You are on page 1of 9

ELEKTROFORESIS PROTEIN WHEY DAN AIR PEMULUR DALAM PEMBUATAN

KEJU MOZZARELLA HASIL PERCOBAAN FAKTORIAL SUHU KOAGULASI DAN


SUHU PEMULURAN

Electroforesis of Whey and Stretching Water Protein of Mozzarella Cheese Production from
Factorial Experimental of Coagulation and Stretching Temperature

Purwadi
1)
Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

diterima 25 Agustus 2009; diterima pasca revisi 20 Januari 2010


Layak diterbitkan 25 Februari 2010

ABSTRACT

The use of lime juice as acidifier in the making of Mozzarella cheese was aimed to learn
the protein profile of whey and stretching water produced with treatment of coagulation and
o o
stretching temperature. The treatment of coagulation temperature was G1 = 30 C, G2 = 35 C,
o o o
G3 = 40 C, and G4 = 45 C, and the treatment of stretching temperature was M1 = 70 C, M2 =
o o o
75 C, M3 = 80 C, and M4 = 85 C. The research result showed that coagulation temperature of
o
30 and 35 C gave the same protein profile of whey as well as coagulation temperature of 40
o o
and 45 C, while coagulation temperature of 30 and 35 C with coagulation temperatur of 40
o
and 45 C gave different protein profile of whey. Different coagulation temperature gave
different protein profile of whey and stretching water, while different stretching temperature
o
gave the same protein profile of stretching water. Coagulation temperature of 30 and 35 C gave
o
the same protein profile of stretching water as well as coagulation temperature of 40 and 45 C,
o o
while coagulation temperature of 30 and 35 C with temperature of 40 and 45 C gave different
protein profile of stretching water.

Keywords: protein profile, Mozzarella cheese, coagulation temperature, stretching


temperature

PENDAHULUAN lubang; pada kenampakan tidak ada tanda-


tanda dicetak; warna putih alami hingga
o
Keju Mozzarella merupakan salah krem muda; pengujian pada suhu 232 C
satu jenis keju pasta filata (curd yang keju dapat meleleh dengan sempurna; dan
elastis) dan merupakan keju asli Italia. memiliki karakteristik kemuluran > 3 inci.
Cara pembuatan keju ini dengan Menurut McMahon (2007) keju
pemasakan dan pemuluran curd segar Mozzarella memiliki kandungan air 46,0
dalam penangas air panas, sehingga %; lemak 23,0 %, lemak dalam bahan
mempunyai karakteristik struktur kering 43,0 %; kadar garam 1,2 %; dan
berserabut, daya leleh dan kemuluran pH berkisar 5,1 - 5,4.
yang tinggi (DMI, 1998). Menurut USDA Tahapan pembuatan keju
(2005) standar keju Mozzarella ialah Mozzarella secara umum diantaranya ialah
memiliki kandungan air 52,0-60,0 %; pasteurisasi, pengasaman, penambahan
lemak <10,8 %; garam 1,2 %; pH 5,3; enzim, pemotongan curd, pemasakan curd,
citarasa: mild pleasing flavor; bodi dan pengurangan whey, pemuluran,
teksturnya smooth, pliable dan tanpa pencetakan, perendaman dalam air es dan

