Professional Documents
Culture Documents
Satu cara yang umum dilakukan menentukan posisi sebuah partikel (atau
objek seperti partikel) adalah dengan menggunakan vektor posisi yaitu sebuah
vektor yang merupakan perpanjangan dari sebuah titik referensi (biasanya adalah
titik asal dari sebuah sistem koordinat) menuju partikel. Dalam notasi vektor
satuan kita dapat menuliskan sebagai berikut :
dijelaskan oleh koodinat (x,y) yang diperoleh dengan menggambar tegak lurus
dari P ke X dan Y sumbu, sehingga OA=OB=x dan y. sehingga kita dapat
menulis:
OP 2 OA2 OB 2 x 2 y 2 (2.1)
1
Gambar 2.2 menunjukkan satu set dari tiga dimensi persegi panjang
sumbu koordinat, lagi X dan Y sumbu pada bidang yang sama di 90 satu sama
lain, sedangkan Z sumbu tega lurus terhadap bidang ini sekali lagi posisi titik P
digambarkan oleh koordinat (x,y,z) dan kita mungkin
OP 2 OM 2 OC 2 OA 2 OB 2 OC 2
OP 2 x 2 y 2 z 2 (2.2)
Tiga sumbu yang saling tegak lurus yang ditunjukkan pada gambar 2.2
membentuk sistem kaidah tangan kanan.
dan r, adalah
2
Yaitu :
y
r x 2 y 2 dan tan (2.4)
x
Dengan demikian, dalam dua dimensi sistem (x,y) koordinat atau r, benar-
benar menentukan posisi suatu titik dalam pesawat, r dapat memiliki nilai antara 0
dan , sedangkan dapat
memiliki nilai antara 0 dan 2 radian, dengan meningkat berlawanan.
Perbandingan lebih lanjut dan kontras anatara persegi panjang dan bidang
koordinat ditunjukkan pada Gambar 2.3. menunjukkan plot X dan Y konstan.
3
y sin (2.5b)
zz (2.5c)
Sedangkan hubungan terbalik dapat diperoleh dari Pers. (2.5a) dan (2.5b) dengan
prosedur yang digunakan untuk bidang koordinat polar, yaitu,
x2 y 2 (2.5d)
y
tan 1
x
zz
Perhatikan bahwa dalam silinder koordinat p telah menggantikan r dan telah
menggantikan bidang koodinat polar.
4
OB OM cos atau y r sin cos (2.6b)
sehingga memiliki relasi
x r sin cos (2.7a)
y r sin cos (2.7b)
z r cos (2.7c)
Hubungan terbalik, yaitu r, , dalam hal x, y, z dapat diperoleh dari Gambar
2.7. sebagai berikut:
r OP OM 2 OC 2 OA OB OC
2 2 2
x2 y 2 z 2
PC OM OA2 OB 2 x2 y 2
tan
OC OC OC z
OB y
tan
OA x
yaitu, kita memiliki relasi
r x2 y2 z 2
x2 y2
tan
z
y
tan (2.8)
x
Ini koordinat bola akan sangat berguna dalam membahas gerak dalam membahas
gerak dalam tiga dimensi.
5
misalnya, sebuah partikel bergerak dalam lintasan melingkar dapat dijelaskan oleh
x2 y 2 a2 (2.10)
dimana a adalah jari-jari lingkaran.
Suatu cara paling mudah untuk mempresentasikan lintasan partikel adalah
dalam hal beberapa parameter s, sepeti
x x( s ), y y(s) (2.11)
atau
r r (s )
dalam situasi sepert ini, partikel bergerak dalam lintasan melingkar akan
dijelaskan oleh
x a cos , y a sin (2.12)
dimana adalah parameter.
Secara umum, jika partikel dalam bidang XY, gerakannya digambarkan oleh
x x(t ), y y(t)
atau
r r (t ) (2.13)
dimana waktu t adalah parameter dalam kasus ini, kita dapat menulis vektor posisi
r, dalam hal vektor satuan, seperti
r i x j y (2.14)
kecepatan dan percepatan partikel dan komponen mereka
dr dx dy
v i j i vx jv y
dt dt dt
(2.15)
dv d 2 r d 2 x d 2 y
a i 2 j 2 i ax ja y
dt dt 2 dt dt
Gerakan tiga dimensi dipresentasikan sebagai
r ix jy kz
dr dx dy dz
v i j k i vx jv y kvz
dt dt dt dt
dv d 2 r d 2 x d 2 y d 2 z
a i 2 j 2 k 2 i ax ja y kaz
dt dt 2 dt dt dt
6
Gambar 2.6 Koodinat Rektangguler
r x y2
1/ 2
y x y
tan 1 cos 1 sin 1
x x2 y 2 x2 y 2
Jarak r diukur dari titik asal, sedangkan sudut polar 0 diukur berlawanan dari
sumbu X, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6. Sekarang kita
mendefenisikan dua vektor satuan dalam koordinat polar yang tegak lurus satu
sama lain. Dua vektor satuan ini adalah r dan dan berada dalam arah
peningkatan r dan 0, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7. Demikian poin r
7
Gambar 2.8 Hubungan antara Unit Vektor
Arah yang P akan bergerak sebagai sudut 0 meningkat. Selanjutnya, kedua vektor
satuan adalah fungsi dari sudut 0. Vektor satuan r dan 0 bentuk sistem koordinat
baru yang disebut bidang koordinat polar atau koodinat hanya polar. Seperti
ditunjukan dalam Gambar 2.8 vektor satuan r dan 0 yang terkait dengan i dan j
dengan relasi.
r i cos j sin (2.17a)
d
i cos j sin r (2.19)
d
sehingga kita memiliki
dr d
dan r
d d
hasilnya dapat diperoleh secara langsung dengan mengacu pada Gambar 2.9 (a)
dan (b). Angka-angka ini menunjukkan posisi r dan untuk sudut tertentu
8
r rr rr
v rr r (2.22)
kita dapat mengidentifikasi
v r r dan v r (2.23)
dimana v, adalah komponen kecepatan sepanjang r dan disebut kecepatan radial,
a
dv d
dt dt
rr r
dr
dt
r r
dr d dr
r
d dt dt
d d
d dt
rr r r r r r
yaitu
a (r r 2 )r (r 2r) (2.24)
9
Jika dua komponen percepatan a adalah percepatan radial, dan percepatan sudut
yang diberikan oleh
ar r r2
a r 2r
b
v 2
2
v
r 2 r
r r
P=(x2+y2)1/2 (2.26)
sin 1 cos 1
y x y
tan 1
x x2 y2 x2 y2
10
menggantikan (r,) oleh (p, ) dan dengan Z komponen tambahan, kita dapat
menulis hubungan:
p i cos j sin (2.27a)
v p p p zz
dv d (2.30)
a ( p p p zz)
dt dt
Dengan menggunakan persamaan maka dihasilkan :
a (p - p 2 ) p ( p 2 p ) zz (2.31)
Sekarang kita dapat mengekspresikan setiap vektor A dalam tiga komponen
Ap,Aq, dan Az di arah dari tiga vektor satuan saling tegak lurus p , , z sehingga,
A A p p A A z z (2.32)
dA dA p dp d dA d d dAz dz
p A p A z Az
dt dt d dt dt d dt dt dt
dA dAp dA dA dA
( A ) p ( AP ) p ( Ap ) z z (2.33)
dt dt dt dt dt
Sedangkan hubungan terbaik yang
1
p (x y )
2 2 2
y y x
tan 1 sin 1 cos 1 (2.34)
x x2 y2 x2 y2
11
Mengganti (r,) dengan (p,) dan dengan Z komponen tambahan, kita dapat
menuliskan relasi
p i cos jsin
d
p
d
r vektor posisi menggambarkan letak di titik P dalam koordinat silinder,
ditunjukkan pada gambar 2.12 adalah :
r pp zz
Dimana p memberikan jarak P dari Z-axis dan 4, memberikan rotasi sudutnya dari
sumbu X, sementara z memberikan elevasi di atas bidang XY. Dengan demikian
kita dapat menulis vektor kecepatan, menjaga diingat bahwa p p () sebagai :
dr d dp dp d dz dz
v ( pp zz) p p z z p p p( ) zz zi
dt dt dt d dt dt dt
v p p p zz
Menjadi :
a ( p p 2 ) p ( p 2 p ) zz
Sudut polar dapat memiliki nilai antara o dan , sementara sudut azimuth dan
2
dapat memiliki nilai antara o dan .
