You are on page 1of 14

HUBUNGAN KERJA SHIFT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA

KARYAWAN PABRIK PSP, DI PALEMBANG PADA BULAN


JANUARI 2016
Oleh :
Exaudia Eillen Noura Igreya 1, Ernawati, SE, MS 2

ABSTRACT
RELATED WORK SHIFT TO PRESSURE ON EMPLOYEES PSP FACTORY , IN
PALEMBANG IN JANUARY 2016

Hypertension was ranked first Palembang. On workers hypertension can occur by a variety
of factors that allow. One of them is work on shifts and worker likely obtained partnered
with high blood pressure. Therefore, we want to know whether there is an association
between shift work on blood pressure in factory workers in Palembang. This research is an
analytic cross-sectional was conducted on 181 respondents aged at least 18 years and a
maximum of 56 years who worked at least 6 months. Data collection using a non-random
consecutive sampling, interviews through questionnaire and blood pressure measurement.
Data obtained came from a significant chi square test and the calculation of risk with
prevalence ratio (PR). Of the 79 respondents who work shifts contained 35 persons (44,3%)
who suffered from hypertension, whereas of the 102 respondents who work without
suffered shift only 28 persons (27,5%) who suffered from hypertension. From this study is
not found a significant association between shift work on blood pressure in factory workers
aged at least 18 years and maximum 56 years at the factory in Palembang. (P <0.001).
Respondents who work shift have a 1,614 times greater risk (PR = 1,614) suffer from
hypertension compared to respondents who work without suffered shift. This research is
said meaningless because the p-value 0,18. It is recommended for the respondent to
maintain health and increase healthy life style.

Keyword : blood pressure, shift worker, hypertension

ABSTRAK

Hipertensi menduduki peringkat pertama di kota Palembang. Pada pekerja ,hipertensi dapat
terjadi oleh berbagai faktor yang memungkinkan. Salah satunya bekerja dengan sistem shift
dan besar kemungkinan didapatkan pekerja dengan tekanan darah tinggi. Karenanya, ingin
diketahui apakah ada hubungan antara kerja shift terhadap tekanan darah pada karyawan
pabrik di kota Palembang. Penelitian ini bersifat analitik cross-sectional ini dilakukan
terhadap 181 responden berusia minimal 18 tahun dan maksimal 56 tahun, di pabrik
minimal bekerja 6 bulan. Pengumpulan data menggunakan metode non-random consecutive
sampling, wawancara dari kuesioner dan pengukuran tekanan darah. Data yang diperoleh
berasal dari uji Chi square yang signifikan dari perhitungan risiko dengan Prevalence Ratio
(PR). Dari 79 responden yang bekerja shift terdapat 35 orang (44,3%) yang menderita
hipertensi, sedangkan terdapat 102 responden yang bekerja tanpa shift hanya 28 orang
(27,5%) yang menderita hipertensi. Dari penelitian ini ditemukan tidak adanya hubungan
yang bermakna antara kerja shift dengan tekanan darah tinggi pada karyawan berusia
minimal 18 tahun dan maksimal 56 tahun di pabrik di kota Palembang. (p<0,001).
Responden yang bekerja secara shift memiliki resiko 1,614 lebih tinggi (PR = 1,614)
mengalami hipertensi dibanding responden yang tidak bekerja shift. Penelitian ini dikatakan

Universitas Tarumanagara
bermakna karena p-value 0,018. Disarankan untuk responden untuk mempertahankan
kesehatan dan meningkatkan pola hidup sehat.