23
penggaraman. Pembuatan keju melibatkan kalsium 40 mg, fosfor 22 mg. karbohidrat
penggumpalan atau pembentukan curd 12,4 g, vitamin B1 0,04 mg, zat besi 0,6
dengan pengasaman susu dan penambahan mg, lemak 0,1 g, kalori 37 kal, protein 0,8
protease. Pengasaman susu dapat g dan air 86 g (Cakrawala IPTEK, 2002).
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan Barbano (1999) menyatakan bahwa
penambahan biakan bakteri starter yang suhu dalam pembuatan keju Mozzarella
biasanya berasal dari kelompok bakteri sangat berpengaruh terhadap kualitas keju
asam laktat atau dengan pengasaman yang dihasilkan. Suhu pemasakan curd
langsung (Kalab, 2004; Everett, 2003 dan dalam bak pengolah keju ternyata
Pastorino et al., 2000). Beberapa jenis berpengaruh terhadap kecepatan keluarnya
asam yang dapat digunakan dalam air dari dalam curd selama berlangsungnya
pembuatan keju diantaranya ialah asam pembuatan keju. Dengan terbentuknya
sitrat, sulfurat, hidroklorat, laktat, fosforat perbedaan kadar air akan berdampak pada
dan asetat serta glukono- -lakton fungsionalitas keju Mozzarella. Oleh karena
(Everett, 2003; Kalab, 2004; Kobieta, itu suhu pemasakan yang tepat harus
2005 dan Bunton, 2005). dipertahankan, mengingat suhu merupakan
Salah satu bahan pengasam alami faktor proses yang kritis dan harus
yang dapat digunakan dalam proses dikendalikan dalam pembuatan keju
pembuatan keju Mozzarella adalah jus jeruk Mozzarella agar kualitas dan
nipis (Citrus aurantifolia Swingle). Jeruk fungsionalitasnya tinggi (Anonymous,
nipis biasa disebut dengan jeruk pecel 1998). Suhu lebih tinggi pada saat
(Jawa), limau asam (Sunda), lime (Inggris) pemasakan curd dan suhu keju lebih
dan Citrus aurantifolia Swingle (Latin), rendah pada tahap peningkatan elastisitas
mengandung beberapa senyawa kimia yang cenderung menghasilkan keju dengan
potensial memiliki khasiat sebagai obat, kadar air lebih rendah (Barbano, 1999).
oleh sebab itu banyak dimanfaatkan sebagai Suatu hal yang perlu diperhatikan
obat beberapa penyakit (Cakrawala IPTEK, dalam pembuatan keju dengan
2002). Jus jeruk nipis mengandung asam pengasaman langsung menggunakan
sitrat, asam askorbat, karbohidrat, vitamin beberapa jenis asam ialah bahwa bila
C, vitamin A, vitamin B1, protein dan koagulasi pada suhu lebih rendah, maka
minyak atsiri, meskipun dalam jumlah keperluan bahan pengasam ternyata lebih
relatif kecil, juga mengandung terpene dan banyak, dan sebaliknya apabila koagulasi
terpenoid yang terdiri atas -thugene, - pada suhu lebih tinggi, maka keperluan
pinene, sabinene, bahan pengasam terbukti lebih sedikit
-pinene, -myrcene, d-limonene, - (Kobieta, 2005). Apabila pengunaan
terpinene, terpinolene, linalool, - bahan pengasam terlalu banyak,
terpineol, neral, geranial, neryl acetate, akibatnya keju yang dihasilkan
geranil acetate dan -fanesene. mempunyai kualitas rendah (Bunton,
Percobaan pendahuluan melalui 2005) yang ditandai rendahnya rendemen
analisis di laboratorium menunjukkan dan kemuluran, serta tekstur yang keras.
bahwa jus jeruk nipis mempunyai pH Kenaikan suhu air pemulur keju
2,2, total asam organik 25 % dan Mozzarella ternyata sangat berpengaruh
rendemen jus 50 %. Selain itu, jeruk terhadap peningkatan kadar minyak bebas,
nipis juga mengandung senyawa-senyawa yaitu naik dari 24,1 % pada saat suhu air
o
kimia yang bermanfaat untuk kesehatan, mencapai 55 C menjadi 34,5% pada saat
o
diantaranya ialah limonen, linalin asetat, suhu air mencapai 75 C. Suhu lebih tinggi
geranil asetat, fellandren, sitral dan asam dapat menyebabkan matriks protein
sitrat. Setiap 100 g buah jeruk nipis menjadi kurang elastis dan lebih lembek,
mengandung vitamin C sebesar 27 mg, sehingga lemak bergabung dalam

