Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Curcuma mangga contains flavonoids and curcumin that are expected to have an
activity as a sunscreen. This research is aimed to optimize the formula and determine
the UV protection activity of the ethanol extract of mango ginger lotion w/o in vitro.
Formula optimization of lotion w/o is done based on Simplex Lattice Design method
using Design Expert version 9.0.4.1 software with the combination of cetyl alcohol,
cera alba and glycerin. The physical properties of 13 formulas of lotion w/o are
evaluated for the optimum formula determination. The optimum lotion is done some
physical stability tests for 4 weeks, SPF test, erythema percent, and the percent of
pigmentation using UV-Vis spectrophotometry. The results show that the SPF value of
ethanol extract of mango ginger in vitro at concentration of 0.30 mg/ml indicates the
SPF value of 16.62. The result of the lotion w/o optimum formula is it consists of cetyl
alcohol 4.04%, cera alba 7.96% and 7.00% glycerin and the dispersive power prediction
value of 15.67 cm2; adhesiveness of 0.99 seconds and a viscosity of 93.72 dPa.s. The
result of the storage for 4 weeks shows that lotion w/o has viscosity, adhesiveness and
physical dispersive power in a relative stable condition. The lotion w/o SPF value at a
concentration of 1.00%; 2.00%; 3.00%; 4.00% and 5.00% respectively give the SPF
value of 3.56; 7.00; 10.02; 15.06 and 18.52, and respectively give the erythema percent
of 1.41; 2.17; 4.14; 10.95; and pigmentation percent of 1.39; 2.11; 3.93; 10.41.
Keywords: Curcuma mangga, lotion, sunscreen
ABSTRAK
PENDAHULUAN
terjadinya kerusakan pada kulit yang dapat mempercepat terjadinya penuaan dan resiko
terjadinya kanker pada kulit. Sinar UV pada dasarnya memiliki manfaat dalam
pembentukan tulang dan sistem imun. Selain itu, radiasi sinar UV juga dapat digunakan
untuk terapi penyakit tbc, psoriasis, dan vitiligo (Cefali dkk., 2016). Akan tetapi,
paparan sinar UV secara terus-menerus justru dapat memberikan efek buruk bagi
kesehatan (Kockler dkk., 2012). Efek buruk jika terpapar sinar UV terlalu lama dapat
menyebabkan terjadinya kanker kulit, terbakar surya, kerusakan mata seperti katarak
dan melanoma, penuaan kulit secara prematur, pigmentasi, eritema, dan kerusakan
sistem imun (Cefali dkk., 2016; Kockler dkk., 2012, Kulkarni dkk., 2014).
Kulit manusia pada dasarnya memiliki mekanisme tersendiri untuk melindungi
dari bahaya sinar UV, yaitu dengan melakukan pembentukan butir-butir pigmen
(melanin) yang akan memantulkan kembali sinar UV. Jika kulit terpapar sinar matahari,
maka akan timbul dua tipe reaksi melanin, seperti penambahan melanin secara cepat ke
permukaan kulit dan pembentukan tambahan melanin baru. Akan tetapi, apabila kulit
dapat memicu timbulnya noda hitam pada kulit dan kerusakan kulit lainnya, seperti
penuaan dini dan kanker kulit (Tranggono dkk., 2007). Oleh karena itu, untuk menjaga
kulit dari efek buruk radiasi sinar UV, maka diperlukan perlindungan menggunakan
sangat berguna dalam mengurangi efek buruk radiasi sinar UV pada kulit. Namun,
banyak zat aktif pengabsorpsi sinar UV yang dapat menyebabkan terjadinya alergi dan
iritasi pada kulit. Oleh karena itu, pengembangan formulasi yang mengandung ekstrak
tanaman sedang dikembangkan. Kosmetik dari tumbuhan yang biasa digunakan untuk
digunakan untuk meminimalisir aktivitas radikal bebas dan melindungi kulit dari radiasi
