You are on page 1of 10

POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO.

3, SEPTEMBER 2011

PENGEMBANGAN PENGERING BEKU PEMBEKUAN


VAKUM DENGAN PEMANASAN KONDENSER
Belyamin1, Rahmat Subarkah1, Nasruddin2
1
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta Kampus UI DEPOK email : belyamin@yahoo.com
2
Department Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus UI DEPOK

ABSTRACT
Every year, West Kalimantan exports fresh aloevera abroad and at the same time the domestic
industry imports aloevera powder produced by freeze drying process. If the freeze drying
machine can be produced domestically, the aloevera product that became the mainstay of West
Kalimantan can be processed in Indonesia. To achieve this long-term goal, a study that could
result in freeze drying machine that can produce aloevera powder efficiently is needed. The
process of designing, manufacturing and testing of vacuum freeze drying machine with
condenser waste heat conducted at the Refrigeration Laboratory of Department of Mechanical
Engineering UI. Vacuum freeze drying machine is designed and fabricated consisting of
Chamber (there are containers placed material, the upper and lower heater) and Evaporator
(cooling systems). This research has resulted a machine of freezing vacuum freeze dryers with
heating condenser, working pressure -1 up to 3 millibars, the chamber temperature to minus or
below 0 C, condenser temperature reaches 35 C. In the drying process does not use a heating
condenser then sublimation process completion time for 13 hours and obtained LOD values of
98.6%, while in the drying process that uses a heating condenser, it is time to 6.5 to 7 hours and
obtained LOD values of 95 , 6%.
Keywords : aloevera, freeze drying, vacuum freeze

ABSTRAK
Setiap tahun Kalimantan Barat mengekspor lidah buaya segar ke luar negeri dan pada saat
yang sama industri dalam negeri mengimpor serbuk lidah buaya yang dihasilkan dengan proses
pengeringan beku. Jika dapat dihasilkan mesin pengering beku di dalam negeri, maka lidah
buaya yang menjadi produk andalan Kalimantan Barat dapat diproses di dalam negeri. Untuk
mencapai tujuan jangka panjang ini maka diperlukan suatu penelitian yang dapat
menghasilkan mesin pengering beku yang dapat memproduksi serbuk lidah buaya dengan
efisien. Proses perancangan, pembuatan dan pengujian mesin pengeringan beku vakum dengan
panas buang kondenser dilakukan di Lab Refrigerasi Departemen Teknik Mesin UI. Mesin
pengeringan beku vakum yang dirancang dan dibuat terdiri dari Ruang Uji (terdapat wadah
meletakkan material, pemanas atas dan bawah) dan Ruang Evaporator (Sistem refrigerasi).
Penelitian ini menghasilkan alat pengering beku pembekuan vakum dengan pemanasan
kondensor dengan tekanan kerja -1 hingga 3 milibar, suhu ruang chamber mencapai minus
atau dibawah 0C, suhu kondensor mencapai 35C. Pada proses pengeringan yang tidak
menggunakan pemanasan kondensor maka waktu terselesaikannya proses sublimasi selama 13
jam dan didapatkan nilai LOD sebesar 98,6 % sedangkan pada proses pengeringan yang
menggunakan pemanasan condenser maka waktunya menjadi 6,5 hingga 7 jam dan didapatkan
nilai LOD sebesar 95,6 %.

Katakunci: aloevera, freeze drying, vacuum freeze


Belyamin, Pengembangan Pengering Beku ..

