Professional Documents
Culture Documents
TAHUN 2016
BP. 1210322029
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2016
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU DALAM
MELENGKAPI IMUNISASI DASAR POLIO PADA BAYI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG
PADANG TAHUN 2016
Oleh :
Ns. Hendri Budi, M.Kep, Sp.MB*, Ns. Fitria Fajriani, S.Kep, M.Kep**, Ragemi Afrilla
Rafentri***
*** Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
ABSTRACT
Based on data from the Health Department of Padang, the achievement of basic immunization
for polio is still 90.05% below the target of 95% with a high dropout rate, which is 61.5%. These
data indicate that there are still babies immunized polio will be incomplete. Completing basic
polio immunization in infants is a form of overt behavior (actions) of mothers who may be
affected by the knowledge, attitudes, family support and the support of health workers. The
purpose of this study was to determine the factors associated with maternal action to
complement the basic polio immunization in infants in the working area of public health center
in Seberang Padang 2016.Jenis this research is analytical research using cross-sectional study
conducted on 1- August 5, 2016. the study population was mothers who have babies as much as
111 population. The respondents of this study there are 87 respondents using proportional
random sampling technique. The results of the bivariate analysis with chi-square test showed a
significant relationship between knowledge, attitude, ready for huaman family, support health
workers with basic immunization action completes polio mother to her baby with a value of p
<0.05 and multivariate analysis results statsistik with multiple logistic regression shows that
family support, knowledge, and support of health workers is a dominant factor in relation to the
action complements the primary immunization polio mother to her baby. To improve the
knowledge of the mother and the family was expected to Padang City Health Office to conduct
counseling on the basis of polio immunization at least twice a year.
ABSTRAK
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang, pencapaian imunisasi dasar polio masih
90,05 % di bawah target 95 % dengan angka drop out yang tinggi, yaitu 61,5 %. Data ini
menunjukkan bahwa masih ada bayi yang imunisasi dasar polionya tidak lengkap. Melengkapi
imunisasi dasar polio pada bayi merupakan bentuk perilaku terbuka (tindakan) ibu yang dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan
tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Seberang Padang pada tahun 2016.Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan
menggunakan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada tanggal 1- 5 Agustus
2016.Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi sebanyak 111 populasi.
Responden penelitian ini ada 87 responden dengan menggunakan teknik proporsional random
sampling. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara pengetahuan, sikap, dukugan keluarga, dukungan petugas kesehatan dengan
tindakan ibu melengkapi imunisasi dasar polio pada bayinya dengan nilai p < 0,05 dan hasil
analisis statsistik secara multivariat dengan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa dukungan
keluarga, pengetahuan, dan dukungan petugas kesehatan merupakan faktor yang dominan dalam
hubungannya dengan tindakan ibu melengkapi imunisasi dasar polio pada bayinya. Untuk
meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Padang
untuk mengadakan penyuluhan tentang imunisasi dasar polio minimal dua kali dalam setahun.
A. Pendahuluan
Imunisasi polio adalah suatu vaksin yang melindungi anak terhadap penyakit
Poliomyelitis. Poliomyelitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus polio.
Virus polio yang masuk melalui makanan akan berkembang biak di kelenjar getah bening saluran
cerna, kemudian menyebar melalui darah ke sistem syaraf, dan mengakibatkan kelumpuhan serta
cacat seumur hidup (Hadinegoro, 2011). Imunisasi
dasar polio diberikan 4 kali (Polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.
Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung ke mulut anak atau dengan
menggunakan penetesan (dropper) yang baru (Proverawati dkk, 2010). Pemberian jangka pendek
vaksin masih bersifat aman, namun dalam jangka panjang bisa berbahaya juga untuk tubuh,
sehingga diberikan vaksin kedua, ketiga dan seterusnya dengan maksud untuk memperpanjang
khasiat vaksin yang diberikan sebelumnya dan berguna untuk menghilangkan efek samping dari
8 tujuan MDGs pada poin keempat adalah menurunkan angka kematian bayi dengan
meningkatkan status imunisasi terutama imunisasi dasar lengkap pada bayi karena imunisasi
merupakan hal yang wajib untuk melindungi bayi dari penyakit yang kerap menyerang. Namun,
cakupan imunisasi dasar masih di bawah target, salah satunya yaitu imunisasi dasar polio
(Priyono, 2010). Akibat kelengkapan imunisasi dasar polio masih dibawah target, muncul kasus
Maret 2014 Indonesia telah mendapat sertifikat bebas polio dari WHO (World Health
Organization) dan harus mempertahankan status bebas polio ini. Indonesia juga mendukung
program WHO untuk eradikasi polio yaitu penghapusan penyakit polio di negara-negara di dunia
pada tahun 2020. Pada tahun 2013 di Indonesia target bayi diimunisasi polio adalah 90%, untuk
Imunisasi Polio 1 (97,92%), Polio 2 (93,76%) sudah mencapai target UCI (Universal Child
Immunization), sedangkan untuk Polio 3 (85,43%), Polio 4 (87,51%) secara keseluruhan belum
mencapai target UCI (Profile Kesehatan Indonesia Kemenkes RI, 2013). Pada tahun 2014 di
Indonesia target bayi diimunisasi polio adalah 95% namun, pencapaian baru 86, 9 % (Profile
Kesehatan Indonesia Kemenkes RI, 2014) dan pada tahun 2015 target bayi diimunisasi polio
96,5 %, namun pencapaian baru 92, 3 % (Profile Kesehatan Indonesia Kemenkes RI, 2015).
