Cooling Tower

Atmospheric
natural tower
circulation
towers

Natural draft

COOLING
TOWER

Forced draft
mechanical draft
towers

Induced draft
Fungsi dari cooling tower adaah untuk mendinginkan kembali air
proses. Prinsip operasi pada cooling tower adalah terjadinya proses
perpindahan massa dan perpindahan panas secara simultan.
Tipe Cooling Tower
1. Atmospheric spray tower
2. Fan-assisted natural draft towers
3. Hyperbolic fan assisted towers
4. Counterflow-induced draft towers
5. Crossflow-induced draft towers
6. Forced draft towers
7. Wet-dry towers
NATURAL DRAFT
 ATMOSPHERIC
Air panas nozzle
TOWER

louvers

Udara

Isian
(packing)

V = 2.5 3 mph (minimal)

5 6 mph (optimal)

BASIN Air dingin

NATURAL DRAFT
cerobong

Drift eleminator
nozzle
AIR PANAS

Temperatur dan humidity

udara rendah Isian (packing)
UDARA
UDARA

AIR DINGIN
BASIN
MECHANICAL DRAFT
FORCE DRAFT

AIR PANAS

isian

FAN

UDARA

AIR DINGIN
BASIN
 INDUCE DRAFT
1000-5000 gpm (medium) 5000
FAN
100.000 gpm (besar)
Drift eleminator

AIR PANAS
1 5 gpm/ft2

Isian (packing)

louvers
UDARA
UDARA
4 7 fps
AIR DINGIN
BASIN
 Counterflow-induced
draft towers

Crossflow-induced
draft towers
Filler (Isian)
Wet-dry towers
PERANCANGAN COOLING TOWER
G2 L2
H2 tL2

G L
H tL

G1 L1
H1 tL1
 G1' = laju massa udara masuk menara per satuan luas
Keterangan G 2 ' = laju massa udara keluar menara per satuan luas
G' = laju massa udara pada posisi tertentu per satuan luas
L1' = laju massa air keluar menara per satuan luas
L2 ' = laju massa air masuk menara per satuan luas
L' = laju massa air pada posisi tertentu per satuan luas
t L1' = suhu air keluar menara
t L2 ' = suhu air masuk menara
H1 = entalpi udara masuk menara
H 2 = entalpi udara keluar menara
H = entalpi udara pada posisi tertentu
Hi = entalpi udara pada interface
t U1' = suhu udara masuk menara
t w1' = suhu bola basah masuk menara udara masuk menara
k y a = koefisien transfer massa pada fase gas
h L a = koefisien transfer panas air
CP = kapasitas panas air
L
A = luas penampang menara
z = tinggi menara
W = kelembaban absolut (kadar air dalam udara)
 Persamaan Perancangan
1. Hubungan H dengan W dan tL (treybal,
1981)

Hi 1005 1884 W t L 2502300 W
kJ

kg udara kering

Hi 0, 24 0, 45 W t L 32 1060,8 W
Btu

lb udara kering
2. Neraca panas total pada kondisi steady state

Rate of heat input rate of heat outpout = rate of heat accumulation

G 1' H1 L 2' CPL t L 2
2 2
G ' H L 1 PL L1 0
' C t

G 1' H1 G 2' H2 L 1' CP t L L 2' CP t L

L 1 L 2
Jika G 1' G 2 ' G '
L 1' L 2 ' L '

G ' H1 H 2 L ' CP t L t L
L 1 2

L ' CP
L
H 2 H1
L1 L 2
t t
G'
3. Neraca panas di loop bawah

Rate of heat input rate of heat outpout = rate of heat accumulation

1 1
G ' H L ' C t
PL L G ' H L 1 PL L1 0
' C t

G ' H1 G ' H L ' CP t L L ' CP t L

L 1 L

G ' H1 H L ' CP
L t L1 t L
t
L ' CP
L
H H1 L1 t L
G'
4. Perubahan entalpi udara
G dH k y a . A . dz . Hi H

G ' dH k y a . dz . Hi H
G' dH
dz
k y a Hi H
zz H2

G' dH
dz
kya Hi H
z 0 H1
H2

G' dH
z
kya Hi H
H1
5. Perubahan suhu air
LCP dt L h L a . Adz . t L t Li
L

L ' CP dt L h L a . dz . t L t Li
L
6. Panas yang dilepas oleh air = panas yang diterima oleh udara

L ' CP dt L G ' dH
L

h L a . dz . t L t Li k y a . dz . Hi H

h L a . t L t Li k y a . Hi H

h La

Hi H
kya t L t Li

h La

Hi H
kya t Li t L
 Langkah Langkah Perhitungan Tinggi
Cooling Tower
1. Menghitung H1
H1 dihitung menggunakan persamaan (1)
Nilai W dicari dari tw1 dan tu1 menggunakan psychometric chart

2. Menghitung H2
Setelah H1 diketahui nilainya maka nilai H2 dapat dihitung dengan
persamaan (2)

3. Membuat grafik garis kesetimbangan

Tentukan range suhu yang memuat tL1 dan tL2
Tentukan interval suhu untuk membuat grafik
Hitung Hi pada tiap-tiap interval suhu ti menggunakan persamaan (1)
Nilai W dari ti dicari menggunakan psychometric chart
4. Membuat garis operasi
H1, H2, tL1 dan tL2 sudah diketahui semua nilainya
Menentukan inkremen suhu yang diinginkan
Nilai enthalpy untuk masing-masing titik dihitung menggunakan
persamaan (3)

