You are on page 1of 41

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia

Outlook Ekonomi Indonesia 2017


Melanjutkan Reformasi:
Menjaga Ketahanan dan Memacu Pertumbuhan Ekonomi
Jakarta, 10 November 2016
Perkembangan Perekonomian Global
Perkembangan Indonesia Terkini
Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Perkembangan Sektor Keuangan

Prospek Ekonomi ke Depan

Kesimpulan

2
3

Perkembangan Perekonomian
Global
Sebagaimana tailwinds melemah ....
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat Harga komoditas melandai namun tetap berisiko

10,6 Proyeksi

9,5

7,7 7,7
7,3
6,9
6,5
6,2

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: International Monetary Fund (IMF) 5


sektor finansial lebih berisiko
Risiko sektor finansial semakin menguat Dan risiko emerging market meningkat

Note: Policy uncertainty is the six-month moving average of policy uncertainty measures for the
European Union, Japan, and the United States. Market sensitivity is the six-month moving average
correlation of policy uncertainty levels and the Chicago Board Options Exchange Volatility Index
(VIX) in the United States and the Financial Times Stock Exchange (FTSE) 100 Index volatility in
the United Kingdom.

Sumber: International Monetary Fund (IMF) 6


7

Perekonomian Indonesia Terkini


Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Perkembangan Sektor Keuangan
8

Perekonomian Indonesia Terkini


Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Perkembangan Sektor Keuangan
Pertumbuhan Indonesia stabil
Didorong oleh konsumsi swasta dan didukung peningkatan belanja pemerintah

Sumber: dikalkulasi dari BPS


9
Stabilitas ekonomi terjaga

Transaksi berjalan membaik, cadangan devisa meningkat Inflasi terkendali

Neraca Pembayaran Indonesia (Juta USD) Inflasi (yoy,%)


20,00
16000 120000

12000 100000 15,00


8000
80000

4000
10,00
60000
0
40000
-4000
5,00
20000
-8000

-12000 0 0,00

feb

apr

sep
oct

feb

apr

sep
oct

feb

apr

sep
oct
nov
dec

nov
dec
mar

mar
may

aug

mar

may

aug

may

aug
jan

jun
jul

jan

jun
jul

jan

jun
jul
Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q4-15 Q1-16 Q2-16
2014 2015 2016

Transaksi Berjalan Transaksi Modal Transaksi Finansial -5,00


Neraca Keseluruhan Cadangan Devisa (RHS) Umum Inti Harga Diatur Pemerintah Bergejolak

Sumber: BPS, Bank Indonesia


10
Kualitas pertumbuhan membaik :
tingkat kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan menurun
12,36
Gini Ratio (Rural+Urban)
12,49
11,66 Poverty Rate (%)
0,413 0,414 11,47
11,96
0,408 11,13
0,406 0,406 10,96
0,402
11,37
0,397 11,25 11,22
10,86

MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR
2013 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016

7,41 7,48
7,14
6,96 Unemployment Rate (%)
6,37
6,13 6,17 6,18
5,88 5,94
5,70 5,81
5,50 5,61

2010 (FEB) 2010 (AGS) 2011 (FEB) 2011 (AGS) 2012 (FEB) 2012 (AGS) 2013 (FEB) 2013 (AGS) 2014 (FEB) 2014 (AGS) 2015 (FEB) 2015 (AGS) 2016 (FEB) 2016 (AGS)
11
Peningkatan belanja pemerintah dan investasi swasta menjadi kunci

Untuk mencapai pertumbuhan yang


lebih tinggi di tengah melemahnya
kondisi eksternal, dibutuhkan:
Konsumsi berkelanjutan
Perbaikan belanja pemerintah,
dan
Peningkatan investasi swasta

