Professional Documents
Culture Documents
Abstract: The purpose of this research is in order to test response between male
accounting student and female accounting student and also between accounting
student and non-accounting business student related to their experience while having
a chance to do some unethical academic activity. The respondents are accounting
students and non-accounting business students. The result of hypothesis shows that
there is no ethical sensitivity difference between male accounting students and female
accounting students toward unethical activity that happened in academic environment
in the use of invalid resources and cheat while making paper. But in some cheat that
happened in some examination shows significantly there is an ethical sensitivity
difference between male accounting student and female accounting student. On the
other hand, when it is about cheat while doing some examination and cheat while
making paper, there is a significant ethical sensitivity difference between accounting
student and non-accounting business student toward unethical activity that happened
in academic environment, and in the use of invalid resources, shows that there is no
significant ethical sensitivity difference between accounting student and non-
accounting business student.
79
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
hingga berdampak negatif terhadap profesi dengan masyarakat, yang oleh Kerr dan Smith
akuntan. Sebagai anggota dari suatu profesi, (1995) dinyatakan bahwa ketika perilaku etis
oleh Adib (2001) ditegaskan bahwa akuntan hilang dalam diri akuntan, maka kredibilitas
mempunyai kewajiban untuk menjaga standar profesi akuntan ada dalam bahaya.
perilaku etis tertinggi mereka kepada orga- American Assembly of Collegiate Scho-
nisasi di mana mereka bernaung, profesi ols of Business (1990) dan The National Com-
mereka, masyarakat, dan diri mereka sendiri. mission on Fraudulent Financial Reporting
Akuntan mempunyai tanggung jawab untuk (1987), yang dikutip oleh Ameen et. al.
menjadi kompeten dan untuk menjaga integ- (1996), merekomendasikan perlunya memberi
ritas dan obyektivitas mereka. penekanan yang lebih pada masalah-masalah
Penelitian tentang etika dalam situasi etis dalam mengajar mata kuliah akuntansi.
akuntansi semakin marak dilakukan baik di Kedua organisasi tersebut meyakini penting-
luar negeri (Sweeney dan Robert, 1997; nya mahasiswa bisnis dan kaum professional
Landry JR et. al., 2004; Haywood et. al., 2004; untuk menjadi lebih sadar dan sensitiv ter-
Radtke, 2004; dalam Rustiana, 2006), maupun hadap masalah-masalah etika. Kerr dan Smith
di Indonesia (Adib, 2001; Puspitasari, 2002; (1995) juga menyatakan bahwa perilaku etis
Rustiana, 2006). Penelitian-penelitian tentang dan pendidikan merupakan hal yang kritis
etika dalam bidang akuntansi dengan res- dalam masyarakat modern, dunia bisnis, dan
ponden para mahasiswa akuntansi dan atau profesi akuntansi. Hal ini juga diperkuat oleh
para akuntan, dipicu dengan semakin ba- hasil survei Fatt (1995) dengan mengirimkan
nyaknya pelanggaran etika yang terjadi di luar 500 kuesioner kepada masyarakat, mahasiswa
negeri maupun di Indonesia. akuntansi, dan akuntan publik untuk meneliti
Penelitian yang dilakukan oleh Adib persepsi mereka mengenai kualitas personal
(2001pada perguruan tinggi (universitas) di akuntan. Hasil penelitian menunjukkan lebih
Yogyakarta dan Jawa Timur dengan 532 dari setengah responden menganggap bahwa
responden mahasiswa akuntansi dan maha- integritas dan kualitas etis seorang akuntan
siswa bisnis non akuntansi baik pria maupun merupakan kualitas personal yang paling
wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penting.
tidak ada perbedaan sensitivitas etis antara Beberapa penelitian dalam bidang akun-
mahasiswa akuntansi pria dan mahasiswa tansi mengenai etika dilakukan oleh Glenn dan
akuntansi wanita terhadap aktivitas tidak etis Loo (1993), Fischer dan Rosenzweig (1995),
yang terjadi di dalam lingkungan akademik, dan Stevens et. al. (1993), yang menemukan
serta tidak ada perbedaan sensitivitas etis bahwa mahasiswa akuntansi cenderung me-
antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswa nunjukkan tingkat kesadaran etis yang lebih
bisnis non akuntansi terhadap aktivitas tidak rendah dibanding praktisi (dalam Adib 2001).
etis yang terjadi di dalam lingkungan aka- Sedangkan OClock dan Okleshen (1993)
demik. menemukan bahwa mahasiswa akuntansi
Hasil penelitian Swindle et. al. (1987) mempunyai tingkat kesadaran yang lebih
terhadap 224 responden akuntan publik, yang rendah dari mahasiswa non akuntansi.
