Professional Documents
Culture Documents
NIM : P07120215037
Tingkat : III.A
Penyakit kronis di definisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang
berkaitan dengan gejala gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka
panjang. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian, berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 1995). Menjelang ajal (dying) merupakan suatu kondisi pasien saat sedang
menghadapi kematian, yang memiliki berbagi hal dan harapan tertentu untuk meninggal.
Kematian secara klinis merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah
serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan aktivitas listrik otak
terhenti.
Berbagai semangat dan motivasi sangat diperlukan untuk membangun rasa kepercayaan
diri, kepasrahan, ketenangan dan kebahagian lahir batin bagi pasien-pasien di rumah sakit
baik itu pasien dengan penyakit kronis, terminal maupun pasien menjelang ajal. Bimbingan
spiritual ternyata berdampak kepada peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien.
Adapun bagi rumah sakit kegiatan bimbingan spiritual jelas dapat memberikan nilai
tambah dalam hal pelayanan bagi pasiennya. Manfaat yang akan diperoleh:
Dukungan spiritual yang diberikan pada pasien dengan kondisi tersebut sangat penting
dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya. Bantuan spiritual itu meliputi :
Klien dengan kondisi penyakit terminal mungkin mencari untuk menemukan tujuan dan
makna hidup sebelum menyerahkan diri kepada kematian. Klien mungkin minta
pengampunan baik dari yang maha kuasa atau dari anggota keluarga.
Bimbingan spiritual pada kondisi pasien menjelang ajal tidak jauh berbeda dengan
kondisinya saat mengalami fase penyakit terminal. Pasien tetap diberikan dukungan spiritual
untuk meningkatkan kekuatan spiritualnya. Klien pada fase ini membutuhkan dukungan
spiritual yang dapat berupa love (kasih sayang), trust (kepercayaan), hope (harapan),
forgiveness (permohonan maaf), dan meaning (pengertian).
Pemberian bimbingan rohani diberikan secara khusus pada pasien khusus yang menganut
agama tertentu. Dalam pemberian bimbingan rohani tersebut terdapat prosedur khusus yang
dilakukan pada kepercayaan tertentu. Jika kondisi pasien kritis, dokter akan secara resmi
menuliskan namanya di daftar kritis. Kemudian keluarga dan pemuka agama akan diberitahu.
Jika pasien Katolik tampak sedang menyongsong ajal, seorang pendeta harus dipanggil
untuk melakukan sakramen orang sakit. Akan lebih baik jika keluarga hadir dan
meninggalkan ruangan pada saat dilakukan pengakuan dosa. Penganut agama Katolik dan
keluarga menganggapnya sebagai suatu keistimewaan karena memiliki kesempatan untuk
mengaku dosa ketika masih memiliki kemampuan. Sementara hampir semua agama lainnya
tidak memiliki ritual khusus seperti sakramen ini, oleh sebab itu pemberian privasi pada
pasien dan keluarga adalah hal yang penting. Pembacaan kitab suci, jika diminta, dapat
menjadi bantuan spiritual untuk melalui saat-saat kritis ini.
REFERENSI
Gail Wiscarz Stuart dan Sandra J. Sundeen (1998). Keperawatan Jiwa : buku saku.
Edisi 3. Jakarta : EGC