12
Gambar 2.11 Koordinat Polar Bola
Rectanguler koordinat (x,y,z) terkait dengan koordinat polar bola (r,,) berikut
hubungan oleh :
x= r sin cos
y = r sin sin
z = rcos (2.39)
perhatikan bahwa r sin = p hubungan reverse
r = (x2+y2+z2)1/2
x2 y2
= tan-1 z
y
=tan-1 x (2.40)
Vektor satuan yang digunakan dalam koordinat kutub bola yang (r,,) dan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar 2.11 (a) dan (b). Juga ditampilkan adalah vektor
unit i, j, k, z(= k) dan p. Vektor satuan terletak pada bidang XY, sementara r,,
dan z semuanya terletak pada satu bidang vertikal untuk r tetap dan variasi
dalam , sesuai dengan rotasi tentang Z-axis, sedangkan untuk variasi sesuai
dengan rotasi dalam bidang mengandung dari r,, dan z. Gambar koordinat bola
sebelumnya kita dapat menulis hubungan berikut antara vektor satuan
r p sin z cos i sin cos jsin sin k cos
13
pcos zsin i cososc jcososs kcos
i sin j cos
Membedakan persamaan, kita memperoleh hubungan berikut :
r r
sin
r, cos
0 p r sin cos (2.42)
Dalam koordinat bola, posisi titik P dalam ruang yang diberikan oleh
vektor posisi r. Kita sekarang dapat menemukan ekspresi untuk kecepatan dan
percepatan dengan memanfaatkan hubungan sebelumnya. Demikian :
r rr rr(, ) (2.43)
dr d dr dr dr
v r [rr(, )] r r rr r (2.44)
dt dt dt dt dt
Menggunakan persamaan :
dr dr d dr d
(, ) sin
dt d dt d dt
Oleh karena itu kita memperoleh :
v rr r (r sin ) (2.45)
Demikian pula :
dv d
a r [rr r (r sin ) ]
dt dt
Yang pada hasil penyederhanaan
a (r r 2 r sin 2 2 )r (r 2r r sin cos 2 ) (r sin 2r sin
2r cos ) (2.47)
Sejak r, , dan membentuk satu set saling tegak lurus vektor unit, kita dapat
menulis vektor A dalam bentuk komponen sebagai
A A r r A A (2.48)
14
Dimana komponen tergantung pada tidak hanya pada vektor A, tetapi juga pada
lokasi di ruang angkasa. Jika A fungsi satuan parameter, yaitu fungsi waktu kita
dapat menulis,
15
Menggunakan relasi
p
dan p (2.55)
Sehingga diperoleh :
dr p dp p d z dz (2.56)
Defenisi gradien u adalah
du u.dr dr.u (2.57)
Untuk hubungan ini untuk menghasilkan persamaan, kita harus mendefenisikan
1
p z (2.58)
p p z
Seperti dalam kasus satu dimensi, kita dapat memperkenalkan fungsi energi
potensial V(r)= V(x,y,z) sebagai kerja yang dilakukan oleh gaya ketika gaya
bergerak partikel dari titik r beberapa standar acuan rs artinya :
r1 r
V(r) F(r) dr F (r ) dr
r r1
(2.59)
Mengetahui bahwa V(r) harus menjadi fungsi dari posisi saja, defenisi ini
hanya mungkin jika integral sebelumnya tidak tergantung pada jalan integrasi,
yaitu hanya jika F(r) adalah kekuatan konservativ sehingga pekerjaan yang
dilakukan akan independen dari jalan, maka fungsi energi potensial dapat
diperkenalkan.
F(r) untuk menjadi konservativ, dan karenanya menekankan bagi
keberadaan fungsi V potensial (r). Mari kita katakan bahwa pekerjaan yang
dilakukan untuk pergi dari titik P ke Q independen dari lintasan. Ini berarti bahwa
bahwa kerja yang dilakukan dalam lintasan tertutup untuk pergi dari P ke Q dan
kembali ke P adalah nol.
WPQP closed path F dr 0 (2.60)
Hal ini bisa benar hanya jika integran sendiri F adalah nol, yaitu :
F curl F 0 (2.62)
16
Ini adalah kondisi yang diperlukan dan cukup untuk gaya konservatif, maka
fungsi energi potensial yang diberikan menyatakan syarat perlu dan cukup untuk
adanya fungsi potensial. Sebuah gaya F yang curl F adalah nol disebut gaya
konservatif.
Dan untuk mengevaluasi bagian integral ini kita harus menentukan sebuah
lintasan. Seperti dalam kasus satu dimensi, kita dapat memperkenalkan fungsi
energi potensial v(r) = V(x,y,z) sebagai kerja yang dilakukan oleh gaya ketika
gaya menggerakkan partikel dari titik r ke beberapa acuan rs, artinya :
rs r
V (r ) F (r )dr F (r )dr (2.66)
r rs
Mengetahui bahwa V (r) harus menjadi fungsi dari posisi saja, defenisi ini
hanya mungkin jika integral sebelumnya tidak tergantung pada jalan integrasi.
Dimana untuk menemukan kondisi yang diperlukan F(r) untuk menjadi
konservatif, maka keberadaan fungsi potensial V(r). Maka usaha yang dilakukan
untuk bergerak dari titik P ke Q tidak bergantung pada lintasan. Ini berarti bahwa
usaha yang dilakukan dalam lintasan tertutup (lihat gambar 2.12) untuk bergerak
dari P ke Q dan kembali ke P adalah nol. Artinya, kita menemukan
WPQP F dr 0 (2.67)
17
WPQP F dr n ( F )dS 0 (2.68)
Hal ini dapat berlaku hanya jika integran F adalah nol, yaitu
F curl F 0 (2.69)
Ini adalah kondisi yang diperlukan untuk gaya kenservatif, maka fungsi energi
potensial yang sebuah gaya F yang curl F adalah nol disebut gaya konservatif.
Gambar 2.12. Kerja yang dilakukan dalam medan gaya konservatif untuk lintasan
tertutup untuk bergerak dari P ke Q dan kembali ke P adalah nol.
Kita sekarang dapat menunjukkan bahwa keberadaan fungsi potensial
mengarah ke konservasi energi total jika medan gaya bersifat konservatif. Usaha
yang dilakukan oleh F dalam bertindak melalui r1 ke r2 dapat ditulis sebagai
r2 rs r2
W12 F (r )dr F (r )dr F (r )dr V1 (r ) V2 (r ) (2.70)
r1 r1 rs
Tapi usaha yang dilakukan juga sama dengan perubahan energi kinetik
r2
W12 F (r )dr K 2 K1 (2.71)
r1
Menggabungkan persamaan
K1 V1 (r ) K 2 V2 (r ) (2.72)
Artinya, jika E adalah energi total, kita memperoleh
1
K V m( x 2 y 2 z 2 ) V ( x, y , z ) E (2.73)
2
Yang merupakan bagian integral energi untuk gerakan dalam tiga dimensi. Mari
kita mempertimbangkan F= F (r,t) dan mengatakan pada setiap waktu t yang
18
F (r , t ) 0 (2.74)
Dan kita dapat mendefenisikan fungsi potensial
rs
V (r , t ) F (r , t )dr (2.75)
r
Sehingga
F (r , t ) V (r , t ) (2.76)
Namun dalam kasus seperti ini jumlah dari energi kinetik dan potensial tidak
konstan, maka F (r,t) bukan merupakan gaya konservatif.
Jika F diberikan dan kitaingin mengevaluasi V (r), kita dapat melanjutkan secara
langsung dengan mengevaluasi integral garis,
r
V (r ) F (r )dr (2.77)
rs
Atau kita dapat mengevaluasi tiga integral biasa dengan memulai dengan
V V V
Fx , Fy , Fz (2.78)
x y z
Untuk mendaapatkan :
V F x dx C1 ( y, z ) (2.79)
V - Fy dy C 2 ( x, y )
V Fz dz C 3 ( x, y )
Contoh 1.
Tunjukkan bahwa berikut ini merupakan gaya konservatif dan cari
potensial yang sesuai.
a) F axi byj czk
Solusi
a) Untuk membuktikan bahwa gaya merupakan medan gaya konservatif, kita
harus membuktikan bahwa garis lengkung dari vektor gaya adalah nol.
19
misalnya i, j, dan k menjadi vektor satuan. A, B dan C merupakan operator
diferensial seperti yang ditunjukkan. Misalnya Sa = garis lengkung F, yang
ditampilakan dalam bentuk matriks. Setelah menghitung nilai absolut dari
Sa dan kemudian mengganti operator diferensial untuk A, B dan C, kita
menyederhanakan dan menemukan bahwa Sa=0. Dengan demikin F dalam
hal ini adalah medan gaya konservatif.
i 1 j 1 k 1
d d d
A B C
dx dy dz
i j k
Sa A B C (i)
ax by cz
Sa i B cz i C by A j cz A k by ax j C ax k B
Sa i
d
cz i d j cz d k by d ax j d ax k
dy dz dx dz dy
Sa 0
Menggunakan persamaan kita dapat menghitung potensi Va sesuai dengan
gaya konservatif ini seperti yang ditunjukkan.
Va ax dx bydy czdz
1 1 1
Va ax 2 by 2 cz 2
2 2 2
1 1 1
Va ax 2 by 2 cz 2 tetap (ii)
2 2 2
Tetap adalah sama dengan jumlah dari tiga konstanta C a C x C y C z
b) Kita ikuti prosedur yang sama seperti pada sebelumnya dan membuktikan
bahwa gaya adalah konservatif.
i j k
Sa A B C (iii)
3ayz bx 3 y 2
3
3axz 3 10bx 4 y 9axz 2 y
20
Sa i B 9axz 2 i C 3ayz 3 i C bx 4 y A j 9axz 2 A k 3ayz 3
A k 10bx 4 y 3ayz 3 j C 3ayz 3 k B bx 3 y 2 k B
Sa 0
Vx 3ayz 3 20bx 3 y 2 dx
Vx 3ayz 3 x 5bx 4 y 2 Cx
Vy 3axz 3 10bx 4 y dy
Vy 3ayz 3 x 5bx 4 y 2 Cy
Vz 3ayz 3 x Cz
Untuk medan gaya konservatif, jika kita asumsian Cx Cy 0, Vz adalah
singkatan dari istilah dari Cz harus seperti yang ditunjukkan.
Vb 3ayz 3 x 5bx 4 y 2 Cx 3ayz 3 5bx 4 y 2 Cy 3ayz 3 x Cz
Vb 5bx 4 y 2 3axyz3
atau
Vb 9ayz 3 x 10bx 4 y 2 Cx Cy Cz
Contoh 2.
Sebuah partikel bermassa dari titik A ke B sekitar jalur setengah lingkaran
dengan jari-jari R, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Hal ini, dimana titik
awal A dengan gaya sebanding dengan jarak dari A. Ketika mencapai B, gaya
terhadap A adalah F0. Hitung usaha yang dilakukan terhadap gaya ini ketika
partikel bergerak dari A ke B dalam jalur setengah lingkaran ini seperti yang
ditunjukkan.
Solusi:
Usaha yang dilakukan diberikan oleh
B
W F ds (i)
A
dan F kr (ii)
dimana k adalah konstanta. Tapi ketika r = 2R di B (lihat Gambar 2).