(2001) melakukannya untuk bahan


pangan berbentuk pasta [7], Carapelle et
PENDAHULUAN
Setiap tahun Kalimantan Barat
mengekspor lidah buaya segar ke luar
negeri dan pada saat yang sama industri al (2001) untuk kertas [4], Liu (2001)
dalam negeri mengimpor serbuk lidah untuk liposome, Irzyniec et al (1995)
buaya yang dihasilkan dengan proses untuk black currant juice, Grabowski et
pengeringan beku lidah buaya dari luar al (2002) untuk Cranberries dan Sagara
negeri. Jika dapat dihasilkan mesin (1984) untuk konsentrat larutan kopi
pengering beku di dalam negeri, maka [8]. Shishehgarha (2002) mendapatkan
lidah buaya yang menjadi produk bahwa waktu dehidrasi bertambah
andalan Kalimantan Barat dapat secara proporsional dengan ketebalan
diproses di dalam negeri untuk produk dan berkurang terhadap suhu
menghasilkan serbuk lidah buaya plat pemanas. Selain itu juga didapatkan
sehingga tidak lagi diperlukan ekspor bahwa pada suhu lebih besar dari 50oC,
lidah buaya segar dan impor lidah kemungkinan terjadinya collaps, yaitu
buaya serbuk dari luar negeri. Untuk gagalnya proses pengeringan beku
mencapai tujuan jangka panjang ini karena adanya bagian yang mencair,
maka diperlukan suatu penelitian yang bertambah besar [6].
dapat menghasilkan mesin pengering
beku yang dapat memproduksi serbuk Pengeringan beku meskipun merupakan
lidah buaya dengan efisien. proses pengeringan terbaik, mempunyai
kelemahan berupa laju pengeringan
1.2 Teori yang lambat [1], [2], [3]. Hal ini
Pengeringan Beku disebabkan panas dari atas, yang akan
Pengeringan beku telah dikenal dan digunakan untuk sublimasi, harus
diakui sebagai metode pengeringan dirambatkan melalui lapisan kering
yang dapat memberikan mutu hasil produk. Lapisan kering produk yang
pengeringan paling baik dibandingkan berstruktur rongga (porous) mempunyai
metode pengeringan lainnya [1], [2], konduktivitas yang sangat rendah,
[3]. Keunggulan produk hasil sehingga penghantaran panas ke
pengeringan beku antara lain adalah permukaan sublimasi sangat rendah
struktur yang tidak mengkerut sehingga Penelitian pengeringan beku dengan
memungkinkan rehidrasi yang sangat pemanasan dari atas ini telah dilakukan
cepat, retensi flavor yang tinggi karena oleh beberapa peneliti terdahulu,
pengeringan berlangsung pada suhu pengeringan bahan herbal [7],
rendah, serta daya hidup dan pengeringan durian [9], dan
rekonstitusi sel-sel hidup pada produk pengeringan larutan kopi [10]. Selain
kering-beku tetap tinggi. Pengeringan itu sejumlah peneliti juga telah
beku sangat dikenal pada proses melakukan berbagai kajian yang
liofilisasi (lyophilization) produk [4], berkaitan dengan optimalisasi proses
[5]. [11] dan kajian perpindahan panas dan
Pengeringan beku telah dilakukan oleh massa selama proses [8], [12].
beberapa peneliti. Shishehgarha (2002) Pada penelitian Cheng et al. (2002),
melakukan pengeringan beku untuk telah dilakukan analisa pemanasan dari
produk strawberry [6]. Pengeringan bawah untuk memperbaiki efisiensi
beku untuk produk lain juga telah perambatan panas ke lapisan sublimasi,
dilakukan oleh peneliti lain : Tambunan tetapi penelitian ini belum sampai pada
tahap pengujian dengan pemanasan dari
POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011