Saatnya membangun pondasi yang


kuat untuk pertumbuhan ekonomi ke
depan
Sumber: dikalkulasi dari BPS

13
14

Perekonomian Indonesia Terkini


Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Perkembangan Sektor Keuangan
Paket Kebijakan Ekonomi (I XIII) : Meningkatkan daya saing nasional, dan
mendorong kegiatan ekonomi masyarakat
Pelaksanaan PKE diperkuat : Pembentukan Satgas

1 Total Regulasi Pokok yang dideregulasi


Kampanye Dan
Diseminasi pada Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I
Kebijakan XIII sebanyak 204 regulasi.
Total Regulasi Turunan/Teknis yang
dideregulasi pada Paket Kebijakan
4 2 Ekonomi Tahap I XIII sebanyak 26
Penanganan Satuan Tugas
dan Percepatan dan Percepatan dan regulasi.
Efektivitas Penuntasan
Penyelesaian
Pelaksanaan Regulasi
Kasus
Kebijakan Ekonomi

3
Evaluasi Dan
Analisa 4 Oktober 2016
Dampak

15
Deregulasi Bisnis : Meningkatkan lingkungan usaha
Guna menjadi salah satu dari 40 negara terbaik
Indonesia termasuk salah satu yang terbaik di dunia
Penyederhanaan izin investasi, penyaluran kredit
Skor kemudahan 10 negara terbaik usaha, dan pembangunan infrastruktur untuk
berusaha Indonesia mendukung iklim investasi:
Georgia

UAE Penyerderhanaan Promosi daya Percepatan


Kazakhstan izin, termasuk di saing dan sertifikasi lahan
Starting a level pemda produksi nasional untuk mendukung
Business
80 Dealing with Belarus keuangan inklusif
Resolving
Construction
Insolvency Serbia
60 Permits

Enforcing Getting Mendorong Energi yang Meningkatkan


40 Bahrain
Contracts Electricity investasi dengan terjangkau (gas efisiensi dan
20 Brunei revisi DNI dan sumber daya daya saing
terbaharukan) logistik
Trading across Registering Indonesia 106 91 40
Borders Property dan barang
Kenya mentah
Paying Taxes Getting Credit
Pakistan Mendukung Memperkuat Meningkatkan
Protecting
Minority ekspor melalui peran BULOG sinergi antara
Investors 150 100 50 0 promosi dan untuk BUMN untuk
Rank
ekspansi ketersediaan, mendorong
stabilitas harga efisiensi
dan distribusi
2016 Rank 2017 Rank 2019 Target
2017 Score 2016 Score

Sumber: World Bank, CMEA 16


Deregulasi Bisnis: Mendorong penanaman modal asing (Perpres 44/2016)
More Open
to FDI

IZIN INVESTASI 3-JAM

8 jenis perizinan untuk memulai


bisnis, untuk bekerja (tenaga kerja
asing) dan mengimpor barang
modal.

Pelayanan dalam 1 tempat, 1


kunjungan dan dalam 3 jam dari
sebelumnya 23 hari

141 141 lini bisnis telah dicabut dan


direvisi berdasarkan perpres daftar
negative investasi tahun 2016,
Lini bisnis yang meliputi energi, industri,
Batas Kepemilikan Asing (%)
Sebelum Sesudah
pariwisata, pertanian, ICT,
transportasi dll 17
Beberapa Hasil Kebijakan Paket Kebijakan Ekonomi

*)per Semester-I 2016 18


19

Perekonomian Indonesia Terkini


Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Penyediaan
Infrastruktur
Perkembangan Sektor Keuangan
Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia sentris:
225 proyek dan 1 Program Kelistrikan yang tersebar di seluruh Indonesia...
(Estimasi investasi pada tahun 2016)
Kalimantan
24 Proyek Sulawesi Maluku & Papua
Rp38Triliun 28 Proyek
13 Proyek
Rp14,3 Triliun
Sumatera Rp4,81Triliun
46 Proyek
Rp 31,1Triliun
Lintas Region
9 Proyek (Contoh: Palapa Ring)
1 Program Kelistrikan
Rp127Triliun