FO
FB FO k (2R) atau k (iii)
2R
21
FO
oleh karena itu, F r (iv)
2R
Untuk menyatakan r dalam hal R dan O, kita menggunakan hukum cosinus:
r 2 R 2 R 2 2 R 2 cos 2 R 2 1 cos
F
F kr O R 21 cos
2R
Gambar 2
Perhatikan bahwa
F
F ds F r cos d F r cos dan F O R 21 cos
2 2R
Menggantikan F, ds, dan cos , kerja yang dilakukan WF dapat dihitung seperti
yang ditunjukkan.
FO
WF R 21 cos R cos
0
2R 2
WF FO R
22
Contoh 3
Sebuah partikel bergerak dalam bidang XY seperti ditunjukkan pada Gambar 3
k
akan tertarik ke arah ke asal oleh gaya F . Hitung kerja yang dilakukan ketika
y
bergerak partikel.
a) Dari A ke B dan kemudian ke C dan
b) Dari A ke C panjang jalur elips yang diberikan oleh persamaan
x 2a sin dan y a cos .
Solusi
k
Dari A ke B dan ke C, gaya adalah F , dan kerja yang dilakukan diberikan
y
oleh
C B C B C
W F ds F ds F ds F dr cos 1 F dr cos 2 (i)
A A B A B
23
Gambar 3.
Mensubsitusikan Persamaan (ii), (iii) dan (iv) dalam (i) kerja Wa
dilakukan dari A ke B dan kemudian ke C adalah seperti yang ditunjukkan.
k
2a 0
x
Wa k dx dy
0 a x a 2 2
a 2a 2 y 2
Wa k
5 1 ln( 2) ln( 5 1)
b) Kita sekarang menghitung kerja yang dilakukan disepanjang jalur elips.
Persamaan elips adalah
x2 y2
1
2a 2 a2
dan r 2 x 2 y 2
Dalam hal lingkaran yang tertulis dan dibatasi dan sudut pusat 0
x 2a sin dan y a cos (vii)
Usaha yang dilakukan dimulai dari A ke C di sepanjang jalur elips ini.
W F dr Fx dx Fy dy (viii)
k a sin
2 2
2a sin 2a cos
Wb k d a 2a a cos d
a 2a sin a
2 2 2 2
0 0
24
Latihan Soal
Penyelesaian :
Persamaan
a ( p p 2 ) p ( p 2 p )
zz
Maka untuk percepatan dalam koordinat silinder adalah, Pertama diambil dari
persamaan :
p i cos j sin
i sin j cos
Dan sebelumnya :
dp
d
d
p
d
Vektor posisi r menggambarkan lokasi titip P dalam koordinat silinder yaitu :
r pp zz
Dimana p memberikan jarak P dari Z-axis dan , memberikan rotasi sudutnya
dari sumbu X,
Sementara z memberikan elevasi di atas bidang XY. Dengan demikian kita dapat
menulis vektor kecepatan, menjaga di ingat bahwa p p menjadi :
dr d dp dp d dz dz
v ( pp zz) p p z z p p p ( ) zz z (0)
dt dt dt d dt dt dt
dz
Dimana 0 karena
dt
v = p p p zz
sehingga percepatan pada koordinat silindernya adalah
dv d
a ( p p p zz )
dt dt
2. Turunkan hubungan yang diberikan pada persamaan polar bola dari
pertimbangan geometris.
25
Penyelesaian :
Dari persamaan dapat diturunkan dengan menghasilkan kecepatan percepatan
seperti di bawah ini di jelaskan:
r r
sin
r cos
0 p r sin cos
Sehingga diturunkan menjadi
dr d dr dr dr
v r [rr(, )] r r rr r
dt dt dt dt dt
Dengan menggunakan persamaan maka kecepatannya dapat dihasilkan :
dr dr d dr d
(, ) sin
dt d dt d dt
26
(Menurut Simon, 1971)
3.11 PROYEKTIL
2
2 = (3.154)
2
2 = 0 (3.155)
2
2 = 0 (3.156)
2
2 = (3.157)
= 0 + 0 (3.158)
= 0 + 0 (3.159)
1
= 0 + 0 2 2 (3.160)
1
= 0 + 0 2 2 (3.161)
Kita asumsikan proyektil dimulai dari asal (0,0,0), dengan kecepatan awal dalam
xz, sehingga vyo = 0. Terdapat batasan pada gerak proyektil, tetapi hanya
27
disesuaikan dengan pilihan yang tepat dari sistem koordinat. persamaan (3,158),
(3,159), (3.160) maka menjadi
= 0 (3.162)
=0 (3.163)
1
= 0 2 2 (3.164)
1
= 0 2 2 2 (3.165)
0 0
0 0 2 20 20
( ) = 2 ( ) (3.166)
2
20
= (3.167)
2
Dan yang melintasi bidang horisontal z = 0 di titik asal dan pada titik
0 0
= 2 (3.168)
28
2
2 = (3.169)
2
2 =
2
2 = (3.170)
Hal itu harus menunjukkan sebenarnya partikel bergerak dari udara terhadap
lintasan proyektil adalah fungsi yang rumit dari kecepatan, sehingga solusi yang
kita memperoleh akan hanya appoximate, meskipun mereka menunjukkan sifat
umum dari gerakan. Jika proyektil dimulai dari asal di t = 0, solusi dari persamaan
(3.170) yaitu
= 0 (3.171)
0
= (1 ) (3.172)
= ( + 0 ) (3.173)
2 0
= ( + ) (1 ) (3.174)
0
Pemecahan Pers. (3,172) untuk t dan mengganti di Pers (3,174) kita memperoleh
persamaan untuk lintasan:
2 0
= ( + 0 ) ln ( ) (3.175)
0 0 2 0
Untuk hambatan udara rendah, atau jarak pendek, ketika (bx) / (mvx0) << 1, kita
dapat memperluas dalam kekuatan dari (bx) / (mvx0) untuk mendapatkan
0 1 1 bg
= 2 2 x 2 3 3 3 (3.176)
0 0 0
29
Sehingga lintasan mulai keluar sebagai parabola, tetapi untuk nilai yang lebih
besar dari x (mengambil 0 positif), z jatuh lebih cepat daripada parabola. fakta
bahwa dua yang pertama cek cukup bagus pada aljabar yang mengarah ke Pers.
(3,176); expainsion dalam serangkaian listrik di parameter kecil adalah cara yang
sederhana dan berguna memeriksa hasilnya, dan di samping itu sering
memberikan rumus perkiraan sederhana yang mudah untuk menafsirkan.
Menurut Pers. (3,175), dimana x mendekati nilai (0 )/, z mendekati minus
tak terhingga, yaitu, lintasan berakhir sebagai vertikal drop pada x = (0 )/.
Dari pers. (3,173), kita melihat bahwa verticzl jatuh pada akhir lintasan
berlangsung di terminal kecepatan -mg / b.
Jika kita menetapkan z = 0 di Pers. (3,176), memiliki, selain solusi yang jelas x =
0, solusi untuk xm range, yang kita dapat menemukan dengan aproksimasi. kami
pertama kali menulis ulang persamaan dengan cara berikut:
20 0 2 2
= 3 (3.177)
0
20 0
= ,
yang setuju dengan Pers. (3,168). Mari kita mengganti solusi ini dalam jangka
kedua Pers. (3,177), untuk mendapatkan pendekatan kedua
20 0 8 20 0
= 3 (3.178)
2
30
proccess of mengganti solusi perkiraan kembali Pers. (3,177). Dengan demikian
kita mendapatkan hal berturut untuk xm sebagai rangkaian listrik di b. kasus
sebaliknya ekstrim, ketika hambatan udara yang dominan dalam menentukan
kisaran (Fig.3.29), terjadi ketika penurunan vertikal di x = (mvx0) / b dimulai di
atas horizontal pesawat z = 0. kisaran kemudian, kira-kira,
0
= , ( 0 1) (3.179)
2
2 = ( ), (3.180)
2
2 = (3.181)
Di mana h adalah tinggi (katakanlah sekitar lima mil) di mana udara tahan jatuh
ke 1 / e dari nilai di permukaan bumi. dalam bentuk komponen
= / , = / , = /
(3.182)
31
Persamaan ini jauh lebih sulit untuk dipecahkan. sejak z muncul di persamaan x
dan y, pertama kita harus memecahkan persamaan z untuk z (t) dan mengganti
dalam dua persamaan lainnya. persamaan z tidak dari salah satu jenis sederhana
yang dibahas dalam bab 2. Pentingnya masalah ini dibawa keluar selama Perang
Dunia Pertama, ketika ditemukan tidak sengaja yang bertujuan terdapat pada
ketinggian yang lebih tinggi daripada yang sebelumnya telah diyakini
memberikan jangkauan maksimum mengakibatkan hambatan udara, di ketinggian
beberapa mil, lebih dari membuat untuk kerugian dalam komponen horizontal dari
kecepatan awal yang dihasilkan dari bertujuan pistol yang lebih tinggi.
Jika F gaya yang bekerja pada sebuah partikel merupakan fungsi dari yang posisi r
= (x, y, z), maka kerja yang dilakukan oleh gaya ketika partikel bergerak dari r1
ke r2 diberikan oleh integral garis
2
. .