bawah. Penelitian Cheng et al (2002) dilakukan penentuan titik beku larutan


menekankan pada analisa matematisnya kopi dan mobilitasnya berdasarkan
saja [12]. Belyamin (2008) melakukan metode Differential Scanning
penelitian pengeringan beku dengan Calorimeter (DSC). Belyamin (2008)
pemanfaatan pembekuan vakum dan melakukan penelitian dengan
pemanasan dari bawah dan pengeringan beku pembekuan vakum
mendapatkan bahwa pemanfaatan tetapi dengan menggunakan panas
pembekuan vakum dapat menghemat untuk sublimasi dari pemanas [13].
pemakaian energi sebesar 10,4% dan Pada penelitian ini panas yang
pemanasan dari bawah dapat digunakan akan diambil dari panas
menghemat pemakaian energi sebesar terbuang dari kondenser.
14% dibandingkan pemakaian energi
Pembekuan Vakum
pengeringan beku konvensional dengan Kinetika pengeringan beku dipengaruhi
lempeng sentuh. Belyamin (2008) oleh laju pembekuan dan laju
memberikan panas untuk sublimasi dari
perpindahan panas dan massa selama
panas air yang dipanaskan dengan
proses sublimasi. Disamping sangat
pemanas listrik [13]. Pada penelitian ini berperan dalam menentukan kinetika
sumber panas akan dialihkan pada pengeringan, pembekuan merupakan
pemanfaatan panas terbuang dari
salah satu tahap pengeringan beku yang
kondenser sehingga diharapkan sangat intensif energi. Oleh sebab itu,
pemakaian energinya dapat makin pencarian metode yang lebih tepat
dikurangi lagi.
merupakan salah satu upaya yang
Tambunan (2001) melakukan sangat diperlukan. Proses pembekuan
pengeringan dengan siklus tekanan dan untuk pengeringan beku dapat
mendapatkan bahwa lama pengeringan dilakukan dengan metode lempeng
ditentukan oleh tekanan pengering sentuh, semburan udara, atau
selain oleh suhu permukaan produk. pemanfaatan bahan cyogenic, seperti
Jika tekanan naik dan laju pembekuan nitrogen cair. Salah satu metode
juga naik maka waktu pengeringan pembekuan yang jarang diterapkan,
primer dan waktu pengeringan sekunder tetapi prospektif, adalah pembekuan
turun [7]. Xiang (2004) menyatakan vakum [4]. Pada pembekuan vakum ini,
suhu pengering mempunyai pengaruh efek pembekuan diperoleh dengan
yang besar terhadap laju sublimasi. penguapan sebagian air bahan pada
Suhu pengering yang tinggi kondisi ruang bertekanan rendah.
menyebabkan laju sublimasi yang juga Penguapan ini memerlukan panas laten
tinggi. Xiang (2004) melakukan yang diambil dari produk, sehingga
penelitiannya pada tekanan pengering 4 produk tersebut mengalami penurunan
dan 133 Pa [14]. suhu bahkan sampai akhirnya
Sejumlah peneliti juga telah melakukan membeku. Dalam hal ini efek
pembekuan bukan karena perpindahan
berbagai kajian yang berkaitan dengan
panas dari bahan ke media pembeku,
optimasi proses [4], [11], kajian
perpindahan panas dan massa selama tetapi karena pelepasan panas laten
proses [8], [12], [15], kajian mutu hasil penguapan. Dengan demikian, energi
yang dibutuhkan untuk proses
pengeringan [16], [7], [2], dan lain-lain.
Disamping itu, Araki, et al. (2001) pembekuan produk ini adalah energi
melakukan kajian yang lebih mendalam untuk penurunan tekanan ruang
pembekuan.
terhadap proses pembekuan yang
mengawali proses pengeringan beku Beberapa penelitian telah dilakukan
tersebut [10]. Dalam kajian tersebut diantaranya penelitian pembekuan
Belyamin, Pengembangan Pengering Beku ..

