You are on page 1of 17

ARTIKEL/JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU

DALAM MELENGKAPI IMUNISASI DASAR POLIO PADA BAYI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG

TAHUN 2016

Penelitian Keperawatan Anak

RAGEMI AFRILLA RAFENTRI

BP. 1210322029

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2016
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU DALAM
MELENGKAPI IMUNISASI DASAR POLIO PADA BAYI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG
PADANG TAHUN 2016

Oleh :

Ns. Hendri Budi, M.Kep, Sp.MB*, Ns. Fitria Fajriani, S.Kep, M.Kep**, Ragemi Afrilla
Rafentri***

*Pembimbing I Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

** Pembimbing II Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

*** Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

ABSTRACT

Based on data from the Health Department of Padang, the achievement of basic immunization
for polio is still 90.05% below the target of 95% with a high dropout rate, which is 61.5%. These
data indicate that there are still babies immunized polio will be incomplete. Completing basic
polio immunization in infants is a form of overt behavior (actions) of mothers who may be
affected by the knowledge, attitudes, family support and the support of health workers. The
purpose of this study was to determine the factors associated with maternal action to
complement the basic polio immunization in infants in the working area of public health center
in Seberang Padang 2016.Jenis this research is analytical research using cross-sectional study
conducted on 1- August 5, 2016. the study population was mothers who have babies as much as
111 population. The respondents of this study there are 87 respondents using proportional
random sampling technique. The results of the bivariate analysis with chi-square test showed a
significant relationship between knowledge, attitude, ready for huaman family, support health
workers with basic immunization action completes polio mother to her baby with a value of p
<0.05 and multivariate analysis results statsistik with multiple logistic regression shows that
family support, knowledge, and support of health workers is a dominant factor in relation to the
action complements the primary immunization polio mother to her baby. To improve the
knowledge of the mother and the family was expected to Padang City Health Office to conduct
counseling on the basis of polio immunization at least twice a year.

Keywords: Polio, babies, factors, mothers action

ABSTRAK

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang, pencapaian imunisasi dasar polio masih
90,05 % di bawah target 95 % dengan angka drop out yang tinggi, yaitu 61,5 %. Data ini
menunjukkan bahwa masih ada bayi yang imunisasi dasar polionya tidak lengkap. Melengkapi
imunisasi dasar polio pada bayi merupakan bentuk perilaku terbuka (tindakan) ibu yang dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan
tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Seberang Padang pada tahun 2016.Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan
menggunakan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada tanggal 1- 5 Agustus
2016.Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi sebanyak 111 populasi.
Responden penelitian ini ada 87 responden dengan menggunakan teknik proporsional random
sampling. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara pengetahuan, sikap, dukugan keluarga, dukungan petugas kesehatan dengan
tindakan ibu melengkapi imunisasi dasar polio pada bayinya dengan nilai p < 0,05 dan hasil
analisis statsistik secara multivariat dengan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa dukungan
keluarga, pengetahuan, dan dukungan petugas kesehatan merupakan faktor yang dominan dalam
hubungannya dengan tindakan ibu melengkapi imunisasi dasar polio pada bayinya. Untuk
meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Padang
untuk mengadakan penyuluhan tentang imunisasi dasar polio minimal dua kali dalam setahun.

Kata kunci: Polio, bayi, faktor- faktor, tindakan ibu

A. Pendahuluan

Imunisasi polio adalah suatu vaksin yang melindungi anak terhadap penyakit

Poliomyelitis. Poliomyelitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus polio.

Virus polio yang masuk melalui makanan akan berkembang biak di kelenjar getah bening saluran

cerna, kemudian menyebar melalui darah ke sistem syaraf, dan mengakibatkan kelumpuhan serta
cacat seumur hidup (Hadinegoro, 2011). Imunisasi

dasar polio diberikan 4 kali (Polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.

Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung ke mulut anak atau dengan

menggunakan penetesan (dropper) yang baru (Proverawati dkk, 2010). Pemberian jangka pendek

vaksin masih bersifat aman, namun dalam jangka panjang bisa berbahaya juga untuk tubuh,

sehingga diberikan vaksin kedua, ketiga dan seterusnya dengan maksud untuk memperpanjang

khasiat vaksin yang diberikan sebelumnya dan berguna untuk menghilangkan efek samping dari

vaksin sebelumnya (Ranuh dkk, 2011). Salah satu dari

8 tujuan MDGs pada poin keempat adalah menurunkan angka kematian bayi dengan

meningkatkan status imunisasi terutama imunisasi dasar lengkap pada bayi karena imunisasi

merupakan hal yang wajib untuk melindungi bayi dari penyakit yang kerap menyerang. Namun,

cakupan imunisasi dasar masih di bawah target, salah satunya yaitu imunisasi dasar polio

(Priyono, 2010). Akibat kelengkapan imunisasi dasar polio masih dibawah target, muncul kasus

polio di beberapa negara di dunia. Pada tanggal 27

Maret 2014 Indonesia telah mendapat sertifikat bebas polio dari WHO (World Health

Organization) dan harus mempertahankan status bebas polio ini. Indonesia juga mendukung

program WHO untuk eradikasi polio yaitu penghapusan penyakit polio di negara-negara di dunia

pada tahun 2020. Pada tahun 2013 di Indonesia target bayi diimunisasi polio adalah 90%, untuk

Imunisasi Polio 1 (97,92%), Polio 2 (93,76%) sudah mencapai target UCI (Universal Child

Immunization), sedangkan untuk Polio 3 (85,43%), Polio 4 (87,51%) secara keseluruhan belum

mencapai target UCI (Profile Kesehatan Indonesia Kemenkes RI, 2013). Pada tahun 2014 di

Indonesia target bayi diimunisasi polio adalah 95% namun, pencapaian baru 86, 9 % (Profile

Kesehatan Indonesia Kemenkes RI, 2014) dan pada tahun 2015 target bayi diimunisasi polio
96,5 %, namun pencapaian baru 92, 3 % (Profile Kesehatan Indonesia Kemenkes RI, 2015).

Cakupan imunisasi dasar (termasuk imunisasi dasar polio didalamnya) di Provinsi Sumatera

Barat baru mencapai 82,6% sedangkan target imunisasi polio 1-4, 90% (Profile Kesehatan

Provinsi Sumbar, 2013). Cakupan imunisasi polio tahun 2014 baru mencapai 90,4% sedangkan

target imunisasi dasar polio 1-4, 95 % (Profile Kesehatan Provinsi Sumbar, 2014). Cakupan

imunisasi polio tahun 2015 baru mencapai 93,4% sedangkan target 96,5 % (Profile Kesehatan

Provinsi Sumbar, 2015). Dari data diatas

terlihat cakupan imunisasi dasar polio masih belum mencapai target. Kesehatan individu atau

masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor-faktor di luar perilaku (non perilaku)

seperti tersedianya sarana pelayanan imunisasi dan faktor perilaku . Faktor perilaku ini

mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Orang

tua khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi

bayi mereka. Lengkap atau tidaknya imunisasi dasar polio bayi sangat tergantung pada perilaku

ibu dalam mengimunisasikan bayinya (Notoatmodjo, 2012). Perilaku manusia

merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan

yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku

merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun

dari dalam dirinya. (Notoatmodjo, 2012) Menurut teori Lawrence

Green, faktor perilaku ditentukan oleh tiga kelompok faktor yaitu faktor predisposisi

(predisposing factors) mencakup pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial

dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam individu dan masyarakat. Faktor pendukung (enabling

factors,) tersedianya pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya sedangkan faktor

pendorong (reinforcing factors) yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan. Green menyatakan
bahwa pendidikan kesehatan marupakan peranan penting dalam mengubah dan menguatkan

ketiga kelompok faktor itu agar sejalan dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku

dalam bentuk tindakan positif dari masyarakat terhadap program tersebut dan terhadap kesehatan

pada umumnya (Sarwono, 2007) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah

kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016. Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui

distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu

tentang imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun

2016, untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga tentang imunisasi dasar polio

pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui distribusi

frekuensi dukungan petugas kesehatan tentang imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui distribusi frekuensi tindakan ibu

tentang imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun

2016, untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk

mengetahui hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada

bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui hubungan

dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di

wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui hubungan dukungan

petugas kesehatan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di

wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, untuk mengetahui faktor yang dominan
terhadap tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016.