1
Hal ini menyarankan bahwa kita mencoba untuk menentukan energi potensial V
(r) = V (x, y, z) di analogi dengan pers. (2.41) untuk gerak satu dimensi, sebagai
pekerjaan yang dilakukan oleh gaya pada partikel ketika bergerak dari r beberapa
memilih rs titik standart:
() = (). . (3.183)
Mari kita asumsikan bahwa kita memiliki fungsi gaya F (x, y, z0 sehingga garis
integral dalam pers. (3,183) adalah independen dari jalan integrasi dari rs ke setiap
titik r. Nilai integral kemudian hanya bergantung pada r (dan rs) dan pers. (3,183)
32
mendefinisikan fungsi energi potensial V9R). perubahan V ketika partikel
bergerak dari r ke r + dr adalah negatif dari pekerjaan yang dilakukan oleh gaya F:
= . . (3.184)
= . (3.185)
Persamaan (3.185) dapat regared sebagai solusi dari pers. (3,183) untuk F dalam
hal V. Dalam bentuk komponen,
= , = , = , (3.186)
Dalam mencari suatu kondisi yang harus dipenuhi oleh fungsi F9r) agar di tegral
di Pers. (3,183) independen dari jalan, kami mencatat bahwa, sejak Pers (3.28)
dapat dibuktikan dari aljabar definisi produk silang, harus terus juga untuk simbol
vektor:
= 0 (3.187)
V = ( ) = 0 (3.188)
= = 0 (3.189)
Sejak pers. (3,189) telah deducated pada asumsi bahwa fungsi potensial ada, itu
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh fungsi gaya F (x, y, z)
sebelum fungsi potensial dapat didefinisikan. Kita dapat menunjukkan bahwa
pers. (3,189) juga merupakan kondisi yang cukup untuk keberadaan potensi
dengan memanfaatkan Stokes 'teorema [Pers. (3,117)]. Dengan Stokes'theorem,
33
jika kita mempertimbangkan jalan C tertutup di ruang angkasa, pekerjaan yang
dilakukan oleh gaya F (r) ketika partikel perjalanan di sekitar jalan ini
. = . (), (3.190)
di mana S adalah permukaan dalam ruang yang dibatasi oleh kurva tertutup C.
Jika sekarang Pers (3,189) diasumsikan untuk memegang, integral di sebelah
kanan adalah nol, dan kita memiliki, untuk setiap lintasan tertutup C
. = 0 (3.191)
Tetapi jika usaha yang dilakukan oleh F kekuatan sekitar jalan yang ditutup
adalah nol, maka kerja yang dilakukan di pergi dari r1 ke r2 akan bergantung dari
jalan diikuti. mempertimbangkan dua jalur antara r1 dan r2, dan membiarkan jalan
C tertutup terbentuk pergi dari r1 ke r2 oleh satu jalur dan kembali ke r1 dengan
lainnya (Gambar 3.30). Karena kerja yang dilakukan sekitar C adalah nol, bekerja
di pergi dari r1 ke r2 harus sama dan berlawanan dengan yang pada perjalanan
pulang, maka pekerjaan untuk pergi dari r1 ke r2 dengan jalan baik adalah sama.
Applyng argumen ini dengan integral di sebelah kanan dalam Pers (3,183), kita
melihat bahwa hasilnya adalah independen dari jalan integrasi dari r1 ke 2, dan
karena itu tetap. Jadi Pers. (3,189) adalah penting dan cukup untuk eksistensi dari
fungsi potensial V (r) ketika gaya diberikan sebagai fungsi dari posisi F (r)
Ketika lengkungn F adalah nol, kita bisa mengekspresikan usaha yang dilakukan
oleh gaya ketika partikel bergerak dari r1 ke r2 sebagai berbeda antara nilai dari
energi potensial di titik-titik ini:
2 2 2
. = . + .
1 1 1
34
= (1 ) (2 ) (3.192)
Penggabungan Pers (3,192) dengan teorema (3,135), kita memiliki untuk setiap
dua kali t1 dan t2:
1+ (1 ) = 2 + (2 ) (3.193)
Maka total energi (T + V) lagi konstan, dan kita memiliki energi yang tidak
terpisahkan untuk gerakan dalam tiga dimensi:
1
+ = 2 ( 2 + 2 + 2 ) + (, , ) = (3.194)
Sebuah gaya yang merupakan fungsi dari posisi saja, dan yang ikal lenyap,
dikatakan konservatif, karena itu mengarah ke teorema conservastion energi
kinetik ditambah potensi [Pers. (3,194)
Dalam beberapa kasus, kekuatan mungkin fungsi dari posisi bith dan waktu F (r,
t). Jika kapan saja t curl dari F (r, t) lenyap maka fungsi energi potensial V (r, t)
dapat didefinisikan sebagai
(, )
(, ) = (3.195)
.
(, ) = (, ) (3.196)
Namun, hukum kekekalan energi tidak bisa lagi dibuktikan, untuk Pers (3,192)
tidak lagi memegang. Hal ini tidak lagi benar bahwa perubahan energi potensial
sama dengan negatif dari pekerjaan yang dilakukan pada partikel, untuk integral
yang mendefinisikan energi potensial pada waktu t dihitung dari fungsi yang
berlaku pada saat itu, sedangkan integral yang mendefinisikan pekerjaan dihitung
dengan menggunakan pada setiap titik fungsi berlaku pada saat partikel melewati
titik itu. Akibatnya, energi T + V tidak konstan ketika F dan V adalah fungsi dari
waktu, dan tenaga seperti itu tidak disebut kekuatan konservatif.
35
Ketika gaya yang bekerja pada partikel yang konservatif, Pers.(3,194)
memungkinkan kita untuk menghitung kecepatan sebagai fungsi dari posisinya.
Energi E ditetapkan oleh kondisi awal gerak. Persamaan (3,194), seperti
Persamaan. (2.44), tidak memberikan informasi mengenai arah gerakan.
Kurangnya pengetahuan tentang arah jauh lebih serius dalam dua dan tiga
dimensi, di mana ada yang tak terbatas kemungkinan arah, daripada di satu
dimensi, di mana hanya ada dua arah yang berlawanan di mana partikel dapat
bergerak. Dalam satu dimensi, hanya ada satu jalan sepanjang yang partikel dapat
bergerak. Dalam dua atau tiga dimensi, ada banyak jalan, dan kecuali kita tahu
jalur partikel, Eq. (3,194) saja memungkinkan kita untuk mengatakan sedikit
tentang gerak kecuali bahwa itu dapat terjadi hanya di daerah di mana V (x, y, z)
<E. Sebagai contoh, energi potensial elektron dalam medan listrik yang menarik
dari dua proton (terionisasi hidrogen molekul 2+ ) adalah
2 2
= , () (3.197)
1 2
Dimana r 1, r 2 adalah jarak elektron dari dua proton. Fungsi V (x, y) (untuk gerak
di bidang xy saja) diplot pada Gambar. 3.31 sebagai peta kontur, di mana dua
proton 2 A terpisah pada titik-titik y = 0, x 1 A, dan tokoh-tokoh pada kontur
energi potensial konstan yang sesuai energi potensial dalam satuan 10- 12 erg.
Selama E < -46 X 10- 12 erg, elektron terbatas pada daerah sekitar satu proton
atau yang lain, dan kami berharap yang
gerak akan baik osilasi melalui pusat menarik atau orbit di sekitarnya, tergantung
pada kondisi awal. (Ini komentar dari yang diharapkan gerak membutuhkan
beberapa wawasan fisik atau pengalaman selain apa yang kita bisa. Mengatakan
dari energi terpisahkan saja) Untuk 0> E> - 46 x 10- 12 erg, elektron adalah
terbatas pada wilayah yang meliputi proton, dan berbagai gerakan yang mungkin.
Untuk E> 0, elektron tidak terbatas pada setiap wilayah yang terbatas di dalam
pesawat.
36
Untuk E -46 x 10- 12 erg, elektron terbatas pada daerah di mana oksalat yang
potensi yang lingkaran hampir sekitar satu proton, dan geraknya akan praktis
sama seperti jika proton lain tidak ada di sana. Untuk E <0, tapi Lei 46 x 10- 12
erg, elektron dapat lingkaran dalam orbit yang jauh dari pusat-pusat menarik, dan
yang
gerak maka akan menjadi sekitar bahwa elektron terikat satu menarik
pusat biaya 2e, sebagai equipotentiallines jauh dari pusat menarik adalah
lagi sangat hampir lingkaran.
37
F (x, y, z), kita dapat menghitung ikal untuk menentukan apakah fungsi energi
potensial
ada untuk itu. Jika semua komponen curl F adalah nol dalam setiap wilayah
ruang, maka
dalam wilayah itu F dapat diwakili dalam hal fungsi energi potensial sebagai -
VV. Energi potensial yang akan dihitung dari Persamaan. (3,183). Selanjutnya,
sejak keriting F = 0, hasilnya adalah independen dari jalan integrasi, dan kami
mungkin menghitung integral bersama setiap jalan yang mudah. Sebagai contoh,
perhatikan berikut dua fungsi gaya:
a) = , = 2 , = 2
b) = ( 2 3 2 ), = 3( 2 2 ) = 6,
a) = ( ) + ( ) + ( )
= (2) + (2) ()
b) = 0
Dalam kasus (a) tidak ada energi potensial ada. Dalam kasus (b) ada fungsi energi
potensial,
dan kami melanjutkan untuk menemukannya. Mari kita rs = 0, yaitu, mengambil
potensi sebagai nol diasal. Karena komponen kekuatan yang diberikan sebagai
fungsi dari x, y, z, yang
jalan paling sederhana integrasi dari (0, 0, 0) ke (xo, Yo, zo) bersama yang untuk
menghitung
integral dalam Pers. (3,183) adalah salah satu yang mengikuti garis sejajar dengan
koordinat
kapak, misalnya seperti yang ditunjukkan di Fig.3.32
(0 ,0, 0 )
(0 , 0, 0 ) = . = . . . .
