Professional Documents
Culture Documents
Republik Indonesia
Kesimpulan
2
3
Perkembangan Perekonomian
Global
Sebagaimana tailwinds melemah ....
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat Harga komoditas melandai namun tetap berisiko
10,6 Proyeksi
9,5
7,7 7,7
7,3
6,9
6,5
6,2
Note: Policy uncertainty is the six-month moving average of policy uncertainty measures for the
European Union, Japan, and the United States. Market sensitivity is the six-month moving average
correlation of policy uncertainty levels and the Chicago Board Options Exchange Volatility Index
(VIX) in the United States and the Financial Times Stock Exchange (FTSE) 100 Index volatility in
the United Kingdom.
4000
10,00
60000
0
40000
-4000
5,00
20000
-8000
-12000 0 0,00
feb
apr
sep
oct
feb
apr
sep
oct
feb
apr
sep
oct
nov
dec
nov
dec
mar
mar
may
aug
mar
may
aug
may
aug
jan
jun
jul
jan
jun
jul
jan
jun
jul
Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q4-15 Q1-16 Q2-16
2014 2015 2016
MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR
2013 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016
7,41 7,48
7,14
6,96 Unemployment Rate (%)
6,37
6,13 6,17 6,18
5,88 5,94
5,70 5,81
5,50 5,61
2010 (FEB) 2010 (AGS) 2011 (FEB) 2011 (AGS) 2012 (FEB) 2012 (AGS) 2013 (FEB) 2013 (AGS) 2014 (FEB) 2014 (AGS) 2015 (FEB) 2015 (AGS) 2016 (FEB) 2016 (AGS)
11
Peningkatan belanja pemerintah dan investasi swasta menjadi kunci
13
14
3
Evaluasi Dan
Analisa 4 Oktober 2016
Dampak
15
Deregulasi Bisnis : Meningkatkan lingkungan usaha
Guna menjadi salah satu dari 40 negara terbaik
Indonesia termasuk salah satu yang terbaik di dunia
Penyederhanaan izin investasi, penyaluran kredit
Skor kemudahan 10 negara terbaik usaha, dan pembangunan infrastruktur untuk
berusaha Indonesia mendukung iklim investasi:
Georgia
Jawa
89 Proyek Bali & Nusa Tenggara
Rp77,8 Triliun
16 Proyek Rp0,91 Triliun
52 19 17 13 3 7 3 10 25 3 60 7 6 1
PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROGRAM 20
Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Nasional
Ketenagalistrikan Pelabuhan
8
14,00
6,5 13,00
5,25
5 12,00
BI Rate 7-days Repo Rate
4,75
Deposit Facility Rate Lending Facility Rate
3,5 11,00
Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep
Modal Kerja Investasi konsumsi
2014 2015 2016
10,50 3,00
8,50 2,00
6,50
1,00
4,50
2,50 0,00
Total Kredit Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Total Kredit Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi 24
Pembiayaan Non-Perbankan Terus Berkembang
Outstanding Obligasi Perusahaan dan Pemerintah
(Rp Milyar)
2000
1500
Triwulan IV-2015 Triwulan I-2016 Triwulan II-2016
1000
IHSG 4.593,01 4.845,4 5.016,6
500
NAB Reksa Dana Rp 271,9T Rp 293,3T Rp 309,4T
0 Pasar
2013 2014 2015 2016 Modal Jumlah IPO 27 IPO 36 IPO 49 IPO
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep
Corporate Bonds Government Bonds Transaksi 47.406 kali 57.463 kali 72.539 kali
May-15
May-16
Mar-14
Jul-14
Mar-15
Jul-15
Mar-16
Jul-16
Nov-14
Nov-15
Jan-14
Sep-14
Jan-15
Sep-15
Jan-16
Sep-16
Melanjutkan Reformasi
Reformasi Fiskal Struktural: PKE Tahap 2
Belanja yang lebih baik
Meningkatkan Investasi infrastruktur,
Pengurangan subsidi dan
penargetannya yang lebih baik termasuk swasta
Penambahan dana dan dengan insentif Perbaikan kondisi bisnis (antara lain EODB)