24
gumpalan yang lebih besar dan dapat keju (cheesevat), termometer, panci untuk
menyebabkan pembentukan minyak bebas. pemuluran keju Mozzarella, cetakan keju,
Kondisi reologis matriks protein inilah yang topless untuk perendaman keju di dalam
merupakan faktor utama penentu air es dan larutan garam jenuh.
mikrostruktur globula lemak dan
pembentukan minyak bebas. Baik Metode
mikrostruktur maupun minyak bebas Penelitian ini menggunakan metode
kemungkinan besar dipengaruhi oleh suhu percobaan faktorial 4 x 4, faktor pertama
curd pada saat pemasakan dan tahap adalah suhu koagulasi (G) yang terdiri atas
o o o
pemuluran (Rowney et al., 2003). G1 = 30 C, G2 = 35 C, G3 = 40 C, G4 =
o
Perbedaan suhu pemuluran yang relatif 45 C dan faktor kedua adalah suhu
kecil dapat berpengaruh terhadap pemuluran (M) yang terdiri atas; M1
o o o
beberapa sifat keju Mozzarella yang = 70 C, M2 = 75 C, M3 = 80 C dan M4
dihasilkan (Anonymous, 1998). Dua o
= 85 C, semua perlakuan kombinasi
variabel, yaitu kenaikan suhu air diulang 3 kali. Prosedur pembuatan keju
pemasakan dan pemuluran mempunyai Mozzarella mengikuti metode Carroll
pengaruh sangat nyata terhadap (2002) yang dimodifikasi:
pembentukan minyak bebas. o
1) Susu dipasteurisasi pada suhu 71 C
Oleh karena itu dalam penelitian ini dan dipertahankan selama 15 detik,
dirancang menggunakan jus jeruk nipis kemudian suhunya segera diturunkan.
sebagai bahan pengasam alami dan ingin 2) Setelah suhu susu sesuai perlakuan
mengetahui kombinasi suhu koagulasi dan o o o o
(30 C, 35 C, 40 C, dan 45 C)
pemuluran terhadap profil protein whey dan dicapai, susu ditambah jus jeruk nipis
air pemulur keju Mozzarella. 1,9 % (v/v), kemudian ditambah
protease sebanyak 0,025 % (v/v).
MATERI DAN METODE 3) Susu didiamkan selama 5 menit agar
terbentuk curd yang kompak dan dapat
Materi dipotong, kemudian dipotong-potong
Bahan-bahan penelitian terdiri membentuk kubus berukuran 1 cm x
atas: susu (susu segar diperoleh dari KUD 1 cm x 1 cm.
DAU, Kecamatan Dau, Kabupaten 4) Curd didiamkan selama 5 menit,
Malang), buah jeruk nipis (Citrus kemudian whey ditampung.
aurantifolia Swingle) yang diperoleh dari 5) Curd dilakukan penekanan (working)
Kabupaten Jombang, protease dan bahan dengan tangan agar tekstur curd
kimia untuk elektroforesis. Jeruk nipis kompak dan halus ( 10 menit), whey
yang digunakan adalah buah jeruk matang yang keluar ditampung.
optimal, yang berciri kulit berwarna 6) Pengambilan sampel whey untuk
kuning merata dan keadaan segar. Cara dianalisis elektroforesis SDS-PAGE.
pembuatan jus jeruk nipis ialah dengan 7) Curd dilakukan pemuluran (stretching),
cara membuang kulit luar, daging buah yaitu dimasukkan ke dalam air panas
o
diiris-iris kemudian diperas dengan dengan berbagai perlakuan suhu 70 C,
menggunakan perasan jeruk. Protease o o
75 C, 80 C dan
diperoleh dari New England o
85 C selama 5 menit sambil ditarik
Cheesemaking Supply Company Amerika dan dibalik agar curd lebih kompak
Serikat dan bahan kimia untuk analisis dan tidak mudah putus apabila ditarik.
profil protein diperoleh dari Laboratorium 8) Pengambilan sampel air pemulur untuk
Biokimia FMIPA UB. dianalisis elektroforesis SDS-PAGE.
Peralatan penelitian yang 9) Keju direndam dalam air es selama 1
digunakan ialah: pH meter, bak pengolah jam, kemudian direndam dalam larutan

25
garam jenuh selama 20 menit, SDS-PAGE seperti disajikan pada
selanjutnya ditiriskan, ditimbang dan Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1 setelah
dicatat bobotnya. dilakukan perhitungan diperoleh data
10) Keju yang diperoleh disimpan dalam seperti ditampilkan dalam Tabel 1.
o
ruang dingin pada suhu 17 C selama Data dalam Tabel 1. (bobot molekul
24 jam . protein whey) menunjukkan bahwa
Variabel yang diukur meliputi: profil perlakuan suhu koagulasi yang berbeda
o
protein whey dan air pemulur. berturut-turut 30, 35, 40 dan 45 C
Pengukuran variabel: profil protein menghasilkan perbedaan pengaruh yang
dianalisis dengan metode elektroforesis nyata terhadap profil protein whey. Suhu
o
(Aulanni am, 2004). koagulasi 30 dan 35 C menunjukkan
profil protein yang hampir sama, suhu
o
HASIL DAN PEMBAHASAN koagulasi 30 C mempunyai profil protein
yang sedikit lebih beragam daripada suhu
o
Elektroforegram pita protein whey koagulasi 35 C. Suhu koagulasi 40 dan
dengan perlakuan suhu koagulasi
dihasilkan gambaran profil protein hasil