(0,0,0) 1 2 3
38
= = 0, = = = 0 , =
Demikian
0
. = = 0
1 0
Seiring C2,
= 0 , =0
= 3 , = 30 2 , = 0
dr=
Demikian
0
. = = 0 0 2
2 0
Seiring C 3,
= 0 , = 0
= 0 ( 02 3 2 , = 30 (02 2 , = 60 0
Demikian
0
. = = 30 0 02
3 0
(, , ) = 3 + 3 2
Hal ini mudah diverifikasi bahwa gradien dari fungsi ini adalah gaya yang
diberikan oleh (b) di atas. Bahkan, salah satu cara untuk menemukan energi
potensial, yang sering lebih cepat dari prosedur di atas, hanya untuk mencoba
menebak fungsi yang gradien akan memberikan gaya yang dibutuhkan.
Kasus penting dari kekuatan konservatif adalah kekuatan pusat, kekuatan
39
diarahkan selalu menuju atau menjauh dari pusat tetap 0, dan yang besarnya
merupakan fungsi hanya dari jarak dari o. Dalam koordinat bola, dengan 0 sebagai
asal,
= () (3.198)
Oleh karena itu z-komponen curl F lenyap, dan sebagainya, demikian pula,
apakah dua lainnya
komponen. Untuk menghitung energi potensial, kami memilih rs titik standar,
dan mengintegrasikan dari r s ke Yo sepanjang jalan (Gbr. 3.33) berikut radius (C
1) dari
Y s, yang koordinat adalah (rs, Os, qJs) 'ke titik (ro, es, qJs)' kemudian sepanjang
40
lingkaran (C z)
radius ro tentang asal ke titik (ro, eo, qJo).Seiring C 1,
=
0
. = ()
1
Seiring C2,
+
= sin ,
. = 0
2
Demikian
0
(0 ) = = . .
1 2
0
= ()
41
Bentuk lain dari Fungsi F (r) kadang-kadang terjadi; misalnya, dalam beberapa
masalah yang melibatkan struktur dan interaksi inti, atom kompleks, dan molekul.
Di bagian ini, kami menyajikan metode umum serangan terhadap masalah partikel
bergerak
di bawah aksi dari kekuatan pusat.
Karena dalam semua contoh ini tak satu pun dari dua partikel berinteraksi
sebenarnya diikat ke posisi tetap, masalah kita memecahkan, seperti kebanyakan
masalah dalam fisika, merupakan idealisasi masalah yang sebenarnya, berlaku
ketika salah satu partikel dapat dianggap sebagai praktis saat istirahat pada titik
asal. Ini akan terjadi jika salah satu partikel yang jauh lebih berat dari yang lain.
Karena gaya yang bekerja pada dua partikel memiliki besarnya sama dengan
hukum ketiga Newton, percepatan yang berat akan jauh lebih kecil dari yang
ringan, dan gerakan partikel berat dapat diabaikan dibandingkan dengan gerakan
ringan satu. Kita akan menemukan kemudian, dalam Bagian 4.7, yang, dengan
sedikit modifikasi, solusi kami dapat dibuat untuk menghasilkan solusi yang tepat
untuk masalah gerakan dua partikel berinteraksi, bahkan ketika massa mereka
adalah sama. Kita dapat mencatat bahwa vektor momentum sudut dari partikel di
bawah aksi dari kekuatan pusat adalah konstan, karena torsi yang
= = ( )() = 0 (3.201)
42
awal posisi Y0 partikel, dan z-sumbu tegak lurus terhadap kecepatan awal V0.
Maka kita harus awalnya:
0 = | |, 0 = 0 = 0 (3.203)
0 = 0 . , 0 = 0 . ,
0 = 0 (3.204)
Sebuah solusi dari z-persamaan yang memenuhi kondisi awal pada 0 dan
adalah
() = 0 (3.206)
Oleh karena itu gerakan berlangsung sepenuhnya di bidang xy. Kita bisa melihat
secara fisik yang
jika gaya pada sebuah partikel selalu menuju asal, partikel tidak pernah dapat
memperoleh
komponen kecepatan keluar dari pesawat di mana ia awalnya bergerak. Kita dapat
juga menganggap resllit ini sebagai konsekuensi dari konservasi momentum
sudut.
Oleh Persamaan. (3,202), vektor L = m (r x v) adalah konstan; Oleh karena itu
kedua r dan v keharusan selalu berbohong dalam pesawat tetap tegak lurus L.
Kita sekarang telah mengurangi masalah untuk salah satu dari gerak dalam
pesawat dengan dua persamaan diferensial dan empat kondisi awal yang tersisa
untuk menjadi puas. Jika kita memilih koordinat polar r, pada bidang gerak,
persamaan gerak dalam rand FJ arah yang, oleh pers. (3.80) dan (3,198),
2 = () (3.207)
+ 2 = 0 (3.208)
43
( 2 ) = =0 (3.209)
( 2 ) = = (3.210)
Konstanta L adalah untuk dievaluasi dari kondisi awal. integral dari Pers. (3,207)
dan (3,208), karena gaya konservatif, adalah
1 1
+ = 2 2 + 2 2 2 + () = (3.211)
dimana V (r) diberikan oleh Persamaan. (3.200) dan E adalah energi yang
konstan, yang akan dievaluasi dari kondisi awal. Jika kita menggantikan dari
Persamaan. (3.210), energi
menjadi
1 2
2 + 2 2 + () = (3.212)
2
Karena itu
2
2 = (3.214)
0 (() )1/2
22
integral untuk dievaluasi dan persamaan yang dihasilkan diselesaikan untuk r (t).
Kami kemudian
mendapatkan (t) dari Persamaan. (3.210):
= 0 + 0 2 (3.215)
44
Dengan demikian kita mendapatkan solusi dari pers. (3,207) dan (3,208) dalam
hal empat konstanta , , 0 , 0 , yang dapat dievaluasi saat. posisi awal dan
kecepatan dalam
Pesawat diberikan.
Ini akan dicatat bahwa pengobatan kami berdasarkan Persamaan. (3,212) adalah
analog dengan kami pengobatan masalah satu dimensi berdasarkan energi
terpisahkan [Eq. (2.44)].
Koordinat r sini memainkan peran x, dan istilah dalam energi kinetik, ketika
dieliminasi oleh Persamaan. (3.210), memainkan peran seorang Selain potensi
energi. Kami dapat membawa keluar analogi ini lebih lanjut dengan
menggantikan dari Persamaan. (3.210) dalam Persamaan. (3,207):
2
3 = () (3.216)
Persamaan ini memiliki persis bentuk persamaan gerak dalam satu dimensi
untuk subjek partikel dengan kekuatan F aktual (r) ditambah "gaya sentrifugal"
2
. Itu
3
gaya sentrifugal tidak benar-benar berlaku pada semua tapi sebagian besar kali
massa percepatan,
dialihkan ke sisi kanan persamaan untuk mengurangi persamaan untuk r untuk
persamaan dari bentuk yang sama seperti untuk gerak satu dimensi. Kita mungkin
menyebutnya
"Gaya fiktif." Jika kita memperlakukan Persamaan. (3,217) sebagai masalah
dalam gerak satu dimensi, efektif "energi potensial" sesuai dengan "kekuatan" di
sebelah kanan adalah
2
() = ()
3
2
= () + 2 2 (3.218)
Istilah kedua di 'V' adalah "energi potensial" terkait dengan "gaya sentrifugal."
Integral energi yang dihasilkan hanya Pers. (3,212). Alasan mengapa kami telah
45
mampu untuk mendapatkan solusi lengkap untuk masalah kita berdasarkan hanya
dua integral, atau konstanta dari gerak (L dan E), adalah bahwa persamaan gerak
tidak mengandung koordinat FJ, sehingga keteguhan L cukup untuk
memungkinkan kita untuk menghilangkan FJ seluruhnya dari Persamaan. (3,207)
dan untuk mengurangi masalah ke masalah yang setara dalam gerakan satu
dimensi.
Integral dalam Pers. (3,214) kadang-kadang ternyata agak sulit untuk
mengevaluasi di
praktek, dan persamaan yang dihasilkan sulit untuk memecahkan r (t). Kadang-
kadang lebih mudah untuk menemukan jalan partikel dalam ruang daripada
menemukan gerak sebagai fungsi waktu .; Kita bisa menjelaskan jalur partikel
dengan memberikan r (FJ). Persamaan yang dihasilkan agak sederhana jika kita
membuat substitusi
1 1
= , = (3.219)
Menggantikan r dan di pers. (3,217), dan mengalikannya dengan 2 2 kita
memiliki
persamaan diferensial untuk jalur atau orbit dari segi ()
2 1
= 2 2 () (3.222)
2
Dalam kasus L = 0, persamaan. (3.222) meledak, tapi kita lihat dari Persamaan.
(3.210) yang dalam hal ini adalah konstan, dan jalan adalah garis lurus melalui
titik asal.
Bahkan dalam kasus-kasus di mana solusi eksplisit Pers. (3,214) dan (3,215), atau
Pers.
(3,222), sulit untuk melaksanakan, kita dapat memperoleh informasi kualitatif
46
tentang
r gerak dari efektif potensi 'V' yang diberikan oleh Pers. (3,218), seperti dalam
satu-
Kasus dimensi dibahas dalam Bagian 2.5. Dengan memplot 'V' (r), kita bisa
memutuskan untuk
energi total E apakah gerak dalam r adalah periodik atau aperiodic, kita dapat
menemukan
titik balik, dan kami dapat menjelaskan kira-kira berapa kecepatan r bervariasi
selama
gerakan. If'V '(r) memiliki minimum pada ro titik, maka untuk energi E sedikit
lebih besar dari
'V' (ro), r dapat melakukan kecil, sekitar harmonik osilasi tentang ro dengan
frekuensi sudut diberikan oleh
1 2
2 = ( 2 ) 0 (3.223)
Kita harus ingat, dari ourse, bahwa pada saat yang sama partikel yang berputar di
sekitar pusat kekuatan dengan kecepatan sudut
= 2 (3.224)
47
periode gerak r tidak, di umum, sama dengan periode revolusi, sehingga orbit
mungkin tidak ditutup, meskipun terbatas pada wilayah terbatas ruang. (Lihat
Gambar. 3.34.) Jika rasio periode gerak r dengan periode revolusi adalah bilangan
rasional, orbit akan ditutup. Jika rasio ini adalah bilangan bulat, orbit adalah kurva
tertutup sederhana yang periode terkait dengan bidang orbit. Hal ini dapat dilihat
sebagai berikut. Daerah menyapu oleh jari-jari dari titik asal ke partikel ketika
partikel bergerak melalui sudut kecil de adalah sekitar
1
= 2 2 (3.225)
Oleh karena itu tingkat di mana daerah yang tersapu oleh jari-jari adalah, oleh
Persamaan. (3.210),
1
= 2 2 = 2 (3.226)
Hasil ini berlaku untuk setiap partikel bergerak di bawah aksi dari kekuatan pusat.
