Professional Documents
Culture Documents
Manajemen
Perpajakan
Pokok Bahasan :Mampu memahami, menjelaskan dan
menerapkan perencanaan pajak untuk PPh Pasal 22,23 ,24 dan
25
Kode MK
Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh
84061
Ekonomi dan Bisnis Strata Satu Dra. Rokhanah Murkana Ak, MSi
Akuntansi/PKK
08
Abstract Kompetensi
Tax Planning PPh Pasal 22,23 dan PPh Mampu memahami, menjelaskan, dan
Pasal 24 perlu dilaksanakan agar perusahaan menerapkan Perencanaan PPh Psl.22,23
bisa melaksanakan beban pajak secara effisien dan 24, Perlakuan perpajakannya, pengajuan
dengan cara menguasai perlakuan/ketentuan surat keterangan bebas PPh psl.22,23,kontrak
perpajaka yang berhubungan kontrak,maksimal dengan pihak ke 3 ,pemanfaatan maximal
kredit pajak, sehingga diperoleh hasil yang kredit pajak PPh Pasal 24 dan perlakuan
optimal. perlakuan perencanaan Psl.25 untuk
mengefisiensikan beban pajak.
Perencanaan Pajak untuk Pajak Penghasilan 22
1. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan. Dalam hal ini Wajib Pajak harus jeli untuk
memperoleh informasi. Untuk memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang
dapat dikreditkan. Sebagai contoh , PPh Pasal 22 atas pembelian solar dari Pertamina
bersifat final jika pembelinya dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang penyaluran
migas,tetapi bila pembeliannya dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
pabrikan, maka PPh Pasal 22 tersebut dikreditkan dengan dengan PPh Badan. Pengkreditan
ini lebih menguntungkan dari pada dibebankan sebagai biaya.
2. Mengajukan permohonan pembebasan PPh Pasal 22 Impor apabila perusahaan melakukan
impor. Pengajuan permohonan pembebasan PPh Pasal 22 harus melampirkan :
a. Proyeksi impor setiap bulan selama tahun yang bersangkutan
b. Proyeksi perhitungan laba/rugi tahun yang bersangkutan
c. Proyeksi perhitungan PPh Badan yang terutang dan angsuran PPh Pasal 25, serta PPh
Pasal 22 yang menunjukkan lebih bayar apabila dilakukan pembayaran PPh Pasal 22.
d. Proyeksi neraca pada akhir tahun yang bersangkutan.
PPh Pasal 22 impor tersebut di atas dipungut oleh Ditjen Bea dan Cukai atau bank devisa pada
saat pembayaran bea masuk. PPh Pasal 22 impor merupakan kredit pajak yang dapat
dikurangkan dari PPh terutang di akhir tahun pajak.