dikutip oleh Fatt (1995), menyimpulkan Penemuan-penemuan hasil penelitian tersebut
bahwa akuntan publik saat ini mempunyai cukup memprihatinkan karena profesi akuntan
sistem nilai yang lebih berorientasi personal yang kelak akan disandang oleh para ma-
dari pada sosial dan mereka tampaknya tidak hasiswa akuntansi tersebut terkait erat dengan
menekankan pada karakteristik nilai-nilai masalah-masalah etika. Hasil penemuan-pene-
masyarakat saat ini. Konsekuensinya, oleh muan tersebut makin memperkuat alasan
Wright et. al. (1997) dalam Adib (2001), untuk mengintegrasikan masalah-masalah
mengemukakan bahwa makin besar sistem etika ke dalam kurikulum akuntansi (Adib,
nilai yang berorientasi personal, maka makin 2001).
kurang penting dimensi etis dipertimbangkan Menurut Adib (2001), bibit-bibit peri-
dalam sebuah konflik antara diri sendiri laku tidak etis di kalangan profesional sebe-
tulnya sudah tumbuh bahkan sejak sebelum Pelakunya bukan hanya mahasiswa, tetapi
menjadi mahasiswa (sejak SMU ke bawah). juga dosen, guru besar, dan calon guru besar
Perilaku tersebut, disadari atau tidak terpupuk dengan beragam modus. Yogyakarta, missal-
oleh aktivitas keseharian dalam kuliah. Salah nya, dua calon guru besar perguruan tinggi
satu perilaku tidak etis dalam aktivitas swasta dicurigai mengajukan karya ilmiah
keseharian mahasiswa adalah perilaku me- hasil penjiplakan dalam berkas pengajuan
nyontek/menjiplak. Argumentasi ini didasar- gelar guru besarnya. Karena kasus ini, peng-
kan hasil penelitian oleh Putka (1992) yang ajuan gelar guru besar mereka ditangguhkan
dikutip oleh Kerr dan Smith (1995), yang hingga proses klarifikasi selesai. Sedangkan,
menunjukkan bahwa perilaku menyontek/ di Bandung Pengurus Yayasan Universitas
menjiplak yang dilakukan oleh murid SMU/ Parahyangan Bandung menerima pengunduran
mahasiswa meningkat dari 40% menjadi 75% diri guru besar Jurusan Hubungan Interna-
hingga saat ini. Alasan menyontek/menjiplak sional, AABP. Atas perbuatan penjiplakan
di kalangan murid SMU adalah untuk mencari yang telah dilakukan AABP, Universitas Pa-
nilai tinggi, sedangkan menyontek/menjiplak rahyangan menyampaikan penyesalan dan
dalam kuliah untuk mencapai karir. permohonan maaf kepada semua pihak
Kerr dan Smith (1995) juga meminta (Harian Kompas, 18 Pebruari 2010).
mahasiswa akuntansi untuk mendaftar masa- Ameen et. al. (1996), melakukan pene-
lah etika yang utama yang ada di lingkungan litian yang bertujuan untuk mengetahui ke-
kuliah mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa mungkinan hubungan antara faktor gender
respon yang paling sering terjadi di ling- dengan kesungguhan untuk mentoleransi peri-
kungan kuliah mereka adalah: 1) menyontek laku akademis yang tidak etis, yaitu perilaku
pada waktu ujian; 2) menyalin pekerjaan ru- menyontek/menjiplak. Penelitian mengenai
mah atau masalah kasus yang dikerjakan oleh hubungan antara gender dengan sensitivitas
mahasiswa lain; 3) berusaha kepada dosen etis menurut Ameen et. al. (1996) diperlukan
untuk memberi nilai yang tinggi; 4) memu- karena sejak akhir tahun 70-an jumlah maha-
tuskan apakah akan melaporkan atau tidak siswa akuntansi wanita meningkat dengan
mahasiswa lain yang menyontek; dan, 5) tidak pesat. Selama periode tersebut makin banyak
memberi kontribusi yang memadai di dalam mahasiswa akuntansi wanita yang menjadi top
tugas kelompok. Kerr dan Smith (1995) juga performer di dalam kelas dan lebih terlibat
meminta responden untuk menilai tingkat dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan deng-
penyontekan dalam ujian antara murid SMU, an akuntansi (organisasi akuntansi, graduate
mahasiswa secara keseluruhan, dan mahasis- assistantships, internship, dan sebagainya).
wa akuntansi. Hasilnya menunjukkan tingkat Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ma-
penyontekan di kalangan murid SMU sebesar hasiswa akuntansi wanita lebih sensitif
57%, mahasiswa secara keseluruhan 29%, dan terhadap isu-isu etis dan lebih tidak toleran
mahasiswa akuntansi 19%. dibanding mahasiswa akuntansi pria terhadap
Sierles et. al. (1980) meneliti frekuensi perilaku tidak etis.
