You are on page 1of 585
| tC | UNIVERSITAS | ise tease i ced RE ea | ra iT) — ew Young, Hugh 0 Fika Universitas/Hogh D. Young, Roger A. Freedman, T.R. Sandin, A. Lewis Ford: ah bahasa, Pantur Siizban; Editor, Amalia Saftri, Santika, — Ed. 10. Jakarta; Erlangga, 2009, 2 js 21 x 28 om. sludul asi: Sears ard Zemansky’s University Physics. ISBN 979-688-471-2 (no. ji. lengkap) ISBN 979-688-472-0 Wil. 1) ISBN 979-688-473-9 (jl. 2) 1. Fisika. 1, Judul. I, Freedman, Roger A. ih Sandin, TR. IV. Ford, A. Lewis. ¥, Silaban, Pantur V1. Satin, Amalia, Vil. Santka, 530, eri aaa Rem peerrpenareaente aut. FISIKA UNIVERSITAS/Edisi Kesepuluh/Jilid 2 Hugh D. Young & Roger A. Freedman Judi! Asti UNIVERSITY PHYSICS Tenth Edition Hugh D. Young & Roger A. Freedman Copyright ©2000 by Addison Wesley Longman, Ine. ‘Translation Copyright © 2008 by Penerbit Erlangea, AI Rights Reserved. Authorized translation from English language edition published by Addison Wesley Longman, lac. Hak trjemahan dalam Bahasa Indonesia pada Penerbir Frlangga. berdasrkan perjanjian resmi pada tanggal 23 Oktober 2001 Alih Bahasa Pantur Silaban Institut Teknologi Bandung Buku ini diset dan dilayout oleh Bagian Produksi Penerbir Brlangga dengan Power Msc Gi (Times 10 pt). Setting : Tim Perti Departemen Setting Percetakan : PT Gelora Aksara Pratama 07 06 05 0s BT OS AEE Dilarang keras mengutip, mevjiplak, memperbanyat, memforokopi, baik sebagian maupun keseluruhan isi buku ini seria memperjualbelikannya tanpa izin tertalis dari Penerhit Erlangea. © HAK PTA DILINDUNGI OLEH UNDANG INDANG Dartar Is GELOMBANG/AKUSTIK 1S OC =e LEZN=MEMN Gelombang Mekanik 1 LEZNEMe Muatan Listrik dan Medan Listrik 83 19:1_Pendahuluan 1 22-1 Pendahuluan 83 19.2 _Ienis-jenis Gelombang Mekanik 1 22-2 Mustan Listrik $3 19.3 Gelombang Periodik 3 22-3. Mustan Listrik dan Struktur Materi_ 85 19-4 Deskripsi Matematis sebuah Gelombang 5 22-4 Konduktor, Isolator, dan Muatan induksi 86 19-5 _Laju Gelombang Transversal 10 22-5 Hukum Coulomb 89 19-6 _Laju Gelombang Longitudinal _15 22-6 Medan Listrik dan Gaya Listik 93) 19-7_Gelombeng Bunyi dalam Gas_18 22-7, Penghitungan Medan Listrik 98 19-8 Enemsi dalam Gerak Gelombang 19 po-aieGas arent Ringhosen/Kate:Kancir=#22 22-9 Dipol Listrik 105 Pertanyaan Diskusi _24 Ringkasen/Kata Kunci 109 fee Pertanyaan Diskusi 111 Soal Tantangan 28 en Soalsoal 115 Soal Tantangan 119 [FEEQEIEG nterterensi cetombang aan mode Normal __30 20-1 _Pendahuluan 30 20-2 _Syarat Batas untuk Dawai dan Prinsip TEMS Hukum Gauss 120 23-1 Pendahuluan 120 23.2 Muatan dan Fluks Listrik 120 i“ Geset aar PRE ae Bal! 98 23-3. Menghitung Fluks Listrik 123 4 wai 27 234 Hukum Gauss 127 20-5 _Gelombang Berdiri Longitudinal dan 23-5. Aplikasi Hukum Gauss 131 ‘Mode Normal — 41 23-6 Muatan pada Konduktor 136 Gelombang 46 Ringkasan/Kata Kunci 140 48 Perignyaan Diskusi 141 Ringkasan/Kata Kunci 51 Latihan 142 Pertanyaan Diskusi 32 Soaksoal 144 Latihan__52 Soal Tantangan 148 Soal-soal 55 | Soal Tantangan 56 — FEES Potensiat vistrix 149 [EGER ny’ dan Pendengaran 58 24-1 Pendahuluan 149 24.2 Energi Potemsial Listik 149 Plat emishuihian “38 243. Potensial Listik 156 21-2 Gelombang Bunyi _58 24-4 Menghitung Potensial Listrik 161 21-3 _Intensitas Bunyi__63 24-5 Permukaan Ekuipotensial 165 21-4 Layangan _ 67 24-6 Gradien Potensial 168 21-5 _Efek Doppler _ 69. 24-7 Tabung Sinar-Katoda 170 *21-6 Gelombang Kejut 75 24-8 Menghitung Potensial yang Ditimbulkan oleh Ringkasan/Kata Kunci 77 Konduktor Bermuatan: Studi Kasus dalam Analisis Pertanyasn Diskusi 78 Komputer 173 Latihan 79 Ringkasar/Kata Kunci 179 Soal-soal 80 Pertanyaan Diskusi 181 Soal Taniangan 82 Latihan 182 Soalsoal 186 Soal Tantangan 190 Pendahuluan 192 25-1 25-2. Kapasitor dan Kapasitansi 193 25.3. Kapasitor dalam Sambungan Seri dan Paralel 197 25-4 Penyimpanan Energi dalam Kapasitor Energi Medan Listrik 201 255 Dielektrika 204 #256 25-7 Model Molekuler Muatan Induksi 209 Hukum Gauss dalam Dielektika 210 Ringkascn/Kata Kunci 212 Pertanyaan Diskusi__213 Latihan__214 Soal-soal 216 Soal Tantangan 219 YANO Arus, Hambatan, dan Tegangan Gerak Elektrik 222 26-1_Pendahuluan 222 26.2 Ams 202 Resistivitas (Hambatan Jenis) 226 Hambatan (Resisiansi) 229 Tegangan Gerak Elektrik dan Rangkaian 232 266 Energi dan Daya dalam Rangkaian Listrik 239 Teori Konduksi Logam 243, #268 Efek Fisiologis Anus. 246 Ringkasar/Kata Kunci 247 Pertanyaan Diskusi 249 Latihan 250 Soal-soal 25 Soal Tantangan 256 TEER Rengkaian anus Searah 257 27-1 Pendahuluan 257 27-2. Resistor dalam Sambungan Seri dan Paralel 257 27-3. Kaidah Kirchhoff 262 27-4 Instramen Pengukur Listrik 267 27-5. Rangkaian Resistansi-Kapasitansi 272 2746 Sistem Distribusi Daya: Studi Kasus dalam Analisis Rangkaian 276 Ringkasan/Kata Kunci 280 Pertanyaan Diskusi 281 Latiban 282 Soal-soal 286 Soal Tamangan 289 DAFTAR IS! xvii EYSEWEEY Medan magnetik dan Gaya Magnetik 292 281 Benda 302 ‘28-2 Magnetisme 292 28-3 Medan Magnetik 294 28-4 Garis Medan Magnetik dan Fluks Magnet 297 28:5 Geral Partikel Bermuaian dalam Medan Magnetik 300 28-6 _Aplikasi Gerak Partikel Bermuatan 304 28-7_Gaya Magnetik pada Konduktor Pengangkut ‘Anus 207 28-8 Gaya dan Torka pada Simpal Arus__310 28.9 Motor Anus Seah 316 28. 3 Ringkasan/Kata Kunci__ 320 Pertanyaan Diskusi 321 atihan 322 Soal-soal 325, Soal Tantangan 350 TEZXEREED somber Medan Magnetik 332 29-1 Pendahuluan 29.2, Medan Magnetik sebuah Mustan yang 332 29.3. Medan Magn 29-4 Medan Magnetik sebuah Kondukior Lurus yang Mengangkut Anus 338 Gaya di Antara Konduktor-konduktor Paralel 340 Medan Magnetik sebuah Simpal Arus Lingkaran 343 Hukum Ampere 345 Aplikasi Hukum Ampere 348 Material Magnetik 352 Arus Peweseran 358 Ringkasan/Kata Kunci 361 Pertanyaan Diskusi 368, Latihan 364 Soaksoal 367 Soal Tantangan 371 30-1 Pendahuluan 373 30-2 Eksperimen Induksi 373 30-3. Hukum Faraday 375 30-4 Hukum Lenz 383 30-5. Tegangan Gerak Elektrik Gerskan 385 30.6 Medan Listrik Induksi 387 30-7 Anus Pusaran (Eddy Current) 389 30-8 Persamaan Maxwell 391 Induksi Elektromagnotik 373 xviii DAFTAR ISI +309 Superkonduktivitas: Studi Kasus tentang Sifar-sifat Magnetik 303 Ringkasan/Kata Kunci 396 Pertanyaan Diskusi 397 Latihan 397 Soal-soal 400 Soal Tantangan 403 ENB Induktansi 405 31-1 Pendahuluan 405 31-2 Induktansi Bersama 405 31-3. Induktansi Sendiri dan Induktor 408 31-4 Energi Medan Magnetik 411 31-5. Rangkaian RL 414 31-6 Rangkaian LC 418 31-7 Rangkaian Seri L-R-C 422 Ringkasan/Kata Kunci 425, Pertanyaan Diskusi 426 