pada panjang gelombang 200-400 nm ( Cefali dkk., 2016; Kockler dkk., 2012; Mishra
dkk., 2011). Tabir surya masih sedikit yang menggunakan zat aktif dari senyawa aktif
bahan alam. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk membuat sediaan tabir surya
menggunakan senyawa aktif bahan alam yang diambil dari temu mangga (Curcuma
cincin aromatik (Lajis, 2007; Suryani, 2009; Hartati, 2010). Menurut Sri Hartati dalam
Majalah Farmasi Indonesia (2010) menyebutkan juga bahwa senyawa aktif yang
terdapat pada rimpang temu mangga dapat digunakan sebagai senyawa aktif dalam
sediaan tabir surya, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dasar dilakukannya
penelitian untuk menguji optimasi formula ekstrak etanol temu mangga sebagai tabir
Formula sediaan lotion dipilih karena sediaan tersebut lebih sering dipakai untuk
sediaan topikal tabir surya. Lotion tipe w/o memiliki beberapa keuntungan yaitu tidak
mudah dicuci dengan air dan memiliki daya lekat yang lama sehingga substantivitas dan
efektivitasnya jika digunakan menjadi lebih baik (P.Agin, 2006; Rai dan Srinivas,
2007). Sediaan lotion agar dapat memenuhi kriteria perlindungan kulit dengan baik,
maka perlu dilakukan optimasi formula lotion w/o tabir surya dengan basis cera alba,
METODOLOGI
Rimpang temu mangga (Curcuma mangga) etanol 70% (teknis), kloroform (pro
silica gel 60 F254, asam asetat (pro analisis, MERCK), aquades, plat selulosa, setil
oil derajat farmasetik (Sigma), span 80 derajat farmasetik (MERCK), cera alba
paraben derajat farmasetik (Sigma), dan etanol 96% (pro analisis, MERCK).
Oven, corong Buchner (Pyrex), rotatory evaporator, waterbath (memmert),
moisture balance, seperangkat alat kromatografi lapis tipis, bejana, labu ukur, gelas
beker, gelas ukur, kertas saring, kuvet, dan spektrofotometer UV-Vis, timbangan analitik
(Precise 2000C-2000D1), alat-alat gelas, Ultra-turrax T25 (JANKE & KUNKEL IKA -
sentrifugator (EBA g), seperangkat alat uji daya sebar (Laboratorium Teknologi
Farmasi, UGM), penggaris, alat uji daya lekat (Laboratorium Teknologi Farmasi,
2. Jalannya Penelitian
Rimpang temu mangga dicuci dengan air mengalir, ditiriskan, diiris tipis, dan
metode maserasi dengan pelarut etanol 70% selama 24 jam, diulangi remaserasi
Ekstrak etanol temu mangga dibuat larutan induk dengan dilarutkan dalam
pelarut etanol, kemudian diambil sebanyak 0,2 ml, 0,225 ml, 0.25 ml, 0,275 ml,
dan 0,3 ml kemudian diencerkan dengan etanol 70% hingga 10 ml. Diukur pada
panjang gelombang 290 sampai 320 nm pada tiap kenaikan 5 nm dan dilakukan
Persamaan Mansur :
320
SPF= CF EE ( ) I ( ) Abs ()
290
c. Formulasi lotion w/o
Optimasi formula lotion w/o ekstrak etanol temu mangga menggunakan metode
Bahan F-1 F-2; F- F-3; F-4; F-5 F-7 F-8 F-9 F- F-13
(%) 11 (%) F-6 F-12 (%) (%) (%) (%) 10 (%)
(%) (%) (%)
Ekstrak temu 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
mangga
Mineral oil 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Setil alkohol 3 2 2 8 4 5 2 5 6 3
Gliserin 11 7 13 7 9 7 10 10 8 8
Cera alba 5 10 4 4 6 7 7 4 5 8
Metil paraben 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20
Propil paraben 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
Span 80 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Water (add) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
c. Pembuatan formula
Fase minyak dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 65oC-75oC hingga leleh.