vakum [17], [9] dan penelitian METODE PENELITIAN


konsumsi energi pengeringan beku
bahan biologik [18]. Pada penelitian 2.1 Alat mesin pengeringan beku
terdahulu didapatkan laju pembekuan vakum
vakum udang windu berkisar pada 3,91 Proses perancangan, pembuatan dan
cm/jam, 4,49 cm/jam dan 7,23 cm/jam. pengujian Mesin pengeringan beku
Pembekuan ini tergolong pembekuan vakum dengan panas buang kondenser
cepat sehingga kristal es yang terbentuk dilakukan di Lab Refrigerasi
kecil. Kristal es yang kecil ini dapat Departemen Teknik Mesin Universitas
mengurangi kerusakan sel produk. Indonesia. Mesin pengeringan beku
Selain itu pada penerapan metode vakum yang dirancang dan dibuat
pembekuan vakum untuk durian, terdiri dari 2 komponen utama, yaitu
didapatkan bahwa pembekuan vakum Ruang Uji/Chamber (didalamnya
menghasilkan kandungan protein yang terdapat wadah meletakan material,
lebih tinggi dibanding pembekuan pemanas atas dan bawah) dan Ruang
lempeng sentuh [9]. Penelitian lain Evaporator/Cold Trap (Sistem
menyatakan bahwa keunggulan sistem refrigerasi)
vakum terletak pada proses
Gambar pengering beku secara skematis
pengolahannya. Dengan sistem
ditunjukkan dengan Gambar 1.
pembekuan vakum, proses pembekuan
mengurangi kemungkinan penularan
penyakit, selain menyebabkan
pembekuan lebih cepat [19]. Hasil-hasil
yang telah diperoleh, antara lain,
ditunjukkan dalam bentuk perbandingan
laju pembekuan vakum dengan
pembekuan lempeng sentuh, dan
pengaruh tekanan operasi terhadap suhu
berbagai produk yang dibekukan.
Terkait dengan ini, Krokida et al (1998)
dan Irzyniec et al (1996) mendapatkan
pengeringan beku dengan pembekuan
vakum merupakan metode pengurangan
kadar air terbaik yang menghasilkan
produk dengan kwalitas tertinggi. Gambar 1. Susunan skematik pengering
Metode pengeringan beku ini juga beku
digunakan secara luas untuk Komponen Total pengeringan beku
menghasilkan kopi instan berkualitas vakum dapat dilihat pada gambar
(Sagara dan Ichiba, 1998). berikut ini :
Pengembangan metode pembekuan
vakum untuk produk-produk pertanian
telah dilakukan oleh [20], Rochanah
(2001), [21] dan [17]. Pembekuan
vakum ini diterapkan pada produk
produk berupa jus jeruk dan pulp
markisa pada berbagai konsentrasi, dan
udang windu.
POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011

Peralatan pendukung untuk mesin


pengeringan beku ini adalah Pompa
vakum dengan tekanan ultimate
(tekanan kerja) 6.7 10-2 Pa.
2.2 Pengujian Mesin pengeringan
beku vakum
Pengujian alat mesin pengeringan beku
vakum dilakukan dengan menggunakan
skema seperti pada gambar 1, data yang
diambil dalam pengujian ini adalah data
tekanan dan suhu pada tiap detik.
2.3 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian pada penelitian ini
dibedakan antara prosedur pada alat
pengeringan beku vakum dan pada
material aloevera.

Gambar 2. Mesin Pengering Beku 2.3.1 Prosedur pengujian pada


Bagian-bagian utama mesin pengering Material Aloevera
beku adalah sebagai berikut : Langkah-langkah yang dilakukan dalam
Ruangan Chamber pengujian material aloevera adalah
sebagai berikut:
Ruangan Chamber pada mesin
pengering Beku ini adalah bagian 1. Pengupasan lidah buaya segar.
dimana meletakan spesimen percobaan. 2. Pembersihan lendir/getah yang ada
Dalam ruangan ini terjadi pemanasan pada daging lidah buaya.
oleh pemanas Kondenser pada bagian
3. Penimbangan seluruh daging lidah
atas dan bawah. Dalam ruangan ini
buaya segar yang didapat dari satu
tekanan rendah dikarenakan ditarik oleh
pelepah segar.
mesin vakum dimana tujuannya agar
menurunkan temperatur dari spesimen 4. Pemotongan daging lidah buaya
yang dalam hal ini digunakan aloevera menjadi dadu kurang lebih 1 cm3
Cold Trap 5. Pemblansiran lidah buaya ukuran
dadu dengan memanaskannya
Dalam Ruang Cold Trap ini udara
dengan air suhu 700C selama 10
campuran dengan kandungan air akan
menit.
masuk. Air akan ditangkap oleh
evaporator sehingga udara yang masuk 6. Potongan dadu tersebut ada yang
mesin vakum akan benar-benar udara langsung masuk ke proses
kering. pengeringan beku dengan ditimbang
terlebih dahulu untuk mengetahui
Refrigeration Unit
berat awal ada yang masuk ke
Sistem refrigerasi untuk proses pemblenderan
mengkondensasikan uap pada
7. Lidah buaya yang sudah diblansir
perangkap uap dan untuk membekukan
kemudian diblender.
sampel ketika pengering beku ini
menggunakan mode pembekuan 8. Lidah buaya yang sudah diblender
lempeng sentuh. kemudian di tempatkan dalam
sebuah wadah dan ditimbang
Belyamin, Pengembangan Pengering Beku ..

