Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Potensi Perikanan Tangkap / Laut merupakan asset nasional yang sangat tinggi
nilainya, maka sudah selayaknya apabila sub-sektor ini lebih dioptimalkan
pengelolaannya. Kondisi di lapangan yang terjadi saat ini adalah banyaknya ikan-
ikan di perairan Indonesia yang dicuri oleh nelayan-nelayan asing yangmana
nilainya dapat mencapai miliar-an US Dollar. Sehingga kebutuhan terhadap
armada perikanan tangkap sangat tinggi, khususnya kapal-kapal ikan yang
berkemampuan operasi hingga 200 mil laut. Ditinjau dari segi ukuran tonnase
Kebutuhan Produk
Unit Industri Perkapalan Kapal
Kapal
Industri Penunjang
Pemilik kapal ataupun operator kapal beranggapan bahwa kondisi kapal akan
selalu terjaga dengan baik, mengingat mulai dari tahap perencanaan,
pembangunan dan operasi kapal itu senantiasa diinspeksi oleh Biro Klasifikasi /
Classification society (BKI, LR, ABS, NK, DNV, dsb). Kelayak-lautan dari suatu
kapal memang menjadi prioritas yang utama, dan untuk masalah ini aturan-
aturan yang berlaku pun sudah International Standard (SOLAS, IMO, MARPOL).
No
Class
Approval ?
Yes
Tahap Berikutnya :
Construction & Production
Pada Tahap Construction & Production ini peran Biro Klasifikasi juga bersifat
wajib, khususnya pada kapal-kapal komersial. Sertifikasi Kapal yang meliputi
Sertifikasi Lambung Kapal (Hull Construction Certificate ), Sertifikasi Permesinan
(Machinery Certificate ), serta Sertifikat Perlengkapan Kapal (Ship Equipment
Certificate ) yangmana sertifikasi-sertifikasi tersebut dapat digunakan sebagai
pegangan untuk pihak-pihak yang lain (Insurance) dalam menilai terhadap
kualitas kapal.
Industri Pendukung
& Penunjang
terhadap orang, barang (kapal dan muatannya), dan lingkungan. Disamping itu
kecenderungan dari industri maritim ini adalah seperti investasi jangka panjang,
padat modal dan lambat dalam pengembaliannya. Sehingga mengakibatkan
banyak investors yang enggan untuk terjun kedalam bisnis maritim tersebut.
Dilain pihak tingkat ketergantungan industri perkapalan / galangan kapal
terhadap peran investor adalah sangat besar.
Secara keseluruhan bagi industri perkapalan untuk dapat survive didalam market
competetion adalah dukungan pemodalan didalam pembiayaan pembangunan
kapal. Hal ini tidak hanya dialami oleh galangan-galangan kelas kecil dan
menengah saja, akan tetapi juga terjadi pada galangan-galangan besar/modern
di Indonesia. Kesulitan didalam pendanaan ini juga merupakan salah satu
penyebab kelesuan industri perkapalan saat ini.
Sampai dengan saat ini jumlah perusahaan yang bergerak dalam industri
perkapalan di Indonesia tercatat sekitar 240 perusahaan, dimana 9 perusahaan
dikategorikan sebagai galangan kapal besar (yaitu kelas fasilitasnya diatas
10.000 ton). Sehingga dengan jumlah besar ini, industri perkapalan nasional
memiliki kekuatan tersendiri didalam mengantisipasi tingkat kebutuhan kapal-
kapal baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun demikian, bukan berarti
peningkatan kemampuan internal tidak dibutuhkan lagi akan tetapi justru
merupakan keharusan seiring dengan perkembangan IPTEK.
Jumlah tenaga kerja yang berada di industri perkapalan di Indonesia saat ini
berkisar 32 ribuan orang, sehingga ini juga merupakan kekuatan yang harus
ditingkatkan kemampuan serta kompetensinya dimasa-masa mendatang. Lebih
jauh, penguatan dalam merubah kemampuan tenaga kerja dari kondisi ordinary
workers menjadi professionals / skill workers adalah merupakan langkah bijak
yang perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sisi kekuatan lainnya dari industri perkapalan di Indonesia, adalah track record
(pengalaman) dalam pembangunan/pembuatan kapal (bangunan baru). Dalam
sepuluh tahun terakhir, berbagai tipe kapal serta bangunan lepas pantai telah
dibangun oleh galangan-galangan kapal di Indonesia. Adapun jenis / tipe kapal
yang pernah dikerjakan oleh galangan kapal Indonesia, sebagai berikut :
Peluang dan tantangan industri perkapalan Indonesia di waktu yang akan datang
adalah sangat besar dan kompleks, khususnya bila spektrum pasarnya diperluas
tidak hanya mencakup kepentingan nasional saja akan tetapi juga internasional.