Latiban 427 Soal-soal 429 Soal Tantangan 432 EYRE asus Boiak Batik 434 32-1 Pendahuluan 434 Fasor dan Anus Bolak Balik 434 Hambatan (Resistansi) dan Reaktansi 437 Sei LRC 441 Daya dalam Rangkaian Arus Bolak-Balik 446 Resonansi dalam Rangkaian Arus Bolak-Balik 449 Transformator 452 Ringkasan/Kata Kunci 455 Pertanyaan Diskusi 457 Latitan 458 Soal-soal 460 Soal Taniangan 462 EQYENESN Gelombang Elektromagnetik 464 Pendahuluan 464 Persamacn Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik 464 Gelombang Elektromagnetik Bidang dan Laju Cahaya 467 Gelombang Elektromagnetik Sinusoidal Energi dan Momentum dalam Gelombang Elektromagnetik 475 Gelombang Elektromagnetik dalam Materi 480 Gelombang Elektromagnetik Berdiri 482 Spektrum Elektromagnetik 485 472 334 335 933-6 337 338 *33-9 Radiasi dari sebuah Antena 486 Ringkasan/Kata Kunci 489 Pertanyaan Diskusi 490 Latihan 491 Soaksoal 492 Soal Tantangan 494 ae, EQAEMEL) Sitat dan Porambatan Cahaya 495 341 342 343 34-4 #345 346 34.7 34.8 Pendahuluan 495 Sifat Cahaya 495 Refleksi dan Refraksi 497 Refleksi Internal Total 503 Dispersi 506 Polarisasi 507 Hamburan Cahaya 515 Prinsip Huygens S17 Ringkasan/Kata Kunci 520 Pertanyaan Diskusi 522 Latihan 523 Soal-soal 524 Soal Tamtangan 528 ENE) 35-1 35.2 353 35-4 35-5 35.6 35-7 EEE Optika Geometrik 530 Pendahuluan 530 Refleksi dan Refraksi pada Permukaan Datar $30 Refleksi pada Permukaan Boks 534 Metode Grafis untuk Cermin 541 Refraksi pada Permukaan Bola 543 Lensa Tipis $47 Metode Grafis untuk Lensa 552 Ringkasa/Kata Kunci 557 Pertanyaan Diskusi 538 Latihan 559 Soal-soal 562 Soal Tantangan 565 EYNEBEGH instrumon Optis 566 Pendahuluan 566 Kamera dan Proyektor Mata S71 Lensa Pembesar 574 Mikroskop 576 36-1 362 363 36-4 365 566 36-5 Teleskop 577 36-7 Aberasi Lenst 580 Ringkasan/Kata Kunci Pertanyaan Diskusi Latihan 583, Soal-soal $85 Soal Taniangan 582 583 586 LEZAN=MEIS Interferensi 587 37-1 Pendahuluan 587 37-2 Interferensi dan Sumber-sumber Koheren 37-3 Interferensi Cahaya Dua Sumber 591 37-4 Intensitas dalam Pola Interferensi 594 37-5 Interferensi dalam Film Tipis 598 37-6 Interferometer Michelson 604 *37-7 Foton: Sudi Kasus dalam Fisika Kuantum Ringkasan/Kata Kunci 609 Pertanyaan Diskusi 610 Latihan 611 Soal-soal 613 Soal Tantangan 615 Ea REM Difraksi 616 38-1 38-2 38:3 38-4 385 38-6 38-7 388 38-9 Pendahuluan 616 Difraksi Fresnel dan Difraksi Fraunhofer Difraksi dari sebuah Celah Tunggal 618 Intensitas dalam Pola Celah Tunggal 621 Celah Ganda 625 Kisi Difraksi 628 Difraksi Sinar-x 631 Lubang Lingkaran dan Daya Pisah Holografi 637 Ringkasan/Keta Kunei Pertanyaan Diskusi Latihan 642 Soal-soal 644 Soal Tantangan 647 634, ol 64 587 606 616 DAFTAR ISI xix FISIKA MODEREN eyed 39-1 39.2 39:3 304 395 39-6 ¥39-7 39-8 39.9 39-10 39-11 BEM Reiativitas 649 Pendahuluan 649 Invarian dari Hukum-hukum Fisika 649) Relativitas dari Simultanitas 652 Relativitas dari Interval Waktu 654 Relativitas Panjang 659 Transformasi Lorentz 663 Diagram Ruang Waktu 667 Efek Doppler untuk Gelombang Elektromagnetik 669 Momentum Relativistik Kerja dan Energi Relativi Mekanika Newton dan Relati Ringkasan/Kata Kunci 679 Pertanyaan Diskusi 680 Latihan 681 Soal-soal 684 Soal Tantangan 670 673 k 677 686 TE + rrencits A Sistem Internasional untuk Satuan 688 B Rumus Matematika Serbaguna 690 C —Alfabet Yunani 692 D ——Tabel Periodik Unsur 693, E ——Faktor Konversi Satuan 694. F — Konstanta Numetik 695 Jawaban Soal-soal Nomor Ganjil 697 Sumber Foto 705 Indeks _706 TENTANG PENULIS Hugh D. Young adalah Profesor Fisika di Carnegie-Mellon University di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Seriket. Beliau meraih gelar $1 sampai S3-nya di Carnegie-Mellon dan memperoleh gelar Ph.D-nya di bidang teori partikel dasar di bawah arahan almarhumn Richard Cutkosky. Beliau menjadi staf pengajar di Carnegie-Mellon sejak tahun 1956, dan juga sebagai Profesor Terbang di University of Califomia di Berkeley selama dua tahun, Karir Prof. Young hampir seluruhnya terfokus pada pengajaran SI. Beliau telah menulis sejumlah buku ajar tingkat-S1, dan pada tahun 1973 beliau mengikutsertakan Francis Sears dan Mark Zemansky untuk menulis buku ajar fisika dasar yang sangat terkenal ini Sepeninggal keduanya, beliau bertanggung jawab penuh atas edisi baru ini. Profesor Young adalah seorang pemain ski, pemanjet tebing, dan penjelajah yang antusias, Beliau juga selama bertahun-tahun bertindak sebagai Associate Organist di St. Paul's Cathedral di Pittsburgh, dan telah memainkan sejumlah resital organ di daerah Pittsburgh. Prof. Young dan isterinya Alice biasanya banyak bepergian selama musim panas, khususnya di Eropa dan negara bagian yang berlembah gurun di selatan Utah, Amerika Serikat. Roger Freedman adalah pengajar fisika di University of Califomia, Santa Barbara. Beliau ‘mengambil S1-nya di University of California, kampus San Diego dan Los Angeles, dan ‘melakukan penelitian doktorainya mengenai teori nuklir di Standford University di bawah. araban Prof. J. Dirk Walecks. De, Freedman datang ke UCSB pada tahun 1981 setela ‘mengajar selama tiga tahun dan melakukan penelitian di University of Washington. Di UCSB, Dr. Freedman mengajar di Jurusan Fisika maupun di College of Creative ‘Studies, suatu cabang universitas yang dimaksudkan untuk para mahasiswa SI yang sangat berhakat dan bermotivasi tinggi. Beliau telah menerbitkan penelitian dalam bidang fisika inti, fisika partikel elementer, dan fisika laser, Dalam tahun-tahun belakangan ini beliau ‘urut berpartisipasi dalam mengembangkan alat berbasis komputer untuk pembelajaran fisika dasar dan astronomi Dr. Freedman memitiki ijazah pilot komersial, dan apabila tidak sedang mengajar atau ‘menulis beliau sering dijumpai sedang terbang bersama isterinya, Caroline. T. R. Sandin adalah Profesor Fisika di North Carolina A&T State University. Beliaw meraih gelar S1 di bidang fisika dari Santa Clara University dan S2 serta S3-nye dari Purdue University. Beliau telah menerima penghargaan atas keunggulannya dalam mengajar dari Purdue University maupun NC A&T. Beliau telah menerbitkan artikel-drtikel penelitian dalam bidang fisika zat-padat temperatur-rendah, efek Méssbauer, anisotropi feromagnetik, dan pengajaran fisika, dan beliau juga menjadi pengarang Essentials of Modern Physics (Addison-Wesley). A. Lewis Ford adalah Profesor Fisika di Texas A&M University. Beliau menerima St-nya dari Rice University pada tahun 1968 dan Ph.D. dalam bidang fisika kimia dari University of Texas di Austin pada tahun 1972. Setelah menempuh pascadoktoral selama satu tahun di Harvard University, beliau mulai menjadi pengajarfisika di Texas A&M pada 1973 dan terus di sana hingga kini, Bidang penelitian Prof. Ford ialah fisika atom teoretis, dengan spesialisasi pada tumbukan atom. Di Texas A&M beliau mengajar berbagai mata kuliah SI dan pascasarjana, tetapi yang terutama ialah fisika dasar, | le iy) Cee Mekanik etka suatu gempa bumi terjadl, berta dart peristiwa itu berjalan melalui bum) delam bentuk gelombang seismit. Dengan mengkai gelombang semacam itu, para ahi geofsika mempelajat strktur internal bum dan di mena gempa bumi Kemurgkinan ‘akan terjadl pada masa yang akan dateng. 