Kata-kata kunci : tekanan darah, pekerja shift, hipertensi

Jl. Let Jen S. Parman No.1 tinggi daripada wanita


Jakarta 11440
sampai usia 45 tahun.
PENDAHULUAN
Dari usia 45-54 tahun dan
Tinggi kasus hipertensi
55-64 tahun persentase
saat ini masih menjadi
pria dan wanita hampir
masalah utama di dunia.
sama, selanjutnya
Hipertensi dikenal juga
persentase hipertensi
sebagai silent killer,
wanita lebih tinggi dari
karena sering tidak
pria.2
menimbulkan gejala.
WHO melaporkan
mereka yang terdeteksi
pada tahun 2013
umumnya tidak
prevalensi hipertensi
menyadari kondisi
tertinggi di wilayah Afrika
penyakitnya dan hanya
yaitu 46% dari orang
sebagian kecil yang
dewasa berusia 25 tahun
berobat secara teratur.1
ke atas, sedangkan
Badan penelitian
prevalensi terendah yaitu
kesehatan dunia World
35% ditemukan
Health Organization
diAmerika. Pada tahun
(WHO) tahun 2012
2009, tekanan darah
1
Mahasiswa, menunjukkan, kasus
Fakultas Kedokteran, tinggi terdaftar di
Universitas Tarumanagara hipertensi di seluruh dunia
(Exaudia Eillen Noura I) sertifikat kematian
2
Dosen Pembimbing sekitar 982 juta orang
Fakultas Kedokteran sebagai penyebab utama
atau 26,4% penghuni
Universitas Tarumanagara
(dr. Ernawati, SE, MS)
dari 61.762 kematian di
bumidengan
Correspondence to : Amerika. Di Indonesia,
Exaudia Eillen Noura I perbandingan 26,6% pria
Faculty Tarumanagara of angka kejadian hipertensi
Medicine dan 26,1% wanita.
berdasarkan Riset
Persentase pria lebih

Universitas Tarumanagara
Kesehatan Dasar (Riskesdas) hipertensi. Pekerja shift memiliki risiko
Departemen Kesehatan tahun 2013 penyakit kardiovaskular sebesar 40%
sekitar 25,8%. Kementerian Kesehatan lebih tinggi dibanding pekerja non-
juga menyatakan bahwa terjadi shift. Penelitian di Malaysia
peningkatan prevalensi hipertensi dari menunjukkan kejadian hipertensi pada
7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada pekerja shift sebesar 22,4%
tahun 2013.Prevalensi hipertensi di sedangkan pada pekerja non-shift
Indonesia berdasarkan hasil sebesar 4,2%.
pengukuran pada umur 18tahun Hal ini disebabkan oleh
sebesar 31,7%. Prevalensi hipertensi ketidaksesuaian irama sirkadian pada
tertinggi di Kalimantan Selatan 39,6% pekerja shift.4,5 Seperti yang kita
dan terendah di Papua Barat 20,1%, ketahui tidak sedikit juga perusahaan
sedangkan data penderita hipertensi di di Indonesia yang menjalankan sistem
Sumatera Selatan diketahui sebanyak kerja dengan menggunakan sistem
26,1%.2,3. shift dan besar kemungkinan
Menurut data Dinas Kesehatan didapatkan pekerja dengan tekanan
Kota Palembang 2012 penyakit darah tinggi, sehingga peneliti tertarik
hipertensi menduduki peringkat untuk meneliti di perusahaan PSP. 4,5
pertama terbanyak di propinsi METODE PENELITIAN
Sumatera Selatan. Dengan proporsi Penelitian ini merupakan penelitian
penderita hipertensi pada tahun 2008 cross-sectional. Penelitian ini dilakukan
berjumlah 17.278, tahun 2009 di pabrik kota Palembang, Sumatera
penderita hipertensi berjumlah 20.994, Selatan pada periode Januari 2016.
tahun 2010 penderita hipertensi Populasi target penelitian ini adalah
berjumlah 21.616 dan tahun 2011 semua pekerja pabrik di wilayah kota
sebanyak 352 kasus baru. Palembang sedangkan populasi
Hipertensi pada pekerja dapat terjangkau adalah semua pekerja
terjadi oleh berbagai faktor yang pabrik yang berada di pabrik yang
memungkinkan. Salah satu yang menjadi tempat pengambilan sampel
terutama juga adalah jam kerja yang pada bulan Januari 2016.
dimiliki para pekerja dapat menjadi Sampel penelitian ini adalah,
sebuah faktor resiko untuk terjadinya semua pekerja yang ada di pabrik