B. Pelaksanaan, Lokasi, Waktu, Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang pada tanggal 1-5
Agustus 2016 bertepatan dengan PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang datang mengimunisasikan polio bayinya di
wilayak kerja Puskesmas Seberang Padang. Ibu yang mengimunisasikan bayinya usia 7-12 bulan
dengan imunisasi dasar polio di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang yaitu sebanyak 111
orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling, didapatkan 87 responden. Kemudian untuk menentukan sampel masing-masing
kelurahan digunakan proporsional random sampling.

C. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross-
sectional, peneliti melakukan pengukuran variabel terikat dan variabel bebas hanya sesaat.
Artinya peneliti pada saat itu menilai tindakan ibu tentang imunisasi dasar polio sebagai variabel
dependen bersamaan dengan penilaian variabel independen yaitu faktor pengetahaun, sikap,
dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan tentang imunisasi dasar polio pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2016 (Notoadmodjo, 2010).

D. Hasil dan Pembahasan

A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Ibu

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh karakteristik responden yang meliputi

umur ibu, usia bayi, pendidikan dan pekerjaan ibu. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

tabel berikut ini:


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu di Wilayah
Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Karakteristik f %
Umur Ibu (tahun)
dewasa muda (20-35) 78 89,65
dewasa tua (36-59) 9 10,35
Jumlah 87 100,0
Usia Bayi (bulan)
7 6 6,9
8 18 20,7
9 21 24,1
10 16 18,4
11 16 18,4
12 10 11,5

Jumlah 87 100,0
Pendidikan
Tidak sekolah/tamat SD 14 16,1
SLTP 20 23,1
SLTA 27 31,0
D3 11 12,6
Perguruan Tinggi 15 17,2

Jumlah 87 100,0
Pekerjaan
Ibu rumah tangga 40 46,0
Petani 12 13,8
PNS 18 20,7
Wiraswasta 17 19,5
Jumlah 87 100,0
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar (89,65 %) ibu berada

pada rentang umur dewasa muda (20-35), kurang dari separuh (31 %) ibu berpendidikan

SLTA dan (46 %) bekerja sebagai ibu rumah tangga.


2. Gambaran Pengetahuan Ibu

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Polio di Wilayah
kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Pengetahuan f %
Baik 43 49,4
Kurang baik 44 50,6
Jumlah 87 100,0

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (50,6%) pengetahuan

ibu berada pada kategori kurang baik.


3. Gambaran Sikap Ibu

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu terhadap Imunisasi Dasar Polio di Wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
Sikap f %
Positif 39 44,8
Negatif 48 55,2
Jumlah 87 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (55,2 %) sikap ibu

berada pada katogori negatif.


4. Gambaran Dukungan Keluarga Ibu

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu terhadap Imunisasi Dasar
Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Dukungan Keluarga f %
Mendukung 37 42,5
Tidak mendukung 50 57,5
Jumlah 87 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (57,5 %) ibu yang

dukungan keluarganya berada pada kategori tidak mendukung.


5. Gambaran Dukungan Petugas Kesehatan
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan terhadap Imunisasi
Dasar Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Dukungan Petugas f %
Kesehatan
Mendukung 41 47,1
Tidak mendukung 46 52,9
Jumlah

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (52,9 %) ibu yang

dukungan petugas kesehatannya berada pada kategori tidak mendukung.

6. Gambaran Tindakan Ibu


Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tindakan Ibu terhadap Imunisasi Dasar Polio di Wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Tindakan f %
Baik 33 37,9
Tidak baik 54 62,1
Jumlah
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (62,1 %) tindakan

ibu tentang imunisasi dasar polio berada pada kategori tidak baik.