Dipandang dari sisi peluang, industri perkapalan di Indonesia memiliki potensi
pasar yang cukup besar di masa-masa yang akan datang. Hal ini terkait dengan
kondisi iklim usaha serta ditunjang oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang
memberikan kesempatan dan peluang lebih besar bagi industri perkapalan
nasional.
Potensi pasar Dalam Negeri di era mendatang akan memberikan peluang untuk
pembangunan kapal-kapal yang mendukung kegiatan-kegiatan, sebagai berikut :
Transpotasi Laut dan Penyeberangan, Perikanan dan Kelautan, Migas Lepas
Pantai, Hankam, Sarana Pelabuhan dsb. Walaupun begitu industri perkapalan
nasional perlu ingat bahwa persaingan industri kapal di era pasar global adalah
sangat ketat.
Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai potensi pasar industri perkapalan di
Indonesia serta instrumen-instrumen yang mempengaruhi besarnya potensi
tersebut. Menurut hasil studi dari JICA (2000) yang bekerjasama dengan
Departemen Perhubungan RI, ada 244 unit kapal barang dengan tipe General
Cargo, Semi-Container, Full Container dan Multi-purpose ship, atau sekitar
243.760 Ton DWT, sudah berusia lebih dari 25 tahun. Artinya, kapal-kapal
tersebut sudah waktunya untuk dibesi-tuakan (scrapping), sehingga perlu
dilakukan peremajaan / penggantian dengan kapal-kapal sejenis serta total
kapasitas kapal yang sama. Apabila kapasitas kapal pengganti memiliki rata-rata
ukuran 4.000 Ton DWT, maka jumlah kapal barang (pengganti) yang dibutuhkan
adalah mencapai 61 unit kapal.
Dilain pihak
berdasarkan hasil RATIO OF SEABORNE TRADE TO TOTAL TRADE
studi tentang MILLION TONNES
sistem transpotasi 3500
laut yang dilakukan 3000
oleh ITS (Gurning,
R.O.S, 2002), 2500
Saat ini kapal-kapal barang yang beroperasi di Indonesia masih didominasi oleh
kapal-kapal asing yang dikelola oleh shipping/operators Indonesia. Dan sejak
enambelas tahun yang lalu, prosentase antara jumlah armada kapal barang
nasional mengalami penurunan yang semakin drastis bila dibandingkan jumlah
armada kapal asing (yang dikelola oleh Indonesian Shipping Operators). Di akhir
akhir proyeksi di
1200 DRY tahun 2010. Untuk
1000 LIQUID
Liquid Cargo,
TOTAL
800 terlihat bahwa
600 jumlah muatan
400 cair tersebut dapat
200
mencapai 400
juta tonnes.
0
Jumlah ini
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
tentunya akan
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Year
memberikan
konsekuensi
terhadap kebutuhan kapal pengangkut liquid cargo (Tankers) dimasa-masa
mendatang. Sedangkan, Dry Cargo mengalami trend shipping market yang
terus meningkat tajam sampai dengan akhir proyeksi, yaitu mencapai 1.400
juta tonnes di tahun 2010. Hal ini berarti lonjakan muatan jenis dry cargo berkisar
100 persen dalam kurun 5 sampai 6 tahun kedepan. Sehingga ada indikasi
tingkat kebutuhan kapal-kapal jenis general cargo, bulk carrier, semi-containers
vessel dan full containers vessel.