Di tempat lain, fase air dipanaskan di tempat yang terpisah pada suhu 65oC-75oC.
Ekstrak dicampur di air yang telah mendidih kemudian disonifikasi dan dicampur
dengan gliserin dan propil paraben. Fase air di masukan sedikit demi sedikit pada
fase minyak dan diaduk menggunakan ultra-turrax sampai homogen. Sediaan lotion
viskometer VT-04 (Rion, Japan), uji daya lekat, uji daya sebar, uji volume
1). Organoleptis
dan dipastikan bahwa rotor terendam dalam sediaan lotion, kemudian alat
3). Uji pH
Lotion sebanyak 0,1 gram dioleskan diatas objek gelas yang lain dan ditindih
alat uji, beban seberat 20 gram dilepaskan dan dicatat waktunya hingga
bulat berskala. Di atas bahan diletakkan kaca bulat lain lalu didiamkan
freeze - thaw cycling yaitu penyimpanan sediaan pada suhu ekstrim 8 0C dan
450C. Uji dilakukan dengan pemberian kondisi stress pada suhu 450C dan
80C secara bergantian selama 3 siklus (1 siklus = 24 jam pada 450C dan 24
Ht Vt L Ht
F= = =
Ho Vo L Ho
tertentu. Tabung reaksi berskala berisi sediaan lotion w/o diuji menggunakan
sentrifugasi pada kecepatan 1500, 3000, dan 4500 rpm selama 30 menit,
Sebanyak 0,25 g; 0,50 g; 0,75 g, 1,00 g; dan 1,25 g dimasukan dalam labu ukur
25,0 ml kemudian dilarutkan dalam campuran etanol 96% dan kloroform 1:1
menggunakan kertas saring (Fatmawati, dkk., 2006). Filtrat yang didapat diukur
serapan larutan dari tiap formula dengan spektrofotometer UV-Vis setiap 5 nm pada
a. Perhitungan transmisi
Dari nilai serapan (A) yang diperoleh kemudian dihitung nilai serapan
karakteristik ekstrak dilakukan untuk memberikan batasan atau standarisasi bahan yang
organoleptis, susut pengeringan, kadar air, dan identifikasi kandungan kurkumin. Dari
hasil pembuatan ekstrak, ekstrak etanol temu mangga memiliki warna coklat, bau khas
temu mangga, berbentuk kental,dengan susut pengeringan 17,27 0,55%, dan kadar air
1,67%. Uji susut pengeringan bertujuan untuk memberikan batasan maksimal terhadap
senyawa yang hilang selama proses pengeringan, sedangkan untuk kadar air bertujuan
pengentalan dan memberikan batasan minimal rentang besarnya kandungan air dalam
ekstrak.
menggunakan fase diam silika gel 60 F254 dan fase gerak kloroform P : methanol P
(4,75 : 0,25 v/v). Berdasarkan hasil deteksi kurkumin dengan menggunakan
pembanding kurkuminoid 1% didapat 3 bercak yang memiliki warna bercak dan harga
hRf yang sama dengan pembanding yang digunakan. Warna bercak sampel dan
pembanding pada sinar tampak berwarna kuning yang merupakan bercak dari kurkumin
dan berfluorosensi pada panjang gelombang 366 nm. Kurkumin berada pada Rf paling
tinggi karena kurkumin memiliki gugus metoksi lebih banyak. Gugus metoksi
Penetapan harga SPF ekstrak temu mangga dilakukan dengan cara membuat seri
konsentrasi dari larutan induk kemudian dibuat konsentrasi dari 2,00%; 2,25%; 2,50%;
2,75%; dan 3,00%. Hasil penetapan harga SPF ekstrak temu mangga tersaji pada Tabel
II. Berdasarkan Food and Drug Administratiion (FDA) harga SPF pada konsentrasi
3,00% termasuk dalam SPF sedang karena memiliki nilai SPF 16,62. Nilai minimal