Universitas Tarumanagara
yang menjadi tempat pengambilan sebanyak 181 subjek yang diikutkan
sampel pada Januari 2016 dan dalam penelitian. Data subjek
memenuhi kriteria inklusi. Total didapatkan dari pengukuran tekanan
responden minimal penelitian ini, darah responden dan data kuesioner.
berjumlah 108 responden. Teknik Pada tabel 4.1.1 menunjukkan
pengambilan sampelnya dengan cara karakteristik demografi dari para
non-random consecutive sampling. subjek meliputi jenis kelamin, umur,
Kriteria inklusi adalah semua lama masa kerja serta pendidikan
responden berusia produktif atau usi terakhir. Sebanyak 142 subjek
18-56 tahun, di pabrik minimal bekerja (78,5%) berjenis kelamin laki laki
6 bulan. dan sisanya adalah perempuan.
Penelitian ini dilakukan oleh Dari hasil pengolahan data
satu orang peneliti setelah meminta didapat rata-rata usia responden
izin dari kepala pabrik atau kantor, dan adalah 31,64 9,288. Dari hasil
meminta inform consent dari para pengolahan data didapat rata-rata
responden. Pertama peneliti lama kerja responden adalah 6 tahun
menanyakan kesediaan dari responden (1;35). Ditinjau dari segi pendidikan
yang memenuhi kriteria inklusi untuk didapatkan distribusi 61 (33,7%)
ikut dalam penelitian ini. Setelah adalah responden yang responden
responden bersedia untuk mengikuti dengan pendidikan terakhir SMA/SMK ,
penelitian ini, responden diminta untuk 32 (17,7%) adalah responden dengan
menandatangani formulir informed pendidikan terakhir D3 dan 76 (42%)
consent. Selanjutnya dilakukan responden dengan pendidikan terakhir
pengukuran tekanan darah dan D4/S1 serta 12 (6,6%) responden
wawancara melalui kuesioner. Setelah memiliki pendidikan terakhir S2.
mendapatkan variabel tergantung dan Hasil dari pemeriksaan fisik,
variabel bebas yang ingin diteliti. yang berasal dari pengukuran yang
HASIL PENELITIAN dilakukan oleh peneliti diperoleh
Dari hasil penelitian hubungan kerja tekanan darah, berat badan dan tinggi
shift terhadap tekanan darah pada badan.. Didapatkan rerata tekanan
karyawan pabrik PSP, di Palembang darah sistolik responden adalah 115,91
pada bulan Januari. Didapatkan 11,966 serta rerata tekanan darah

Universitas Tarumanagara
diastolik responden 80,33 9,878. kafein dan 170 (93,9%) responden
Dari segi berat badan didapatkan rata- tidak mengonsumsi kafein. Ditinjau
rata berat badan responden adalah dari segi konsumsi alkohol didapatkan
68,0814,064 dan 167,26 7 untuk distribusi 181 (100%) responden tidak
rata-rata tinggi badan responden. mengonsumsi alkohol. Ditinjau dari
(tabel 4.1.2). segi asupan garam yang dikonsumsi
Ditinjau dari segi sistem kerja sehari-hari didapatkan distribusi 12
didapatkan 79 (43,6%) responden (6,6%) responden mengonsumsi
bekerja dengan sistem shift dan 102 asupan garam yang berlebihan dan
(56,4%) responden bekerja tanpa 169 (93,4%) responden mengonsumsi
shift. Ditinjau dari segi tingkatan stres garam cukup maupun rendah. Ditinjau
kerja didapatkan 2 ( 1,1%) responden dari segi gangguan lambung
stres terhadap pekerjaan dan 179 didapatkan distribusi 69 (38,1%)
(98,9%) responden tidak stres dalam responden memiliki gangguan
pekerjaan atau menikmati lambung dan 112 (61,9%) responden
pekerjaannya. Ditinjau dari segi status tidak memiliki gangguan lambung
olahraga didapatkan 79 (43,6%) serta ditinjau dari segi durasi tidur
responden tidak berolahraga dan 102 didapat rerata waktu tidur responden
(56,4%) responden berolahraga. adalah 7 jam (3;10). Ditinjau dari data
Ditinjau dari segi merokok didapatkan distribusi hipertensi didapat 63 (34,8)
distribusi 17 (9,4%) responden responden bertekanan darah tinggi
merokok dan 164 (90,6%) responden atau hipertensi dan 118 (63,2%)
tidak merokok. Ditinjau dari segi responden dengan tekanan darah
konsumsi kafein didapatkan distribusi tidak tinggi. (tabel 4.1.3)
11 (6,1%) responden mengonsumsi