Jawa
89 Proyek Bali & Nusa Tenggara
Rp77,8 Triliun
16 Proyek Rp0,91 Triliun

...dan mencakup 14 sektor

BANDAR PERTANIAN/ AIR


JALAN KERETA PELABUHAN PERUMAHAN ENERGI KAWASAN TEKNOLOGI BENDUNGAN PLBN SMELTER LISTRIK
UDARA KELAUTAN BERSIH

52 19 17 13 3 7 3 10 25 3 60 7 6 1
PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROGRAM 20
Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Nasional
Ketenagalistrikan Pelabuhan

Target (2019): Pencapaian: Target (2019): Pencapaian:


35 Giga Watt 195 MW beroperasi 306 56
8.215 MW konstruksi
9.790 MW Power Purchase Agreement
(PPA) / belum mencapai financial close Irigasi
10.844 MW proses pengadaan
7.640 MW proses penyiapan Target (2019): Pencapaian:
Rehabilitasi 3 Juta Ha 834.225 Ha
Pengembangan Irigasi Tersier 3 Juta Ha 2.808.816 Ha
Pengembangan
Jalan Tol Bendungan

Pencapaian: Target (2019): Pencapaian:


Target (2019):
65 (49 baru & 16 lanjutan) 32 (2 selesai, 22
1000 km (Kumulatif) 268 km konstruksi, 8 Ground
Breaking)
Bandara
Jalur Kereta Api
Target (2019): Pencapaian:
Target (2019): Pencapaian 15 5
3258 km (Kumulatif) 487,7 km

Sumber: Bappenas, Kemenhub, KPPIP September 2016 21


Milestone Pembangunan Infrastruktur 2016

SPAM Umbulan (Rp 4,5 Triliun )


Penandatanganan perjanjian kerjasama KPBU dengan
dukungan VGF

PLTU Jawa Tengah (Rp 40 Triliun)


Pencapaian financial closing
Jaringan Palapa Ring (Rp 8,1 Triliun)
Pemerintah telah menunjukan komitmennya Penandatanganan perjanjian kerjasama KPBU untuk Paket
dengan mengembangkan proyek pipeline Barat, Tengah, dan Timur serta Financial Closing Paket Barat
untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan Tengah dengan dukungan AP

Perbaikan iklim usaha dan mengembangkan


Tol Balikpapan Samarinda (Rp 9,9 Triliun), Tol Manado
kebijakan yang mempermudah investasi
Bitung (Rp 8,7 Triliun), danTol Pandaan Malang (Rp 5,9
infrastruktur, khususnya skema KPBU
Triliun)
Penandatanganan kontrak KPBU

Tol Serang Panimbang (Rp 10,7 Triliun)


Penerbitan Penetapan Lokasi

Kilang Minyak Bontang (Rp 75-150 Triliun) Penetapan


skema pendanaan KPBU
22
23

Perekonomian Indonesia Terkini


Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Perkembangan Sektor
Keuangan
Kebijakan Moneter Longgar untuk mendorong penurunan suku
bunga dan meningkatkan pertumbuhan kredit
Suku Bunga Acuan (%yoy) Suku Bunga Kredit Rupiah (%)

8
14,00

6,5 13,00

5,25
5 12,00
BI Rate 7-days Repo Rate
4,75
Deposit Facility Rate Lending Facility Rate
3,5 11,00
Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep
Modal Kerja Investasi konsumsi
2014 2015 2016

Pertumbuhan Kredit (%yoy)


Rasio NPL Kredit (%)
14,50
4,00
12,50

10,50 3,00

8,50 2,00
6,50
1,00
4,50

2,50 0,00

Total Kredit Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Total Kredit Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi 24
Pembiayaan Non-Perbankan Terus Berkembang
Outstanding Obligasi Perusahaan dan Pemerintah
(Rp Milyar)
2000