dan korelasi penjiplakan dan penyotekan di Beberapa penelitian lain mengenai
antara mahasiswa kedokteran selama kuliah hubungan gender dengan etika selama ini
dengan perilaku etis setelah menapaki jenjang menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
karir, dari hasil penelitian tersebut Sierles et. Selain Ameen et. al. (1996), oleh Adib (2001)
al. (1980) menunjukkan bahwa perilaku men- dikutip hasil penelitian dari beberapa peneliti
jiplak dan menyontek merupakan prediktor lain seperti Ruegger dan King (1992),
atas perilaku tidak etis dalam setting pro- Galbraith dan Stephenson (1993), dan
fesional berikutnya (Adib, 2001). Khazanchi (1995) menyatakan bahwa antara
Khususnya tentang penjiplakan atau gender dengan etika terdapat hubungan yang
plagiat di Indonesia, di lingkungan dunia aka- signifikan. Sedangkan, Sikula dan Costa
demis yang seharusnya dihindari, justru se- (1994) serta Schoderbek dan Deshpande
makin merebak di sejumlah perguruan tinggi. (1996) dalam Adib (2001) menyatakan tidak
81
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
ada hubungan yang signifikan antara gender adalah, sampel penelitian Adib (2001) hanya
dengan etika. diambil dari perguruan tinggi (universitas) di
Kesadaran beretika pada mahasiswa Yogyakarta dan Jawa Timur yang belum tentu
akuntansi makin dirasakan urgensinya setelah sama hasil penelitiannya kalau dilakukan di
terbitnya SK Mendikbud No. 036 tahun 1994, Banjarmasin yang menurut Shaub (1994) da-
dimana akuntansi dimasukkan dalam pendi- lam Adib (2001), bahwa lokasi geografis dan
dikan profesi. Agoes (1996) mengemukakan budaya dapat mempengaruhi perspektif etis
bahwa setiap profesi yang memberikan pela- individual, yang peneliti juga berpendapat ada
yanan jasa kepada masyarakat harus memiliki kemungkinan perbedaan temuan penelitian
kode etik yang merupakan seperangkat prin- karena adanya perbedaan lokasi geografis dan
sip-prinsip moral dan mengatur tentang pe- budaya setempat terutama untuk perguruan
rilaku profesional. Alasan yang mendasari tinggi swasta khususnya sekolah tinggi ilmu
diperlukannya kode etik sebagai standar pe- ekonomi yang mempunyai jurusan akuntansi
rilaku profesional tertinggi pada setiap profesi dan jurusan bisnis non akuntansi yang berada
adalah kebutuhan akan kepercayaan publik di Banjarmasin.
terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
terlepas dari yang dilakukan secara pero- bertujuan untuk menguji apakah ada perbe-
rangan. Kepercayaan masyarakat terhadap daan sensivitas etis mahasiswa akuntansi pria
kualitas jasa profesional akan meningkat jika dan mahasiswa akuntansi wanita terhadap
profesi mewujudkan standar yang tinggi dan aktivitas tidak etis yang terjadi di dalam ling-
memenuhi semua kebutuhan. kungan akademik, serta perbedaan sensitivitas
Dari hal-hal yang diuraikan di atas dapat etis antara mahasiswa akuntansi dan maha-
disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi siswa bisnis non akuntansi terhadap aktivitas
seharusnya mempunyai kesadaran etis yang tidak etis yang terjadi di dalam lingkungan
berbeda dari mahasiswa disiplin ilmu lainnya akademik. Diharapkan hasil penelitian dapat
khususnya mahasiswa bisnis non akuntansi. memberikan bukti empiris dan konfirmasi
Namun demikian, beberapa penelitian yang konsistensi dengan hasil-hasil penelitian sebe-
membandingkan kesadaran etis mahasiswa lumnya dan dapat digunakan sebagai masukan
akuntansi dan mahasiswa dari disiplin ilmu dan memberikan kontribusi pada pengem-
lain selama ini masih menunjukkan hasil yang bangan kurikulum khususnya kurikulum
tidak konsisten. Hasil penelitian OClock dan akuntansi untuk perlunya mengintegrasikan
Okleshen (1993), serta Cohen et al. (1998) masalah-masalah etika dalam kegiatan pendi-
dalam Adib (2001) menyatakan terdapat dikan dan pengajaran. Bahwa akuntan (lulusan
perbedaan sensitivitas etis yang signifikan pendidikan tinggi akuntansi) masa depan
antara mahasiswa akuntansi dengan maha- seperti yang diungkapkan dalam Pernyataan
siswa non akuntansi, sedangkan beberapa Profesi IAI pada Konvensi Nasional Akun-
penelitian lain sebagaimana yang dikutip oleh tansi VI 14 Agustus 2009 di Bandung, bukan-
Adib (2001) dari Cohen et. al. (1998) dan lah lagi sekedar pemeriksa atau penyedia
OClock dan Okleshen (1993), menyimpulkan informasi keuangan, tetapi menjadi bagian
bahwa tidak ada hubungan antara bidang studi penting dari pembangunan ekonomi dan sosial
dengan etika. untuk menciptakan Indonesia yang lebih ber-
Penelitian ini adalah replikasi penelitian keadilan dan makmur.