Menurut hasil studi dari Departemen Perhubungan RI, pada tahun 2000
Indonesia idealnya memiliki 58 unit kapal penumpang dengan kapasitas 51.000
seats sehingga mampu mengangkut penumpang sebanyak 12 juta orang per
tahun, namun kenyataannya hingga saat ini jumlah armada kapal penumpang
yang ada adalah 30 unit kapal. Sehingga masih ada selisih jumlah (atau yang
Di Sektor Perikanan dan Kelautan, potensi pasar Dalam Negeri terhadap industri
perkapalan di Indonesia adalah sangat besar. Pertumbuhan armada kapal ikan
sampai dengan tahun 1997 (kondisi sebelum krisis ekonomi) tercatat sebesar
13.530 unit kapal per tahun, yang terdiri dari :
Dalam rangka menyongsong masa depan yang penuh persaingan, maka industri
perkapalan nasional haruslah lebih mempersiapkan diri dengan menyusun
strategi yang mampu memenangkan kompetisi di tingkat pasar dalam negeri
maupun luar negeri. Strategi yang dikembangkan adalah terkait dengan
serangkaian Rancangan Program Kegiatan yang akan diimplementasikan serta
Organizational Weaknesses :
Fokus utama masih pada on sea activities
(Reparasi/Perbaikan Kapal
Kerjasama/keterkaitan dengan Lembaga-lembaga R&D,
Asosiasi Profesi, Asosiasi Industri belum optimal
Diversifikasi Produk (on-land activities) untuk mengeleminasi
resiko fluktuasi demand, melalui : (i) Meningkatkan kerjasama
dengan institusi terkait (Lembaga R & D, Perguruan Tinggi,
Organisasi Profesi, dsb. ); (ii) Meningkatkan peran Asosiasi
Industri untuk penyebaran informasi teknologi dan pemasaran
Pada dasarnya didalam suatu struktur pembiayaan pembangunan kapal ada lima
bagian dasar yang menjadi pertimbangan penilaian, yaitu :
2 PERALATAN (OUTFIT)
2.1. Peralatan tambat
a. Jangkar
b. Mesin Jangkar
b. Capstan, Winch, Tali Tambat , dsb
c. Bollard, Fairlead, dsb
2.2. Peralatan Keselamatan
a. Sekoci
b. Permesinan Sekoci
c. Life Raft
d. Baju Pelampung
e. Gelang Pelampung
2.3. Ruang Akomodasi & Gudang
a. Furnitures
b. Dekorasi Ruangan
c. Peralatan Sanitasi
d. Pintu Non-Metal
e. Partisi Ruang, Sekat, dsb
f. Pelindung geladak
2.4. Ventilasi Ruangan Akomodasi
a. Ventilasi R. Akomodasi Penumpang
b. Ventilasi R. Akomodasi Crew
2.5. Peralatan Navigasi & Komunikasi
a. Navaids dan Radio
b. Aerials-Radio
c. Komunikasi Internal
d. Perlengkapan Nautical
2.6 Peralatan Pemadam Kebakaran
2.7. Peralatan Bongkar/Muat (Ramp door)
2.8. Peralatan Instalasi Listrik Kapal
a. Jaringan Distribusi Kapal
b. Generator
c. Switch Board (Main & Emergency)
d. Baterei & Peralatan Charging
e. Lampu-lampu penerangan
f. Lampu-lampu navigasi
3 PERMESINAN GELADAK
3.1. Steering gear
3.2. Windlass
3.3. Capstain
Disebut kapal bekas memang karena umur pakai yang telah melewati beberapa
masa periode per lima tahun. Tentunya pembiayaan dari kapal bekas baik secara
teknis dan ekonomis adalah berbeda dengan kapal baru. Dan hal ini tergantung
Sedangkan secara umum, harga-harga kapal di atas pada pangsa pasar kapal
bekas di Indonesia adalah relatif besar sekitar 15%-20% dari pangsa pasar asing
atau dunia. Hal ini diakibatkan oleh relatif rendahnya kualitas perawatan kapal-
kapal Indonesia yang kemudian menjadikan biaya penyusutan kapal menjadi
lebih tinggi.
Namun faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut untuk keputusan
pembelian kapal-kapal bekas di Indonesia adalah sebagai berikut:
5. P e n u t u p
Industri Perkapalan Indonesia dalam kurun waktu enam tahun kedepan akan
mengalami masa-masa sulit, bahkan mungkin banyak yang akan gulung tikar
bilamana tidak segera berbenah diri. Kebijakan Pemerintah akan menjadi
pondasi yang kuat agar kehidupan industri perkapalan tetap ada di Indonesia.
Peran dari lembaga-lembaga keuangan yang ada sangat diharapkan sekali, guna
menunjang modal kerja serta investasi yang mengarah kepada peningkatan daya
saing industri perkapalan di pasar internasional.
Peran Asosiasi Profesi dan Assosiasi Industri yang terkait dengan dunia industri
perkapalan nasional adalah sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk
------------------------- -------------------------