Setelah dilakukan penelitian nilai SPF pada ekstra temu mangga, kemudian dari
hasil penetapan tersebut dipilih pada konsentrasi 3,00% ekstrak etanol temu mangga
untuk dibuat dalam sediaan lotion w/o. Dari konsentrasi larutan ekstrak temu mangga
kemudian dilakukan perhitungan konsentrasi ekstrak yang akan digunakan dalam
pembuatan formula lotion w/o (100ml) dengan nilai SPF 16,62 dan didapat bobot
Optimasi formula lotion w/o ekstrak etanol temu mangga dilakukan dengan
memasukkan sifat ketiga belas formula sebagai respon ke dalam software design expert
versi 9.0.4.1. Sifat fisik dan stabilitas yang dimasukkan sebagai respon adalah daya
sebar, daya lekat, dan viskositas yang diuji pada hari ke-1 setelah pembuatan. Hasil
penelitian terhadap viskositas, daya lekat, dan daya sebar dapat dibuat persamaan garis
SLD (Simplex Lattice Design) berdasarkan software design expert dengan model special
a. Daya sebar
Y= +20,22 (A) + 12,73 (B) + 11,05 (C) 20,10 (AB) + 6,71 (AC) + 0,19 (BC) + 49,14 (ABC)
b. Viskositas
Y= 44,39 (A) + 84,38 (B) + 93,43 (C) + 201,26 (AB) + 75,54 (AC) - 86,44 (BC) 14,54 (ABC)
c. Daya lekat
Y= 0,87 (A) + 0,69 (B) + 1,93 (C) 0,25 (AB) 2,52 (AC) + 7,47 (BC) 30,37
(ABC)
Keterangan :
A= proporsi setil alkohol
B = proporsi cera alba
C= proporsi gliserin
Penentuan daerah optimum lotion w/o ekstrak etanol temu mangga dianalisis
menggunakan software design expert versi 9.0.4.1. Pada penelitian ini digunakan
pendekatan numeric untuk menentukan formula optimum. Sifat fisik yang dimasukan
sebagai respon adalah respon daya sebar, daya lekat, dan viskositas. Viskositas dan daya
lekat dimasukan dalam rentang in range dengan tujuan agar penetapan formula yang
disarankan dari program Design Expert akan berada dalam rentang yang diharapkan,
untuk viskositas dipilih kriteria dari rentang 80-100 dPa.s agar lotion w/o yang
dihasilkan tidak terlalu encer dan stabil selama penyimpanan, untuk daya lekat dipilih
kriteria pada rentang 1 2 detik, sedangkan untuk daya sebar dimasukan dalam rentang
maximize (14-16 cm2). Dari analisis-analisis tersebut dihasilkan super imposed dari
contour plot respon daya sebar, viskositas, dan daya lekar lotion w/o ekstrak etanol temu
mangga. Hasil dari diagram super imposed contour plot terlihat bahwa formula yang
dipilih sebagai formula optimum oleh software design expert adalah formula yang
mengandung setil alkohol 4,04 %; gliserin 7,00%; dan cera alba 7,96 % dengan nilai
desirability tertinggi yaitu 0,834 seperti terlihat pada gambar 14. Nilai desirability
besarnya dari nol sampai dengan satu, dimana semakin mendekati satu artinya semakin
ditawarkan oleh Design Expert versi 9.0.4.1 trial untuk formula optimum adalah
formula yang memiliki nilai desirability sebesar 0,834 yang berarti kemampuan untuk
memprediksi formula optimum, software design expert juga dapat memprediksi nilai
sifat fisik dari formula optimum. Nilai prediksi yang ditawarkan pada masing-masing
respon yaitu daya sebar 15,67 cm2; daya lekat 0,99 detik; dan viskositas 93,72 dPa.s.