yang dilakukan oleh Adib (2001) dengan Karena hasil-hasil penelitian terdahulu
lokasi yang berbeda yaitu di Banjarmasin masih tidak konsisten, baik mengenai per-
dengan mengambil sampel mahasiswa akun- bedaan gender maupun perbedaan disiplin
tansi dan mahasiswa bisnis non akuntansi baik ilmu, maka dalam penelitian ini peneliti
pria maupun wanita pada perguruan tinggi mengajukan null hypothesis, yaitu:
swasta khususnya sekolah tinggi ilmu eko- H01: Tidak ada perbedaan sensitivitas etis
nomi yang mempunyai jurusan akuntansi dan antara mahasiswa akuntansi pria dan
jurusan bisnis non akuntansi. Motivasi lainnya mahasiswa akuntansi wanita terhadap
aktivitas tidak etis yang terjadi di dalam ke-23 item pernyataan tersebut ke dalam 3
lingkungan akademik. dimensi yang dimaksud. Oleh karena itu, pe-
H02: Tidak ada perbedaan sensitivitas etis neliti akan melakukan analisis faktor untuk
antara mahasiswa akuntansi dan maha- mengelompokkan item-item pernyataan berda-
siswa bisnis non akuntansi terhadap sarkan dimensi yang akan dihasilkan, seperti
aktivitas tidak etis yang terjadi di dalam yang juga dilakukan oleh Adib (2001).
lingkungan akademik. Skala yang digunakan untuk mengin-
dikasikan tingkat kecurangan untuk masing-
METODE PENELITIAN masing 23 aktivitas tidak etis adalah dengan
menggunakan skala likert 5 poin, dimana se-
Sampel Penelitian tiap responden diminta untuk menyatakan
Dalam penelitian ini yang menjadi persepsinya dengan memilih satu nilai dalam
populasi adalah mahasiswa akuntansi dan skala 1 sampai 5. Skala rendah (nilai 1) me-
mahasiswa bisnis non akuntansi baik pria nunjukkan aktivitas tersebut tidak curang,
maupun wanita yang terdaftar di beberapa sampai skala tinggi (nilai 5) untuk menun-
perguruan tinggi swasta khususnya sekolah jukkan aktivitas tersebut sangat curang.
tinggi ilmu ekonomi yang mempunyai jurusan
akuntansi dan jurusan bisnis non akuntansi Pengujian Hipotesis
program strata satu (S1) yang berada di Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
Banjarmasin. Adapun mahasiswa yang dipilih terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data.
sebagai sampel adalah mahasiswa semester III Menurut Hair et. al. (1998), kualitas data yang
ke atas (lebih dari satu tahun masa studi). dihasilkan dari penggunaan instrumen pene-
Pemilihan mahasiswa semester III ke atas ini litian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas
bertujuan untuk mengetahui efek disiplin ilmu dan validitas. Uji tersebut masing-masing
dari masing-masing kelompok bidang studi. untuk mengetahui konsistensi dan keakurasian
data yang dikumpulkan melalui penggunaan
Metode Pengumpulan Data instrumen. Ada tiga prosedur yang akan dila-
Data penelitian dikumpulkan dengan kukan dalam penelitian untuk mengukur
membagikan kuesioner penelitian kepada ma- reliabilitas dan validitas data, yaitu: (1) uji
hasiswa jurusan akuntansi dan mahasiswa konsistensi internal dengan uji statistik Cron-
jurusan bisnis non akuntansi baik pria maupun bachs Alpha; (2) uji homogenitas data dengan
wanita dengan kriteria mahasiswa tersebut uji korelasional antara skor masing-masing
telah menempuh masa studi lebih dari satu butir dengan skor total; dan, (3) uji validitas
tahun di beberapa perguruan tinggi swasta konstruk dengan analisis faktor terhadap skor
khususnya sekolah tinggi ilmu ekonomi yang setiap butir dengan Varimax Rotation.
mempunyai jurusan akuntansi dan jurusan Untuk uji hipotesis, dianalisis dengan
bisnis non akuntansi yang berada di Ban- membandingkan rata-rata dua grup yang tidak
jarmasin. berhubungan satu dengan yang lain, apakah
kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang
Operasionalisasi Variabel sama ataukah tidak secara signifikan (Ghozali,
Penelitian ini menggunakan variabel/ins- 2006). Teknik statistik dengan menggunakan
trumen yang dikembangkan oleh Ameen et. al. Independent-Sample t Test, dengan menggu-
(1996) untuk mengukur sensitivitas etis ma- nakan uji-t ini akan diketahui signifikansi
hasiswa terhadap 23 aktivitas tidak etis. Oleh perbedaan sensitivitas etis antara mahasiswa
Ameen et. al. (1996), instrumen tersebut dike- akuntansi pria dengan mahasiswa akuntansi
lompokkan ke dalam 3 dimensi yang berkaitan wanita, dan mahasiswa akuntansi dengan ma-
dengan kecurangan pada saat ujian, tugas hasiswa bisnis non akuntansi.
kelompok/individu, dan tugas pembuatan ma-
kalah/paper. Namun demikian, Ameen et. al.
