Professional Documents
Culture Documents
Chamber Sensor Electronic Nose Flow System
Chamber Sensor Electronic Nose Flow System
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/273451260
CITATIONS READS
0 438
1 author:
Pulung Purwo
Gadjah Mada University
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Pulung Purwo on 13 March 2015.
i
USULAN PENELITIAN S1
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Sarjana Sains
Elektronika dan Instrumentasi
2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN S1
Diusulkan oleh
PULUNG PURWO SAGITA
11/316739/PA/13866
Telah disetujui
pada tanggal 03 Maret 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Reviewer 1 Reviewer 2
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah........................................................................ 2
1.4 Tujuan ....................................................................................... 3
1.5 Manfaat ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4
BAB III DASAR TEORI .................................................................................. 9
3.1 Electronic Nose ......................................................................... 9
3.2 Array Sensor.............................................................................. 11
3.3 Sensor Figaro TGS Secara Umum ............................................ 12
3.4 Perangkat Lunak LabView ........................................................ 14
3.5 Teh............................................................................................. 15
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 17
4.1 Peralatan .................................................................................... 17
4.2 Bahan......................................................................................... 17
4.3 Rancangan Penelitian ................................................................ 17
4.4 Prosedur Kerja........................................................................... 20
BAB V RENCANA JADWAL PENELITIAN ............................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 23
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.3 Diagram blok dari 5 komponen utama dari electronic nose ...............11
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan penelitian sebelumnya dengan usulan penelitian ini ..............6
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Chamber berbentuk balok tanpa celah udara selain jalaur selang udara.
Menggunakan instrumen electronic nose dengan 12 sensor TGS untuk
array sensor yang dibagi menjadi 4 node sensor.
Terdapat chamber sampel yang telah ada dari penelitian sebelumnya.
Chamber sensor dan chamber sampel ditempatkan pada tempat yang statis.
Pengolahan ADC (Analog to Digital Converter) oleh mikrokontroller
Arduino Mega 2560.
1.4 Tujuan
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah membuat rancang bangun
chamber sensor yang didalamnya terdapat array sensor yang dapat berkontak
dengan aroma sampel dengan baik kemudian menghasilkan respon keluaran sinyal
dari sampel jenis-jenis teh yang efisien pada electronic nose.
1.5 Manfaat
Manfaat dilaksanakan penelitian ini antara lain:
Dapat membuat chamber sensor Electronis Nose yang berdimensi dengan
keluaran berupa respon sinyal yang efisien dari sampel.
Dapat membuat array sensor gas untuk Electronic Nose yang dapat
menerima aroma dari sampel dengan hasil uji yang mendekati pada setiap
pengujian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
biasanya dilakukan pada respon steady-state sensor yang terkena uap pada
konsentrasi konstan. Salah satu contoh array sensor yang menggunakan sistem
statis adalah QCM array sensor. Prinsip untuk chmaber sensor pada penelitiannya
yaitu sampel larutan diuapkan, kemudian respon sensor diukur pada keadaan yang
stabil. Chamber sensor biasanya terbuat dari Teflon atau kaca untuk menghindari
adsorpsi uap ke dinding internal. Namun metode ini susah untuk mendapatkan
respon dari array sensor karena untuk mengukur respon sensor harus dalam
keadaan yang stabil dimana keadaan ini membutuhkan waktu yang lama.
(Triyana, 2012), telah melakukan penelitian pada ekstraksi ciri sampel teh
yang berbeda menggunakan electronic nose. Pada penelitian tersebut
menggunakan chamber sensor yang berbentuk tabung. Chamber sensor ini
terdapat 8 sensor gas seri TGS, yaitu TGS 825, TGS 822, TGS 826, TGS 2620,
TGS 813, dan TGS 2611. Dalam chamber juga terdapat dua buah kipas untuk
meratakan aroma sampel teh. Kerja dari chamber ini yaitu sampel secara
bergantian dimasukkak kedalam chamber. Kemudian kipas dinyalakan untuk
meratakan aroma dalam chamber. Prinsip deteksi aroma oleh larik sensor gas
adalah dengan mengukur perubahan resistansi saat molekulmolekul gas penyusun
aroma tersebut mengenai permukaan masing-masing sensor. Perubahan resistansi
ini selanjutnya diubah menjadi tegangan dengan rangkaian pembagi tegangan, dan
dilanjutkan dengan rangkaian pengkondisi sinyal untuk mengurangi derau pada
masing-masing sensor gas. Konversi tegangan analog menjadi digital dilakukan
dengan menggunakan ADC dalam mikrokontroler. Pencatatan respon masing-
masing sensor dilakukan setelah sinyal telah stabil.