19-1 PENDAHULUAN Ketika Anda sedang menikmati ombak lautan di pantai, maka ‘Anda merasakan gerak gelombang. Riak-riak di kolam, bunyi ‘musik yang dapat kita dengar, bunyi lain yang tak dapat kita dengar, goyangan seseorang yang berpakaian ketat yang berbaring di lantai—semua ini adalah fenomena gelombang. Gelombang dapat terjadi apabila suatu sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya dan bila gangguan itu dapat berjalan atau meramba: (propagate) dari satu éaerah sistem itu ke daerah lainnya, Bunyi, cahaya, gelombang lautan, transmisi radio dan televisi, dan gempa bumi semuanya adalah fenomena gelombang. Gelombang penting artinya dalam semua cabang ilmu fisika dan biologi. Sesungguhnya, Konsep gelombang ‘merupakan salah satu benang pemersatu yang paling penting yang melintasi seluruh struktur ilmu pengetahuan alam. Bab ini dan kedua bab berikutnya skan membahas gelombang mekanik, yaitu gelombang yang berjalan di dalam svat material yang dinamakan medium. Kita akan mulai dengan menurunkan persamaan dasar untuk menjelaskan gelombang, termasuk kasus khusus penting mengenai ge- Jombang periodik ketika pola gelombang itu berulang sewaktu merambat. Bab 20 membahas apa yang terjadi bila dua gelombang atau lebih menempati ruang yang sama, yang me- rnimbulkan interferensi, dan Bab 21 membahas mengenai jenis gclombang mekanik yang sangat penting yang disebut Dury Tidak semua gelombang bersifat mekanik. Sustu golongan Tain adalah gelombang elektromagnetit, termasuk cahaya, gelombang radio, radiasi inframerah dan ultraviolet, sinar-X, dan sinar gamma. Gelombang elektromagnetik tidak me- ‘merlukan medium, Gelombang itu dapat berjalan melalui ruang hampa. Adapun golongan fenomena gelombang yang lain adalah perilaka yang menyerupai gelombang dari partikel atomik dan partikel subatomik. Perilaku ini membentuk sebagian dari dasar mekanika kuantum, yaitu teori dasar yang digunakan untuk analisis struktur atom dan struktur molekul. Kita akan kembali ke gelombang elektromagnetik dalam bab- bab yang disajikan kemudian. Sementara itu, kita dapat mem- pelajari bahasa pokok mengenai gelombang dalam konteks gelombang mekanik. 19-2 Jenis-Jenis GELOMBANG MeKANIK Gelombang mekanik (mechanical wave) adalah suatu ‘gangguan yang berjalan melalui beberepa material atau zat yang dinamakan medium untuk gelombang itu. Sewaktu ‘gelombang itu berjalan melalui medium tersebut, partikel- artikel yang membentuk medium itu mengalami berbagai macam perpindahan (pergeseran), yang bergantung pada sifat gelombang itu. Gambar 19-1 memperiihatkan tiga jenis gelombang me- kenik. Dalam Gambar 19-Ia mediumnya berupa dawai atau tali yang mengalami tegangan. Jika ujung kiri dawai itu kita goyang sedikit ke arah atas, maka goyangan itu berjalan sepanjang dawai tersebut. Bagian-bagian dawai yang berurutan ‘mengalami gerak yang sama dengan yang kita berikan kepada ‘ujung dawai itu, tetapt pada waktu-Wakiu sesudahnya secara berurutan. Karena pergeseran medium itu egak lurus atau, transversal tethadap arah perjalanan gelombang_ sepanjang ‘medium itu, maka gelombeng ini disebut gelombang trans- versal (transverse wave). Dalam Gambar 19-1b mediumnya berupa cairan atau gas dalam tabang yang mempunyai dinding tegar di ujung kkanan dan sebuah piston yang dapat bergerak di ujung kiri, BAB 19 GELOMBANG MEKANIK Sifatsifat Gelombang Mekanik Gambar 19-2 Balok yang massanya sm diikatkan ke pegas dan mengalant sgerak harmonik sedefnana, menghasi- tan gelombang sinusoidal yang berjlan te Kanan pada dawal. Dalam sistem ang nyata, suate gays penggerakharus Aiberivan he massa’ m trvebut untae rmenggantkan energi yang dangkat oleh selombang iu Gambar 19-1 (a) Tangan menggerakkan dawai ke atas dan Kemudian Kembali, menghasitkan gelombang tans versal. (b)Pisten menckan cairin atau gas ke kanan, kemodian Kembali, menghasilan gelombang longitudinal. (©) Papan mendorong ke Kanan, kemuaian Kembali, menghasilkan sejumlah getombang (rnsversl dan gelombang Jongitudinal. Dalam Ketiga kasus ita gelombang menyendii merambat ke kana. Jika kita menggerakkan piston ity setu kali bolak-balik, maka fluktuasi pergeseran dan fluktuasi tekanan berjalan sepanjang medium itu, Pada waktu ini, gerakan partikel-partikel ‘medium itu adalah gerakan bolak-balik sepanjang arah yang sama seperti arah perjalanan gelombang, dan kita menamakan ini sebagai gelombang longitudinal (/ongitwdinal wave). Dalam Gambar 19—Ie mediumnya berupa air dalam suatu saluran, seperti part irigasi atau kanal. Bila kita menggerakkan papan rata di ujung kiri sekali ke depan dan ke belakang, ‘maka gangguan gelombang akan berjalan sepanjang saluran itu, Dalam kasus ini pergeseran air itu mempunyai kedua komponen longitudinal dan komponen transversal Masing-masing sistem tersebut mempunyai keedaan kesetimbangan. Untuk dawai yang diregangkan, keadaan kesetimbangannya adalah keadaan Ketika sistem itu diam, dan dire- gangkan sepenjang sebuah garis lurus. Untuk fluida dalam tabung, keadaan kesetimbangannya adalah keadaan ketika fluida itu diam dengan tekanan homogen, dan untuk air dalam sebuah bak, keadaan kesetimbangannya adalah keadaan ketika permukagn air itu datar dan rata, Dalam setiap kasus, gerak gelombang adalah suatu gengguan dari keadaan kesetimbangan yang berjalan dari satu daerah medium ke daerah Jainnya, Dalam setiap kasus ada gaya yang cenderung memulihkan sistem itu ke posisi kesetimbangannya bila FISIKA UNIVERSITAS sistem itu digeser, seperti pada gaya gravitasi yang cenderung menarik sebuah bandul menuju ke posisi kesetimbangannya yang lurus ke bawah bila bandul itu digeser. Ketiga contoh ini mempunyai tiga sifat yang sama. Pertama, dalam setiap kasus gangguan itu berjalan atau merambar dengan laju tertentu melalui medium