9. Setelah dimasukan di dalam HASIL DAN PEMBAHASAN


chamber pengeringan beku, 3
thermocouple diletakan pada lidah 3.1 Hasil Pengujian Pengeringan
buaya (posisi atas dan bawah untuk Dengan Material Aloevera
thermocouple cair dan posisi bawah Hasil pengeringan pada penelitian ini
untuk thermocouple persegi) dibedakan menjadi 3 kategori yaitu
2.3.2 Prosedur pengujian pada mesin hasil material dari pengujian
pengeringan beku vakum karakteristik (lidah buaya cair dan
Persegi), hasil lidah buaya dengan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam variasi suhu pemanas atas lebih tinggi
pengujian mesin pengeringan beku dari pada suhu pemanas bawah, dan
vakum adalah sebagai berikut: hasil lidah buaya dengan variasi suhu
1. Hidupkan sistem pengukuran pemanas bawah lebih tinggi daripada
National Instrument temperaur pemanas atas.
2. Hidupkan sistem refrigerasi (cold trap) dan 3.1.1 Hasil Pengujian I
tunggu sampai suhu evaporator kurang
dari-25oC
Berikut adalah data hasil pengujian
pengeringan 45 gram aloe vera tanpa
3. Setelah cold trap mencapai suhu pemanas. Kondensor pada bagian atas
kurang dari -25oC, hidupkan Pompa dan bawah tidak diaktifkan dengan cara
Vakum tetap menutup katup pemanas dari
4. Menunggu proses pembekuan panas buang kondensor sehingga kedua
berlangsung sampai suhu dibawah kondensor tersebut tidak menghasilkan
0oC (dibawah triple Point) panas.
Tekanan Chamber Suhu Material
5. Setelah proses pembekuan Suhu Pemanas Atas Suhu Pemanas Bawah
berlangsung untuk fase selanjutnya Tekanan Cold Trap
1200 30
adalah fase sublimasi dengan 20
1000
membuka katup pemanas dari panas
Tekana n (mili bar)

Temperatur (oC)
10
800
buang kondenser. 0
600
-10
6. Atur suhu pemanas atas pada suhu 400
-20
35oC dan suhu bawah 28oC atau 200 -30

sebaliknya 0 -40

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Waktu (Jam)
7. Menunggu proses sublimasi selesai
yang berarti selesai juga proses Gambar 3. Grafik Profil Suhu dan Tekanan
Selama Pengeringan Pengujian I
pengeringan, ditandai dengan suhu
material sama dengan suhu ruangan 3.1.2 Hasil Pengujian II
chamber (pada suhu 25oC sampai Berikut adalah data hasil pengujian
28oC) atau sampai RH meter pengeringan 90 gram aloe vera dengan
menunjukan angka dibawah 25% suhu pemanas bawah lebih tinggi dari
bahkan bisa mendekati 0% suhu pemanas atas. Panas yang
dihasilkan oleh kondensor bagian
8. Jika sudah menunjukkan hal seperti
bawah ditetapkan pada suhu yang lebih
no 7 maka proses pengeringan
tinggi dari kondensor pada bagian atas.
selesai dan dilanjutkan dengan
Suhu yang dihasilkan oleh kondensor
penimbangan massa akhir dari
bagian bawah adalah 35oC sedangkan
aloevera (lidah buaya)
suhu kondensor bagian atas adalah
28oC.
POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011

Suhu Material Suhu Pemanas Atas


Tekanan Chamber Temperatur Material Atas
Suhu Pemanas Bawah Tekanan Chamber Temperatur Pemanas Atas Temperatur Pemanas Bawah
Suhu Cold Trap 1500 Temperatur Cold Trapp 40
40 1200
35
1000

Tekanan (mili bar)