Tabel 4.1.1 Distribusi Demografi 181 Responden yang Bekerja di


Pabrik di Kota Palembang pada Januari 2016

Universitas Tarumanagara
Jumlah (%) Median (Min ;
Variabel Mean SD
N =181 Max)
Jenis Kelamin
Laki-laki 142 (78,5%) - -
Perempuan 39 (21,5%) - -
Umur - 31,64 9,288 30 (20;56)
9,23 9,417
Lama Kerja - 6 (1;35)
Pendidikan
Terakhir 61 (33,7%) - -
SMA/SMK 32 (17,7%) - -
D3 76 (42%) - -
D4/S1 12 (6,6%) - -
S2
Tabel 4.1.2 Distribusi Data Kesehatan 181 Responden yang Bekerja di
Pabrik
di Kota Palembang pada Januari 2016

Jumlah (%) Median (Min ;


Variabel Mean SD
N =181 Max)
- 68,08 14,064 65(14;150)
Berat Badan(kg)

- 167,26 7,00 168(147;185)


Tinggi
Badan (cm)

Hipertensi 63 (34.8%) - -
Ya 118 (63,2%) - -
Tidak

Tabel 4.1.3 Distribusi Karakteristik 181 Responden yang Bekerja di Pabrik di Kota Palembang pada
Januari 2016

Jumlah (%) Median (Min ;


Variabel Mean SD
N =181 Max)

Universitas Tarumanagara
Sistem Kerja
Responden
Shift 79(43,6%) - -
Tidak Shift 102(56,4%) - -
Tingkat Stres
Ya 2(1,1) - -
Tidak 179(98,9) - -
Status Olahraga
Responden 79 (43,6%) - -
Tidak Olahraga 102 (56,4%) - -
Olahraga

Status Rokok
Responden 17 (9,4%) - -
Perokok 164 (90,6%) - -
Bukan Perokok

Status Kafein
Responden
Ya 11 (6,1%) - -
Tidak 170 (93,9%) - -

Status Alkohol
Ya 0(0%)
Tidak 181 (100%) - -
- -

Asupan Garam
Responden
Berlebih 12(6,6%) - -
Cukup/ Rendah 169(93,4%) - -

Gangguan
69 (38,1%) - -
Lambung
112 (61,9%) - -
Responden
Ya
Tidak

Durasi Tidur 6,71 1,319 7(3;10)

Pada tabel 4.2.1 menunjukkan bermakna antara sistem kerja shift


hubungan antara berbagai faktor risiko dengan kejadian hipertensi (p-value =
dengan hipertensi di pabrik PSP di 0,018) dimana secara epidemiologi
kota Palembang pada Januari 2016 didapatkan bahwa responden yang
Berdasarkan uji statistik Pearson Chi kerja shift memiliki risiko 1,614 kali
Square, didapatkan adanya hubungan (PR = 1,614) lebih tinggi untuk

Universitas Tarumanagara
mengalami hipertensi daripada 1,102 kali (PR = 1,102) lebih tinggi
responden yang bekerja tidak secara untuk mengalami hipertensi
shift. Berdasarkan uji statistik dibandingkan orang yang rutin
Pearson Chi Square untuk berbagai melakukan olahraga, responden yang
faktor risiko hipertensi didapatkan merokok dimana secara epidemiologi
hanya satu faktor risiko saja bermakna didapatkan memiliki risiko 1,403 kali
secara statistik yaitu pada jenis (PR = 1,403) lebih tinggi untuk
kelamin (p-value = 0,004), dimana mengalami hipertensi daripada
secara epidemiologi didapatkan bahwa responden yang tidak merokok. Untuk
responden yang berjenis kelamin laki- responden yang mengonsumsi kafein,
laki memiliki risiko 2,609 kali (PR = dimana secara epidemiologi,
2,609) lebih tinggi untuk mengalami responden memiliki risiko 1,627 kali
hipertensi dibandingkan dengan (PR = 1,627) lebih tinggi untuk
responden yang berjenis kelamin mengalami hipertensi daripada
perempuan. Untuk faktor risiko yang responden yang tidak mengonsumsi
lainnya tidak didapatkan hubungan kafein. Serta tidak didapatkan
yang bermakna secara statistik, hubungan bermakna secara statistik
namun didapatkannya hubungan maupun secara epidemiologi ada
secara epidemiologinya, seperti tingkat asupan alkohol karena pada
stres pada responden tidak bermakna responden tidak ada yang
untuk mengalami hipertensi, tetapi jika mengonsumsi alkohol. Serta juga
seseorang stres memiliki risiko 1,444 didapatkan secara epidemiologi yang
kali (PR = 1,444) lebih tinggi untuk bukan merupakan faktor risiko adalah
mengalami hipertensi. Bagi responden asupan garam. (tabel 4.2.1)
yang tidak berolahraga memiliki risiko

