Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan pola piker ilmiah dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada penderita hemangioma dan mendapatkan gambaran epidemologi dan
pemeriksaan penunjamg penyakit Hemangioma
Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian penyakit Hemangioma
2. Mengetahui patofisiologi dan etiologi dari Hemangioma
3. Mengetahui klasifikasi dan manifestasi klinis dari Hemangioma
4. Mengetahui Komplikasi dan penatalaksanaan dari Hemangioma
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari Hemangioma
2.1 PENGERTIAN
Pengertian hemangioma sering dikacaukan dengan malformasi vaskular dimana
kedua pengertian diatas oleh beberapa penulis dikelompokkan ke dalam tumor
vasoformatif. Hemangioma adalah tumor jinak yang terjadi akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi pada setiap jaringan
pembuluh darah, termasuk pada organ seperti hati, limpa, otak, tulang dan kulit atau
mukosa. Hemangioma dikarakteristikkan dengan proliferasi sel endotel yang sangat
cepat, diikuti dengan involusi secara bertahap. Kebanyakan hemangioma baru muncul
pada minggu ke-8 setelah lahir dan lesi akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa
tahun.
2.2 ETIOLOGI
Etiologi terjadinya hemangioma sampai saat ini masih belum diketahui.
Penyebabnya diduga berhubungan dengan mekanisme kontrol pertumbuhan pembuluh
darah. Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol pertumbuhan dan involusi
hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai pertumbuhan pembuluh
darah yang normal dan proses angiogenesis dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui
penyebab timbulnya hemangioma. Sitokin, seperti basic fibroblast growth factor (bFGF)
dan vascular endothelial growth factor (VEGF) berhubungan dengan proses angiogenesis.
Peningkatan kadar angiogenesis factors tersebut dan atau berkurangnya kadar
angiogenesis inhibitor seperti gamma interferon (-IF), tumor necrosis factor-beta (TNF-
) dan transforming growth factor-beta (TGF-) diduga menjadi penyebab terjadinya
hemangioma. Pengaruh hormonal serta iritan fisik, mekanik, dan kimiawi juga
diperkirakan menjadi penyebab proliferasi abnormal pada jaringan hemangioma, tetapi
penyebab utama yang menimbulkan defek pada hemangiogenesis masih belum jelas.
Adapun hipotesis yang menyatakan bahwa sel plasenta, seperti trophoblast sebagai sel
awal terbentuknya hemangioma serta adanya kemungkinan pengaruh genetik terhadap
timbulnya hemangioma, memerlukan penelitian yang lebih lanjut untuk memastikannya.
2.3 EPIDEMIOLOGI
Hemangioma adalah tumor vaskular jinak yang lazim pada bayi dan anak-anak.
Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa. Prevalensi
hemangioma 1-3 % pada neonatus dan 10 % pada bayi sampai dengan usia 1 tahun.
Lokasi tersering dijumpainya hemangioma ada pada daerah kepala dan leher yaitu
sebesar 60 %. Pada daerah rongga mulut sering ditemukan di bibir, lidah dan mukosa
bukal. Sekitar 80 % kasus berupa lesi tunggal, dan 1/4-nya merupakan lesi yang multipel.
Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan dibanding laki-laki dengan
rasio 3:1, dan lebih sering mengenai ras kulit putih.
2.4 KLASIFIKASI
Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler dan
hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial hemangioma) terjadi pada kulit
bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang lebih dalam,
biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua jenis hemangioma ini
dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma campuran.
1. Hemangioma Kapiler
a. Strawberry hemangioma (hemangioma simplek)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir.
Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam beberapa hari atau
beberapa minggu (Hall, 2005). Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin
besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas
tegas, dan keras pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di
daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.
2. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang
berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung
lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum
jarang mengadakan involusi spontan
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang
dalam, pada otot atau organ dalam.
3. Hemangioma Campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum.
Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar
ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir
atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang
kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.
Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau
organ dalam.
Pada keadaan tertentu, hemangioma sering timbul bersama-sama dengan kelainan
lain dan membentuk suatu sindroma, antara lain: sindroma Kasabach-Merrit, sindroma
Sturge-Weber, sindroma Klippel-Trenaunay-Weber (nevus vaskulosus hypertrophicus) dan
sindroma Blue Rubber Bleb Nevus.