Tabel 1. Bobot molekul protein whey hasil elektroforesis dari pembuatan keju Mozzarella dengan
variasi suhu koagulasi
BM Perlakuan suhu koagulasi (oC)
prot.
whey 30 30 30 30 35 35 35 35 40 40 40 40 45 45 45 45
(kDa)
15,56 v v v v v v v v
17,65 v V v v v v v v
18,92 v v v v v v v v
19,36 v v v v v v v v v V v v v v v v
20,84 v v v v v v v v v v v v v v v v
24,55 v v v v v v v v
30,55 v v v v v v v v
33,96 v v v v
34,83 v v v v v v v v
39,90 v v v v v v v v v v v v v v v v
43,75 v v v v v v v v
46,88 v v v v v v v v v v v v v v v v
55,21 v v v v v v v v
62,95 v v v v
65,01 v v v v v v v v
71,61 v v v v v v v v v v v v
72,27 v v v v v v v v v v v v
78,89 v v v v v v v v
81,66 v v v v v v v v v v v v v v v v
84,33 v v v v v v v v
99,08 v v v v
102,3 v v v v v v v v
105,7 v v v v v v v v
116,7 v v v v v v v v
124,5 v v v v v v v v
128,5 v v v v v v v v v v v v
141,6 v v v v v v v v v v v v
146,6 v v v v v v v v

26
1 2 3 4 5 6 7 8 M
1 2 3 4 5 6 78M

1A 1B

1 2 3 45 6 7 8 M 1 2 3 4 5 6 7 8M

2A 2B

1 2 3 4 5 6 7 8 M
M
1 2 3 4 5 6 7 8

3B
3A
Gambar 1. Elektroforegram protein whey
Keterangan:
1A dan 1B : ulangan 1 dari seluruh perlakuan
2A dan 2B : ulangan 2 dari seluruh perlakuan
3A dan 3B : ulangan 3 dari seluruh perlakuan
(Gambar A) Lajur: 1- 4 = perlakuan suhu koagulasi 30 oC yang dianalisis 4 kali.
5 - 8 = perlakuan suhu koagulasi 35 oC yang dianalisis 4 kali.
M = marker protein
(Gambar B) Lajur: 1 - 4 = perlakuan suhu koagulasi 40 oC yang dianalisis 4 kali.
5 - 8 = perlakuan suhu koagulasi 45 oC yang dianalisis 4 kali.
M = marker protein

45oC menunjukkan profil protein yang protein yang sama persis, sedangkan
sama persis, sedangkan antara suhu antara suhu koagulasi 30
koagulasi 30 dan 35 oC dengan suhu g sama.
koagulasi 40 dan 45 oC terdapat banyak Perbedaan profil protein tersebut
perbedaan, namun beberapa bobot molekul diduga bahwa kerja protease untuk
protein ada yan45oC menunjukkan profil menguraikan protein susu pada suhu