1500
Triwulan IV-2015 Triwulan I-2016 Triwulan II-2016

1000
IHSG 4.593,01 4.845,4 5.016,6
500
NAB Reksa Dana Rp 271,9T Rp 293,3T Rp 309,4T
0 Pasar
2013 2014 2015 2016 Modal Jumlah IPO 27 IPO 36 IPO 49 IPO
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep
Corporate Bonds Government Bonds Transaksi 47.406 kali 57.463 kali 72.539 kali

Aset IKNB Rp 1.636,6T Rp 1.695,71T Rp 1.755,17T


Kapitalisasi Pasar
Penetrasi Asuransi 2,29% 2,37% 2,52%
6.000.000 6.000
5.500.000 5.500 Aset Dana Peniun Rp 206,6T Rp 220,13T Rp 227,01T
5.000.000 5.000
IKNB
4.500.000 4.500
Piutang Pembiayaan Rp 363,27T Rp 364,41T Rp 372,90T
4.000.000 4.000
3.500.000 3.500
3.000.000 3.000
May-14

May-15

May-16
Mar-14

Jul-14

Mar-15

Jul-15

Mar-16

Jul-16
Nov-14

Nov-15
Jan-14

Sep-14

Jan-15

Sep-15

Jan-16

Sep-16

Pembiayaan Ekspor Rp 74,83T Rp 77,76T Rp 85,60T

Kapitalisasi Pasar (Miliar Rp) IHSG (RHS)


25
26

Prospek Ekonomi ke Depan

Asumsi APBN 2017: Pada tahun 2017 Indonesia akan


tumbuh 5,1% dengan tingkat inflasi yang terjaga
Realisasi APBNP
Indikator APBN 2017
APBN 2015 2016
Pertumbuhan Ekonomi (% y/y) 4.8 5.2 5.1

Inflasi (% y/y) 3.4 4.0 4.0

3-Mo Treasury (%) 6.0 5.5 5.3

Nilai Tukar (IDR / USD) 13.392 13.500 13.300

ICP (USD / barel) 50 40 45

Lifting minyak (Th barel / hari) 779 820 815

Lifting gas (Th barel / hari) 1.195 1.150 1.150


Sumber: Kemenkeu 27
dengan harapan pertumbuhan yang lebih tinggi, didorong oleh

Melanjutkan Reformasi
Reformasi Fiskal Struktural: PKE Tahap 2
Belanja yang lebih baik
Meningkatkan Investasi infrastruktur,
Pengurangan subsidi dan
penargetannya yang lebih baik termasuk swasta
Penambahan dana dan dengan insentif Perbaikan kondisi bisnis (antara lain EODB)
yang lebih baik bagi pemerintah daerah, Logistik yang lebih baik,
dan Perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi
Strategi penerimaan jangka menengah Kebijakan pertanahan/reformasi agraria
yang fokus pada keberlanjutan Kebijakan industrialisasi, hilirisasi industri dan
industri parawisata
Deregulasi peraturan/perijinan di daerah

28
Keberlanjutan fiskal yang membaik
Defisit anggaran sebesar 2.41% dari PDB
2016 2017
URAIAN
APBNP Outlook APBN
PENDAPATAN NEGARA 1,786.20 1,582.90 1,750.30
I Pendapatan Dalam Negeri 1,784.20 1,580.90 1,748.90 Target
1. Penerimaan Perpajakan 1,539.20 1,320.20 1,498.90
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 245.1 260.7 250
penerimaan
II Penerimaan Hibah 2 2 1.4 konservatif
BELANJA NEGARA 2,082.90 1,898.60 2,080.50
I Belanja Pemerintah Pusat 1,306.70 1,195.30 1,315.60 Belanja yang
1. Belanja K/L 767.8 672 763.6
2. Belanja Non-K/L 538.9 523.3 552
lebih baik
Subsidi 177.8 176.9 160.1
II Transfer ke Daerah dan Dana Desa 776.3 703.3 764.9
Keberlanjutan
Transfer ke Daerah 729.3 659.1 704.9 Fiskal
1 Dana Perimbangan 705.5 635.3 677.1
2 Dana Insentif Daerah 5 5 7.5
3 Dana Otsus dan Keistimewaan DIY 18.8 18.8 20.3
Dana Desa 47 44.2 60