Jika
gerak yang periodik, maka, mengintegrasikan selama periode lengkap 1: gerak,
kita miliki untuk wilayah orbit
= 2 (3.227)
Jika orbit diketahui, periode revolusi dapat dihitung dari rumus ini.
3.14. PUSAT GAYA YANG BERBANDING TERBALIK DENGAN JARAK
Masalah yang paling penting dalam gerakan tiga dimensi adalah bahwa ofa
bergerak massal di bawah aksi dari kekuatan pusat berbanding terbalik dengan
kuadrat dari menjauhkan dari pusat:
= 2 (3.228)
48
() = (3.229)
= 1 2 , = 6,67108 2 2 (3.230)
di mana K adalah negatif, karena gaya gravitasi menarik. Contoh lain adalah gaya
elektrostatik antara dua muatan listrik q 1 dan q 2 r terpisah jarak, diberikan oleh
Persamaan. (3,228) dengan
= 1 2 , (3.231)
di mana tuduhan itu dalam satuan elektrostatik, dan gaya adalah dalam dyne.
elektro yang
gaya statis menjijikkan ketika 1 2 , memiliki tanda yang sama, jika tidak
menarik.
Secara historis, masalah pertama yang mekanik Newton diterapkan adalah
masalah yang melibatkan pergerakan planet di bawah tarik gravitasi matahari, dan
49
gerak satelit di sekitar planet. Keberhasilan teori dalam akuntansi untuk gerakan
seperti bertanggung jawab untuk penerimaan awal.
Kami pertama kali menentukan sifat orbit yang diberikan oleh hukum kuadrat
terbalik dari
memaksa. Pada Gambar. 3.36 diplot potensi efektif
2
() = + 2 2 (3.232)
Untuk gaya tolak (K> 0), tidak ada gerakan periodik di r; total hanya energi
positif E yang mungkin, dan partikel datang dari = ke titik balik dan
perjalanan ke infinity lagi. Untuk energi yang diberikan dan momentum sudut,
titik balik terjadi pada nilai yang lebih besar dari r daripada K =0 (tidak ada
kekuatan), yang mengorbit akan menjadi garis lurus. Untuk kekuatan yang
menarik (K <0) dengan 0 , gerakan ini juga terbatas jika E> 0, tetapi dalam
kasus ini titik balik terjadi pada nilai yang lebih kecil dari r daripada K =0. Oleh
karena orbit yang seperti ditunjukkan pada Gambar. 3.37. Garis cahaya pada
Gambar. 3.37 mewakili radius titik balik atau perihelion jarak diukur dari titik
pendekatan terdekat dari partikel ke menarik atau tolak-menolak pusat. Untuk K
1 2
<0, 2 < < 0 koordinat r berosilasi antara dua titik balik. Untuk =
2
1 2 2
2 <, bergerak partikel dalam radius lingkaran 0 = . Perhitungan
2
menunjukkan (lihat Soal 44 pada akhir bab ini ) bahwa periode osilasi kecil di r
1 2
adalah sama dengan periode revolusi, sehingga untuk E dekat 2 , orbit
2
adalah kurva tertutup dengan asal sedikit dari pusat (setidaknya di perkiraan
osilasi kecil). Kami akan menunjukkan kemudian bahwa orbit ini, pada
kenyataannya, elips untuk semua nilai negatif dari E jika 0. Jika = 0,
masalah mengurangi untuk gerak satu dimensi dari tubuh jatuh,
dibahas dalam Bagian 2.6
50
Untuk mengevaluasi integral dalam pers. (3,214) dan (3,215) untuk hukum
kuadrat terbalik kekuatan agak melelahkan. Kita akan menemukan bahwa kita
dapat memperoleh semua informasi penting tentang gerakan lebih sederhana
dengan memulai dari Pers. (3.222) untuk orbit. Persamaan (3.222) untuk orbit
menjadi, dalam hal ini,
2
+ = (3.233)
2 2
Persamaan ini memiliki bentuk yang sama seperti yang dari osilator harmonik
(frekuensi Unit)
tunduk pada gaya konstan, di mana disini memainkan peran t. homogen
e qua tion dan solusi umum yang
2
+ =0 (3.234)
2
= cos( ) (3.235)
di mana A, 0 adalah konstanta sembarang. Sebuah solusi tertentu yang jelas dari
persamaan di-homogen (3,233) adalah solusi konstan
= (3.236)
2
51
Ini adalah persamaan irisan kerucut (elips, parabola, atau hiperbola) dengan fokus
pada r = 0, seperti yang akan kita saat ini menunjukkan. Konstan 0 menentukan
orientasi orbit dalam pesawat. Konstanta A, yang dapat diambil sebagai positif
(karena eo adalah sewenang-wenang), menentukan titik balik dari gerakan r, yang
diberikan oleh
1 1
= + , = (3.238)
1 2 2 2
Jika < (karena tentu adalah untuk K> 0), maka hanya ada satu titik balik, r
2
1, karena r tidak boleh negatif. Kita tidak bisa memiliki < , karena r bisa
2
kemudian tidak menjadi positif untuk setiap nilai . Untuk E diberikan, titik balik
solusi dari persamaan
2
() = + 2 2 = (3.239)
1 2 1
= + [( 2 )2 + ]2 (3.240)
2 2 2
52
2 2 2
2 = + (3.241)
2 2
di mana adalah setengah diameter terbesar (sumbu utama) elips. Dalam hal polar
berkoordinasi dengan pusat pada fokus F dan dengan negatif sumbu x melalui
fokus F ', hukum cosinus memberikan
2 = 2 + 42 2 + 4 (3.243)
di mana adalah jarak dari pusat elips untuk fokus; disebut eksentrisitas elips.
Jika =0, yang fokus bertepatan dan elips adalah lingkaran. Sebagai 1 , elips
merosot menjadi parabola atau segmen garis lurus, tergantung apakah fokus F
'surut hingga tak terbatas atau tetap jarak yang terbatas dari F.Menggantikan r
'dari Persamaan. (3,242) pada persamaan. (3,243), kita menemukan
(1 2 )
= 1+ cos (3.244)
53
Ini adalah persamaan elips di koordinat polar dengan asal pada satu fokus.
Jika b adalah setengah diameter terkecil (sumbu minor), kita memiliki, dari
Gambar. 3.38,
= (1 2 )1/2 (3.245)
Daerah elips dapat diperoleh dengan cara langsung oleh integrasi:
= (3.246)
( 2 1)
= 1+ cos (3.248)
(Tanda + mengacu pada cabang +, yang - tanda ke -. Cabang) The asymptotes dari
hiperbola (. garis putus-putus pada Gambar 3.39) membuat sudut r: x dengan
sumbu melalui yang fokus, di mana r: x adalah nilai () yang t tak terbatas:
1
cos = (3.249)
Sebuah parabola adalah kurva ditelusuri oleh partikel bergerak sehingga jarak dari
garis tetap D (directrix yang) sama dengan jarak dari fokus tetap F. Dari Gambar.
3.40, kita memiliki
54
a
r = 1+cos (3.250)
di mana adalah jarak dari fokus F ke directrix D. Kita dapat menulis persamaan
untuk semua tiga bagian berbentuk kerucut dalam bentuk standar
1
= B + A cos (3.251)
r
B > A, bulat
= 1/(1 2 ) , = /(1 2 ) (3.252)
B = A Parabola
1 1
= , = ; (3.253)
1
= (2 1) , = (2 1) (3.254)
Kasus B <- A bisa tidak terjadi, karena r akan kemudian tidak menjadi positif
untuk nilai apapun
dari (J. Jika kita membiarkan orientasi sewenang-wenang dari kurva terhadap
sumbu x,
kemudian Persamaan. (3,251) menjadi
1
= + ( ) (3.256)
mana adalah sudut antara sumbu x dan garis dari titik asal ke perihelion (Titik
pendekatan terdekat dari kurva ke asal). Ini akan dicatat bahwa dalam semua
kasus
55
= || (3.257)
Persamaan (3,237) untuk orbit partikel di bawah kekuatan hukum kuadrat terbalik
memiliki bentuk persamaan. (3,256) untuk irisan kerucut, dengan jika kita
menggunakan Persamaan. (3,241)
= | 2 |
2
= ( 2 ) 1/2
(3.259)
2
1
2
= (1 + 2E2 ) 2 (3.260)
Sebuah kekuatan yang menarik (K <0), orbit adalah elips, parabola, atau
hiperbola, tergantung pada apakah E <0, E = 0, atau E> 0; jika hiperbola, itu
adalah cabang +.Untuk gaya tolak (K> 0), kita harus memiliki E> 0, dan orbit
hanya dapat menjadi - Cabang hiperbola. Hasil ini setuju dengan kualitatif awal
kami diskusi. Untuk orbit elips dan hiperbolik, sumbu a semimajor diberikan oleh
= |2 | (3.261)
56
2 2 1/2
1,2 = 2 [(2) + 2 ] (3.262)
Pada awal abad ketujuh belas, sebelum penemuan Newton hukum gerak, Kepler
mengumumkan tiga hukum berikut menggambarkan pergerakan planet,
disimpulkan dari pengamatan yang luas dan akurat dari gerakan planet oleh Tycho
Brahe:
Hukum kedua dinyatakan oleh Pers kami. (3,226) dan merupakan konsekuensi
dari konservasi momentum sudut; itu menunjukkan bahwa gaya yang bekerja
pada planet ini diarahkan ke arah matahari. Hukum pertama berikut, karena kami
telah menunjukkan, dari fakta bahwa gaya berbanding terbalik dengan kuadrat
57
jarak. Hukum ketiga mengikuti dari kenyataan bahwa gaya gravitasi sebanding
dengan massa planet, seperti sekarang kita menunjukkan.
seperti sekarang kita menunjukkan.