Tidak ada persyaratan tertentu sebagai nilai daya sebar, daya lekat, dan viskositas
I II
III IV
Gambar 1. Contour plot daya sebar, viskositas, daya lekat, dan hasil super imposed
dari respon daya sebar, viskositas, dan daya lekat formula optimum lotion
w/o
Keterangan : I: contour plot daya sebar; II: contour plot viskositas; III: contour plot
daya lekat; IV: super imposed dari respon daya sebar, viskositas, dan
daya lekat
Nilai prediksi respon dari formula optimum yang didapat dari software selanjutnya
dibandingkan dengan respon yang diperoleh pada percobaan yang diamati pada hari-1
setelah pembuatan (minggu ke-0) sehingga dapat diketahui signifikansi antara sifat fisik
formula optimum yang dibuat dengan sifat fisik formula optimum menurut software.
Analisis statistik yang digunakan adalah one sample t-test dengan taraf kepercayaan
95% untuk membandingkan hasil percobaan dengan nilai prediksi. Berikut adalah hasil
one sample t-test respon prediksi dan respon percobaan formula optimum lotion w/o
Tabel IV. Hasil uji t satu sampel formula optimum lotion w/o ekstrak etanol temu mangga hasil
prediksi software dibandingkan dengan hasil percobaan
Respon Prediksi Percobaan Signifikansi Kesimpulan
Viskositas 93,72 dPa.s 95,19 3,06 0,061 Tidak berbeda
secara signifikan
Daya lekat 0,99 detik 1,050,07 0,537 Tidak berbeda
secara signifikan
Daya sebar 15,67 cm2 13,200,83 0,05 Tidak berbeda
secara signifikan
Berdasarkan tabel IV menunjukkan bahwa respon viskositas, daya lekat, dan daya
sebar memiliki hasil yang tidak berbeda signifikan antara prediksi dengan hasil
percobaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan sesuai dengan respon
prediksi.
minggu ke-0 hingga minggu ke-4 menunjukkan tidak ada perubahan warna, bau,
bentuk, homogenitas, dan pH. Warna yang dihasilkan oleh lotion w/o memiliki
warna putih kekuningan dan bau khas ekstrak temu mangga, memiliki tekstur
yang halus, lembut, dan memiliki homogenitas serta pH yang sama dari minggu
b. Viskositas
mempunyai viskositas yang baik jika lotion mudah diambil dari wadah, mudah
Semakin tinggi viskositas maka kemampuan menyebar pada kulit akan semakin
menurun atau semakin kecil. Demikian juga sebaliknya, bila viskositas lotion
melekat pada kulit akan semakin menurun. Hasil uji viskositas selama 4 minggu
Replikasi 2 91,88 dPa.s 85,63 dPa.s 95,63 dPa.s 95,63 dPa.s 96,88 dPa.s
Replikasi 3 88,75 dPa.s 89,38 dPa.s 81,88 dPa.s 94,38 dPa.s 101,25 dPa.s
Berdasarkan uji viskositas formula optimum lotion w/o selama
viskositas yang fluktuatif atau naik turun hingga akhir penyimpanan. Fluktuasi
viskositas tersebut dapat terjadi karena pengaruh suhu selama pengamatan yang
viskositas sediaan dimana sediaan menjadi lebih padat. Selain itu, perubahan
viskositas juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti perubahan kondisi
fase dispers, medium dispers, emulgator, dan bahan tambahan lainnya. Semakin
untuk mengetahui perbedaan respon viskositas dari minggu ke-0 sampai minggu
ANOVA didapat nilai signifikansi >0,05 (0,475) yang berarti tidak ada
sediaan dengan kulit dan kenyamanan ketika diaplikasikan pada kulit. Lotion
yang baik mampu menjamin waktu kontak efektif dengan kulit sehingga tujuan
penggunaannya tercapai dan mampu melindungi kulit dalam waktu yang relatif
lama. Daya lekat juga berpengaruh pada substantivitas dan efektivitas kerja zat
aktif pada lokasi pemberian. Semakin lama lotion melekat pada kulit maka
semakin efektif pula penggunaan lotion dalam melindungi efek dari sinar UV.
Hasil uji daya lekat selama 4 minggu tersaji pada tabel VI.
