengan Utama (2008) yang
lah responden dengan usia kehamilan menyatakan ada hubungan antara usia
berisiko sebesar 43 pasien (97,73%), kehamilan lebih dari 28 minggu dengan
jauh melebihi kejadian preeklampsia kejadian preeklampsia dibandingkan
ringan pada usia kehamilan yang sama usia kehamilan kurang dari sama de-
sebesar 32 pasien (72,73%). ngan 28 minggu. Hal ini sesuai dengan
Variabel lain yang berhubungan teori iskemia implantasi plasenta (Ma-
dengan kejadian preeklampsia berat nuaba, 2010), yaitu bahwa kejadian
adalah pekerjaan (p = 0,001<0,05) preeklampsia semakin meningkat pa-
dengan nilai OR =4,173 yang artinya da usia kehamilan lebih dari 28 ming-
seseorang ibu yang bekeja berisiko se- gu, karena pada usia kehamilan lebih
besar 4,173 kali dibandingkan ibu hamil dari 28 minggu kadar fibrinogen me-
yang tidak bekerja. Bahwa pasien pree- ningkat dan lebih meningkat lagi pada
klampsia berat yang paling banyak pa- ibu yang terkena preklampsia.
da responden yang bekerja sebesar 28
responden (63,64%), sebaliknya untuk B. Pekerjaan
pasien preeklampsia ringan justru res- Hasil uji analisis menunjukkan
ponden yang paling banyak pada res- ada hubungan pekerjaan dengan keja-
ponden yang tidak bekerja sebesar 31 dian preeklampsia berat. Penelitian ini
pasien (70,45%). sejalan dengan penelitian Rozikhan
Variabel yang selanjutnya yaitu (2007), yang menyatakan bahwa ibu ha-
riwayat penyakit DM (p=1,000>0,05) mil yang bekerja ada hubungan dengan
dengan nilai OR=1,000 yang berarti kejadian preeklampsia. Aktivitas pe-
riwayat penyakit DM tidak memiliki kerjaan seseorang dapat mempenga-
hubungan dengan kejadian preeklamp- ruhi kerja otot dan peredaran darah, be-
sia berat. Bahwa pasien preeklampsia gitu juga bila terjadi pada ibu hamil
ringan dan pasien preeklampsia berat dimana peredaran darah seorang ibu
yang paling banyak tidak memiliki riwa- hamil akan mengalami perubahan
yat diabetes mellitus sebesar 43 respon- seiring dengan bertambahnya usia
den (97,73%) dan yang memiliki riwayat kehamilan. Hal ini akan berdampak
diabetes melitus 1 responden (2,27%). pada kerja jantung yang semakin ber-
tambah untuk memenuhi kebutuhan
Pembahasan selama proses kehamilan. Ibu hamil
A. Usia Kehamilan masih tetap diperbolehkan untuk be-
Hasil uji analisis menunjukkan kerja asalkan pekerjaan tersebut tidak
ada hubungan usia kehamilan dengan melelahkan dan tidak terlalu berat.

Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Berat pada Ibu Hamil... (Retno Wulandari dan Artika Fristi F.) 33
C. Riwayat Penyakit Diabetes Melitus Ada hubungan antara pekerjaan de-
Hasil uji analisis menunjukkan ngan kejadian preeklampsia berat di
tidak ada hubungan riwayat penyakit RSUD Dr. Moewardi (p=0,001; OR=
diabetes melitus dengan kejadian 4,173; CI=1,709-10,188). Ibu hamil yang
preeklampsia berat. Hal ini terjadi ka- bekerja memiliki risiko 4,173 kali untuk
rena pada penelitian ini hampir semua mengalami kehamilan dengan pree-
responden baik dengan preeklampsia klampsia berat dibandingkan ibu hamil
berat maupun ringan tidak memiliki ri- yang tidak bekerja. Sedangkan riwayat
wayat penyakit diabetes melitus sebe- DM tidak ada hubungan dengan keja-
lumnya. Penelitian ini sejalan dengan dian preeklampsia berat pada ibu ha-
Rozikhan (2007), yang menyatakan ti- mil di RSUD Dr. Moewardi (p=1,000;
dak ada hubungan antara DM dengan OR=1,000; CI=0,061-16,508).
kejadian preeklampsia. Menurut Tjah-
jadi (2002), diabetes melitus yang ter- Saran
jadi pada responden adalah DM gesta- 1. Bagi Ibu Hamil
sional, namun berdasarkan data dari Ibu hamil hendaknya selalu me-
rekam medis responden selama kontrol njaga kesehatan kehamilannya dan
kehamilan menjaga agar tidak terjadi ketika memasuki usia kehamil-n 28
kenaikan kadar gula dalam darah un- minggu mengurangi beban kerja
tuk mencegah terjadinya preeklampsia yang dilakukan agar terhindar dari
berat sehingga kebanyak responden risiko mengalami preeklampsia
memilki kadar gula darah sewaktu nor- berat.
mal. 2. Bagi RSUD Dr. Moewardi
Penelitian ini diharapkan dapat
KESIMPULAN DAN SARAN memberi masukan kepada RSUD
Kesimpulan Dr. Moewardi hendaknya untuk
memberikan promosi kesehatan
Faktor risiko kejadian preeklam-
kepada ibu hamil yang memiliki
psia berat di RSUD Dr.Moewardi yaitu
usia kehamilan lebih dari 28 minggu
usia kehamilan ada hubungan antara
untuk mengurangi aktivitas kerja-
usia kehamilan dengan kejadian pree-
nya atau pekerjaan yang terlalu berat
klampsia berat di RSUD Dr. Moewardi
untuk menurunkan angka kejadian
(p=0,001; OR=16,125; CI=1,993-130,
preeklampsia berat.
459). Ibu hamil dengan usia kehamilan
3. Bagi Peneliti lain
lebih dari 28 minggu memiliki risiko
Peneliti selanjutnya diharapkan
16,125 kali untuk mengalami kehamil-
dapat meneliti bagaimana faktor-
an dengan preeklampsia berat diban-
faktor atau cara berubahnya pree-
dingkan ibu dengan usia kehamilan
klampsia ringgan menjadi pree-
kurang dari sama dengan 28 minggu.

34 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 29-35


kalmpsia berat atau preeklampsia sampai saat ini belum diketahui
berat menjadi eklampsia karena secara jelas bagaimana terjadinya.

DAFTAR PUSTAKA

Heffner, L. dan Schust, D., 2006. At a Glance Sistem Reproduksi, Jakarta, PT Gelora
Aksara Pratama.

Herlina, N., Tutik, I. dan Lia, F., 2009. Hubungan antara Diabetus Melitus dalam
Kehamilan dengan Kejadian Pre-eklampsia Berat di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, Buletin Penelitian , Vol. 11, No. 4.

Kawuryan, L., 2004. Pengaruh Kadar Trombosit, Hematrokit, Hemaglobin Darah


dan Protein Urin pada Ibu Pre-eklampsia atau Eklampsia terhadap Nilai
Apgar Bayi yang Dilahirkan, Jurnal Kedokteran Brawijaya : Vol. XX, No. 2,

Manuaba, I. A., Fajar, I. B. dan Gede, I. B., 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan
dan KB, Jakarta, Kedokteran EGC.

Prawirohardjo, S., 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta, PT Bina Pustaka.

Profil Jateng, 2008. Profil Kesehatan Profinsi Jawa Tengah Tahun 2008, Semarang, diakses:
5 Januari 2012. http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/
2008/profil2008.pdf.

RSUD Dr. Moewardi, 2010, Profil RSUD Dr. Moewardi Tahun 2010.

Rejeki, S., 2009. Analisa Faktor-Faktor dan Perilaku Patuhi ANC Ibu Hamil dengan
Terjadinya Pre-eklampsia di RS. Soewondo Kendal, FIKkes Jurnal Keperawatan
, Vol. 2, No. 2.

Rozikhan, 2007. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Pre-eklampsia Berat di Rumah Sakit Dr.
H. Soewondo Kendal, Tesis, Semarang , Universitas Diponegoro.

Tjahjadi, V., 2002. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Diabetes, Semarang,
Widyarama.

Utama, S. Y., 2008. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia
Berat pada Ibu Hamil di RSD Raden Matther Jambi, Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi: Vol. 8 No. 2.

WHO, 2010. Trends in Maternal Mortality 1990 to 2008, The World Bank. Wijayarini M
A, 2002, Modul Eklampsia, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.

Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Berat pada Ibu Hamil... (Retno Wulandari dan Artika Fristi F.) 35

You might also like