Dalam kasus orbit elips, kita dapat menemukan periode gerak dari Pers. (3,227)
dan (3,246):
2 2 2 2 1/2
= = 2 (1 2 )1/2 = ( ) (3.265)
2||3
2 = 4 2 3 | | (3.266)
Dalam kasus partikel kecil massa m bergerak di bawah tarik gravitasi [Pers.
(3,230) J dari tubuh besar massa M, ini menjadi
4 2
2 = 3 (3.267)
58
tarik planet terjadi di sekitar itu. Efek ini sangat kecil, bahkan dalam kasus yang
terbesar planet, dan dapat diperbaiki oleh metode dijelaskan nanti dalam Bagian
4.7. Di tempat kedua, sebuah planet yang diberikan, mengatakan bumi, yang
bertindak oleh gravitasi tarik dari planet lain, serta oleh matahari. Karena massa
bahkan terberat planet hanya beberapa persen dari massa th? matahari, ini akan
menghasilkan kecil tapi penyimpangan terukur dari hukum Kepler. penyimpangan
tersebut diharapkan dapat calcu- lated, dan mereka setuju dengan pengamatan
astronomi sangat tepat. Bahkan, planet Neptunus dan Pluto ditemukan sebagai
akibat dari efek mereka pada orbit dari planet lain. Pengamatan dari planet Uranus
selama sekitar enam puluh tahun setelah penemuannya pada tahun 1781
menunjukkan penyimpangan dijelaskan dari orbit diprediksi,
bahkan setelah koreksi dibuat untuk efek gravitasi yang lain diketahui
planet. Dengan analisis matematika yang cermat dan rumit data, Adams dan
Leverrier mampu menunjukkan bahwa penyimpangan bisa
dipertanggungjawabkan dengan mengasumsikan sebuah planet yang tidak
diketahui di luar Uranus, dan mereka menghitung posisi
planet yang tidak diketahui. Planet Neptunus segera ditemukan di diprediksi
tempat.
Orbit komet, yang kadang-kadang terpantau bergerak pada sekitar
matahari dan keluar lagi, yang, setidaknya dalam beberapa kasus, elips sangat
memanjang. Bukan itu saat ini diketahui apakah salah satu komet berasal dari luar
tata surya, dalam hal ini mereka akan, paling tidak pada awalnya, memiliki orbit
parabola atau hiperbola. Bahkan mereka komet yang orbitnya diketahui elips
memiliki lebih teratur periode karena tarikan gravitasi perturbing dari planet-
planet yang lebih besar dekat yang mereka kadang-kadang lulus. Antara
pertemuan dekat dengan planet-planet yang lebih besar, komet
akan mengikuti cukup erat path yang diberikan oleh Persamaan. (3,256), tetapi
selama setiap pertemuan tersebut, gerakannya akan terganggu, sehingga setelah
konstanta A, B, dan eo akan memiliki nilai yang berbeda dari orang-orang
sebelum pertemuan itu.
Seperti tercantum dalam Bagian 3.13, kami berharap secara umum bahwa
orbit dibatasi timbul dari kekuatan sentral yang menarik F (r) tidak akan ditutup
59
(Gbr. 3.34). orbit tertutup (kecuali untuk orbit lingkaran) muncul hanya di mana
periode osilasi radial sama dengan, atau merupakan kelipatan rasional yang tepat
dari, masa revolusi. Hanya untuk bentuk-bentuk tertentu khusus dari fungsi F (r),
dimana hukum kuadrat terbalik adalah salah satu, akan orbit ditutup. Setiap
perubahan dalam hukum kuadrat terbalik, baik perubahan dalam eksponen r atau
tambahan F (r) dari istilah tidak berbanding terbalik dengan r 2, akan diharapkan
untuk menyebabkan orbit yang tidak ditutup. Namun, jika perubahan itu sangat
kecil, maka orbit seharusnya sekitar elips. Periode revolusi maka akan hanya
sedikit lebih besar atau sedikit kurang dari periode radial \ osilasi, dan orbit akan
sekitar elips yang sumbu utama berputar perlahan tentang pusat kekuatan. Sebagai
soal fakta, sebuah presesi lambat dari sumbu utama dari orbit planet Merkurius
telah diamati, dengan kecepatan sudut dari 41 detik busur per abad, atas dan di
atas gangguan dicatat dengan efek gravitasi yang lain planet. Hal ini pernah
berpikir bahwa ini bisa dipertanggungjawabkan oleh efek gravitasi dari debu di
tata surya, tetapi dapat menunjukkan bahwa jumlah debu terlalu kecil untuk
memperhitungkan efek. Sekarang cukup yakin bahwa efek ini disebabkan koreksi
sedikit teori Newton tentang gerak planet yang diperlukan oleh teori relativitas.
Masalah gerak elektron di sekitar inti atom akan sama seperti yang dari
gerak planet mengelilingi matahari, jika mekanika Newton yang berlaku.
Sebenarnya, gerakan elektron harus dihitung dari hukum mekanika kuantum.
Sebelum penemuan mekanika kuantum, Bohr mampu memberikan rekening wajar
perilaku atom dengan mengasumsikan bahwa elektron berputar di orbit tertentu
khusus yang dipilih dari antara mereka yang diberikan oleh mekanika Newton.
Teori Bohr masih berguna sebagai gambaran kasar tentang struktur atom.
3.16 ORBIT HIPERBOLIK.
Permasalahan Rutherford Pada Bagian Hamburan
Orbit hiperbolik yang menarik sehubungan dengan gerakan partikel di sekitar
matahari yang mungkin berasal dari atau melarikan diri ke luar angkasa, dan juga
di connection dengan tabrakan dua partikel bermuatan. Jika partikel cahaya biaya
q2 bertemu dengan partikel berat muatan q2 saat istirahat, partikel cahaya akan
mengikuti h) <lintasan perbolic masa lalu partikel berat, sesuai dengan hasil yang
diperoleh dalam Bagian 3.14. Dalam kasus tabrakan partikel atom, daerah di mana
60
lintasan tikungan dari satu asymptote ke yang lain sangat kecil (beberapa
angstrom unit atau kurang), dan apa yang diamati adalah sudut defleksi =
2
(Gambar 3.41) antara jalur dari partikel kejadian sebelum dan setelah tumbukan.
Angka 3.41 ditarik untuk kasus pusat memukul mundur kekuatan di F. Dengan
Pers. (3,249) dan (3.260),
1/2
2
tan = cot = ( 2 1)1/2 = ( )
2 22
Biarkan partikel memiliki kecepatan vo awal, dan biarkan melakukan
perjalanan ke arah tersebut bahwa, jika dibelokkan, itu akan melewati s jarak dari
pusat kekuatan (F). Itu jarak s disebut parameter dampak bagi tabrakan. Kita bisa
dengan mudah menghitung energi dan momentum sudut dalam hal kecepatan dan
dampak parameter:
1
= 02
2
= 0
Jika sebuah partikel cahaya positif muatan q1 bertabrakan dengan partikel berat
yang positif biaya q2 , ini, oleh Persamaan. (3,231),
61
1 2
tan 2 = 2 (3.272)
0
62
menurut Pers. (3,273), hanya dN, jumlah partikel tersebar melalui sudut antara
dan + d.
Sekarang perhatikan partikel insiden mendekati pusat hamburan F . Jika
parameter dampak adalah antara s dan s + ds, partikel akan tersebar melalui sudut
antara dan + d, di mana diberikan oleh Pers. (3,272), dan d diberikan
oleh diferensial dari Pers. (3,272):
1
= 12 22 (3.274)
22 ( ) 0
2
Wilayah cincin di sekitar F dari jari-jari s, jari-jari luar s + ds, di mana partikel
insiden harus ditujukan agar dapat tersebar melalui sudut antara dan + d,
adalah
= 2 `(3.275)
Menggantikan s dari Persamaan. (3,272), dan untuk ds dari Persamaan. (3,274)
(menghilangkan tanda negatif), kita memperoleh
2 2
1 2
= (2 2) (3.276)
0 4 ( )
2
Perihelion jarak terkecil untuk partikel insiden dari energi yang diberikan terjadi
ketika L=0 (s=0) , dan memiliki nilai
63
1 2
1 = (3.278)
Oleh karena itu jika ada penyimpangan dari hukum Coulomb kekuatan ketika
partikel alpha merumput atau menembus inti, seharusnya muncul pertama sebagai
penyimpangan dari hukum Rutherford [Eq. (3,276) J pada sudut besar defleksi 8,
dan harus muncul ketika energi E cukup besar sehingga
1 2
> (3.279)
0
di mana 0 adalah jari-jari inti. Pengukuran awal jari-jari nuklir dibuat dengan cara
ini oleh Rutherford, dan berubah menjadi urutan 10-12 cm.