KESEIMBANGAN PRIMER -105.5 -126.4 -108.8

SURPLUS /DEFISIT -296.7 -315.7 -330.2 Stimulus yang


Surplus/defisit dalam % PDB -2,35 2,50 -2.41 berlanjut
PEMBIAYAAN 296.7 315.7 330.2
Sumber: Kemenkeu 29
... dan terus memprioritaskan belanja infrastruktur
Belanja infrastruktur terus meningkat Target infrastruktur 2017
Triliun Rupiah Bandara
Jalan Jembatan
450,0 25
400,0 Anggaran Infrastruktur % Terhadap Belanja (RHS)

350,0 20
815 km 9 km 13 bandara
300,0
15
250,0
200,0 Pelabuhan Laut Rel Terminal Bus
10
150,0
100,0 5
50,0
%
0,0 0 55 lokasi
550 km 3
2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017
Realokasi Belanja Subsidi dan
REFORMASI Infrastruktur
REFORMASI FISKAL REFORMASI REGULASI
INSTITUSIONAL 392,0 387,3
Pembiayaan defisit Komite Percepatan Pembaharuan regulasi 2014 2015
317,1
yang realistis Penyediaan terkait PPP: 2016 2017 290,3
Kesediaan Infrastruktur Prioritas Kesediaan pembayaran
pembayaran SMI dan IIGF Pinjaman langsung 186,0177,8
160,1 154,6
Dana Bergulir Lahan PPP Unit Kemenkeu Akuisisi lahan
Skema pembagian
risiko SUBSIDY INFRASTRUCTURE
30
Sumber: Kemenko, Kemenkeu
Strategi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur 2017

Mendorong pipeline proyek pusat Meningkatkan kontribusi


dan daerah dengan skema KPBU Pemerintah Daerah dalam
dan skema non-APBN lainnya. pembangunan infrastruktur.

Mengembangkan kebijakan Mempercepat program sertifikasi tanah


tentang pembiayaan alternatif dan mendorong konsep bank tanah.
infrastruktur.

Mendorong BUMN untuk Meningkatkan kapasitas Sumber


meningkatkan kerjasama dengan Daya Manusia termasuk tenaga ahli
swasta dan meningkatkan efisiensi terampil untuk pembangunan
pemanfaatan aset infrastruktur dan tenaga ahli
(contoh: non-farebox revenue). profesional untuk pengoperasian
dan pemeliharaan infrastruktur.

Penyederhanaan perizinan di
bidang infrastruktur.
31
Rencana Investasi Infrastruktur di Tahun 2017
Rencana Pembiayaan Konstruksi 2017
Dari rencana pembiayaan konstruksi 2017,
APBN (Rp 124 tn)
sebanyak Rp 227 tn dialokasikan untuk
25%
31% APBD (Rp 134 tn) ** proyek PSN dan Rp 271 tn untuk proyek
Non-PSN
BUMN (Rp 85 tn)
Rp500 tn* BUMD (Rp 2,4 tn) Dana pengadaan tanah untuk sebagian
0% proyek PSN telah dialokasikan Rp 20 tn
Swasta (Rp 154 tn)
17% 27% melalui LMAN

Membangun 341 km jalan tol dengan Membangun 1,687 km Membangun 2 Membangun dan
nilai investasi Rp 37,5 tn dengan nilai investasi bandara baru dan merehabilitasi 13 pelabuhan
Membangun 828 km jalan baru dan Rp 43,9 tn peningkatan 55 PSN, 68 pelabuhan non-
807 km peningkatan jalan dengan nilai bandara dengan nilai PSN, dengan nilai investasi
investasi Rp 13,1 tn Rp 8,8 tn
Ro 41,4 tn