(Jaruwongrungsee, 2010), telah meneliti simulasi array sensor QCM
dengan bentuk bulat dengan titik tengah sebagai pusat aliran bau ke sensor. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa aliran ke dalam chamber sensor tersebut tidak stabil
atau turbulen. Selain itu, tingkat turbulen juga meningkat seiringnya laju aliran.
Sampel dispersi khususnya pada kedua sisi yang jauh dari ruang di mana
elektroda sensor berada menunjukkan ketidaklinieran. Dengan demikian letak
sensor pada chamber sensor juga merupakan faktor penting karena kontak
langsung aroma kepada sensor akan mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda.
6
Electronic Nose adalah instrumen yang terdiri dari sebuah larik sensor
kimia elektronik dengan Elektivitas parsial dan sistem pengenalan pola yang tepat,
yang mampu mengenali bau sederhana dan kompleks. Gas dari bahan kimia di
lewatkan langsung ke sensor kimia melalui transduser. Interaksi molekul analit
dengan bahan kimia yang sensitif menghasilkan beberapa perubahan fisik yang
9
10
dirasakan oleh transduser dan diubah menjadi sinyal output. Interaksi ini
tergantung pada bentuk dan distribusi muatan dalam molekul analit dan bahan
sensor, dan mirip dengan interaksi operasi dalam sistem biologis antara aroma dan
reseptor (Patel & Kunpara, 2011).
Electronic Nose adalah sebuah instrumen yang dimaksudkan untuk
mendeteksi bau atau aroma. Electronic Nose juga sering disebut sistem olfaktori
elektronik karena Electronic Nose mempunyai kemampuan meniru sistem
penginderaan penciuman manusia. Electronic Nose dibangun atas beberapa sensor
gas yang membentuk larik sensor yang mempunyai selektivitas global. Dengan
larik sensor gas tersebut, Electronic Nose telah meniru struktur larik syaraf
penciuman dalam olfaktori manusia. Oleh karena itu, keluaran Electronic Nose
dapat berupa pola-pola yang mewakili masing-masing aroma sehingga dapat
diterapkan untuk aplikasi identifikasi, perbandingan, kuantifikasi dan klasifikasi
berdasarkan aroma (Triyana et al., 2012). Gambar 3.2 menunjukkan sistem
penciuman pada e-nose.
Gambar 3.3 Diagram blok dari 5 komponen utama dari electronic nose
(Patel & Kunpara, 2011).
Pada pengaplikasiannya, sistem e-nose menggunakan beberapa sensor
(antara 4 - 100 buah) yang memiliki sensitivitas berbeda-beda terhadap berbagai
macam gas. Semakin banyak jumlah sensor yang digunakan, maka kepekaan
sistem terhadap berbagai macam bau lebih tinggi. Respon kimiawi sensor yang
terukur sebagai perubahan pada suatu parameter fisik (konduktivitas). Waktu
respon sensor biasanya diberi selang waktu tiap satu detik hingga permenit
(Bennetts, 2010).
Sensor array terdiri dari beberapa sensor yang jumlahnya tergantung pada
analisis yang akan dilakukan. Semakin banyak titik dalam ruang, semakin baik
sistem ini mampu membedakan antara analit. Ada batas efektivitas dan
perhitungan matematis bisa sangat memakan satu sama tambahan baru untuk
ruang fitur waktu (Griffin, 2006). Gambar 3.4 menunjukkan larik array sensor
menggunakan 8 sensor TGS yang dihubungkan ke unit utama pengolahan data.