(1996) tidak secara eksplisit mengelompokkan
83
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
dengan uji korelasional antara skor masing- mahasiswa akuntansi wanita terhadap aktivitas
masing butir dengan skor total (Pearson tidak etis yang terjadi di dalam lingkungan
Correlations) menunjukkan korelasi yang akademik. Rangkuman hasil uji hipotesis per-
positif dan signifikan pada level 0,01. Se- tama disajikan pada tabel 3.
lanjutnya pada pengujian validitas dengan Dari hasil pengujian Levenes Test dapat
analisis faktor yang dimaksudkan untuk disimpulkan bahwa tiga dimensi yang diuji
memastikan bahwa masing-masing pernyataan (dimensi 1, dimensi 2, dan dimensi 3) kedua
akan terklarifikasi pada variable-variabel yang varians populasi adalah sama atau tidak ber-
telah ditentukan (construct validity). Uji ana- beda atau H0 tidak dapat ditolak, ditunjukkan
lisis faktor dilakukan terhadap nilai setiap oleh probabilitas hitungnya lebih besar dari
dengan Varimax Rotation, nilai Kaisers MSA 0,05, sehingga tahap kedua dari uji t-test dapat
yang disyaratkan agar data yang terkumpul dilanjutkan karena asumsi kedua varians
dapat tepat dilakukan dengan analisis faktor adalah sama. Sedangkan pada dimensi 4
adalah 0,50, dan hal ini juga akan menun- probabilitas hitungnya lebih kecil dari 0,05,
jukkan construct validity dari masing-masing sehingga dapat disimpulkan secara statistik
variabel (Kaiser dan Rice, 1974 dalam Riyadi, kedua varians populasi sampel berbeda secara
2000). Hasil pengujian analisis faktor menun- siginifikan atau tidak sama atau H0 tidak
jukkan nilai di atas 0,50, artinya validitas pada dapat diterima, sehingga analisis tidak dapat
masing-masing variabel cukup valid. Sedang- dilanjutkan karena asumsi kedua varians sama
kan factor loading masing-masing variabel tidak terpenuhi.
juga cukup memadai, dengan batas peneri- Dengan analisis t-test terhadap tiga
maan 0,40 (Hair et. al., 1998; Chia, 1995 dimensi (dimensi 1, dimensi 2, dan dimensi 3)
dalam Riyadi, 2000). Untuk dimensi 4 tidak yang sudah lolos uji asumsi kesamaan varians,
dapat diuji reliabilitas dan validitas data ditunjukkan bahwa dimensi 2 dan dimensi 3
karena hanya berisi 1 butir pernyataan. probabilitas hitungnya lebih besar dari 0,05,
artinya kedua rata-rata sampel tidak berbeda
Hasil Pengujian Hipotesis secara signifikan atau sama atau H0 diterima
Dengan menggunakan tingkat signifi- (tidak dapat ditolak). Sedangkan pada dimensi
kansi 5% (0,05), dalam menggunakan Inde- 1, ditunjukkan bahwa probabilitas hitungnya
pendent Sample t-Test menggunakan dua lebih kecil dari 0,05, artinya kedua rata-rata
tahapan analisis. Tahapan pertama dengan sampel berbeda secara signifikan atau tidak
Levenes Test untuk menguji apakah varians sama atau H0 tidak dapat diterima (ditolak).
populasi kedua sampel tersebut sama ataukah Null hypothesis kedua adalah, bahwa
berbeda, jika F-hitung probabilitasnya lebih tidak ada perbedaan sensitivitas etis antara
besar dari 0,05, maka kedua varians populasi mahasiswa akuntansi dan mahasiswa bisnis
sampel tidak berbeda secara signifikan atau non akuntansi terhadap aktivitas tidak etis
sama atau H0 diterima (tidak dapat ditolak). yang terjadi di dalam lingkungan akademik.
Sebaliknya jika F-hitung probabilitasnya lebih Rangkuman hasil uji hipotesis kedua disajikan
kecil dari 0,05, maka kedua varians populasi pada tabel 4.