27
koagulasi yang berbeda dapat menghasilkan proteolisis pada pembuatan keju
profil protein keju dan whey yang berbeda berlangsung maka -kasein dihidrolisis
pula. Hasil penelitian ini dijumpai bahwa menjadi fragmen fragmen yang berbeda.
penambahan jus jeruk nipis terbukti dapat Selanjutnya Gaiaschi et al. (2001)
membuat kondisi optimum kerjanya juga menjelaskan bahwa -kasein turun
protease, sehingga mampu menguraikan selama proses pembuatan keju
komponen susu terutama -kasein dan - berlangsung. Hasil pengamatan
kasein, sehingga mengakibatkan berdasarkan data elektroforegram pita
berkurangnya kekompakan (cohesiveness) protein air pemulur dengan perlakuan
dan kelembutan tekstur keju, dan dampak kombinasi suhu koagulasi dan suhu
selanjutnya adalah daya lelehnya naik. pemuluran dihasilkan profil protein dalam
Sebagian hasil penguraian tersebut larut ke banyak elektroforegram seperti disajikan
dalam whey dengan bobot molekul yang pada Gambar 2. Data profil protein hasil
berbeda-beda. Gaiaschi et al. (2001) perhitungan berdasarkan Gambar 2
melaporkan bahwa selama tersebut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Bobot molekul protein air pemulur hasil elektroforesis dari pembuatan keju
Mozzarella dengan variasi kombinasi suhu koagulasi dan suhu pemuluran
BM Perlakuan kombinasi suhu koagulasi dan suhu pemuluran (oC)
prot.
air 30; 30; 30; 30; 35; 35; 35; 35; 40; 40; 40; 40; 45; 45; 45; 45;
pmlr 70 75 80 85 70 75 80 85 70 75 80 85 70 75 80 85
(kDa)
18,92 v v v v v v v v
19,54 v v v v v v v v
20,84 v v v v v v v v
22,23 v v v v v v v v
23,76 v v v v v v v v
33,96 v v v v v v v v
38,63 v v v v v v v v
42,55 v v v v v v v v
45,49 v v v v v v v v
46,98 v v v v v v v v v v v v v v v v
48,53 v v v v v v v v
50,11 v v v v v v v v
51,76 v v v v v v v v v v v v v v v v
57,01 v v v v v v v v v v v v v v v v
60,95 v v v v v v v v
65,01 v v v v v v v v
67,14 v v v v v v v v v v v v v v v v
69,34 v v v v v v v v
71,61 v v v v v v v v
73,96 v v v v v v v v
76,38 v v v v v v v v
78,89 v v v v v v v v
89,95 v v v v v v v v
95,94 v v v v v v v v
99,08 v v v v v v v v v v v v v v v v
112,9 v v v v v v v v

28
M
M

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8

1A 1B

M
M

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8

2A 2B
M M

Gambar 2. Elektroforegram protein air pemulur


1 2 3 45 6 7 8 1 2 3 4 56 7 8
Keterangan:
3A 3B
1A dan 1B : ulangan 1 dari seluruh perlakuan
2A dan 2B : ulangan 2 dari seluruh perlakuan
3A dan 3B : ulangan 3 dari seluruh perlakuan

(Gambar A) Lajur 1- 4 = perlakuan suhu koagulasi 30 oC, dan suhu pemuluran masing-masing 70, 75, 80
dan 85 oC
5 8= perlakuan suhu koagulasi 35 oC, dan suhu pemuluran masing-masing 70, 75, 80
dan 85 oC
M = marker protein
(Gambar B) Lajur 1 - 4 = perlakuan suhu koagulasi 40 oC, dan suhu pemuluran masing-masing 70, 75, 80
dan 85 oC
5 - 8 = perlakuan suhu koagulasi 45 oC, dan suhu pemuluran masing-masing 70, 75, 80
dan 85 oC
M = marker protein

Data dalam Tabel 2. menunjukkan menghasilkan elektroforegram protein air


bahwa kombinasi suhu koagulasi 30 dan pemulur yang sama, demikian juga
o
35 C dengan suhu pemuluran yang berbeda perlakuan kombinasi suhu koagulasi 40
o o
berturut-turut 70, 75, 80 dan 85 C dan 45 C dengan suhu pemuluran yang