dalam pemakaian sensor gas pada sistem robot adalah sensor gas tersebut harus
memiliki sensitifitas yang tinggi, memiliki respon yang cepat, pemakaian daya
yang kecil serta bentuk yang sederhana. Sensor TGS merupakan sebuah sensor
kimia yang digunakan untuk mendeteksi gas tertentu. TGS mempunyai sebuah
tahanan sensor yang nilainya bergantung pada keberadaan oksigen. Bahan sensor
pada sensor gas TGS adalah metal oxide Sn. Dengan meningkatnya keberadaan
oksigen pada lapisan tin oxide, akan meningkatkan level potential barrier yang
juga meningkatkan nilai tahanan dari sensor. Perubahan keberadaan oksigen
terhadap perubahan level potential barrier dan perubahan nilai tahanan
diperlihatkan pada Gambar 3.9 merupakan keadaan awal dimana banyak terdapat
kandungan dalam permukaan tin oxide yang mengakibatkan adanya resistansi
yang tinggi pada grain boundary (Figaro, 2003). Contoh gambar ilustrasi
penyerapan O2 oleh sensor TGS ditunjukkan pada Gambar 3.9.
3.4 LabView
LabVIEW (Laboratory Virtual Instrumentation Engineering Workbench)
adalah platform dan pengembangan lingkungan untuk bahasa pemrograman visual
dari National Instruments. Bahasa grafis di beri nama "G". Awalnya dirilis untuk
Apple Macintosh pada tahun 1986, LabVIEW umumnya digunakan untuk akuisisi
data, kontrol instrumen, dan otomasi industri pada berbagai platform termasuk
15
Microsoft Windows, berbagai rasa dari UNIX, Linux, dan Mac OS X. Program
LabVIEW disebut Instrumen Virtual, atau Vis, karena penampilan dan operasi
mereka meniru instrumen fisika, seperti osiloskop dan multimeter. LabVIEW
berisi seperangkat alat untuk memperoleh menganalisis, menampilkan, dan
menyimpan data, serta alat-alat untuk membantu memecahkan kode program yang
rumit (Halvorsen, 2014). Gambar 3.12 menunjukkan tampilan menu awal saat
perangkat lunak LABVIEW dijalankan.
3.5 Teh
Teh merupakan salah satu minuman yang terkenal. Minuman teh berasal dari
daun teh muda yang telah megalami prosesn pengolahan seperti pelayuan,
oksidasi enzimatis, penggilingan, dan pengeringan. Bukan hanya sebagai
minuman siap saji saja, namun teh juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh
manusia. Hal ini dikarenakan teh memiliki kandungan senyawa kimia seperti
polifenol, theofilin, flavonoid, tanin, vitamin C, vitamin E, katekin, dan sejumlah
mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, dan Mg.
16
Menurut (Bhattacharyya, 2004) terdapat tiga tipe teh yang dibedakan menurut
pengolahannya yaitu Teh Hitam, Teh Hijau, dan Teh Oolong. Dari ketiganya, Teh
Hitam adalah yang paling terkenal. Senyawa kimia yang merespon aroma teh
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Senyawa kimia yang merespon aroma teh
Senyawa Aroma
Linalool, Linalool Oksida Manis
Geraniol, Phenylacetaldehyde Beraroma seperti bunga
Nerolidol, Benzaldehyde, Methylsalicylate, Beraroma seperti buah
Phenil ethanol
Trans-2-Hexenal, n-Hexenal, Cis-3-Hexenol, Beraroma segar
Grassy, dan b-Ionone
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Peralatan
Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa peralatan yang digunakan untuk
mendukung penelitian efisiensi strukture chamber sensor pada perangkat
Electronic Nose. Pada penelitian ini peralatan yang dibutuhkan dapat dibagi
menjadi per unit seperti berikut :
1. Chamber berbahan teflon atau stainless steel beserta selang alir.
2. 12 sensor TGS, yaitu TGS 3830, TGS 2600, TGS 2610, TGS 2611, TGS
2612, TGS 2620, TGS 813, TGS 822, TGS 2602, TGS 825, TGS 826, dan
TGS 832.
3. Mikrokontroller Arduino Mega 2560.
4. Seperangkat PC (Personal Computer).
5. Seperangkat Software Labview.
6. Rangkaian elektronik pendukung.
4.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sampel teh.