Berdasarkan uji daya lekat selama penyimpanan dari minggu ke-0 sampai
minggu ke-4 daya lekat cenderung fluktuatif. Hal ini sebanding dengan nilai
penyimpanan. Jika viskositas meningkat maka nilai daya lekat meningkat dan
sebaliknya jika viskositas menurun maka akan meningkat pula nilai daya lekat
Analisis statistic dilakukan dengan Uji ANOVA taraf kepercayaan 95% untuk
mengetahui perbedaan respon daya lekat dari minggu ke-0 sampai minggu ke-4
selama penyimpanan. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji ANOVA didapat
nilai signifikansi >0,05 (0,279) yang berarti tidak ada perbedaan viskositas untuk
d. Daya sebar
pada kulit. Semakin besar daya sebar, semakin besar pula luas permukaan kulit
yang kontak dengan lotion dan zat aktif pada sediaan lotion akan terdistribusi
secara merata dan baik pada kulit. Lotion yang baik memiliki daya sebar yang
besar sehingga dapat diaplikasikan pada permukaan kulit yang luas tanpa
minggu ke-4 didapat nilai daya sebar yang fluktuatif. Terjadinya perubahan daya
sebar yang fluktuatif ini dapat disebabkan oleh perubahan suhu kamar saat
suhu antara 250-300C. Jika terjadi perubahan pada suhu kamar maka akan terjadi
perubahan pada viskositas lotion yang akan berpengaruh juga pada pengukuran
daya sebar. Makin tinggi viskositas maka makin turun pula daya sebar sediaan
begitu pula sebaliknya makin rendah viskositas maka makin naik pula daya
sebar sediaan.
95% untuk mengetahui perbedaan respon daya sebar dari minggu ke-0 sampai
minggu ke-4 selama penyimpanan. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji
Kruskal Wallis didapat nilai signifikansi p <0,05 (0,044) yang berarti ada
proses oksidasi dalam sediaan tabir surya pada suhu ekstrim dengan tingkat
stress yang tinggi. Pengujian menggunakan metode freeze and thaw ini
dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu ekstrim 80C selama 12 jam
siklus.
selama 3 jam terjadi pemisahan pada ketiga formula. Pemisahan pada suhu
450C ini terjadi karena pengaruh dari beberapa bahan tambahan yang tidak
tahan terhadap pemanasan, seperti gliserin, setil alkohol, dan mineral oil.
pengaruh suhu dan mekanik. Salah satu uji pemisahan mekanik adalah
dengan gravitasi. Hal ini sesuai dengan hukum stokes dimana pemisahan
1500 rpm, 3000 rpm, dan 4500 rpm. Peningkatan kecepatan sentrifugasi
dapat mengubah bentuk fase internal yang terdispersi dan memicu terjadinya
1500, 3000, dan 4500 rpm selama 30 menit menunjukkan bahwa semua
lotion w/o stabil oleh adanya kecepatan yang tinggi (F=1). Hal ini dapat
disebabkan karena viskositas lotion w/o yang besar sehingga tidak terjadi
pemisahan fase.
a. Nilai SPF
Penentuan efektivitas sediaan tabir surya dapat dilakukan dengan
menghitung nilai SPF (Sun Protecting Factor) dari sediaan (Soeratri dan
dalam melindungi kulit dari eritema (Stanfield, 2003). Harga SPF yang
didapatkan dalam suatu sediaan menyatakan berapa kali daya tahan alami
matahari tanpa terkena luka bakar. Pengujian nilai SPF dapat dilakukan secara
in vivo maupun in vitro. Minimum Erythemal Dose (MED) didapat dari uji in
vivo, namun uji in vivo membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang lebih
lama karena uji in vivo menggunakan subjek manusia atau hewan seperti
kelinci atau tikus. Uji in vitro lebih mudah dan lebih hemat biaya. Uji in vitro
dalam penelitian ini penentuan nilai SPF sediaan dilakukan secara in vitro.