Sindroma Kasabach-Merrit merupakan varian dari koagulopati intravaskuler
diseminata oleh sekuesterasi platelet pada hemangioma kavernosa yang besar. Biasanya
mengenai bayi berusia 3 bulan atau kurang. Angka mortalitas sekitar 30 % yang biasanya
terjadi karena perdarahan, sepsis, atau obstruksi jalan napas, dan kebanyakan serangan ini
dijumpai pada tahun pertama.
AKPER Dr. SOEDONO MADIUN 5
Beberapa literatur menyebutkan hemangioma yang lain diantaranya:
1. Intramuscular hemangioma
Intramuscular hemangioma sering terjadi pada dewasa muda, 80-90% diderita
oleh orang yang berumur kurang dari 30 tahun. Hemangioma ini lebih sering terjadi pada
ekstremitas inferior, terutama di paha dan khas ditunjukkan dengan massa pada palpasi
dan perubahan warna pada permukaan kulit di sekitar area hemangioma. Intramuscular
hemangioma bisa asimptomatik atau dapat juga muncul dengan gejala-gejala seperti
pembesaran ekstremitas, peningkatan suhu pada area hemangioma, perubahan warna
pada permukaan kulit, dan sakit.
2. Synovial hemangioma
Synovial hemangioma kasusnya jarang terjadi. Pada artikulasio sinovial terdapat
eksudat cairan yang berulang, nyeri, dan menunjukkan gejala gangguan mekanik.
3. Osseus hemangioma
Osseus hemangioma sering ditemukan dalam bentuk kecil-kecil, tetapi dapat
menyebabkan nyeri dan bengkak. Pada tulang tengkorak dapat berhubungan dengan
bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada kasus-kasus yang jarang, vertebrae
hemangioma bisa menyebabkan penekanan pada korda dan fraktur, tapi kebanyakan
vertebrae hemangioma biasanya asimptomatik.
Osseus hemangioma biasanya solid (melibatkan satu tulang) atau fokal
(melibatkan satu tulang atau tulang di dekatnya pada satu area). Penulis lain memberi
definisi yang berbeda. Beberapa penulis mengatakan bahwa hemangiomatosis merupakan
multipel hemangioma yang berlokasi di antara tulang yang saling berdekatan atau
bersebelahan. Multipel hemangioma juga dihubungkan dengan cystic angiomatosis
tulang dimana tidak didapatkan komponen jaringan lunak. Skeletal-ektraskeletal
angiomatosis diartikan sebagai hemangioma yang mempengaruhi kanalis vertebralis,
selama tidak berada satu tempat.
6. Gorham disease
Gorham disease dapat menimbulkan nyeri tumpul atau lemah dan jarang dicurigai
lebih awal pada evaluasi dengan radiografi. Penderita biasanya berumur kurang dari 40
tahun. Secara histologi Gorham disease khas menampakkan hipervaskularisasi dari
tulang. Proliferasi vaskular sering mengisi kanalis medularis.
7. Kassabach-Merritt syndrome
Kassabach-Merritt syndrome komplikasi dari pembesaran pembuluh darah yang
cepat yang ditandai dengan hemolitik anemia, trombositopeni, dan koagulopati.
Kassabach-Merritt syndrome terlihat berhubungan dengan stagnasi aliran pada
hemangioma yang besar, dengan banyaknya trombosit yang tertahan dan terjadi
penggunaan faktor koagulan yang tidak diketahui sebabnya (consumptive coagulopathy).
2.5 PATOFISIOLOGI
Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan involusi
hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai pertumbuhan dari
pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat dijadikan petunjuk.
Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana prekursor sel endotel meningkatkan
pembentukan pembuluh darah, mengingat angiogenesis berhubungan dengan
B. Hemangioma kavernosum
Lesi tidak berbtas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna
merah sampai ungu
Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi bila dilepas
Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang.
Bentuk kevernosum jarang terjadi involusi
C. Hemangioma Campuran.
Campuarn antara jenis kapiler dan kavernosum.
Tanda dan gejala terdiri atas gambaran ke 2 jenis hemangioma.
Sebagian besar ditemukan pada ekstrimitas inferior, biasanya unilateral, solitar.