sampel berbeda secara signifikan atau tidak Dari hasil pengujian Levenes Test dapat
sama atau H0 tidak dapat diterima (ditolak). disimpulkan bahwa tiga dimensi yang diuji
Ghozali (2006), menyatakan samanya atau (dimensi 1, dimensi 2, dan dimensi 3) kedua
tidak berbedanya secara signifikan kedua varians populasi adalah sama atau tidak ber-
varians membuat penggunaan varians untuk beda atau H0 tidak dapat ditolak, ditunjukkan
membandingkan rata-rata populasi dengan t- oleh probabilitas hitungnya lebih besar dari
test sebaiknya menggunakan dasar Equal 0,05, sehingga tahap kedua dari uji t-test dapat
Variance (diasumsikan kedua varians sama). dilanjutkan karena asumsi kedua varians
Null hypothesis pertama yang diuji adalah sama. Sedangkan pada dimensi 4 pro-
adalah, bahwa tidak ada perbedaan sensitivitas babilitas hitungnya lebih kecil dari 0,05,
etis antara mahasiswa akuntansi pria dan sehingga dapat disimpulkan secara statistik
85
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
kedua varians populasi sampel berbeda secara ditunjukkan dari rata-rata dimensi 1 untuk
siginifikan atau tidak sama atau H0 tidak mahasiswa akuntansi wanita sebesar 24,52 dan
dapat diterima, sehingga analisis tidak dapat mahasiswa akuntansi pria 22,27 dalam rentang
dilanjutkan karena asumsi kedua varians sama nilai minimal 8 dan maksimal 35, yang berarti
tidak terpenuhi. kecurangan pada saat ujian bagi mahasiswa
Dengan analisis t-test terhadap tiga akuntansi wanita adalah perbuatan curang,
dimensi (dimensi 1, dimensi 2, dan dimensi 3) sedangkan bagi mahasiswa akuntansi pria
yang sudah lolos uji asumsi kesamaan varians, perbuatan tersebut tidak terlalu curang, karena
ditunjukkan bahwa dimensi 1 dan dimensi 3 nilai rata-rata mahasiswa akuntansi pria realtif
probabilitas hitungnya lebih kecil dari 0,05, lebih kecil atau di bawah rata-rata mahasiswa
artinya kedua rata-rata sampel berbeda secara akuntansi wanita. Hasil ini relevan dengan
signifikan atau tidak sama atau H0 tidak dapat hasil penelitian Ameen et. al. (1996) bahwa
diterima (ditolak). Sedangkan pada dimensi 2, mahasiswa akuntansi wanita lebih sensitif
ditunjukkan bahwa probabilitas hitungnya terhadap isu-isu etis dan lebih tidak toleran
lebih besar dari 0,05, artinya kedua rata-rata dibanding mahasiswa akuntansi pria terhadap
sampel tidak berbeda secara signifikan atau perilaku tidak etis. Oleh karena itu wanita
sama atau H0 diterima (tidak dapat ditolak). lebih mungkin untuk lebih patuh pada aturan
dan kurang toleran terhadap individu-individu
Pembahasan yang melanggar aturan dibandingkan dengan
Hasil pengujian hipotesis pertama yang pria. Beberapa hasil penelitian lainnya yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dilakukan oleh Rugger dan King (1992),
sensitivitas etis antara mahasiswa akuntansi Galbraith dan Stephenson (1993), dan
pria dan mahasiswa akuntansi wanita terhadap Khazanchi (1995) juga relevan dengan hasil
aktivitas tidak etis yang terjadi di dalam penelitian ini, yang menemukan bahwa gender
lingkungan akademik, memperlihatkan bahwa: merupakan faktor signifikan dalam penentuan
pertama, pada dimensi 1 yang berkaitan deng- ethical conduct dan wanita lebih etis dari pada
an kecurangan pada saat ujian, bahwa terdapat pria (Adib, 2001).
perbedaan signifikan sensitivitas etis antara Kedua, pada dimensi 2 yang berkaitan
mahasiswa akuntansi pria dan mahasiswa dengan penggunaan sumber yang tidak sah,
akuntansi wanita, ditunjukkan probabilitas bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan
sebesar 0,04 (lebih kecil dari 0,05). Hasil ini sensitivitas etis antara mahasiswa akuntansi
tidak konsisten atau tidak sama dengan hasil pria dan mahasiswa akuntansi wanita,
penelitian Adib (2001), yang pada dimensi 1 ditunjukkan probabilitas sebesar 0,08 (lebih
ditunjukkan tidak terdapat perbedaan yang besar dari 0,05). Hasil ini konsisten atau sama
signifikan antara mahasiswa akuntansi pria dengan hasil penelitian Adib (2001), yang
dan mahasiswa akuntansi wanita terhadap pada dimensi 2 ditunjukkan tidak terdapat
kecurangan pada saat ujian. Bahwa mahasiswa perbedaan yang signifikan antara mahasiswa
akuntansi pria dan mahasiswa akuntansi akuntansi pria dan mahasiswa akuntansi
wanita tidak sama mempersepsikan kecurang- wanita terhadap kecurangan pada penggunaan
an pada saat ujian adalah perbuatan curang, sumber yang tidak sah.
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Sensitivitas Etis antara Mahasiswa Akuntansi Pria dan
Mahasiswa Akuntansi Wanita
Levenes Test for
T-Test
Variabel Equality of Variances
F-stat. Sig. t-stat. Sig.
Dimensi 1 0,483 0,49 -2,029 0,04
Dimensi 2 0,271 0,60 -1,765 0,08
Dimensi 3 1,687 0,20 -1,526 0,13
Dimensi 4 19,332 0,00 -2,238 0,03
Sumber: data primer diolah 2010
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Sensitivitas Etis antara Mahasiswa Akuntansi dan
Mahasiswa Bisnis Non Akuntansi
Levenes Test for
T-Test
Variabel Equality of Variances
F-stat. Sig. t-stat. Sig.