yang lebih baik bagi pemerintah daerah, Logistik yang lebih baik,
dan Perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi
Strategi penerimaan jangka menengah Kebijakan pertanahan/reformasi agraria
yang fokus pada keberlanjutan Kebijakan industrialisasi, hilirisasi industri dan
industri parawisata
Deregulasi peraturan/perijinan di daerah
28
Keberlanjutan fiskal yang membaik
Defisit anggaran sebesar 2.41% dari PDB
2016 2017
URAIAN
APBNP Outlook APBN
PENDAPATAN NEGARA 1,786.20 1,582.90 1,750.30
I Pendapatan Dalam Negeri 1,784.20 1,580.90 1,748.90 Target
1. Penerimaan Perpajakan 1,539.20 1,320.20 1,498.90
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 245.1 260.7 250
penerimaan
II Penerimaan Hibah 2 2 1.4 konservatif
BELANJA NEGARA 2,082.90 1,898.60 2,080.50
I Belanja Pemerintah Pusat 1,306.70 1,195.30 1,315.60 Belanja yang
1. Belanja K/L 767.8 672 763.6
2. Belanja Non-K/L 538.9 523.3 552
lebih baik
Subsidi 177.8 176.9 160.1
II Transfer ke Daerah dan Dana Desa 776.3 703.3 764.9
Keberlanjutan
Transfer ke Daerah 729.3 659.1 704.9 Fiskal
1 Dana Perimbangan 705.5 635.3 677.1
2 Dana Insentif Daerah 5 5 7.5
3 Dana Otsus dan Keistimewaan DIY 18.8 18.8 20.3
Dana Desa 47 44.2 60
350,0 20
815 km 9 km 13 bandara
300,0
15
250,0
200,0 Pelabuhan Laut Rel Terminal Bus
10
150,0
100,0 5
50,0
%
0,0 0 55 lokasi
550 km 3
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Realokasi Belanja Subsidi dan
REFORMASI Infrastruktur
REFORMASI FISKAL REFORMASI REGULASI
INSTITUSIONAL 392,0 387,3
Pembiayaan defisit Komite Percepatan Pembaharuan regulasi 2014 2015
317,1
yang realistis Penyediaan terkait PPP: 2016 2017 290,3
Kesediaan Infrastruktur Prioritas Kesediaan pembayaran
pembayaran SMI dan IIGF Pinjaman langsung 186,0177,8
160,1 154,6
Dana Bergulir Lahan PPP Unit Kemenkeu Akuisisi lahan
Skema pembagian
risiko SUBSIDY INFRASTRUCTURE
30
Sumber: Kemenko, Kemenkeu
Strategi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur 2017
Penyederhanaan perizinan di
bidang infrastruktur.
31
Rencana Investasi Infrastruktur di Tahun 2017
Rencana Pembiayaan Konstruksi 2017
Dari rencana pembiayaan konstruksi 2017,
APBN (Rp 124 tn)
sebanyak Rp 227 tn dialokasikan untuk
25%
31% APBD (Rp 134 tn) ** proyek PSN dan Rp 271 tn untuk proyek
Non-PSN
BUMN (Rp 85 tn)
Rp500 tn* BUMD (Rp 2,4 tn) Dana pengadaan tanah untuk sebagian
0% proyek PSN telah dialokasikan Rp 20 tn
Swasta (Rp 154 tn)
17% 27% melalui LMAN
Membangun 341 km jalan tol dengan Membangun 1,687 km Membangun 2 Membangun dan
nilai investasi Rp 37,5 tn dengan nilai investasi bandara baru dan merehabilitasi 13 pelabuhan
Membangun 828 km jalan baru dan Rp 43,9 tn peningkatan 55 PSN, 68 pelabuhan non-
807 km peningkatan jalan dengan nilai bandara dengan nilai PSN, dengan nilai investasi
investasi Rp 13,1 tn Rp 8,8 tn
Ro 41,4 tn
Memulai proyek RDMP dengan Membangun 39 bendungan dengan nilai Membangun 5.832 km serat optik
nilai investasi Rp 22,6 tn investasi Rp 5,2 tn dengan nilai investasi Rp 3,3 tn
Penyelesaian pembangkit Membangun Fasilitas SPAM di 118
listrik 5.828 MW dengan nilai kawasan dan 830.691 sambungan
investasi Rp 103,6 tn rumah dengan nilai investasi Rp 7,4 tn
Membangun Infrastruktur Membangun 1.004 km dan rehabilitasi
pengelolaan sampah di 29 3.134 km jaringan irigasi dengan nilai