30

Temperatur (oC)
1000 20

Tekanan (milibar)
25 800
Suhu (C)

20 600
15
10 400 500 0
5 200
0
0
-5 0 -20
0 2 4 6 8 10
-10 -200
Waktu (jam) 0 1 2 3 4 5
Waktu (Jam)
Gambar 4. Grafik Profil Suhu dan Tekanan Gambar 6. Grafik Profil Suhu dan Tekanan
Selama Pengeringan Pengujian II Selama Pengeringan Pengujian IV
3.1.3 Hasil Pengujian III 3.2 Pembahasan
Berikut adalah data hasil pengujian Dari data hasil pengujian selama
pengeringan 90 gram aloe vera dengan pengeringan dilakukan didapatkan
suhu pemanas atas lebih tinggi dari bahwa:
suhu pemanas bawah. Panas yang
dihasilkan oleh kondensor bagian atas 9. Rancang bangun alat pengering
ditetapkan pada suhu yang lebih tinggi beku pembekuan vakum dengan
dari kondensor pada bagian bawah. pemanasan kondensor telah
Suhu yang dihasilkan oleh kondensor berhasil. Hal ini dibuktikan dengan
bagian bawah adalah 28oC sedangkan tekanan kerja selama pengujian
suhu kondensor bagian atas adalah dapat mencapai -1 hingga 3 milibar
35oC. selain itu pula suhu ruang chamber
Tekanan chamber Suhu Material
mencapai minus atau dibawah 0C.
Suhu Pemanas Atas Suhu Pemanas Bawah Kondensor juga dapat menghasilkan
Suhu Cold Trap
panas dengan suhu kondensor yang
1200 40
dapat mencapai 35C.
1000 20
Tekanan (milibar)

800 10. Hasil pengeringan Lidah buaya cair


Suhu(C)

0
600 dan lidah buaya persegi
-20
400
-40
Terdapat perbedaan kondisi lidah
200
buaya cair dan lidah buaya persegi
0 -60

0 2 4 6 8 10
sebelum pengeringan dan sesudah
Waktu (jam)
pengeringan. Sebelum pengeringan
Gambar 5. Grafik Profil Suhu dan Tekanan
material lidah buaya cair
Selama Pengeringan Pengujian III
mempunyai berat 77.26 g dan yang
3.1.4 Hasil Pengujian IV
berbentuk persegi mempunyai berat
Berikut adalah data hasil pengujian 55,26 g. Setelah proses pengeringan
pengeringan 82 gram aloevera dengan berat lidah buaya yang berbentuk
suhu pemanas atas lebih tinggi dari cair mempunyai berat 0.95 g dan
suhu pemanas bawah. Panas yang lidah buaya yang berbentuk persegi
dihasilkan oleh kondensor bagian atas mempunyai berat 0,76 g. Sehingga
ditetapkan pada suhu yang lebih tinggi pengurangan material lidah buaya
dari kondensor pada bagian bawah. cair (Loss On Drying / LOD) adalah
Suhu yang dihasilkan oleh kondensor 98.7% sedangkan untuk lidah buaya
bagian bawah adalah 28oC sedangkan persegi adalah 98.6%.
suhu kondensor bagian atas adalah
11. Hasil pengeringan aloevera tanpa
35oC.
pemanas dari kondensor.
Belyamin, Pengembangan Pengering Beku ..