Tabel 4.2.1 Hubungan antara Berbagai Faktor Resiko dengan Hipertensi di Pabrik PSP di Kota
Palembang pada Januari 2016

Tidak
Hipertensi
Hipertensi PR IK 95% p
Parameter

N % N % Min Mask

Universitas Tarumanagara
Sistem 35 44,3% 44 55,7% 1,614 1,081 2,410 0,018
Shift
Kerja*
28 27,5% 74 72,5%
Tidak Shift
Jenis Laki-laki 57 40,1% 85 59,9% 2,609 1,217 5,596 0,004
Kelamin
Perempuan 6 15,4% 33 84,6%

Tingkat Stres 1 50% 1 50% 1,444 0,356 5,856 1


Stres** Tidak Stres 62 34,6% 117 65,4%

Status Tidak 26 32,9% 53 67,1% 1,102 0,734 1,655 0,638


Olahraga
Olahraga 37 36,3% 65 63,7%

Status Perokok 8 47,1% 9 52,9% 1,403 0,811 2,428 0,265


Merokok
Bukan 55 33,5% 109 66,5%
perokok

Status Peminum 6 54,5% 5 45,5% 1,627 0,911 2,904 0,195


Kafein** Bukan 57 33,5% 113 66,5%
peminum
Status Peminum 0 0% 0 0% - - - -
Alkohol Bukan 63 34,8% 118 65,2%
peminum
Asupan Berlebih 3 25% 9 75% 0,573 0,259 1,916 0,547
Garam**
Cukup/Rendah 60 35,5% 109 64,5%

* : variabel yang diteliti

** : Fisher exact

PEMBAHASAN dengan sistem shift. Temuan ini secara


Dari hasil analisis, didapatkan responden statistik dikatakan bermakna dengan p-
yang kerja shift memiliki risiko 1,614 kali value 0,018.
lebih tinggi untuk mengalamai Temuan penelitian ini sesuai dari
peningkatan tekanan darah tinggi hasil uji secara statistik dengan
dibanding responden yang tidak bekerja penelitian yang sudah pernah dilakukan

Universitas Tarumanagara
sebelumnya oleh S Mohd Nazri, MA gastrointestinal, gangguan pola tidur dan
Tengku dan T Winn (2008), yang gangguan kesehatan lainnya. Irama
mengatakan bahwa ada hubungan sirkadian berhubungan dengan suhu
antara kerja shift dengan hipertensi. tubuh, tingkat metabolisme, detak
Pada penelitian S Mohd nazri, MA jantung, tekanan darah dan komposisi
Tengku dan T Winn (2008), mengatakan kimia tertentu pada tubuh.7
terdapat hubungan bermakna antara Salah satu penelitian menemukan
kerja shift dengan hipertensi ( p-value bahwa kerja shift meningkatkan risiko
0,001). Dari segi asosiasi epidemiologi, penyakit kardiovaskular sebesar 40%.
kelompok responden memiliki risiko 9,1 Secara umum, risiko tampak tumbuh
kali untuk terkena hipertensi, dimana semakin lama seseorang terus menerus
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bekerja malam. Namun, untuk risiko
temuan yang saya lakukan 1,614 kali. 6 kardiovaskular itu sendiri meningkat
Secara grafis hubungan kerja hanya setelah seseorang melakukan
shift dengan tekanan darah pada pekerja kerja shift selama 15 tahun.8 Sebuah
dengan shift malam lebih tinggi dari studi prospektif sebelumnya
pekerja tanpa shift. Hal ini semua mengemukakan bahwa jangka waktu
berkaitan pada irama sirkadian lebih lama kerja shift berhubungan
seseorang yang terganggu. Secara dengan tingkat prevalensi hipertensi
umum semua fungsi tubuh meningkat yang lebih tinggi dibanding mereka yang
pada siang hari dan akan melemah pada tidak pernah melakukan kerja shift
sore hari serta menurun pada malam adalah 25,7%.9
hari. Pada responden pekerja shift, Penelitian yang dilakukan juga J.
memiliki waktu istirahat paling sedikit Carrillo, I. Bastias, P. Contreras, D.
pada malam hari, sehingga sebagai Mistretta dan C. Varga (2013), pada 353
kompensasi pekerja harus istirahat pada responden juga mengatakan bahwa ada
pagi dan siang hari yang tentunya akan hubungan antara kerja shift dengan
mengganggu pola aktivitas tubuh. hipertensi. Hanya saja terdapat
Kondisi melemahnya fungsi tubuh perbedaan asosiasi statistik. Pada
ini.Dengan terganggunya irama sirkadian penelitian J. Carrillo, I. Bastias, P.
pada tubuh pekerja akan terjadi dampak Contreras, D. Mistretta dan C. Varga
fisiologis seperti gangguan (2013) mengatakan terdapat hubungan