Dimensi 1 1,293 0,26 3,183 0,00
Dimensi 2 0,378 0,54 0,488 0,63
Dimensi 3 0,356 0,55 2,582 0,01
Dimensi 4 5,444 0,02 1,765 0,08
Sumber: data primer diolah 2010
Bahwa mahasiswa akuntansi pria dan maha- akuntansi pria dan mahasiswa akuntansi wa-
siswa akuntansi wanita sama mempersepsikan nita, ditunjukkan probabilitas sebesar 0,13
kecurangan pada penggunaan sumber yang (lebih besar dari 0,05). Hasil ini konsisten atau
tidak sah, ditunjukkan dari rata-rata dimensi 2 sama dengan hasil penelitian Adib (2001),
untuk mahasiswa akuntansi wanita sebesar yang pada dimensi 3 ditunjukkan tidak ter-
11,13 dan mahasiswa akuntansi pria 9,94 dapat perbedaan yang signifikan antara maha-
dalam rentang nilai minimal 4 dan maksimal siswa akuntansi pria dan mahasiswa akuntansi
18 dengan rata-rata 10,56, yang berarti kecu- wanita terhadap kecurangan pada saat pem-
rangan penggunaan sumber tidak sah bagi buatan makalah/paper. Bahwa mahasiswa
mahasiswa akuntansi pria dan mahasiswa akuntansi pria dan mahasiswa akuntansi wani-
akuntansi wanita adalah perbuatan curang, ta sama mempersepsikan kecurangan pada
karena nilai rata-rata cenderung mendekati saat pembuatan makalah/paper, ditunjukkan
nilai maksimalnya. dari rata-rata dimensi 3 untuk mahasiswa
Ketiga, pada dimensi 3 yang berkaitan akuntansi wanita sebesar 18,43 dan mahasiswa
dengan kecurangan pada saat pembuatan ma- akuntansi pria 17,47 dalam rentang nilai mi-
kalah/paper, bahwa tidak terdapat perbedaan nimal 5 dan maksimal 25 dengan rata-rata
signifikan sensitivitas etis antara mahasiswa 18,18, yang berarti kecurangan pada saat
87
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
akuntansi wanita terhadap aktivitas tidak etis terhadap aktivitas tidak etis yang terjadi di
yang terjadi di dalam lingkungan akademik dalam lingkungan akademik. Hasil pengujian
pada dimensi 2 (penggunaan sumber yang hipotesis kedua pada dimensi 1 dan dimensi 3
tidak sah), dan dimensi 3 (kecurangan pada ini tidak konsisten dengan hasil penelitian
saat pembuatan makalah/paper). Tetapi pada yang dilakukan oleh Adib (2001), tetapi pada
dimensi 1 (kecurangan pada saat ujian) me- dimensi 2 yang berkaitan dengan penggunaan
nunjukkan hasil bahwa secara signifikan sumber yang tidak sah menunjukkan hasil
terdapat perbedaan sensitivitas etis antara yang konsisten.
mahasiswa akuntansi pria dan mahasiswa Untuk dimensi 4 yang berkaitan dengan
akuntansi wanita, dimana mahasiswa akun- ancaman dan sogokan terhadap dosen atau
tansi wanita mempersepsikan kecurangan pada mahasiswa lain untuk meningkatkan nilai, uji
saat ujian adalah perbuatan curang, sedangkan t-test untuk menguji perbedaan sensitivitas etis
bagi mahasiswa akuntansi pria perbuatan antara mahasiswa akuntansi pria dan maha-
tersebut tidak terlalu curang, karena nilai rata- siswa akuntansi wanita maupun perbedaan
rata mahasiswa akuntansi pria relatif lebih sensitivitas etis antara mahasiswa akuntansi
kecil atau di bawah rata-rata mahasiswa akun- dan mahasiswa bisnis non akuntansi tidak
tansi wanita. Hasil pengujian hipotesis perta- dapat dilakukan karena kedua varians populasi
ma pada dimensi 2 dan dimensi 3 ini konsisten sampel tidak sama. Tapi dari statistik des-
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh kriptif menunjukkan responden mahasiswa
Adib (2001), tetapi pada dimensi 1 yang ber- mempersepsikan bahwa perbuatan ancaman
kaitan dengan kecurangan pada saat ujian dan sogokan terhadap dosen atau mahasiswa
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. lain untuk meningkatkan nilai, merupakan
Untuk pengujian hipotesis kedua yang perbuatan tidak etis atau sangat curang karena
dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan sensi- kisaran jawaban responden cenderung hampir
tivitas etis antara mahasiswa akuntansi dan mendekati nilai maksimum kisaran teoritisnya,
mahasiswa bisnis non akuntansi terhadap ditunjukkan rata-rata 4,53 dengan standar
aktivitas tidak etis yang terjadi di dalam ling- deviasi 1,04 dalam skala 1 (tidak curang) sam-
kungan akademik, menunjukkan hasil pada pai dengan 5 (sangat curang). Kecenderungan
dimensi 1 (kecurangan pada saat ujian), dan ke arah nilai maksimum ini dapat disimpulkan
dimensi 3 (kecurangan pada saat pembuatan bahwa perbuatan ancaman dan sogokan terha-
makalah/paper) bahwa terdapat perbedaan dap dosen atau mahasiswa lain untuk mening-
signifikan. Dengan kata lain terdapat perbe- katkan nilai menurut persepsi responden
daan yang signifikan sensitivitas etis antara mahasiswa cenderung cukup ekstrim ketidak-
mahasiswa akuntansi dan mahasiswa bisnis etisannya atau dengan kata lain cenderung
non akuntansi terhadap aktivitas tidak etis melanggar hukum.