Tabel VII. Nilai SPF lotion w/o ekstrak etanol tem mangga
Lotion w/o SPF in vitro
Basis 2,29 0,33
Lotion w/o ekstrak etanol temu mangga konsentrasi
1% 3,56 0,2
Lotion w/o ekstrak etanol temu mangga konsentrasi
2% 7,00 0,33
Lotion w/o ekstrak etanol temu mangga konsentrasi
3% 10,02 0,82
Lotion w/o ekstrak etanol temu mangga konsentrasi
4% 15,06 0,39
Lotion w/o ekstrak etanol temu mangga konsentrasi
5% 18,52 1,56
Berdasarkan hasil nilai SPF yang disajikan pada tabel VII, bahan-bahan
tambahan yang digunakan untuk membuat sediaan lotion w/o memiliki nilai
SPF 2,29 0,33. Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) harga
SPF lotion w/o ekstrak etanol temu mangga pada konsentrasi 1,00%, 2,00%,
dan 3,00% termasuk dalam kategori minimal karena memiliki harga SPF
antara 2-12 dan untuk konsentrasi 4,00% dan 5,00% termasuk dalam kategori
sedang karena memiliki harga SPF antara 15-30. Nilai SPF sediaan bila
dibandingkan dengan nilai SPF ekstrak temu mangga didapatkan bahwa nilai
SPF pada sediaan lebih rendah dibanding pada ekstrak etanol temu mangga.
SPF 16,62 sedangkan pada sediaan hanya didapat nilai SPF 10,02. Diduga hal
ini terjadi karena jumlah ekstrak yang sangat kecil mempersulit ekstrak
optimum ekstrak etanol temu mangga agar dapat memberikan nilai SPF
etanol temu mangga pada konsentrasi 1,00%, 2,00%, 3,00%, 4,00%, dan
tabel XXXI.
Tabel XXXI. Kategori penilaian aktivitas sediaan tabir surya (Balsam dan
Saragin, 1972)
Kategori Penilaian Rentang sinar UV yang ditransmisi (%)
% eritema % pigmentasi
Sunblock <1 3-40
Proteksi ekstra 1-6 42-86
Suntan standard 6-12 45-86
Fast tanning 10-18 45-86
Tabel XXXII. Persen transmisi eritema (%Te) dan persen transmisi pigmentasi
(%Tp) serta kategori penilaian
Konsentrasi (%) % Transmisi Kategori Penilaian
eritema pigmentasi
1% 1,07 1,06 Proteksi ekstra
2% 1,41 1,39 Proteksi ekstra
3% 2,17 2,11 Proteksi ekstra
4% 4,14 3,93 Proteksi ekstra
5% 10,95 10,41 Suntan standar
Basis 1,05 1,04 Proteksi ekstra
Sesuai dengan hasil perhitungan yang tertera pada tabel XXXII, sediaan
lotion w/o ekstrak etanol temu mangga pada konsentrasi 1-4% memberikan
harga persen eritema (%Te) dan persen pigmentasi (%Tp) yang dapat
KESIMPULAN
1. Berdasarkan penetapan harga SPF ekstrak etanol temu mangga secara in vitro
pada konsentrasi 3,00% memberikan nilai SPF 16,62. Hal ini sesuai dengan
yang telah dipersyaratkan oleh FDA sebagai senyawa aktif tabir surya dengan
perlindungan sedang.
2. Hasil formula optimum ekstrak etanol temu mangga pada setil alkohol 4,04 %,
gliserin 7,00%, dan cera alba 7,96 % memberikan hasil yang tidak berbeda
antara respon sifat fisik hasil percobaan dengan prediksi pada software design
expert, serta memiliki sifat fisik dan stabilitas fisik yang stabil selama
penyimpanan 4 minggu.
3. Formula optimum lotion w/o ekstrak etanol temu mangga memiliki aktivitas
sebagai tabir surya dan tergolong sebagai sunblock yang dapat diaplikasikan
DAFTAR PUSTAKAA