Memulai proyek RDMP dengan Membangun 39 bendungan dengan nilai Membangun 5.832 km serat optik
nilai investasi Rp 22,6 tn investasi Rp 5,2 tn dengan nilai investasi Rp 3,3 tn
Penyelesaian pembangkit Membangun Fasilitas SPAM di 118
listrik 5.828 MW dengan nilai kawasan dan 830.691 sambungan
investasi Rp 103,6 tn rumah dengan nilai investasi Rp 7,4 tn
Membangun Infrastruktur Membangun 1.004 km dan rehabilitasi
pengelolaan sampah di 29 3.134 km jaringan irigasi dengan nilai
provinsi dan 2 PLTSa dengan *)Tidak mencakup pengadaan sarana
investasi Rp 9,7 tn
nilai investasi Rp 3,6 tn **)DAK Infrastruktur
32
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja
Permasalahan Kualitas Tenaga Kerja dan Daya Saing Prioritas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Nasional
Intervensi Masalah Daya Saing 12 SEKTOR PRIORITAS MEA
Kebijakan (i) agro-based products; (ii) air travel;
(iii) automotives; (iv) e-ASEAN; (v) electronics;
(vi) fisheries; (vii) healthcare; (viii) rubber-based
products; (ix) textiles and apparels; (x) tourism;
Kebijakan untuk Gap (xi) wood-based products; and (xii) Logistics
Aksesibilitas Infrastruktur
Pembangunan 13 8 Mutual Recognition Arrangement (MRA)
Infrastruktur Econom ASEAN
y Policy Gap Engineering, Architectural, Tourism Professional,
Kebijakan dalam Package Kapasitas Accountancy, Medical, Dental Practitioner, Surveying
Qualification, and Nursing
Mendorong Investasi s Produksi
dan Ease of Doing
Business
Sektor Prioritas Pemerintah
Gap Tenaga
Kerja Vocational Education and Training for Development
and Operation of 35 GW Power Plant
Suplai Tenaga Kerja Terampil Vocational Education and Training for Surveyor and
Terampil Assistant Surveyor
Vocational Education and Training for Manufacturing and
Pharmacy Industry

13 Paket Kebijakan Ekonomi memberi solusi bagi 2 dari 3 masalah daya saing nasional. Tenaga kerja terampil dengan
kualifikasi tinggi merupakan syarat utama untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.

Sumber: Paket Kebijakan Ekonomi 33


Revitalisasi Sistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Berbasis kebutuhan industri dan dunia usaha
Proses / Program Aktor
Strategi / Kegiatan
Pembuatan roadmap kebutuhan tenaga kerja. Informasi Pasar Kerja K/L Sektor Terkait, Dunia
Database tenaga kerja Usaha, Dunia Pendidikan
Penguatan infrastruktur pelayanan informasi pasar kerja

Pembentukan Komite Vokasional (KADIN)


Asosiasi Industri/Asosiasi
Subsidi untuk mendorong pembentuk standar kompetensi
Adopsi standar kompetensi Internasional Perumusan Standar Kompetensi Kerja Profesi, Kemenaker
Penguatan struktur dan peran industri berdasarkan rumusan K/L
terkait
Pembentukan Lembaga Koordinasi Vokasi
Program pemagangan Pendidikan dan Pelatihan Pusat Pelatihan
Penyesuaian kurikulum berbasis modul dan standar kompetensi
Pemerintah dan Swasta,
yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan industri.
Ada Uji Kompetensi disetiap modul pembelajaran. Pendidikan Vokasi Pelatihan Vokasi Perguruan Tinggi, Akademi
Revitalisasi lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi Sekolah Menengah Balai Latihan Kerja Komunitas, Politeknik,
Kejuruan LPK Swasta SMK Lembaga Kursus,
Penguatan Lembaga Akreditasi ke tingkat Eselon I Politeknik Training Center Industri Asosiasi Industri/Profesi
Harmonisasi & penguatan regulasi untuk memperkuat Lembaga Pendidikan K/L Lembaga Pelatihan K/L
kelembagaan akreditasi vokasi
Akreditasi Lembaga
LA-LPK, BAN-PT, BAN-PNF
Peningkatan kewenangan BNSP dan meningkatkan jumlah dan
mutu LSP
Harmonisasi regulasi & penguatan infrastruktur sertifikasi Sertifikasi Tenaga Kerja
profesi
BNSP, LSP, LSK