5. Menghitung tinggi menara

Tentukan inkremen suhu dari untuk menghitung integrasi
dH/(Hi-H) secara numeris ( trapezoidal rule)
Cari nilai H dan Hi pada tiap tiap inkremen
Nilai H dicari menggunakan persamaan (3)
Jika nilai Kya dan hLa diketahui, Nilai Hi dicari dari hubungan H
dengan slope yang memotong garis kesetimbangan
Nilai slope dicari dengan:
h La
slope
kya
 H*2 Kurva kest.
Hi vs ti

H 2 ( H 2 , t L2 )

H*
Enthalpy driving force Grs operasi
H hL a
H*1 slope =
L!C L kya
G S!
H1 1 DASAR MENARA
1
2 PUNCAK MENARA

tL1 tL2
Temperatur cairan (tL)
 METODE GRAFIS
(Mickley)
tG2 ?
H2

H
hL a
slope =
kya

H1

tG1 tL1 tG2 tL2

t
 METODE GRAFIS
(Mickley)
tG2 ?
H2

H1

tG1 tL1 tG2 tL2

t
 H 2 * H1
'
Gmin
L ' CL
t L2
t
L1

LC L H 2 * H1
Enthalpy (Btu/lb ud. kering)

H2* Gmin t t
L2 L1

Gmin slope(max)
H2 A

GRS OPERASI
MENYINGGUNG KURVE
H1 SETIMBANG
B

tL1 tL2

Temp. cairan (oF)

Suatu pabrik membutuhkan air pendingin sebanyak 2.000 lb/menit untuk
keperluan pendinginan pada condensor di unit distilasi. Panas yang harus
diambil dari condensor adalah 55.000 Btu/menit.Air pendingin
meninggalkan condensor pada temperatur 110 oF. Direncanakan untuk
mendinginkan kembali air tersebut di dalam suatu induced draft cooling
tower. Make up H2O ditambahkan dari suatu sumber air pada temperatur
50 oF.

Kondisi rancangan menara ditentukan sebagai berikut :

Udara masuk temperatur dry bulb = 85 oF dan temp. wet bulb = 75oF
Temperatur air keluar menara = 85 oF.
Udara yang dipakai adalah 1,5 kali harga minimumnya.
Packing yang dipakai mempunyai harga Kya = 200 lb/jam.cuft
Laju cairan minimal = 2.000 lb/jam.ft2
Laju udara minimal = 1.500 lb/jam.ft2

Tentukan :
1. Luas penampang dan tinggi menara yang dibutuhkan
2. Kondisi udara keluar menara
3. Kapasitas fan (cuft/menit)
LAJU ALIR CAIRAN :
L' 2.000lb / jam. ft 2 L 120.000
AL ! 60 ft 2
L 120.000lb / jam L 2000
Mencari nilai W untuk persamaan (1)

Psychrometric Chart, Treybal p.233

 !
L CL
H 2 H 1 ! t L 2 t L1
! !
110 GS
100
L!C L H 2! H 1!

Enthalpy (Btu/lb ud. kering)

90
84.7
80
GS!
t L 2 t L1

slope(max)
70 !
66.8 A G S (min)
60

50
GRS OPERASI
40
MENYINGGUNG KURVE
31
30 B SETIMBANG

20
85
80 90 100 110 120
Temp. cairan (oF)
Membuat kurva kesetimbangan

Psychrometric Chart, Treybal p.233

 110

100
Enthalpy (Btu/lb ud. kering)
90
84.7
80

70 H
66.8 A
60

50
41.9
40
31
30
B
20
80 85 90 100 110 120
Temp. cairan (oF)
Z H tOG xN tOG
H 2 66.8

dH
NtoG = ( Hi H )
.

H1 31

Driving force (Hi- H) dihitung pada interval tL (85 oF 110 oF)

Hi H
tL (oF) (kurva setimbang) (garis operasi) 1/( Hi- H)

85 41.9 31.0 0.0917

90 48.2 38.3 0.1011
95 55.7 45.3 0.0980
100 64.0 52.5 0.0885
105 74.2 59.5 0.0680
110 84.7 66.8 0.0558
 Trapezoidal rule
x x

F ( x) dx
x
2 1

f 2 f 2 f ... f
2 3 n
x 0

H 2 66.8

0, 0917 2 0,1011 0, 098 0, 0885 0, 0680 0, 0558
dH 5
.
( Hi H ) 2
H1 31
=2,147
 G'
HtOG . = 1500 /200 = 7.5 ft
KY a

Z H tOG xN tOG
= 7.5 x 2,147 = 16,1 ft

UDARA KELUAR
tG2 = 101 oF
INDUCED DRAFT
MENARA H 2! = 66.8
VH = 15.16 cuft/lb ud krg
Gmin 55865 lb ud. krg/jam

KAPASITAS FAN = VH xG G = 83.800 lb ud. krg/jam

= 1.270.400 cuft/jam
Membuat kurva kesetimbangan

Psychrometric Chart, Treybal p.233