Dapat terjadi sejak lahir/masa anak-anak
Lasi berupa tumor yg lunak , berwarna merah kebiruan yg kmdian pada
perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verakosa
Gejala klinis
- Tergantung macamnya :
a. Hemangioma kapiler, Port wine stain tidak ada benjolan kulit.
b. Strawberry mark, menonjol seperti buah murbai.
1) Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam
bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi
regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5
tahun (Hamzah, 1999).Hemangioma superfisial atau hemangioma strawberry sering
tidak diterapi. Apabila hemangioma ini dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat
normal (Kantor, 2004).
2) Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan
tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang
mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang
mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan (Anonim, 2005).
Pembedahan
Indikasi :
1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa
minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat, mungkin
memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
Radiasi
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena:
Kortikosteroid
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:
1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Kortikosteroid yang dipakai ialah antara lain prednison yang mengakibatkan
hemangioma mengadakan regresi, yaitu untuk bentuk strawberry, kavernosum, dan
campuran. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan
diturunkan, lama pengobatan sampai 3 bulan. Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis
besar kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat (Hamzah,
1999).
Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu
penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang menurunkan ukuran lesi secara
cepat, sehingga perkembangan penglihatan bisa normal. Hemangioma kavernosa atau
hemangioma campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi
langsung pada hemangioma (Kantor, 2004).
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan
infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat
(Anonim, 2005).
Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga untuk
hemangioma senilis dan granuloma piogenik (Hamzah, 1999).
Pembekuan
Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair (Hamzah, 1999).
Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu dilakukan
perawatan luka secara steril (Anonim, 2005)
1. USG
2. MRI
MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui lokasi dan
penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga dapat membantu
membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari lesi vaskuler aliran tinggi yang
lain (misalnya malformasi arteriovenus). Hemangioma dalam fase involusi memberikan
gambaran seperti pada lesi vaskuler aliran rendah (misalnya malformasi vena.
3. CT Scan
Pada sentra yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT scan
walaupun cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau aliran darah.
Penggunaan kontras dapat membantu membedakan hemangioma dari penyakit keganasan
atau massa lain yang menyerupai hemangioma.
4. Foto Polos
Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk melihat
apakah hemangioma mengganggu jalan nafas.
5. Biopsi kulit
1. Biodata
Nama :
Umur :
Nama Ayah/Ibu :
Pekerjaan Ayah :
Pekerjaan Ibu :
Alamat :
Kultur :
Agama :
Pendidikan Ayah/Ibu :
2. Keluhan utama
Munculnya benjolan dengan bercak kemerahan setalah 40 hari kelahiran dengan
diameter 2x2 cm dan terasa nyeri. Kemudian semakin membesar dan mengeluarkan
darah setelah terkenan cacar air.
6. Riwayat Sosial
Kaji hubungan sosial antara pasien dengan keluarganya maupun dengan lingkungan
sekitarnya. Kaji pula bagiamana perilaku pasien saat berhubungan dengan teman-teman
sebayanya
9. Diagnosa Keperawatan
3.1 KESIMPULAN
Hemangioma adalah tumor yang paling umum dari masa bayi, dan hemangioma paling
infantil secara medis tidak signifikan. Kadang-kadang hemangioma anak-anak mungkin
menimpa pada struktur vital, memborok, berdarah, menyebabkan output tinggi gagal jantung
atau kelainan struktural yang signifikan atau cacat. Jarang, hemangioma infantil kulit dapat
dikaitkan dengan satu atau lebih kelainan kongenital yang mendasari.
3.2 SARAN
Dalam makalah ini tidak menutup kemungkinan masih terdapat banyak kekurangan baik
menyangkut isi maupun penulisan. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya dan kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya dalam menambah wawasan
pengetahuan tentang kelainan- kelainan yang terjadi pada bayi baru lahir.
Bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua untuk mengantisipasi
setiap faktor resiko terjadinya Hemangioma.
http://tesaseptia.blogspot.co.id/2012/10/hemangioma.html
http://nersjofan.blogspot.co.id/2013/10/pathway-hemangioma.html
http://dokumen.tips/documents/askep-hemangioma-5584654c2d932.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hemangioma