tersebut. Laju ini dinamaken laju perambaten, atau laju gelombang (wave speed), Dalam setiap asus, laju itu ditentukan oleh sifat-sifat mekanik medium tersebut. Kita akan menggunakan simbol ¥ untuk laju gelombang. (Laiu gelombang itu tidak sama seperti laju di mana partikel- partikel menjadi dergerak bila panikel-partikel itu diganggu oleh gelombang tersebut, Kita akan kembali ke masalah ini dalam Subbab 19-3), Kedua, medium itu senditi tidak berjalan ‘melalui ruang; partikel-partikelnya masing-masing mengalami gerak bolak-balik atau gerak turun-naik di sekitar posisi Kesetimbangannya. Pola keseluruhan dari gangguan getombang itulah yang berjalan. Ketiga, untuk membuat salzh satu sistem ini bergerak, kita harus memberikan energi dengan melakukan kerja mekanik pada sistem tersebut, Gerak gelombang itu mengangkut energi ini dari satu daerah medium itu ke daerah lainnye. Gelombang mengangkut energi, tetapi tidak menganghut materi, dari satu daerah ke dacrak lainnya 19-3 Ge.omsanc Periovik Gelombang transversal pada dawai yang diregangkan dalam Gambar 19-1a adalah suaty contoh pulsa gelombang (wave pulse). Tangan menggoyang dawai turun naik hanya sekali, ‘menggunakan gaya transversal pada dawai ity sewaktu tangan itu menggoyang dawai. Hasilnya adalah sebuah “goyangan” atau pulsa, yang berjalan sepanjang dawai itu, Tegangan dalam dawai itu mengembalikan bentak garis lurusnya setelah pulsa itu lewat Sitvasi yang lebih menarik akan muncul bila kita memberikan pade ujung bebas dari dawai itu suatu gerak yang berulang, atau gerak periodik, (Anda mungkin ingin mengingat Kembali bahasan mengenai gerak periedik dalam Bab 13 sebelum meneruskan pembahasan bagian ini.) Maka setiap partikel dalam dawai akan mengalami juga gerak periodik sewakta gelombang itu merambat, dan kita mempunyai gelombang periodik (periodic wave). Secara kKkhusus, misalnya kita menggerakkan dawai itu ke aias dan ke bawah dalam gerak harmonit: sederhana (SHM = Simple Harmonic Motion) dengan amplitudo A, frekuensi f, frekuensi sudut «@= 27g, dan periode 7: a/c Susunan eksperimental yang mungkin diperlihatkan pads Gambar 19-2, Seperti yang kita lihat, gelombang periodik dengan gerak harmonik sederhana sangat mudah untuk dianalisis: kita menamakannya gelombang sinusoidal (si- nusoidal wave). Ternyata juga bahwa sebarang gelombang periodik dapat dinyatakan sebagai Kombinasi dari. gelombang-gelombang sinusoidal. Jadi, jenis gerak gelombang khusus, semacam ini peri mendapat perhatian khusus, Dalam Gambar 19-2 gelombang yang bergerak maju sepanjang dawai itu adalah suata urutan kontinw (continuous succession) dari gangguan-gangguan sinusoidal transversal Gambar 19.3 memperlihatkan bentuk dari sebagian dawai itu di dekat ujung kiri pada selang-selang waktu sebesar 4 periode, selama waktu total sebesar satu periode. Bentuk gelombang itu bergerak maju secara tetap atau secara tunck (steadily) menuju ke kanan, seperti yang ditunjukkan oleh panah merah yang pendek yang menunjuk ke suatu puncak gelombang tertentu. Ketika gelombang itt bergerak. setiap titik pada dawai itu (tik bir sebagai contoh) berosilasi ke etas dan ke bawah di sekitar posisi kesetimbangannya dengan gerak harmonik sedethana, Bila gelombang sinusoidal lewat melalui suatu medium, setiap partkel dalam medium ins mengalami gerak harmonik sederhana dengan frekuensi yang sama. PERHATIAN p> Hati-hatilah membedakan antara gerak gelombang tranversal sepan- jang dawai dan gerak partikel dawai tersebut. Gelombang bergerak dengan laju konstan sepanjang dawai tersebut, sedangkan gerak partikel adalah harmonik sedethana dan trans: versal (tegak lurus) terhadap panjang dawai. Untuk gelombang periogik, bentuk dawai itu pads setiap saat merupakan suatu pola yang berulang. Panjang dari satu pola gelombang lengkap adalah jarak dari satu puncak ke puncak berikutnya atau dari satu lembah ke fembah berikutnya, atau dari sebarang tiik ke titik yang bersangkutan pada pengulangan berikutnya dari bentuk gelombang tersebut. Kita menamakan jarak ini panjang gelombang (wavelength) dari gelombang itu, yang dinyatakan Gambar 19-3 Gelombans transversal Sinusoidal yang berjalan ke Kanan epanjang dawai. Reotul dawai i ‘iperinatban pa Selany-selang wakty periods. ala seit tibia Aurinoya Sema ik pba wat Dergerak nik tun dalam SHIM dengan ampliudo A. Getombang itu beralin soja sat panjanggelombang 2 dalam satu periofe 7, Dua panitel seharang datum davai ite yang Koordinat aya herbed achesar Z seperti bine di t= A dan sebuah parikel di x = 0, bern efane oat Sederet tetexan yung jetuh secara vertikal ke dalam air menghasitkan jombang perodik yang meayebur ‘ecara radial ke arh luar dari sumber ity, Puneak daa lembah gelombang adalah lingkarar-lingkaran kensenrs. Jarak sepanjang suatu garis rad dai satu puncak ke puncak berkutny tat dari satu leah ke lembah berkutnya sdalah panjang gelombang itu Ponce) BAB 19 GELOMBANG MEKANIK oleh 2 (huruf Yanani “lambda”). Pola gelombang itu berjalan dengan laju konstan v dan bergerak maju sejauh satu panjang gelombang 2 dalam selang wakts satu periods 7. Maka laju gelombang v itu diberikan oleh v = 4/7, atau, karena f = 1/T, v= (gelombang periodik). as) Laju perambatan itu sama dengan hasil perkalian dari panjang gelombang dan frekuensi Frekuensi adalah salah satu sifat dari keseluruhan gelombang periodik karena semua ttik pada dawai itu berosilasi dengan frekuensi f yang sama, Dalam banyak situasi penting, laju gelomang v ditentukan seluruhnya oleh sifat-sifat mekanik medium itu. Dalam hal ini, penambahan f akan menyebabkan pengurangan 2 sehingga hasil perkalian v = Af tetap sama, dan gelombang-gelombang dari semua frekuensi ‘merambat dengan laja gelombang yang sama. Dalam bab ini kita hanya akan memperhatikan gelombang semacam ini. (Dalam bab-bab selanjutnya kita akan mengkaji perambatan gelombang cahaya dalam materi untuk laju gelombang yang bergantung pads frekuensi; ini femyata merupakan alasan mengapa prisma menguraikan cahaya putih. ke dalam sua spektrum dan mengepa tetesan hujan menciptakan pelangi) ‘Untuk memahamii mekanika dari gelombang longitudinal periodik, kita meninjau sebuah tabung panjang yang diisi dengan sustu fluida, dengan sebuah piston di ujung kiri seperti dalam Gambar 19-1b, Jika kita mendorong piston itu ke dalam, maka kita menekan fluida i dekat piston, sehingga menambah tekanan dalam daerah ini. Daerah ini kemudian ‘mendorong daerah sebelahnya di dalam fluida itu, dan begitu seterusnya, dan