yang terjadi di lingkungan akademik untuk ke- Hal yang perlu mendapat perhatian dari
curangan pada saat ujian dan kecurangan pada hasil penelitian ini adalah perlu dalam
saat pembuatan makalah/paper, dimana ma- pengembangan kurikulum khususnya kuriku-
hasiswa akuntansi mempersepsikan kedua lum akuntansi dan kurikulum jurusan atau
aktivitas kecurangan tersebut adalah curang, program studi bisnis non akuntansi untuk
sedangkan mahasiswa bisnis non akuntansi mengintegrasikan masalah-masalah etika da-
mempersepsikan perbuatan tersebut tidak lam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
terlalu curang, karena nilai rata-rata maha- Seperti yang diungkapkan oleh Wilopo
siswa bisnis non akuntansi relatif lebih kecil (Harian Kompas, 8 Februari 2010), bahwa
atau di bawah rata-rata mahasiswa akuntansi. sebagian besar pendidikan tinggi yang mela-
Sedangkan pada dimensi 2 yang berkaitan hirkan akuntan hanya melahirkan hard skill,
dengan penggunaan sumber yang tidak sah, tidak seimbang dengan soft skill, semestinya
menunjukkan tidak ada perbedaan yang sig- seorang akuntan memiliki kompetensi dan
nifikan sensitivitas etis antara mahasiswa nilai, antara lain memiliki independensi dan
akuntansi dan mahasiswa bisnis non akuntansi kepatuhan pada etika. Yang juga menandaskan
89
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
hasil temuan sebelumnya bahwa perlunya Husada, J., 1996. Etika Bisnis dan Etika
mempertajam materi pendidikan akuntansi Profesi dalam Era Globalisasi. Makalah
dengan penekanan antara lain pada ketaatan KNA-KLB IAI. Semarang.
aturan akuntansi, serta tanggung jawab moral Kerr, D.S., and L.M. Smith, 1995. Importance
para akuntan (Wilopo, 2006). Tidak hanya of and Approachs to Incorporating
untuk kurikulum akuntansi saja ini perlu Ethics into the Accounting Classroom.
mendapat perhatian tetapi juga pada kuriku- Journal of Business Ethics 14.
lum jurusan atau program studi bisnis non Mautz, R.K., dan H.A. Sharaf, 1993. The Phi-
akuntansi juga perlu mendapatkan perhatian losophy of Auditing. Seventeenth Prin-
karena kemungkinan besar lulusan program ting. American Accounting Association.
studi bisnis non akuntansi akan menjadi Riyadi, S., 2000. Motivasi dan Pelimpahan
pelaku bisnis di kemudian hari. Wewenang sebagai Variabel Modera-
ting dalam Hubungan antara Partisipasi
DAFTAR PUSTAKA Penyusunan Anggaran dan Kinerja Ma-
najerial. Jurnal Riset Akuntansi Indo-
Adib, Noval, 2001. Pengaruh Sensitivitas Etis nesia. Vol.3 No.2. Juli. Hal. 134-150.
antara Mahasiswa Akuntansi Pria dan Rustiana, 2006. Persepsi Etika Mahasiswa
Mahasiswa Akuntansi Wanita serta Ma- Akuntansi dan Auditor dalam Situasi
hasiswa Akuntansi dan Mahasiswa Non Dilema Etis Akuntansi. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Makalah Simposium Nasi- Ekonomi KINERJA. Volume 10 No.2.
onal Akuntansi IV IAI-KPd. Bandung. Hal. 116-128.
Agoes, S., 1996. Penegakan Kode Etik Akun- Sekaran, Uma, 2000. Research Methods for
tan Indonesia. Makalah KNA-KLB IAI. Business: A Skill-Building Approach.
Semarang. Third Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Ameen, E. C., D. M. Guffrey, dan J. J. U.S.A.
McMillan, 1996. Gender Differences in Supomo, Bambang, 1998. Pengaruh Struktur
Determining the Ethical Sensitivity of dan Organisasional terhadap Keefek-
Future Accounting Professional. Journal tifan Anggaran Partisipatif dalam Pe-
of Business Ethics 15. ningkatan Kinerja Manajerial: Studi
Fatt, J.P.T., 1995. Ethics and the Accountant. Empiris pada Perusahaan Manufaktur
Journal of Business Ethics 14. Indonesia. Kelola. No.18/VII. Hal. 61-
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Mul- 84.
tivariate dengan Program SPSS. Ceta- Wilopo, 2006. Analisis Faktor-faktor yang
kan Keempat. Badan Penerbit Univer- Berpengaruh terhadap Kecenderungan
sitas Diponegoro. Semarang. Kecurangan Akuntansi: Studi pada Pe-
Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L. dan rusahaan Publik dan Badan Usaha
Black W.C., 1998. Multivariate Data Negara di Indonesia. Jurnal Riset Akun-
Analysis. Fifth Edition. New Jersey: tansi Indonesia. Volume 9 No.3. Hal.
Prentice Hall. 346-366.