Universitas Tarumanagara
bermakna antara kerja shift dengan Flavio Danni Fuchs (2010). Tetapi
hipertensi ( p-value 0,006 ). Dari segi mengenai besarnya faktor risiko
asosiasi epidemiologi , kelompok mempunyai hasil yang berbeda. Carla
responden memiliki risiko 4,23 kali untuk Sfreddo, Sandra Costa Fuchs, Alvaro
terkena hipertensi.58 Peningkatan Roberto merlo, Flavio Danni Fuchs
kerentanan dari pekerja shift untuk (2010) mengatakan bahwa laki-laki
mengalami hipertensi dapat dipengaruhi memiliki risiko 1,02 kali lebih tinggi
oleh berbagai faktor. Kerja shift juga untuk terkena hipertensi. Perbedaan
memicu beberapa efek dari faktor gaya dalam temuan ini dapat terjadi karena
hidup yang terkait, seperti gangguan perbedaan subjek yang diteliti.
irama sirkadian, stres dan modifikasi Garam merupakan faktor terpenting
perilaku. Modifikasi perilaku termasuk dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi
peningkatan merokok, diet yang tidak hampir tidak pernah ditemukan pada
sehat, aseupan kafein dan penurunan suku bangsa dengan asupan garam
aktivitas fisik. rendah. Garam menyebabkan
Dari berbagai faktor risiko, hanya penumpukan cairan dalam tubuh, karena
faktor jenis kelamin saja yang bermakna menarik cairan di luar sel agar tidak
secara statistik maupun epidemiologi keluar, sehingga akan meningkatkan
( p-value = 0,004). Secara epidemiologi volume dan tekanan darah. Konsumsi
laki-laki memiliki risiko 2,6 kali lebih garam tidak dianjurkan lebih dari 6
tinggi untuk terkena hipertensi.Dalam gram/hari atau setara dengan natrium
hal ini laki-laki cenderung lebih tinggi 2400 mg/hari. Asupan natrium akan
untuk mengalami hipertensi lebih awal. meningkatkan volume darah. Asupan
Hal ini disebabkan karena hipertensi garam yang tinggi ini akan
pada perempuan meningkat seiring menyebabkan pengeluaran hormon
dengan betambahnya usia dan disertai natriouretik yang secara tidak langsung
dengan menopause, serta beban tugas meningkatkan tekanan darah.10 Namun
sebagai ibu rumah tangga yang bekeja hal ini tidak sejalan dengan penelitian
dengan tingkat stres yang tinggi. Zuraidah, SKM, MKM, Maksuk, SKM, M.
Dimana temuan penelitian ini sejalan Kes (2012) yang mengatakan bahwa ada
dengan penelitian Carla Sfreddo, Sandra hubungan bermakna antara asupan
Costa Fuchs, Alvaro Roberto merlo, garam dengan hipertensi ( p-value =

Universitas Tarumanagara
0,038). Berbeda dengan hasil peneliti Dari penelitian dapat disumpulkan:
bahwa asupan garam bukan merupakan
1. Jumlah responden yang bekerja
faktor risiko dari hipertensi. Hal ini dapat
shift sebanyak 79 responden
disebabkan oleh karena garam maupun
(43,6%).
makanan asin yang dikonsumsi
2. Jumlah responden yang
responden rendah, ataupun juga karena
hipertensi di pabrik PSP sebesar
keterbatasan peniliti yang hanya
34,8% (63 responden dari 181
menanyakan melalui kuesioner, sehingga
responden)
tidak ada tolak ukur yang pasti. 3. Jumlah responden yang bekerja
Keterbatasan Penelitian shift dan memiliki tekanan darah
Bias seleksi tidak dapat disingkirkan tinggi sebanyak 35orang (44,3%)
karena metode pengambilan sampel 4. Adanya hubungan yang bermakna

dengan metode non-random consecutive (p-value 0,018) antara kerja shift

sampling. dengan tekanan darah tinggi.