C. Analisa Bivariat
a. Hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar
polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara

pengetahuan dengan tindakan seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tindakan tentang Imunisasi Dasar Polio Berdasarkan
Pengetahuan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Pengetahuan Tindakan p
Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % f %
Baik 22 51,2 21 48,8 43 100,0 0,022
Kurang baik 11 25,0 33 75,0 44 100,0

Berdasarkan pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa responden yang tindakannya tidak

baik lebih banyak proporsinya pada reponden berpengetahuan kurang baik, yaitu 33 dari

44 orang (75 %) dibandingkan pada responden berpengetahuan baik, yaitu 21 dari 43

orang (48,8 %). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p = 0,022 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan responden tentang imunisasi dasar polio dengan tindakan

responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang.
b. Hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada
bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara
sikap dengan tindakan seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Sikap Responden tentang
Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Sikap Tindakan p
Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % f %
Positif 21 53,8 18 46,2 39 100,0 0,011
Negatif 12 25,0 36 75,0 48 100,0

Berdasarkan pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa responden yang tindakannya

tidak baik lebih besar proporsinya pada responden yang sikapnya negatif, yaitu 36 dari 48

orang (75,0%) dibandingkan pada responden yang sikapnya positif, yaitu 18 dari 39

orang (46,2%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p = 0,011 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara sikap responden terhadap imunisasi dasar polio dengan tindakan

responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang.
c. Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi
dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang 2016
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara

dukungan keluarga dengan tindakan ibu seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga tentang
Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Dukungan Tindakan p
Keluarga Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % f %
Mendukung 26 70,3 11 29,7 37 100,0 0,000
Tidak Mendukung 7 14,0 43 86,0 50 100,0
Jumlah 33 54 87

Berdasarkan pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa responden responden yang
tindakannya tidak baik lebih besar proporsinya pada responden yang keluarganya tidak

medukung, yaitu 43 dari 50 orang (86 %) dibandingkan pada responden yang

keluarganya mendukung, yaitu 11 dari 37 orang (29,7 %). Dari hasil uji statistik dengan

menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

terhadap imunisasi dasar polio dengan tindakan responden dalam melengkapi imunisasi

dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang.


d. Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu dalam melengkapi
imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang
tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara

dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Dukungan Petugas
Kesehatan tentang Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang
Padang Tahun 2016

Dukungan Petugas Tindakan p


Kesehatan Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % F %
Mendukung 21 51,2 20 48,8 41 100,0 0,029
Tidak Mendukung 12 26,1 34 73,9 46 100,0
Berdasarkan pada tabel 5.10 dapat dilihat bahwa responden yang tindakannya

tidak baik lebih banyak proporsinya pada responden yang petugas kesehatannya tidak

mendukung, yaitu 34 dari 46 orang (73,9 %) dibandingkan responden yang petugas

kesehatannya mendukung, yaitu 20 dari 41 orang (48,8 %). Dari hasil uji statistik

menggunakan uji chi-square antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu

diperoleh nilai p = 0,029 p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan terhadap imunisasi dasar polio
dengan tindakan responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah

kerja Puskesmas Seberang Padang.

D. Analisis Multivariat
Untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja puskesmas Seberang

Padang maka dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan analisis regresi

logistik ganda dengan menggunakan metode backward wald, yaitu mengeluarkan

variabel yang tidak memenuhi untuk dimasukkan dalam analisis multivariat satu persatu

secara bertahap. Sebelum melakukan penganalisisan atau pemodelan secara multivariat,

maka terlebih dahulu seleksi bivariat untuk menentukan variabel independen yang

memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam analisis multivariat. Variabel independen

akan disebut memenuhi syarat untuk dimasukkan pada analisis multivariat. Jika nilai

probabilitasnya (p) < 0,25. Variabel yang masuk dalam analisis multivariat dapat dilihat

pada tabel berikut ini:


Tabel 5.11 Hasil Seleksi Bivariat antara Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga, dan Dukungan
Petugas Kesehatan dengan Tindakan Ibu Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio pada
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Variabel p Value Keterangan


Pengetahuan 0,022 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisa multivariat
Sikap 0,011 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisa multivariat
Dukungan Keluarga 0,000 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisa multivariat
Dukungan Petugas Kesehatan 0,029 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisa multivariat

Berdasarkan tabel 5.11 di atas diketahui bahwa semua variabel masuk dalam pemodelan

multivariat. Selanjutnya variabel yang masuk dalam pemodelan multivariat dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi logistik ganda dengan menggunakan metode backward wald.

Variabel yang memiliki probabilitas (p) < 0,05 pada penganalisisan multivariat akan

dipertahankan untuk menghasilkan pemodelan multivariat berdasarkan nilai p terbesar.