provinsi dan 2 PLTSa dengan *)Tidak mencakup pengadaan sarana
investasi Rp 9,7 tn
nilai investasi Rp 3,6 tn **)DAK Infrastruktur
32
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja
Permasalahan Kualitas Tenaga Kerja dan Daya Saing Prioritas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Nasional
Intervensi Masalah Daya Saing 12 SEKTOR PRIORITAS MEA
Kebijakan (i) agro-based products; (ii) air travel;
(iii) automotives; (iv) e-ASEAN; (v) electronics;
(vi) fisheries; (vii) healthcare; (viii) rubber-based
products; (ix) textiles and apparels; (x) tourism;
Kebijakan untuk Gap (xi) wood-based products; and (xii) Logistics
Aksesibilitas Infrastruktur
Pembangunan 13 8 Mutual Recognition Arrangement (MRA)
Infrastruktur Econom ASEAN
y Policy Gap Engineering, Architectural, Tourism Professional,
Kebijakan dalam Package Kapasitas Accountancy, Medical, Dental Practitioner, Surveying
Qualification, and Nursing
Mendorong Investasi s Produksi
dan Ease of Doing
Business
Sektor Prioritas Pemerintah
Gap Tenaga
Kerja Vocational Education and Training for Development
and Operation of 35 GW Power Plant
Suplai Tenaga Kerja Terampil Vocational Education and Training for Surveyor and
Terampil Assistant Surveyor
Vocational Education and Training for Manufacturing and
Pharmacy Industry
13 Paket Kebijakan Ekonomi memberi solusi bagi 2 dari 3 masalah daya saing nasional. Tenaga kerja terampil dengan
kualifikasi tinggi merupakan syarat utama untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.
34
*Sumber: Diolah dari data Kemenaker dan Kemenristekdikti
Peningkatan Daya Saing Industri
Meningkatkan Nilai Tambah melalui Hilirisasi Industri
STRATEGI AKSELERASI
35
Hilirisasi Untuk Mendorong Pertumbuhan Industri
SEJUMLAH PROYEK KAKAP 2017 -
2020
Rencana Investasi Sektoral
Indeks Daya Saing (WEF) #50 n.a #40 n.a #30 Tax holiday, tax
Dikecualikan dari
allowance & 0% VAT and luxury
Wisatawan Mancanegara
10 12 15 17 20 Daftar Negatif
(Juta Kunjungan) accelerated goods sales tax
Investasi
depreciation
Wisatawan Nusantara
255 260 265 270 275
(Juta Perjalanan)
169 negara dibebaskan dari visa untuk kunjungan ke indonesia (Perpres No. 21/2016, 2 Maret
2016)
Ekspor Barang dan Jasa 1.00 -1.97 -3.79 0.09 0.10 23.63 21.09 20.46 19.45
Dikurangi Impor Barang dan Jasa 2.19 -5.84 -2.96 0.02 0.04 24.42 20.85 19.26 18.30
PRODUK DOMESTIK BRUTO 5.02 4.79 5.10 5.10 5.30 100 100 100 100 38
39
Kesimpulan
Kesimpulan
Pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan sedikit
meningkat dengan disertai harga komoditas yang tidak berubah dan sektor
keuangan yang relatif berisiko.
Perekonomian Indonesia akan tetap kuat dengan posisi fiskal yang lebih baik.
Permintaan domestik akan terus menjadi pendorong pertumbuhan.
Dengan terbatasnya ruang untuk stimulus fiskal, belanja pemerintah yang lebih
produktif dan peningkatan investasi sektor swasta menjadi sangat penting.
Indonesia berada pada jalur pertumbuhan ekonomi 5% atau lebih.
Kebijakan pemerintah akan difokuskan pada reformasi fiskal dan reformasi
struktural untuk membangun pondasi menjadi pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi dan berkualitas pada tahun 2018 dan selanjutnya.
40
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
www.ekon.go.id
2016
@PerekonomianRI