Kelompok responden yang
Dalam penelitian ini, kemungkinan
bekerja secara shift memiliki
terdapat bias informasi dari peneliti tidak
resiko 1,614 (PR = 1,614) lebih
dapat dihindari dikarenakan pengukuran
tinggi untuk mengalami hipertensi
tekanan darah dan wawancara mengenai
dibanding responden yang tidak
shift kerja responden dilakukan oleh 2
bekerja dengan sistem shift
orang peneliti yang sama, serta bias
responden (recall bias) tidak dapat SARAN

dihindari, dikarenakan tidak ada tolok 1. Kepada responden yang berisiko

ukur mengenai kebenaran dari jawaban dapat untuk mengontrol berat

pasien terhadap pertanyaan yang ada di badan, pola makan dan

kuesioner. memperbaiki gaya hidup, serta


pada kelompok yang tidak
Bias perancu tidak dapat dihindari.
berisiko untuk tetap
Faktor perancu potensial meliputi jenis
mempertahankan kesehatan serta
kelamin, umur, tingkat stres, olahraga,
meningkatkan pola hidup sehat.
rokok, kafein, alkohol dan asupan
2. Kepada perusahaan, dapat
garam.
melakukan medical up untuk

KESIMPULAN karyawan lebih rutin dan

Universitas Tarumanagara
memberikan penyuluhan tentang kuesioner yang lebih sederhana
memperbaiki dan tetapi spesifik dan akurat dalam
mempertahankan pola hidup membuat pertanyaan kuesioner
sehat melalui modifikasi gaya agar tidak menimbulkan jawaban
hidup yang dapat dilakukan rancu atau kemalasanuntuk
sehari-hari. menjawab dari responden serta
3. Kepada peneliti selanjutnya, dengan jumlah sampel yang lebih
dapat menggunakan hasil banyak.
penelitian ini sebagai dasar
penelitian selanjutnya. Dengan

DAFTAR PUSTAKA

1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Selatan:


Kementerian Kesehatan RI; 2013.
2. World Health Organization. Global Health Observatory (GHO) data. (accessed on
2015 Agustus 10). Available at:
http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalance_text/en
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar, 2013. Jakarta : Bakti Husada, 2013.
(accessed on 2015 Agustus 10). Available at : https://www.litbang.depkes.go.id
%2Fsites%2Fdownload%2Fmateri_pertemuan%2Flaunch_riskesdas
%2FRiskesdas%2520Launching.pdf
4. Persson M, Martensson J. Situations influencing habits in diet and exercise
among nurses working night shift. Journal Nursing Management.
2006;14(5):4141-23
5. Boggild H, Knutsson A. Shift work, risk factors and cardiovascular diseases.
Scand J Work Environ Health. 1999; 25:85-99.
6. Nazri S, Tengku MA, Winn T. The association of shift work and hypertension
among male factory workers in Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. 2008
Januari;39(1):176-182.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.
Hal: 181-85, 349-350, 371-588, 728-31.
8. Griffin RM. The health risks of shift work [Internet]. (accessed on 2016 Januari
25). Available from:

Universitas Tarumanagara
http://www.m.webmd.com/sleep-disorders/features/shift-work
9. Carrillo, J, Bastias, I, Contreras, P, Mistretta, D, Varga, C. Hypertension ad its
association with shift work, sleep disorderedbreathing and place in the
organizational hierarchy. J Sleep Medicine. 2013 December;14(91).
10. Zuraidah, Maksuk. Analisis faktor risiko penyakit hipertensi pada masyarakat di
kecamatan Kemuning Kota Palembang tahun 2012. Palembang: Politeknik
Kesehatan Palembang; 2012.

Universitas Tarumanagara

You might also like