Hasil akhir dari analisis multivariat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.12 Hasil Akhir Analisis Multivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu
dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang
Padang Tahun 2016

Variabel Exp (B) p Value Overall


Percentage
Dukungan Keluarga 21,778 0,000 82,6 %
Pengetahuan 5,731 0,007
Dukungan Petugas Kesehatan 3,558 0,035

Pada tabel 5.12 di atas merupakan hasil akhir analisis multivariat dengan uji

regresi logistik dan diketahui bahwa variabel dukungan keluarga menjadi variabel yang

paling berpengaruh terhadap tindakan ibu dengan nilai OR 21,778 yang berarti responden

yang keluarganya mendukung cendrung akan mendapatkan imunisasi lengkap dibanding

responden yang keluarganya tidak mendukung. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

variabel dukungan keluarga, pengetahuan, dan dukungan petugas kesehatan dapat

mempengaruhi tindakan ibu sebasar 82,6.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Tindakan Ibu Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Lebih dari separuh (50,6 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang padang yang

mempunyai bayi usia 7-12 bulan memiliki pengetahuan kurang baik tentang imunisasi

dasar polio.
2. Lebih dari separuh (55,2 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang padang yang

mempunyai bayi usia 7-12 bulan memiliki sikap negatif tentang imunisasi dasar polio.
3. Lebih dari separuh (57,5 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang padang yang

mempunyai bayi usia 7-12 bulan keluarganya tidak mendukung tentang imunisasi dasar

polio.
4. Lebih dari separuh (52,9 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang padang yang

mempunyai bayi usia 7-12 bulan petugas kesehatannya tidak mendukung tentang

imunisasi dasar polio.


5. Lebih dari separuh (62,1 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang padang yang

mempunyai bayi usia 7-12 bulan tindakannya tidak baik tentang imunisasi dasar polio.
6. Terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang dengan nilai p =

0,022 (p < 0,05).


7. Terdapat hubungan yang signifikan sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang dengan nilai p =

0,011 (p < 0,05).


8. Terdapat hubungan yang signifikan dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05).


9. Terdapat hubungan yang signifikan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu

dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

dengan nilai p = 0,029 (p < 0,05).


10. Faktor yang paling dominan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar

polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang adalah dukungan keluarga dengan
nilai OR = 21,778, diikuti pengetahuan dengan nilai OR = 5,731 dan dukungan petugas

kesehatan dengan nilai OR = 3,558.

2. Saran

1. Bagi Kepala Puskesmas Seberang Padang

Supaya lebih sering mengadakan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi dasar

termasuk imunisasi polio kepada masyarakat terutama ibu dan keluarga. Sehingga ibu

dan keluarga meningkat pengetahuan mereka tentang imunisasi dasar polio dan saling

mendukung untuk mlengkapi imunisasi dasar polio pada bayi mereka.


2. Bagi Petugas Kesehatan

Supaya petugas kesehatan memberikan dukungan melalui penyuluhan kesehatan

tentang imunisasi dasar polio kepada ibu dan keluarga. Sehingga ibu dan keluarga

memiliki motivasi yang tinggi untuk melengkapi imunisasi dasar polio pada bayinya

karena telah mendapat pengetahuan dan dukungan dari petugas kesehatan.


3. Bagi Responden

Supaya lebih aktif membawa bayi ke posyandu maupun fasilitas kesehatan

lainnya (rumah sakit, praktek bidan atau dokter) untuk melengkapi imunisasi dasar

polio. Supaya bayi tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit polio.

DAFTAR PUSTAKA

Hadinegoro, S.R ,dkk.(2011).Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: IDAI.


Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Sumbar. Jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Sumbar. Jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Sumbar. Jakarta: Kemenkes RI

Notoatmodjo. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyono, Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter.Yogyakarta: Medika Pressindo.

Proverawati, A, dkk. (2010). Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Offset.

Ranuh, G, dkk.(2011). Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.


Sarwono, S. (2007). Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: UGM Press.

WHO, (2015). Global and Regional Immunization Profile. Diakses pada tanggal 23 April 2016
dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs378/en/index.html

You might also like