29
o
berbeda. Namun perlakuan kombinasi suhu terendah, namun dengan suhu 70 C keju
o yang dihasilkan kurang mulur, sehingga
koagulasi 30 dan 35 C dengan perlakuan
o o
kombinasi suhu koagulasi 40 dan 45 C sebaiknya digunakan suhu 75 C.
dengan suhu pemuluran yang berbeda
o
berturut-turut 70, 75, 80 dan 85 C
menghasilkan elektroforegarm protein air DAFTAR PUSTAKA
pemulur berbeda. Suhu koagulasi 30 dan
o
35 C menghasilkan protein yang terlarut Anonymous. 1998. Improving Mozzarella
dalam air pemulur yang kurang beragam, manufacture and quality - part I,
yaitu 13 macam protein dibandingkan http://www.dairyinfo.com.
o
dengan suhu koagulasi 40 dan 45 C, yaitu 05/05/06
18 macam protein dengan bobot molekul Aulanni am. 2004. Prinsip dan Teknik
yang berbeda. Suhu pemuluran yang Analisis Biomolekul. Fakultas
berbeda ternyata tidak menunjukkan profil Pertanian, Universitas Brawijaya
protein air pemulur yang berbeda. Press. Malang.
Kajian tentang profil protein air Barbano, D.M. 1999. Controlling
pemulur ini dimaksudkan untuk functionallity of Mozzarella
mengetahui gambaran protein yang cheese through process control.
terbuang dalam air pemulur, baik Department of Food Science,
jumlahnya maupun jenisnya. Hasil Nourtheast Dairy Foods Research
analisis elektroforesis yang tertera pada Center, Cornell UniVersity.
Tabel 2. menunjukkan sebagian besar Ithaca, New York.
protein yang terlarut dalam air pemulur Bunton, M. 2005. Ricotta cheese recipe.
mempunyai bobot molekul yang relatif Home Dairying & Cheesenaking.
tinggi, hal ini diduga kuat bahwa protein Fias Co Farm.
tersebut termasuk kelompok protein http://fiascofarm.com/dairy/mozz
whey. Hasil analisis proksimat kadar arella.htm. 09/04/06
protein air pemulur adalah 0,35 % dan Cakrawala IPTEK. 2002. Tanaman obat
kadar bahan kering 2,75 %, hal ini Indonesia: jeruk nipis (Citrus
merupakan bahan pertimbangan dalam aurantifolia Swingle). IPTEKnet.
memproduksi keju, karena persentase http://www.iptek.net.id/ind/cakra
protein dan bahan kering tersebut bila obat/tanamanobat.php?
dilakukan scale up merupakan jumlah id=131.03 /05/06
yang cukup tinggi. Oleh karena itu dalam Carroll, R. 2002. Home Cheese Making:
skala besar sebaiknya menggunakan Recipes for 75 Homemade
mesin pemulur (stretcher), karena dengan th
Cheeses. 3 Edition. New
mesin ini sudah tidak ada lagi komponen England.
bahan padat yang terbuang. DMI. 1998. Improving Mozzarella
manufacture and quality part I:
KESIMPULAN processing technologies for
efficient manufacture of high-
Berdasarkan hasil dan pembahasan quality Mozzarella cheese, Dairy
tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu Management Inc. American
o
koagulasi yang baik ialah 30 atau 35 C, Dairy Association National
karena kedua suhu tersebut tidak berbeda Dairy Council U.S. Dairy
nyata, maka agar lebih efisien sebaiknya Export Council. Madison.
o
digunakan suhu 30 C. Suhu pemuluran EVerett, D. 2003. Functionality of directly
semuanya tidak berbeda nyata, sehingga acidified Mozzarella cheese using
agar lebih efisien digunakan suhu different acid types. Thesis

30
Topics for 2003. Food Science Marketers.
Department UniVersity of http://www.mcmahon.com.au/spe
Otago. cifications. html. 29/01/07
Gaiaschi, A., B. Beretta, C. Poiesi, A. Pastorino, A.J., N.P. Ricks, C.L. Hansen,
Conti, M.G. Giuffrida, C.L. Galli and D.J. McMahon. 2000. Effect
and P. Restani. 2001. Proteolysis of water and calcium injection
of -Casein as a marker of Grana structure-function attributes of
Padano cheese ripening. J. Dairy Mozzarella cheese.
Sci., 84: 60-65. http://ift.confex.com/ift/2000/tec
Kalab, M. 2004. Cheese: deVelopment of hprogram/paper. 3053.htm.
structure. Food Under the 17/12/05
Microscope. Rowney, M.K., P. Roupas, M.W. Hickey,
http://anka.liVstek.lth.se:2080/mi and D.W. EVerett. 2003. The
croscopy/f-cheese.htm. 02/02/06 effect of compression, stretching,
Kobieta, L.K.O. 2005. Cheese of antiquity. and cooking temperature on free
Windward. oil formation in Mozzarella curd,
http://www.windward.org/ ush/ J. Dairy Sci., 86: 449-456.
cheese.htm.10/03/06 USDA.2005. Commersial Item
McMahon, D.J. 2007. Product Discription. Cheese, Mozzarella,
Specifications : Mozzarella Lite. The U. S. Department of
Cheese Specification No. 603. Agriculture. United State.
McMahon Food Global

31

You might also like