Hasil : Peningkatan kompetensi dan kesinambungan penyerapan tenaga kerja

34
*Sumber: Diolah dari data Kemenaker dan Kemenristekdikti
Peningkatan Daya Saing Industri
Meningkatkan Nilai Tambah melalui Hilirisasi Industri

STRATEGI AKSELERASI

Pengembangan TAX HOLIDAY untuk 8 industri


1 Perwilayahan Industri Di
Luar Jawa
utama, seperti:Pertanian, Kehutanan,
dan perikanan berdasarkan
Industri industry pengolahan; Pembangunan
Industri Kimia, Logam, infrastruktur dengan skema PPP
AKSELERASI Tekstil & Mesin, Alat
Aneka Transportasi DAFTAR NEGATIF INVESTASI
INDUSTRIALISASI & Elektronika
2
(RPJMN 2015-2019) (Peraturan Presiden no
Pertumbuhan Populasi
44/2016),seperti:
Industri
Getah Karet 0% 100%
Industri Bahan Baku Farmasi 85% 100%
Agro
KEBIJAKAN PENDUKUNG
Peningkatan Produktivitas
3 Dan Daya Saing INFRASTRUKTUR
Konektivitas penyediaan energi

TENAGA KERJA TERAMPIL


Pendidikan & Pelatihan Vokasi

35
Hilirisasi Untuk Mendorong Pertumbuhan Industri
SEJUMLAH PROYEK KAKAP 2017 -
2020
Rencana Investasi Sektoral

Industri Kimia, Tekstil & Aneka


32 proyek, Rp134.5 triliun,151.050 pekerja
PT PUPUK INDONESIA, PT ASAHIMAS CHEMICAL
SOJITZ, FERROSTAAL, LG

PT PANCA AMARA UTAMA PT PUPUK INDONESIA, PT


Industri Logam, Mesin, Alat
PT SURYA EKA SOJITZ INDONESIA & PT Transportasi & Elektronika
PERKASA, GENESIS CORP. ELSORO MULTI PRATAMA 21 proyek, Rp190,02 triliun, 9,432 pekerja
BANK PRIVATE EQUITY
PT KRAKATAU PT INALUM
Industri Agro Industri Kimia, Tekstil & Aneka
PARTNERS Ltd., PT DAYA NIPPON STEEL 19 proyek, Rp123,64 triliun,
AMARA UTAMA, PT SEP SUMIKIN 23,355 pekerja Industri Agro
CHEM
PT KRAKATAU BINTANG DELAPAN DEVELOPMENT PT ADIKARYA Industri Logam, Mesin, Alat
PT PERTAMINA & PT LION PT RAYON UTAMA STEEL GROUP OF PULP AND GEMILANG
POWER ENERGY MAKMUR
Transportasi & Elektronika
PT GUNUNG RAJA MITSUBISHI MOTOR PAPER (SUNGAI BUDI
COAL-BASED METHANOL INDUSTRY GROUP)
PAKSI CO LTD
INDUSTRY
PT INALUM & PT TOYOTA MOTOR CO
PT SYNTHETIC RUBBER PT MAXXIS ANEKA TAMBANG LTD
INDONESIA (MICHELIN & INTERNATIONAL Tbk. Sumber: Kementerian Perindustrian 36
Menjadikan Indonesia sebagai tujuan pariwisata dunia
Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
Fasilitas Khusus di Kawasan Ekonomi
Kontribusi Pada PDB
10% 11% 13% 14% 15% Khusus (KEK)
Nasional