Pada pengujian ini kondensor tidak proses sublimasi yang juga berarti
menghasilkan panas karena katup selesainya proses pengeringan pada
pemanas dari panas buang pengujian ini adalah 7 jam.
kondensor ditutup. Dengan tidak 14. Hasil pengeringan lidah buaya cair
adanya pemanas tambahan dari dengan suhu pemanas bawah lebih
kondensor menyebabkan waktu
tinggi dari suhu pemanas atas
terselesaikannya proses sublimasi dengan digetarkan.
yang juga berarti selesainya proses
pengeringan menjadi lambat yaitu Hasil pengeringan lidah buaya cair
terjadi setelah 13 jam waktu dengan berat awal lidah buaya cair
pengeringan. adalah 45 g dan hasil akhir dari
pengeringan lidah buaya cair adalah
12. Hasil pengeringan lidah buaya cair 2 g sehingga pengurangan lidah
dengan suhu pemanas atas lebih buaya cair (Loss On Drying / LOD)
tinggi dari pada suhu bawah.
adalah 95.6 %
Suhu yang dihasilkan oleh
kondensor bagian bawah adalah
KESIMPULAN
28oC sedangkan suhu kondensor
bagian atas adalah 35oC. Terdapat Dari penelitian ini dapat disimpulkan:
perbedaan kondisi untuk lidah 15. Rancang bangun alat pengering
buaya cair sebelum pengeringan dan beku pembekuan vakum dengan
setelah pengeringan. Lidah buaya pemanasan kondensor telah
cair dengan berat awal adalah 45 g berhasil. Hal ini dibuktikan dengan
dan hasil akhir dari pengeringan tekanan kerja selama pengujian
lidah buaya cair adalah 2 g sehingga dapat mencapai -1 hingga 3 milibar
pengurangan lidah buaya cair (Loss selain itu pula suhu ruang chamber
On Drying / LOD) adalah 95.6 %. mencapai minus atau dibawah 0C.
Waktu yang dibutuhkan untuk Kondensor juga dapat menghasilkan
menyelesaikan proses sublimasi panas dengan suhu kondensor yang
yang juga berarti selesainya proses dapat mencapai 35C.
pengeringan pada pengujian ini
adalah 6,5 jam. 16. Panas yang dihasilkan oleh
kondensor mempengaruhi waktu
13. Hasil pengeringan lidah buaya cair selesainya proses sublimasi yang
dengan suhu pemanas bawah lebih juga berarti selesainya proses
tinggi dari suhu atas. pengeringan. Pada proses
Suhu yang dihasilkan oleh pengeringan yang tidak
kondensor bagian bawah adalah menggunakan pemanasan
35oC sedangkan suhu kondensor kondensor maka waktu
bagian atas adalah 28oC. Terdapat terselesaikannya proses sublimasi
perbedaan kondisi sebelum selama 13 jam sedangakan pada
pengeringan dan setelah proses pengeringan yang
pengeringan. Hasil pengeringan menggunakan pemanasan condenser
lidah buaya cair dengan berat awal maka waktu terselesaikannya proses
adalah 45 g dan hasil akhir dari sublimasi menjadi 6,5 hingga 7 jam.
pengeringan lidah buaya cair adalah 17. Penggunaan pemanas kondensor
2 g sehingga pengurangan lidah juga mempengaruhi pengurangan
buaya cair (Loss On Drying / LOD) lidah buaya cair (Loss On Drying /
adalah 95.6 %. Waktu yang LOD). Pada proses pengeringan
dibutuhkan untuk menyelesaikan yang tidak menggunakan pemanas
POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011