pulsa gelombang, bergerak sepanjang tabung itu. Sekarang, misalnya kita menggerakkan piston itu bolak-balik dengan gerak harmonik sederhana sepanjang garis yang paralel dengan sumbu tabung itu (Gambar 19-4). Gerak ini ‘membentuk daerah-daerah dalam fluida itu di mana tekanan dan kerapatan lebih besar atau lebih kecil daripada nilai-nilsinya dalam keadaan kesetimbangan. Kita sebut daerah yang. tekanannya bertambah sebagai kompresi (compression). Dalam gambar tersebut, kompresi digambarkan dengan luas yang diarsir gelap. Daerah yang tekanannya berkurang adalah ekspansi; dalam gambar, ekspansi di gambarkan dengan luas yang diarsir sedikit, panah merah pendek memperlihatkan posisi dari satu kompresi tertentu; kompresi dan ekspansi bergerak ke kanan dengan laju v yang konstan Gerak partikel tunggal dari medium itu, seperti partikel yang diperlihatkan oleh titik biru dalam Gambar 19-4, adalah gerak harmonik sederhana yang sejajar dengan arah perambtan gelombang. Panjang gelombang itu adalah jarak dari satu kompresi ke kompresi berikutnya atau dari satu ekspansi ke ekspansi berikutnya. Persamaan dasar yj = 2f berlaku untuk gelombang longitudinal dan juga untuk gelombang transversal dan sesungguhnya berlaku untuk semua jenis gelombang periodik. Seperti untuk gelombang transversal, dalam bab ini kita akan hanya meninjaw situasi ketika laju gelombang longitudinal tidak bergantung pada frekuensi Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal dalam vdara. Laja “Nada C tinggi” yang dinyanyikan oleh penyanyi sopran (juga di- bunyi bergantung pada suhu; pada 20°C laju itu adalah 344 m/s — tandai C,) adalah dua oktaf di atas C teagah (yang ditandai Cy (1130 {¥6). Berapakah panjeng gelombang suatu gelombang bunyi Frekuens! setiap oltaf terkait dengan faktor dua, sehinggs frekuensi dalam udera pada 20°C jkafrekueasinya adalah f= 262 Hz (Frekuensi dari C tinggi adalsh empat kali frekuensi C tengah, f = 4(262 Hz) aproksimasi dari C tengah pada piano)? = 1048 He. Lju gclombang bunyi tidak dipengaruhi oleh pervbahan frekvensi schingga panjang gelombang itu adalah seperempatnya, PENYELESAIAN Dari Persamaan (19-1) 2.= (1,31 m4 = 0328 m, 31 m, FISIKA UNIVERSITAS 19-4 Deskrips! MATEMATIS SEBUAH GELOMBANG Banyak kerakteristik gelombang periodik dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep Jaju getombang, periode gelombang, frekuensi, dan panjang gelombang. Namun, sering kita memerlukan deskripsi yang lebih rinei dari posisi dan gerak setiap individu dium itu pada waktu-waktu tertentu selama perambatan gelombang, Untuk deskripst ini kita ‘memerlukan konsep fungsi gelombang, yakni suata fungsi yang menjelaskan posisi sebarang partikel dalam medium itu pada sebarang waktu, Kita akan memusatkan pethatien pada gelombang sinusoidal, ketika setiap partikel mengalami gerak harmonik sederhana terhadap posisi kesetimbangannya. Scbagai satu contoh spesifik, marilah kita meninjau gelombang pada dawai yang, diregangkan. Jika kita mengabaikan kekenduran dawai it yang disebabkan oleh gravitasi ‘maka posisi Kesetimbangan dawai itu adalah sepanjang suatu garis lurus. Kita menganggap garis lurus ini sebagai sumbu x sistem koordinat. Gelombang pada dawai adalah transver- sal; selams gerak gelombang, sebuah partikel dengan posisi kesetimbangan x digeser sejauh y dalam arah yang tegak lurus terhadap sumbu x. Nilai y bergantung pada partikel mana yang kita bicarakan (yakni, v bergantung pada x) dan juga bergantung pada waktu r sewaktu kita memandang portkel itu. Jadi, y adalah fengsi dari x dan ry = y(x 9. Kita menamakan G6, 2) fungsi gelombang (wave function) yang menjelaskan gelombang itu. Jika kita ‘mengetahui fungsi ini untuk gerak gelombang tertentu, kita dapat menggunakannya untuk ‘meneari pergeseran (dari Kesetimbangan) dari sebarang partikel pada sebarang wakiu. Dari pergeseran ini kita dapat mencari kecepatan dan percepatan dari setiap partikel, bentuk dari dawai itu, dan apa saja yang ingin kita ketabui mengenai perilaku dawai itu pada sebarang waktu FUNGSI GELOMBANG UNTUK GELOMBANG SINUSOIDAL, Marilah kita melihat bagaimana menentukan bentuk fungsi gelombang untuk gelombang sinusoidal, Misalnya, gelombang sinusoidal berjalan dari kiri ke kanan (arah x yang semakin bertambah) sepanjang dawai, seperti dalam Gambar 19-3. Tiap-tiap partikel dawai itu berosilasi dengan gerak harmonik sederhana dengan amplitudo yang sama dan frekuensi yang sama. Tetapi osilasi partikel-partikel pada titik-titik yang berbeda pada dawai itu tidak semuanya sejalan satu dengan yang lainnya. Partikel yang ditandai dengan ttik biru dalam Gambar 19-3 berada pada nilai positif maksimumnya dari y pada r=0 dan kembali ke y = 0 pada r= 2778; peristiwa yang sama ini terjadi untuk sebuah partikel di puwsat pita berwama pada r= 47/8 dan 1 = 67, tepat setengah periode selanjutnya. Untuk sebarang «dva partikel dawai, gerak partikel di sebelah kanan (dalam istilah gelombang disebut partikel “nitir” (downstream)) Ketinggalan di belakang gerak partikel di sebelah kiri sebanyak jumlah yang sebanding dengan jarak di antara partikel-partikel tersebut Maka, gerak siklik dari berbagai titik pada dawai ita berbeda langkahnya satu sama Jain sebesar berbagai pecakan dari sebuah siklus, Kita menamakan perbedaan ini selisit fasa (phase difference), dan kita mengatskan bahwa fasa gerak itu berbeda untuk titik yang berbeda. Misalnya, jika satu titik mempunyai pergeseran positif maksimumnya pada waktu yang sama ketika ttik lainaya mempunyai pergeseran negatif minimamnya, maka kedua titik itu berbeda fasa sebesar setengah siklus, (Inilah kasus untuk titik biru dalam Gambar 19-3 dan sebuah titik di pusat pita berwarna itu.) Misalnya, pergeseran sebuah partikel di yjung kiri dawai itu (x= 0), di mana gelombang itu berasal, diberikan oleh yor = 0,0 =A sin @r =A sin 2rft (19-2) Yekni, partkel itu berosilasi dalam gerak harmonik secethana dengan amplitudo A, frekuensi f, dan frekuensi sudut © = 2a. Notasi yix = 0, 1) mengingatkan kita bahwa gerak partikel inj adalah kasus Khusus dari fungsi gelombang y(x, ) yang menjelaskan keseluruhan gelombang itu. Pada ¢ = 0 partikel dari x = 0 mempunyai pergeseran nol (y = 0) dan bergerak dalam arah y positif (nila y bertambah seiring dengan waktu). Gambar 19-4 Gelosang longiudi nal sinusoidal yang beyalan ke aman dalam saat Maida, Gangguan fui ta dipertiatkas pada interval-interval Sebesat satu periode, Piston an semua tk dalam ida beepers maj mundur