Cakupan imunisasi dasar (termasuk imunisasi dasar polio didalamnya) di Provinsi Sumatera
Barat baru mencapai 82,6% sedangkan target imunisasi polio 1-4, 90% (Profile Kesehatan
Provinsi Sumbar, 2013). Cakupan imunisasi polio tahun 2014 baru mencapai 90,4% sedangkan
target imunisasi dasar polio 1-4, 95 % (Profile Kesehatan Provinsi Sumbar, 2014). Cakupan
imunisasi polio tahun 2015 baru mencapai 93,4% sedangkan target 96,5 % (Profile Kesehatan
terlihat cakupan imunisasi dasar polio masih belum mencapai target. Kesehatan individu atau
masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor-faktor di luar perilaku (non perilaku)
seperti tersedianya sarana pelayanan imunisasi dan faktor perilaku . Faktor perilaku ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Orang
tua khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi
bayi mereka. Lengkap atau tidaknya imunisasi dasar polio bayi sangat tergantung pada perilaku
merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku
merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun
Green, faktor perilaku ditentukan oleh tiga kelompok faktor yaitu faktor predisposisi
(predisposing factors) mencakup pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial
dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam individu dan masyarakat. Faktor pendukung (enabling
factors,) tersedianya pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya sedangkan faktor
pendorong (reinforcing factors) yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan. Green menyatakan
bahwa pendidikan kesehatan marupakan peranan penting dalam mengubah dan menguatkan
ketiga kelompok faktor itu agar sejalan dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku
dalam bentuk tindakan positif dari masyarakat terhadap program tersebut dan terhadap kesehatan
pada umumnya (Sarwono, 2007) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah
kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016. Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui
distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu
tentang imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun
2016, untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga tentang imunisasi dasar polio
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui distribusi
frekuensi dukungan petugas kesehatan tentang imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui distribusi frekuensi tindakan ibu
tentang imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun
2016, untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi
imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk
mengetahui hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada
bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui hubungan dukungan
petugas kesehatan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui faktor yang dominan
terhadap tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross-
sectional, peneliti melakukan pengukuran variabel terikat dan variabel bebas hanya sesaat.
Artinya peneliti pada saat itu menilai tindakan ibu tentang imunisasi dasar polio sebagai variabel
dependen bersamaan dengan penilaian variabel independen yaitu faktor pengetahaun, sikap,
dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan tentang imunisasi dasar polio pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2016 (Notoadmodjo, 2010).
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Ibu
umur ibu, usia bayi, pendidikan dan pekerjaan ibu. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Karakteristik f %
Umur Ibu (tahun)
dewasa muda (20-35) 78 89,65
dewasa tua (36-59) 9 10,35
Jumlah 87 100,0
Usia Bayi (bulan)
7 6 6,9
8 18 20,7
9 21 24,1
10 16 18,4
11 16 18,4
12 10 11,5
Jumlah 87 100,0
Pendidikan
Tidak sekolah/tamat SD 14 16,1
SLTP 20 23,1
SLTA 27 31,0
D3 11 12,6
Perguruan Tinggi 15 17,2
Jumlah 87 100,0
Pekerjaan
Ibu rumah tangga 40 46,0
Petani 12 13,8
PNS 18 20,7
Wiraswasta 17 19,5
Jumlah 87 100,0
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar (89,65 %) ibu berada
pada rentang umur dewasa muda (20-35), kurang dari separuh (31 %) ibu berpendidikan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Polio di Wilayah
kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
Pengetahuan f %
Baik 43 49,4
Kurang baik 44 50,6
Jumlah 87 100,0
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (50,6%) pengetahuan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu terhadap Imunisasi Dasar Polio di Wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
Sikap f %
Positif 39 44,8
Negatif 48 55,2
Jumlah 87 100,0
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (55,2 %) sikap ibu
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu terhadap Imunisasi Dasar
Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
Dukungan Keluarga f %
Mendukung 37 42,5
Tidak mendukung 50 57,5
Jumlah 87 100,0
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (57,5 %) ibu yang
Dukungan Petugas f %
Kesehatan
Mendukung 41 47,1
Tidak mendukung 46 52,9
Jumlah
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (52,9 %) ibu yang
Tindakan f %
Baik 33 37,9
Tidak baik 54 62,1
Jumlah
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (62,1 %) tindakan
ibu tentang imunisasi dasar polio berada pada kategori tidak baik.