kondensor didapatkan nilai LOD Encapsulated Ftorafur and vitamin


sebesar 98,6 % sedangkan pada A, Drying Technology An
proses pengeringan yang International Journal, 21(8) : 1491-
menggunakan pemanas kondensor 1505
didapatkan nilai LOD sebesar 95,6 [6] Shishehgarha, F.,Makhlouf, J.,Ratti,
%. C., 2002, Freeze-drying
characteristics of Strawberries.
Drying Technol. J., 20(1) : 131-145.
TERIMA KASIH
[7] Tambunan, A.H., Yudistira,
Penulis mengucapkan terima kasih Kisdiyani, Hernani, 2001, Freeze
kepada Politeknik Negeri Jakarta yang drying characteristics of medicinal
telah mendanai penelitian ini melalui herbs, Drying Technology An
Program Dana Hibah Bersaing International Journal, 19(2) :
Politeknik Negeri Jakarta tahun 2010 313-324
No: 18/K7.B/SPK/2010. [8] Sagara, Y., 2001, Structural models
related to transport properties for the
DAFTAR PUSTAKA dried layer of food materials
undergoing freeze-drying, Drying
[1] Liapis, A.I., M.J. Pikal, R. Bruttini, Technology An International
1996, Research and development Journal, 19(2) : 281-296
needs and opportunities in freeze [9] Siregar, K., 2004, Kajian
drying, Drying Technology An pengeringan beku dengan
International Journal, 14(6) : 1265- pembekuan vakum dan pemanasan
1300 terbalik untuk daging buah durian,
[2] Martinez-Soto, G., R.M. Myhara, [Tesis], Bogor, Sekolah Pasca
Mahgoub, Z.H. Al-Attabi, and Sarjana, IPB
M.M. Al-Mugheiry, 2001, Effect of [10] Araki, T., R. Shirakashi, and Y.
pretreatment and drying on the Sagara, 2001, Numerical simulation
quality of oyster mushrooms of freezing process of coffee
(Pleurotus ostreatus), Drying solutions related to freeze-drying,
Technology An International Proceedings Of ADC 2001, The 2nd
Journal, 19(3&4) : 661-672 Asian Oceanian Drying Conference,
[3] Horaczek A., Viernstein H., 2004, Penang, Malaysia, August 20-22,
Comparison of three commonly 2001
used drying technologies with [11] Song, C.S., J.H. Nam, C.-J. Kim,
respect to activity and longevity of S.T. Ro, 2002, A finite volume
aerial conidia of beauviria analysis of vacuum freeze drying
brongniartii and metarhizium processes of skim milk solution in
anisopliae. Biological Control, trays and vials, Drying Technology
31 : 65-71 An International Journal, 20(2) :
[4] Carapelle, A., Henriest, M., Rabecki 283-385
F., 2001, A Study of Vacuum [12] Cheng, J., Z.R. Yang, H.Q. Chen,
Freeze Drying of Frozen Wet Paper, 2002, Analytical solutions for the
Drying Technology An moving interface problem in freeze
International Journal, 19(6) : 1113- drying with or without back heating,
1124 Drying Technology An
[5] Hua, Z.Z., B.G. Li, Z.J.Liu, International Journal, 20(3) : 553-
D.W.Sun, 2003, Freeze drying of 568
Lyposomes with Cryopectants and [13] Belyamin., 2008, Kajian energi
Its Effect on Retention Rate of pengeringan beku dengan
Belyamin, Pengembangan Pengering Beku ..

pembekuan vakum dan pemanasan udang windu, [Tesis],


dari bawah, [Disertasi], Bogor,Sekolah Pasca Sarjana, IPB
Bogor,Sekolah Pasca Sarjana, IPB [18] Sutanto YN. 2004. Konsumsi
[14] Xiang, J., Hey J.H.,Liedtke, energi radiasi pada proses
V.,Wang D.Q., 2004, Investigation pengeringan beku berbagai bahan
of freeze-drying sublimation rates biologik[skripsi]. Bogor. Institut
using a freeze-drying microbalance Pertanian Bogor. Fakultas
technique, Int.J. Pharm., 279 : 95- Teknologi Pertanian.
105 [19] Tambunan, A.H., 2000, Faktor-
[15] Farial, J., Farid, M., 2003, faktor yang mempengaruhi laju
Analysis of Heat and Mass Transfer pembekuan vakum bahan pangan
in Freeze Drying, Drying cair, Buletin Keteknikan Pert.
Technology An International 14(3): 201-209
Journal, 21 (2) : 249-261 [20] Tambunan, A.H., L.P. Manalu,
[16] Mishra, V.K., B. Ooraikul, and F. 2000, Mekanisme pengeringan beku
Temeli, 1996, Physical produk pertanian, Jurnal Sains dan
characterization and water sorption Teknologi Indonesia, BPPT, 2(3) :
of freeze-dried dulse palmaria 66-74
palmate powder, J. of Food [21] Wulandani, D., A.H. Tambunan,
Processing and Preservation, 20 : L.O. Nelwan, E. Hartulistiyoso,
25-39 2002, Pengembangan metode
[17] Zainuddin, I., 2003, Rancang pembekuan vakum untuk produk
bangun peralatan dan analisis pangan, Laporan Penelitian Hibah
karakteristik pembekuan vakum Bersaing.

You might also like