dalam SHM dengan amplitude a. Geombang itu berlin Sejauh satu panjang gelombang 2 dalam satu periode T. Dalam kesetimbangan, pamiel yang dipertnathan ole tik ew fadlah $ panjang gelombang dar pis tow iw; gerak i bebe Case setenga siklus dengan gersk pision it BAB 19 GELOMBANG MEKANIK Gangguan gelombang itu berjalan dari x = 0 ke beberapa titik x di sebelah kanan titik sal dalam suatu jumlah waktu yang diberikan oleh 1, di mana y adalah laju gelombang, itu, Jadi, gerak titik x pada waktu r adalah sama seperti gerak ttik x = 0 pada waktu sebelumnya t-w/V, Dengan demikian kita bisa menghitung pergeseran titik x pada waktu ¢ hanya dengan mengganti ¢ dalam Persamaan (19-2) dengan (¢ ~ 2). Bila kita melakukan ‘tu, kita mendapat pernyataan berikut untuk fungsi gelombang tersebut a) = A sin af ~ 2) = A sin 2 -2) (gelombang sinusoidal yang bergerak dalam arah x posit 9-3) Pergeseran y(x, 1) adalah fungsi dari lokasi x titk tersebut dan waktu r, Kita dapat membuat Persamaan (19-3) menjedi lebih umum dengan memasukkan nilai-nilai sodut fasa yang berbeda, seperti yang kita lakukan untuk gerak harmonik sederhana dalam Subbab 13-3, tetapi untuk sekarang ini kita mengabaikan cara ini. Kita dapat menuliskan kembali fungsi gelombang yang diberikan oleh Persamaan (19-3) dalam beberapa bentuk yang berbeda tetapi sangat berguna, Kita dapat menyatakannya dalam periode T = Vf dan panjang gelombang A = v/i tix M50) = Asin af 3) (gelombang sinusoidal yang bergerak dalam arah x positif) (19-4) Kita mendapat bentuk mudah yang lain dari fungsi gelombang itu jika kita mendefinisikan suatu kuantitas 4, yang dinamakan bilangan gelombang (wave number): k= 7% (pilangan gelombang), 9-5) Dengan mensubstitusikan A= 2k dan. frekuensi vy = Af akan memberikan @o2r ke dalam hubungan panjang gelombang- @= vk —(gelombang periodik). (19-6) Kita dapat menuliskan kembali Persamaan (19-4) sebagai 3G, ) = A sin (or — kx) (gelombang sinusoidal yan, bergerak dalam arah x positif)~ (-) ‘Yang mana dari berbagai bentuk fungsi gelombang yix, 0) ini yang Kite gunakan dalam suatu soal spesifik akan bergantung pada yang mana yang lebih mudah digunakan. Perhati- kan bahwa mempunyai satuan rad/s. Sehingga, untuk kekonsistenan satuan dalam Persamaan (19-6) dan Persamaan (19-7) maka bilangan gelombang & harus mempunyai satuan rad/m, (Beberapa fisikawan mendefinisikan bilangan gelombang itu sebagai 1/2 dan bukannya 27/2. Bila membaca buku teks lain, pastikan dulu untuk menentukan bagaimana suku ini didefinisikan), Fungsi gelombang y(x, 1) digambarkan grafiknya sebagai fungsi dari x untuk suatu waktu spesifik t dalam Gamber 19-5a. Grafik ini mendefinisikan pergeseran y suatu partikel dari posisi kesetimbangannya sebagai fungsi dari koordinat x partikel itu. Jika gelombang itu adalah gelombang transversal pada dawai, maka grafik dalam Gambar 19-Sa menystakan bentuk dawai itu pada saat tersebut, seperti potre! dawai itu. Secara umum, pada waktw 1=0, M6, 10) = A in hs) = oA in = Ai FISIKA UNIVERSITAS Sj] Pasian selombang 2 @ » Grafik fungsi gelombang terhadap waktu f untuk suatu koordinat spesifik x diperlihatkan dalam Gambar 19-Sb. Grafik ini mendefinisikan pergeseran y partikel ity pada koordinat tersebut sebagai fungsi dari waktu, Yakni, grafik itu melukiskan gerak partikel tersebut Secara umum, di posisi x = 0, t yr = 0,4) = Asinar = A sin 2! T on (19-2). PERHATIAN > Postikan bahwo Anda mengerti perbedaan antara Gambar 19-Sa dan Gambar 19-Sb. Perhatikan bahwa Gambar 19-Sb bukan merupakan gambar bentuk dawai; ‘gambar itu adalah grafik dari posisi y suatu partikel di.x = 0 sebagai fungsi dari waktu.-¢ Kita dapat memodifikasi Persamaan (193) sampai Persamaan (197) untuk menyatakan gelombang yang berialan dalam arah x negatif. Dalam kasus ini pergeseran titik x pada waktu f adalah suma seperti gerak titik x = 0 pada waktu sesudahnya (r+/), sehingga dalam Persamaan (19-2) kita mengganti r dengan (++/). Untuk gelombang yang berjalan dal ara nega ‘ x t stan = Adnan) Asinza( + 3) = Asin(or + kx) (gelombang sinusoidal yang (19-8) berger dalam arth nega. sn dengan pernyataan kita yang semula tentang gerak di x = 0, yaitu Persamaan Dalam pernyataan y(x, 1) = A sin (ex + kx) untuk gelombang yang berjalan dalam arah x negatif atau arah x posiif, kuantitas (cx + kx) dinamakan fasa (phase). Fasa itu berperan sebagai suatu besaran sudut (selalu diukur dalam radian) dalam Persamaan (19-7) atau Persamaan (19-8), dan nilainya untuk sebarang nilai x dan ¢ menentukan bagian apa dari siklus sinusoidal itu yang terdapat pada suatu titik dan waktu tertenta. Untuk suatu puncak positif (di mana y =A dan fungsi sinus itu mempunyai nilai 1), fasa itu dapat bemil ‘/2, Sal2, dan seterusaya. Untuk sebuah titik yang pergeserannya nol, fasa itu dapat bemilai 0, 1, 2a-dan seterusnya. Laju gelombang adalah laju saat kita harus bergerak bersama-sama dengan getombang itu supaya tetap berada di samping sebuah tiik yang fasanya diberikan, seperti suatu puncak gelombang tertenti pada dawai, Untuk gelombang yang berjalan dalam arah x positif, ini berarti or ~ kx = konstanta, Dengan mengambil turunan terhadap 1, kta mendapat = k dvdr, atau do dk Dengan membandingkan ini dengan Persamaan (19-6), kita melihat bahwa di/de sama dengan laju v gelombang itu. Karena hubungan ini, maka v kadang-kadang dinamakan kecepatan fasa gelombang itu. (Laju fasa akan merupakan istilah yang lebih baik). 7 Gambar 19-9 @) Grafik dan 0% #teehadap koordinat x untuk su wwaktu spesifik, dan kasus init = 0, rmelukiskan hemmuk gelomang iu pada waktu terebut.(b) Grafik dasi x(x 1) terhadap wat funtek suato hoordieat spesifik, dalam kasus ini x = 0, melukiskan gerak sebuah parthel pada koordnat tersebut sebagai fungsi dari \waktu, Dalam (a) dar (b) skala verthal Aiperbesar. 