Devisa Pengurusan Visa Kepemilikan


(Triliun Rp)
144 172 200 223 280 Izin kependudukan
on arrival & multiple properti untuk
bagi warga asing
Jumlah Tenaga Kerja visit visa warga asing
11,4 11,8 12 12,6 13,0
(Juta Orang)

Indeks Daya Saing (WEF) #50 n.a #40 n.a #30 Tax holiday, tax
Dikecualikan dari
allowance & 0% VAT and luxury
Wisatawan Mancanegara
10 12 15 17 20 Daftar Negatif
(Juta Kunjungan) accelerated goods sales tax
Investasi
depreciation
Wisatawan Nusantara
255 260 265 270 275
(Juta Perjalanan)

169 negara dibebaskan dari visa untuk kunjungan ke indonesia (Perpres No. 21/2016, 2 Maret
2016)

1. SEZ Tanjung Lesung 3. SEZ Morotai

4. SEZ Tanjung Kelayang


2. SEZ Mandalika
37
Bila reformasi struktural dilaksanakan maka
pertumbuhan ekonomi 2017 dapat lebih dari 5,1%
Skenario Pertumbuhan 5,3%
5,35 5,38 Proyeksi Q4-2016
Skenario Pertumbuhan 5,1% 5,28 5,32 sebesar 5,28% agar
5,18 5,15 Tahun 2016
5,14
pertumbuhan 5,1%
5,04 5,04
4,96 4,97 5,15 5,20
5,02 5,10 LNPRT** diproyeksikan
5,00 tumbuh tinggi karena
4,91
PILKADA serentak di
4,73 4,74 2017
4,66
Tambahan Investasi
Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 Q1-2016 Q2-2016 Q3-2016 Q4-2016 Q1-2017 Q2-2017 Q3-2017 Q4-2017
Swasta ditargetkan lebih
Annual 2014: 5,02% Annual 2015: 4,79% Annual 2015: 5,1%* tinggi dari belanja
Growth (%yoy) Share (%) pemerintah
2014 2015 2016 2017 2017 2014 2015 2016 2017
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 5.16 4.96 5.00 5.01 5.05 55.99 55.92 53.88 54.2
Pengeluaran Konsumsi LNPRT** 12.19 -0.63 7.08 10.17 10.29 1.18 1.13 1.12 1.17
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1.16 5.38 1.59 5.09 5.13 9.43 9.75 8.35 8.34
Pembentukan Modal Tetap Domestik
Bruto
4.57 5.07 4.92 6.05 6.14 32.58 33.19 32.43 32.69

Ekspor Barang dan Jasa 1.00 -1.97 -3.79 0.09 0.10 23.63 21.09 20.46 19.45
Dikurangi Impor Barang dan Jasa 2.19 -5.84 -2.96 0.02 0.04 24.42 20.85 19.26 18.30
PRODUK DOMESTIK BRUTO 5.02 4.79 5.10 5.10 5.30 100 100 100 100 38
39

Kesimpulan

Kesimpulan
Pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan sedikit
meningkat dengan disertai harga komoditas yang tidak berubah dan sektor
keuangan yang relatif berisiko.
Perekonomian Indonesia akan tetap kuat dengan posisi fiskal yang lebih baik.
Permintaan domestik akan terus menjadi pendorong pertumbuhan.
Dengan terbatasnya ruang untuk stimulus fiskal, belanja pemerintah yang lebih
produktif dan peningkatan investasi sektor swasta menjadi sangat penting.
Indonesia berada pada jalur pertumbuhan ekonomi 5% atau lebih.
Kebijakan pemerintah akan difokuskan pada reformasi fiskal dan reformasi
struktural untuk membangun pondasi menjadi pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi dan berkualitas pada tahun 2018 dan selanjutnya.
40
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
www.ekon.go.id
2016
@PerekonomianRI

You might also like