Perhitungan di atas dari penampang adalah sepenuhnya benar hanya ketika
partikel alpha impinges pada inti jauh lebih berat dari dirinya sendiri, karena pusat
hamburan diasumsikan tetap tetap. pembatasan ini bisa dihilangkan dengan
metode yang akan dibahas dalam Bagian 4.8. partikel alpha juga bertabrakan
dengan elektron, tetapi elektron sangat ringan sehingga tidak dapat lumayan
membelokkan partikel alpha. Tabrakan partikel alfa dengan inti harus benar-benar
diperlakukan dengan metode mekanika kuantum. Konsep lintasan yang pasti
dengan dampak yang pasti Parameter s berlaku dalam mekanika kuantum tidak
lagi. Konsep penampang masih berlaku dalam mekanika kuantum, namun,
sebagaimana mestinya, karena itu didefinisikan dalam hal jumlah eksperimen
ditentukan. Hasil akhir untuk bagian hamburan lintas ternyata sama dengan rumus
kita (3,276). * Ini adalah kejadian beruntung dalam sejarah fisika yang mekanika
klasik memberikan jawaban yang benar untuk masalah ini.
3.17 GERAK PARTIKEL DALAM BIDANG ELEKTROMAGNETIK
Hukum menentukan medan listrik dan magnet karena berbagai pengaturan
muatan listrik dan arus adalah subyek teori elektromagnetik. Asi determin dari
gerakan partikel bermuatan di bawah kekuatan listrik dan magnetik yang diberika
adalah masalah dalam mekanika. Gaya listrik pada partikel biaya q terletak pada
titik r adalah
= () (3.280)
dimana E (r) adalah intensitas medan listrik pada titik r. Intensitas medan listrik
64
mungkin merupakan fungsi dari waktu serta posisi dalam ruang. Gaya yang
diberikan oleh medan magnet pada partikel bermuatan pada titik r tergantung pada
v kecepatan dari partikel, dan diberikan dalam hal induksi magnetik B (r) dengan
persamaan
= () (3.281)
= () (3.282)
Persamaan (3.280) berlaku untuk baik Gaussian atau mks unit. Kami akan
mendasarkan diskusi kita pada Persamaan. (3,281) (unit Gaussian), tetapi hasilnya
dapat segera ditranskripsi menjadi unit mks dengan menghilangkan c mana pun
itu terjadi. Gaya elektromagnetik Total yang bekerja pada sebuah partikel akibat
intensitas medan listrik E dan induksi magnetik B adalah
= + (3.283)
Jika muatan listrik bergerak dekat kutub utara magnet, magnet akan
mengerahkan gaya pada muatan yang diberikan oleh Persamaan. (3,281); dan oleh
hukum ketiga Newton muatan harus mengerahkan kekuatan yang sama dan
berlawanan pada magnet. Ini memang ditemukan kasus, setidaknya ketika
kecepatan partikel dibandingkan kecil dengan kecepatan cahaya, jika medan
magnet karena muatan bergerak dihitung dan gaya pada magnet dihitung. Namun,
karena induksi magnetik B diarahkan radial jauh dari tiang, dan gaya F tegak lurus
terhadap B, gaya pada muatan dan pada tiang tidak diarahkan sepanjang garis
bergabung dengan mereka, seperti dalam kasus kekuatan sentral .
` Hukum ketiga Newton kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk "kuat" di
mana aksi dan reaksi tidak hanya sama dan berlawanan, tetapi diarahkan
sepanjang garis yang menghubungkan partikel berinteraksi. Untuk kekuatan
magnet, hukum hanya berlaku dalam bentuk "lemah" di mana tidak ada yang
65
dikatakan tentang arah dari dua kekuatan kecuali bahwa mereka berlawanan. Hal
ini berlaku tidak hanya dari kekuatan antara magnet dan biaya pindah, tetapi juga
dari kekuatan magnet yang diberikan oleh biaya pada satu sama lain bergerak.
Jika medan magnet konstan dalam waktu, maka intensitas medan listrik dapat
ditampilkan untuk memenuhi persamaan
= 0 (3.284)
Bukti pernyataan ini milik teori elektromagnetik dan tidak perlu perhatian
kita di sini. Kami mencatat, bagaimanapun, bahwa ini berarti bahwa untuk medan
listrik dan magnet statis, gaya listrik pada partikel bermuatan konservatif. Oleh
karena itu kita dapat menentukan potensial listrik
() = . (3.285)
seperti yang
= (3.286)
Karena E adalah gaya per satuan muatan, cp akan menjadi energi potensial
per satuan muatan yang terkait dengan kekuatan listrik:
() = () (3.287)
Selain itu, karena gaya magnet tegak lurus terhadap kecepatan, ia bisa
melakukan sesuatu pekerjaan pada partikel bermuatan. Akibatnya, hukum
kekekalan energi berlaku untuk partikel dalam medan elektromagnetik statis:
+ = (3.288)
66
dimana B adalah konstanta. Persamaan gerak kemudian, oleh Persamaan. (3,281),
= , = , = 0 (3.290)
= (3.293)
Kekuatan, dan akibatnya percepatan, karena besarnya konstan dan tegak lurus
dengan kecepatan. Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan konstan v dan
percepatan konstan tegak lurus arahnya bergerak gerak melingkarjari-jari r yang
diberikan oleh Persamaan. (3.80):
2
= 2 = = (3.294)
67
Dalam spektrometer massa, partikel dipercepat melalui perbedaan dikenal
potensial listrik, sehingga, oleh Persamaan. (3,288), kinetiknya energi
1
2 = (1 2 ) (3.296)
2
= 2 (3.299)
Jadi jika B adalah konstan, v adalah independen dari r, dan ini adalah prinsip
dasar di mana operasi siklotron didasarkan. Dalam betatron, elektron perjalanan
dalam lingkaran, dan medan magnet dalam lingkaran dibuat untuk meningkatkan.
Sejak B berubah dengan waktu, V x E tidak lagi nol; fluks magnet yang berubah
menginduksi tegangan di sekitar lingkaran sehingga jaring jumlah pekerjaan yang
dilakukan pada elektron oleh medan listrik saat mereka melakukan perjalanan
sekitar lingkaran. betatron ini begitu dirancang thttt peningkatan B di orbit
elektron sebanding dengan peningkatan mv, sehingga r tetap konstan.
Akhirnya, kami mempertimbangkan partikel massa m, biaya q, bergerak
dalam seragam konstan listrik intensitas medan E dan seragam konstan magnet
68
induksi B. Sekali lagi biarkan z-sumbu dipilih ke arah B, dan membiarkan y-axis
dipilih sehingga E sejajar dengan yz:
= , = + (3.300)
di mana B, Ey, Ez adalah konstanta. Persamaan gerak, oleh Persamaan. (3,283),
yang
= , (3.301)
= + (3.302)
= (3.304)
2
+ 2 = (3.308)
2
69
Pers. (3,301) dan (3,302), dengan cara yang sama, kita mendapatkan solusi untuk
y:
= cos( + ) (3.310)
= + sin( + ) (3.312)
sin( + ) = , cos( + ) (3.314)
sin( + ) = , cos( + ) (3.314)
Kedua persamaan akan terus hanya jika Ax, Ay, Ox, dan 0 yare dipilih sehingga
= (3.315)
70
sin( + ) = cos( + ) (3.316)
cos( + ) = sin( + ) (3.317)
= + cos( + ) (3.323)
Sekarang ada hanya empat konstanta, A, 0, cx, C Y 'yang akan ditentukan oleh
awal nilai Xa, Ya, .v sebuah, .va. Z-gerak, tentu saja, yang diberikan oleh
Persamaan. (3,304). Jika Er = 0, xy-gerak di dalam lingkaran dengan jari-jari A
dengan kecepatan sudut w tentang titik (C x, C y); ini adalah gerak
dipertimbangkan dalam contoh sebelumnya. Pengaruh Ey adalah untuk
menambah gerak melingkar seragam ini terjemahan seragam dalam arah x!
lintasan yang dihasilkan di-bidang xy akan menjadi memiliki loop, katup, atau
riak, tergantung pada kondisi awal dan pada besarnya Ey (Gambar. 3.43). Ini
masalah adalah kepentingan sehubungan dengan desain magnetron. Terjemahan
= =
71
memiliki kecepatan
= / 2 (3.324)
Ini kecepatan gerak partikel bermuatan di medan listrik dan magnet menyeberang
adalah dari pentingnya dalam teori plasma.
72
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Kekurangan buku Symon adalah tidak ada contoh soal di sajikan dalam
pembahasan , setelah semua materi di sajikan pembaca ditunutut untuk latihan
menyelesaikan sola-soal yang tersedia menggunakann konsep dan persamaan
persamaan matematis yang sudah di jelaskan sebelumnya dalam satu sub-bab.
Buku Mekanika klasik dari Arya untuk sub-bab gerak partikel dalam dua
dan tiga dimensi dimulai dengan pembahasan tentang koordinat kartesian,
koordinat polar, koordinat silinder, koordinat polar berbentuk bola dan dilanjutkan
dengan pembahasan yang sangat sederhana mengenai fungsi energi potensial.
Sehingga buku ini tidak bisa cukup untuk menjelaskan tentang konsep, fenomena
fisika serta menunjukkan aspek matematis dari konsep fisika. Karena buku ini
tidak dilengkapi dengan pengantar mengenai besaran vektor dan skalar pembaca
diharsukan sudah memiliki pemahaman yang jelas tentang itu sebelumnya.
Karena aspek matematis yang lebih dijelaskan , maka untuk semua turunan rumus
secara matematis cukup jelas di jabarkan. Untuk implementasi terhadap
permasalahan fisika lebih kepada bahasan energi potensial, gaya konservatif,
usaha dan percepatan.
73
Buku ini juga memiliki kelebihan diantaranya penurunan fungsi untuk
menemukan asal mula persamaan matematis dalam fisika. Dan juga dilengkapi
dengan pembahasan contoh-contoh soal yang cukup banyak serta soal-soal latihan
untuk menguji pemahaman pembaca.
74
DAFTAR PUSTAKA
Bukit, Nurdin dan Eva Marlina Ginting. 2015. Mekanika. Universitas Negeri
Medan: Unimed Press
75