8 BAB 19 GELOMBANG MEKANIK Strategi Penyelesaian Soal Emenee 41. Akan lebih muda jika kta membedakan antars soai-soalkine- ‘matika dengan sol-soa dinamika, Dalam soal-soal kinematika kita hanya ingin menjelaskan gerak; kuantitas yang relevan adalah Taw gelombang, panjang gclombang (atau bilangan zelombang),frekvensi (atau frekuensi sudut), amplitudo, dan possi, kecepatan, dan percepstan masing-masing_parikel Dalam soal-soal dinamika konsep seperti gaya dan massa termasuik yang ditinjau: hubungan lju gelombang dengan sfa- sifat mekanik suai sistem adalah salah satu contohnys, Kita akan meinjan hubungan ini dalam beherapa subhab herkutnya 2. Jiks f diberikan, Anda dapat mencari T'= 1/f dan sebaliknye, Jka A diberikan, Anda dapat mencari k = 2a/h dan sebaliknys, Jiko scbarang dua dari kuantitas »; A, dan f(atau yf, dan «) ‘diketahui, Anda dapat mencari yang ke tiga, dengan menggu- ‘nakin v= Af atau @ = vk, Dalam beberapa soal, hanya itt yang Anda perlukan, Untuk menentukan fangs! gelombang its Gelombang pada tall jemuran Sepupu Anda. Coki, sedang ‘memainksn tali jemuran. Diz membuka ikatan salah satu ujungnys, memegangnya tegang, dan menggoyangnya ke atas dan ke bawalt secara sinusoidal dengan frekuensi 2,00 Hz dan amplitudo 0,075 m. Laju gelombang itu adalah y= 12,0 mis. Pada waktu = 0 ujung itu ‘mempunyai pergeseran nol dan bergerak dalam arahy positf. Anggap- lah bahwe tidak ada gelombang berbalik Kembali dari ujung yang Jninnya untuk mengacau pola it, a) Carilah amplitudo, frekuenst sudut, periode, panjang gelombang. dan bilangan gelombang dati gelombang itu. b) Tuliskan fungsi gelombang yang menjelaskan ge- Jombang itu. c) Tuliskan persamaan untuk pergeseran sebagai fungsi dari waktu dari ujung dawai yang dipegang Coki dan dari sebuah Utik yang jauhnya 3,00 m dari ujung yang dipegang Coki. PENYELESAIAN «) Amplitido 4 dari gelombang iu serupa dengan ampliudo dari gerak wjung ttk jemuran, A = 0,075 m. Frekuensi sudutnya adalah = 2f = (On rasihlus)2,00 siklusls) = = 126 rads Periodenya adalah T= 1f = 0,500 s. Kita mendapatkan panjang sgelombang itu dari Persamaan (19-1) » _ 120m 7 200s" Kita mendapatkan bilangan gelombang itu dasi Persamaan (19-5) atau Persamaan (19-6): 4.007 radis| 600 m v 12,0 ms ») Kita definisikan koordinat ujung dawai yang dipegang Coki sebagai = 0, dan arab rambat gelombang sepanjang dawai tu sebagai arah secara lengkap, Anda perlu mengetahul A dan sebarang dua dari y 2, dan f (atau », & dan @®, Begitu Andi mempunyai informasi ini, Anda dapat menggunakannya dalam Persamaan (19-2), (19-4, tas (19-7), untuk mendapatkan fungsi xe- Jombang spesifik itu untuk soal yang ditinjau. Begitu Anda telah memperolehnya, Anda dapat mencari nla y di sebarang ‘tk (ila) dan pada sebarang waktu dengan mensubstius Jannya ke dalam fungsi gelombang tersebut. ‘3. ike laju gelombang v tidak diberikan, mungkin Anda dapat ‘mencarinya dengan salah satu dari dua cara berikut: Gunakan bubungan frekuensi-panjang gelombang v = 2, atau gunekan hubungan antara v dan sifat-sifat_ mekanik sistem tersebut, seperti tegangan dan massa per satuan panjang untuk dawai. ‘Gita akan mengembangkan hubungan-hubusgan ini dalam tiga subbab berikuinya, Metode mana yang Anda gunakan untuk smencari vakan bergantung pada informasi apa yang diberikan, positif. Maka fungsi gelombang itu diberikan oleh Pers y ig wed ~sdaad- 2) = (0975 m) sin af = was ra) Kita dapat juga mendapatkan persamaan yang sama ini dari Persamaan (19-7) dengan menggunakan nilai @ din nilai k yang didapatkan datas. Kuantitas (12,6 rad/s) ~ (1,08 facl/m) adalah fasa sebuah tidk x pada dawai itu pada waktu 1 ) Dengan aran x positif yang kite pili, maka kedua ik yang dieart adalah x = 0 dan x = +3,00 m, Untuk setiap ttik, kita dapat mem- peroleh pernyataan untuk pergeseran tersebut sebagai fungsi. dari wakw dengan measubstitusikan ailaé-nilat x ini ke dalam fungsi sgelombang yang dicari dalam bagian (b): 0 600 m yee ; = (0,075 m) sin (12/6 rads), y(t = $3.00 m, £) = (0,075 m) sin = (0.075 m) sin (02.6 rad/s)t ~ rad]. FFasa kedua titi ini yang dipisahkan oleh setengah panjang gelombang (12 = (6 00m)/2 = 3,00 m) berbeda sebesar x radian, Kedua titk beresilasi dalam SHM dengan frckuensi dan omplitido yang sama, tetapi osilasinya berbeda fasa sebesar setengah siklus. Dengan menggunakan pernyataan di atas unk y(x = 0, 0, dlapackah Anda mempeciihaikan bahwa.ujung davai ity di x = 0 bergerak dalam arah positif pada r = 0 seperti yang dinystakan pada permulaan contoh ini? FISIKA UNIVERSITAS KECEPATAN DAN PERCEPATAN PARTIKEL DALAM GELOMBANG SINUSOIDAL Dari fungsi gelombang kita dapat memperoleh pernyataan untuk Kecepatan transversal dati sebarang partikel dalam gelombang transversal. Kite menamakan ini y, untuk membedakan- nya dari laju perambatan gelombang v. Untuk mencari kecepatan transversal v, di suate ttik tertentu x, kita mengambil turunan fungsi gelombang y(x, 2) terhadap ¢, dengan mempertahan- kan x konstan. Jika fungsi gelombang itu adalah v0) = Asin (or kx), maka axe) yan = OS = aa cos (ar ~ kx), (19-9) 8 dalam pernyatsan ini adalah d yang dimodifikasi, vang digunakan untuk mengingatkan kita bahwa y(x, ) adalah fungsi dari dua variabel dan bahwa kita hanya membolehkan satu (© untuk berubah. Yang lainnya (x) adalah Konstan Karena kita meneari di suatw vtik tertentu pada dawai itu. Turunan ini dinamakan turwnan parsial.Jika Anda belum mempe- lajarinya dalam kalkulus, jangan khawatir, turunan parsial adalah suatu pemikiran seder hana, ersamsan (19-9) memperlihatkan hahwa kecepatan transversal suat partikel berubah seiring dengan waktu, seperti yang kita harapkan untuk gerak harmonik sedethana. Laja partikel maksimum adalah «4; ini dapat lebih besar dari, lebih Kecil dari, atau sama dengan laju gelombang v, bergantung pada amplitudo dan frekuensi gelombang itu. Percepatan dari sebarang panikel adalah turunan parsial kedua dati y(x, #) terhadap £ a0) a(x, 1) A sin (ax — kx) = -@" yx, 1). (19-10) ar Percepatan sebush partikel sama dengan ~0 kali pergeserannya, yang merupakan hasil yang kita dapatkan dalam Subbab 13-3 untuk gerak harmonik sederhana, Kita juga dapat menghitung turunan parsial dari y(x, 1) terhadap x, dengan mempertahan- kan ¢ Konstan. Ini bersesvaian dengan mengkaji bentuk dawai itu pada suatu saat, seperti sebuah potrei. Turunan pertama dy(x, 1\/Ax adalah kemiringan dawai itu di sebarang titik Turunan parsial kedua terhadap x adalah kelengkungan dawai itu cas) 19-12) Fungsi gelombang y =A sin (o + &.) juga memenubi hubungan ini: Anda bisa membuktikan kebenarannya. Persamaan (19-12), yang dinamakan persamaan gelombang (wave equation), adalah satu persamaan terpenting dalam semua bidang ilmu fisika. Kapanpun persamaan ini muncul, kita mengetahui bahwa suatu gangguan dapat merambat sebagai gelombang sepanjang sumbu x dengan laju gelombang 1. Gangguan itu tidak harus merupakan gelombang sinusoidal; kita akan melihat dalam subbab berikuinya bahwa sebarang gelombang pada dawai memenuhi Persamsan (19-12), apakah gelombang itu periodik atau tidak (lihat juga Soal 19-36 dan Soal 19-39), Dalam Bab 33 kita akan melihat bahwa medan listrik dan medan magnetik