17
18
terhadap waktu yang akan digambarkan pada Microsoft Excel. Setelah didapatkan
data hasil penelitian yang sesuai maka akan dilakukan analisa dan pembahasan.
Studi Pustaka E-nose dan Rancangan skematik larik Membuat perangkat keras
sensor array pada enose
sensor larik senor dan chamber
Analisa dan Pembahasan Pengujian respon dengan Uji kelayakan sensor bau
sampel teh
outLet
inLet
Node Sensor
Gambar 4.3 Tampilan rancangan chamber sensor.
Pada penelitian ini, variabel yang akan dianalisis adalah nilai tegangan
keluaran dari setiap sensor gas. Setiap sensor gas akan mengeluarkan tegangan
dengan nilai tertentu saat terpapar pada gas dan konsentrasi tertentu. Prosedur
kerja dari sistem ini sebagai berikut :
a) Sampel
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah teh.
b) Pengujian Sampel
Dalam pengujian sampel, sampel ditaruh dalam suatu wadah
(Chamber). Kemudian chamber dipanaskan pada suhu tertentu yang
akan menghasilkan gas uap dari sampel yang dipanaskan tersebut.
Selanjutnya uap dibawa ke chamber sensor yang terdapat array sensor
melalui selang. Pada chamber sensor ini, diharapkan setiap node
sensor dapat berkontak langsung dengan aroma secara bersamaan
sehingga mampu menghasilkan respon keluaran sinyal yang efisien.
Setiap sensor akan mengalami perubahan resistansi sehingga
mengeluarkan tegangan yang berbeda-beda sesuai sensitifitas sensor.
Pengujian sampel dilakukan dalam beberapa kali untuk mendapatkan
nilai tegangan keluaran yang konstan dan akurat.
c) Pengolahan Data
Untuk pengolahan datanya, data yang diperoleh dari nilai ADC
sensor pada mikrokontroler kemudian dikirim melalui port USB ke
Perangkat Komputer (PC). Kemudian dengan menggunakan perangkat
lunak LabView, data tersebut dibuat menjadi sebuah tampilan grafik
selanjutnya dieksport ke Microsoft excel.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Arshak, Moore, Lyons, Harris, dan Clifford, 2004, A review of gas sensors
employed in electronic nose applications, Paper, Informatics and Electronics
Limerick University, Limerik, Irlandia.
Bhattacharyya, 2004, Aroma Characterization of Orthodox Black Tea With
Electronic Nose, Centre for Development of Advanced Computing (C-DAC),
Kolkata, India.
Bennetts, 2010, Fast Transient Classification With a Parallelized Temperature
Modulated E-Nose, Thesis, Technology Orebro University. Orebro.
Figaro, 2003, General information for tgs sensors 1,
www.figarosensor.com/products/general.pdf, diakses tanggal 21 Februari
2015 pukul 20.30 WIB.
Griffin, 2006, Electronic Noses: Multi-Sensor Arrays. Davidson College.
Halvorsen, 2014, Introduction to LabVIEW, Departement Electrical Engineering.
Information and Cybernetics, Faculty of Technology Telemark University,
Norwegia.
Iswanto, 2014, Implementasi Rancang Bangun Electronic Nose Untuk
Mengklasifikasi Pola Bau Tahu Murni dan Tahu Berformalin, Skripsi, JIKE -
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Jaruwongrungsee, Maturos, dan Sritongkum, 2010, Design and Simulation of
Flow Cell Chamber for Quartz Crystal Microbalance Sensor Array, National
Electronics and Computer Technology Center, King Mongkut's Institute of
Technology Ladkrabang, Thailand.
Nakamoto, 2004, Odor Handling and Delivery Systems.
Patel dan Kunpara, 2011, Electronic Nose Sensor Response and Qualitative
Review of E-Nose Sensor, Institute of Technology, Nirma University,
Ahmedabad.
Sharma, Ghosha, Tudua, Bandyopadhyay, dan Bhattacharyyab, 2012, Quartz
Crystal Microbalance Sensors for Discrimination of Black Tea, Departement
23
24