C. Analisa Bivariat
a. Hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar
polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tindakan tentang Imunisasi Dasar Polio Berdasarkan
Pengetahuan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
Pengetahuan Tindakan p
Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % f %
Baik 22 51,2 21 48,8 43 100,0 0,022
Kurang baik 11 25,0 33 75,0 44 100,0
Berdasarkan pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa responden yang tindakannya tidak
baik lebih banyak proporsinya pada reponden berpengetahuan kurang baik, yaitu 33 dari
orang (48,8 %). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p = 0,022 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan responden tentang imunisasi dasar polio dengan tindakan
responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Seberang Padang.
b. Hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada
bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara
sikap dengan tindakan seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Sikap Responden tentang
Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
Sikap Tindakan p
Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % f %
Positif 21 53,8 18 46,2 39 100,0 0,011
Negatif 12 25,0 36 75,0 48 100,0
Berdasarkan pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa responden yang tindakannya
tidak baik lebih besar proporsinya pada responden yang sikapnya negatif, yaitu 36 dari 48
orang (75,0%) dibandingkan pada responden yang sikapnya positif, yaitu 18 dari 39
orang (46,2%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p = 0,011 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap responden terhadap imunisasi dasar polio dengan tindakan
responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Seberang Padang.
c. Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi
dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang 2016
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara
dukungan keluarga dengan tindakan ibu seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga tentang
Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
Dukungan Tindakan p
Keluarga Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % f %
Mendukung 26 70,3 11 29,7 37 100,0 0,000
Tidak Mendukung 7 14,0 43 86,0 50 100,0
Jumlah 33 54 87
Berdasarkan pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa responden responden yang
tindakannya tidak baik lebih besar proporsinya pada responden yang keluarganya tidak
keluarganya mendukung, yaitu 11 dari 37 orang (29,7 %). Dari hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka dapat
terhadap imunisasi dasar polio dengan tindakan responden dalam melengkapi imunisasi
dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Dukungan Petugas
Kesehatan tentang Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang
Padang Tahun 2016
tidak baik lebih banyak proporsinya pada responden yang petugas kesehatannya tidak
kesehatannya mendukung, yaitu 20 dari 41 orang (48,8 %). Dari hasil uji statistik
menggunakan uji chi-square antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu
diperoleh nilai p = 0,029 p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan terhadap imunisasi dasar polio
dengan tindakan responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah
D. Analisis Multivariat
Untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan tindakan ibu dalam
melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja puskesmas Seberang
variabel yang tidak memenuhi untuk dimasukkan dalam analisis multivariat satu persatu
maka terlebih dahulu seleksi bivariat untuk menentukan variabel independen yang
akan disebut memenuhi syarat untuk dimasukkan pada analisis multivariat. Jika nilai
probabilitasnya (p) < 0,25. Variabel yang masuk dalam analisis multivariat dapat dilihat
Berdasarkan tabel 5.11 di atas diketahui bahwa semua variabel masuk dalam pemodelan
multivariat. Selanjutnya variabel yang masuk dalam pemodelan multivariat dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi logistik ganda dengan menggunakan metode backward wald.
Variabel yang memiliki probabilitas (p) < 0,05 pada penganalisisan multivariat akan
Hasil akhir dari analisis multivariat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.12 Hasil Akhir Analisis Multivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu
dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang
Padang Tahun 2016
Pada tabel 5.12 di atas merupakan hasil akhir analisis multivariat dengan uji
regresi logistik dan diketahui bahwa variabel dukungan keluarga menjadi variabel yang
paling berpengaruh terhadap tindakan ibu dengan nilai OR 21,778 yang berarti responden
responden yang keluarganya tidak mendukung. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Tindakan Ibu Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di Wilayah Kerja
mempunyai bayi usia 7-12 bulan memiliki pengetahuan kurang baik tentang imunisasi
dasar polio.
2. Lebih dari separuh (55,2 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang padang yang
mempunyai bayi usia 7-12 bulan memiliki sikap negatif tentang imunisasi dasar polio.
3. Lebih dari separuh (57,5 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang padang yang
mempunyai bayi usia 7-12 bulan keluarganya tidak mendukung tentang imunisasi dasar
polio.
4. Lebih dari separuh (52,9 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang padang yang
mempunyai bayi usia 7-12 bulan petugas kesehatannya tidak mendukung tentang
mempunyai bayi usia 7-12 bulan tindakannya tidak baik tentang imunisasi dasar polio.
6. Terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi
imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang dengan nilai p =
imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang dengan nilai p =
melengkapi imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang
dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang
polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang adalah dukungan keluarga dengan
nilai OR = 21,778, diikuti pengetahuan dengan nilai OR = 5,731 dan dukungan petugas
2. Saran
termasuk imunisasi polio kepada masyarakat terutama ibu dan keluarga. Sehingga ibu
dan keluarga meningkat pengetahuan mereka tentang imunisasi dasar polio dan saling
tentang imunisasi dasar polio kepada ibu dan keluarga. Sehingga ibu dan keluarga
memiliki motivasi yang tinggi untuk melengkapi imunisasi dasar polio pada bayinya
lainnya (rumah sakit, praktek bidan atau dokter) untuk melengkapi imunisasi dasar
polio. Supaya bayi tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit polio.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
WHO, (2015). Global and Regional Immunization Profile. Diakses pada tanggal 23 April 2016
dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs378/en/index.html