memenuhi persamaan gelombang itu; laju gelombang itu ternyata adalah 10 Gambar 19-6 (2) Pandangan lain ‘ethadap gelombang pada sant: = O di CGambar 19-Sa mempertihakan kecepa- fan transversal x, dan percepatan tans. versal a, pada teberapa ik di daw Percepatan pads setisp tuk sebanding (poporsional dengan jarak (pergeseran) daw paca tik tersebut. (b) Kurva berwarna terang: gelombang pada saat = 0, Kurvs berwarna gla gelombang yang sama pada sai ¢ = 0.057. Pada Seti ik, Anda dapat mesphutungkan hosardan érah pergesoran sels inter val waktu ini dengan v, dan a, yang Siperhathan (a. 10.2 La Gelombang pada Cawal |AB 19 GELOMBANG MEKANIK © Jaju cahaya yang akan menuju kepada kesimpulan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik Gambar 19-6a memperlihatkan kecepatan v,, dan percepatan «,, yang diberikan oleh Persamgan (19-8) dan (19-10), untuk beberaps ttik pada dawai ketika gelombang sinusoi- dal lewat sepanjang dawai itu. Perhatikan bahwa di titik-ttik di mana dawai itu mempunyai kelengkungan ke arah alas (@)/Ox* > 0), percepatan titik tersebut adalah posit (a, = @y/AP > 0): ini disimpulkan dari persamaan gelombang, Persamaan (19-12). Karena slasan yang sama maka percepatan itu adalah negatif (a, = 07y/0r° <0) di titik-titik di mana dawai itu mempunyai kelengkungan ke arah bawah (0*y/2x2 < 0), dan percepatan itu adalsh nol (a, = 3)/aF = 0) di titikctitik infleksi di mana kelengkungan ity adalah nol (9%y/0s- = 0), Kita menekankan sekali lagi bahwa v, dan a, adalah kecepatan dan percepatan ‘ransversal dari ttik-ttik pada dawai itu; titk-titik ini bergerak sepanjang arah y, bukan sepanjang arah perambatan gelombang. Gerak transversal dari beberapa titik pada dawai itu dapat dilihat dalam Gambar 19-6 Konsep fungsi gelombang sama manfuatnya untuk gelombang longitudinal, dan segala sesuatu yang telah kita katakan tentang fungsi gelombang dapat disesuaikan untuk kasus ini. Kumiies y masih mengakur perpesecan sebuah partikel medium dari ppsisi kesetim- ‘bangannya; perbedaannya adalah bahwa untuk gelombang longitudial, pergeseran ini sejajar dengan sumbu x, bukannya tegak lurus. Kita akan membicarakan gelombang longitudinal secara rinci dalam Subbsb 19-6. 19-5 Lasu GELOMBANG TRANSVERSAL Satu di antara sifat-sifat kunci sebarang gelombang adalah taju gelombang. Gelombang cahaya di udara mempunyai laju perambatan yang jaub lebih besar daripada laju gelombang bunyi di udara (3,00 x 10° mvs dibandingkan 344 mis); itulah sebabnya mengapa Anda ‘melihat kilatan halilintar sebelum Anda mendengar suars guruh. Dalam subbab ini kita akan ‘melihat apa yang menentukan laju perambatan suata jenis gelombang; gelombang transver- sal pada dawai. Laju dari seperti gelombang ini penting untuk memahami gelombang itu sendiri Karena merupakan suatu bagian yang sangat penting untuk menganalisis instrumen ‘musik berdawai, seperti_yang akan kita bicarakan dalam Bab 20. Lagipula, laju dari banyak jenis gelombang mekanik ternyata mempunyai ekspresi matematis yang sama, seperti yang dipunyai olen laju gelombang pada dawai FISIKA UNIVERSITAS Besaran fisika yang menentukan laju gelombang transversal pada dawai adalah regangan dalam dawai itu dan massa per satuan ponjang (yang juga dinamakan kerapatan massa linecr). Kita dapat menerka bahwa dengan menambah tegangan maka akan menambah gaya pemulih yang cenderung meluruskan dawai itu bila diganggu, sehingga akan menambah laju gelombang itu. Kita dapat juga menerka bahwa dengan menambah massa itu maka akan membuat gerakaya lebih lamban dan akan mengurangi laju tersebut. Kedua terkaan ini temnyata benar. Kita akan mengembangkan hubungan eksak antara laju. gelombang, tegangan, dan massa per satuan panjang dengan menggunakan dua metode yang berbeda. Metode pertama merupakan konsep yang sederhana dan meninjau suatu bentuk gelombang spesifik; metode kedva lebih umum tetapi juga lebih cesmi Pilih mana saja yang Anda suka LAJU GELOMBANG PADA DAWAI: METODE PERTAMA Kita meninjau dawai yang lentur sempurna (Gambar 19-7). Dalam posisi kesetimbangan tegangannya adalah F, dan kerapatan massa linear (massa per satuan panjang) adalah (Bile potongen-potongan dawat itu digeserkan dari kesetimbangan, maka massa per satuan panjang akan berkurang sedikit dan teganganaya bertambah sedikit). Kita mengabaikan erat dawai itu sehingga bila dawsi itu diam dalam posisi kesetimbangan, dawai itu mem- bentuk garis lurus sempura seperti dalam Gambar 19~7a. Berawal pada waktu r= 0, kita memberikan gaya transversal konstan F, di yjung Kiri dawai ita, Kita dapat mengharapkan bahwa ujung itu akan bergerak dengan percepatan konstan; hal ini akan terjadi seandainya gaya itu diberikan pada suatu massa rit. Tetapi di sini efek gays F, itu adalah untuk menimbulkan semakin lebih banyak massa yang bergerak. Seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 19-7b, zelombang itu berjalan dengan laju konstan v, sehingga tiik bagi P di antara bagian yang bergerak dan bagian yang tidak bergerak akan bergerak dengen laju konstan v yang sama, Gambar 19-7b memperlihatkan bahwa semua partikel dalam bagian dawai yang bergerak akan bergerak ke atas dengan kecepatan Konstan v,, bukan dengan percepatan Konstan. Untuk melihat mengopa seperti itu, kita perhatikan bahwa impuls gaya F, sampai dengan wakru ¢ adalah F,2. Menurat teorema impuls-momentum (Subbab 8-2), impuls sama dengan perubahan komponen transversal total momentua (mv, —0) dari bagian dawai yang bergerak. Karena sistem itu berawal fanpa momentum transversal, maka perubahan ini sama dengan momentum total pads. waktu s. F, Jadi, momentum otal itu harus bertambah sebanding dengan waktu. Tetapi karena titik bagi P bergerak dengan laju konstan, maka panjang dawai yang bemerak dan kareng itu juga massa total m yang bergerak juga sebanding dengan waktu r selama mana gaya itu telah Kesetinbanean oe n Gamoar 19-7 Peraihatae gelambane transversal pada daw (a) Dawat dalam Kesetimbargan: (b) hagian dawai yaep sedane berzerak 12 Kabel-kabel ini mempuryai jumfah massa per satuan panjang (ji) yang relatif besar dan tegangan (F) yang relatif kecil. Maka, jika kabel ity digangey-katskaniah, oleh seeker rung yang hingeap pad kabel itu— felombang transversal akan terjalan ‘epanjang babel inu sangat lamat BAB 19 GELOMBANG MEKANIK beraksi. Jadi perubahan momentum itu harus diasosiasikan seluruhnya dengan bertambahnya Jumlah massa yang bergerak, bukan dengan bertambahnya kecepatan masing-masing elemen massa. Yakni, mv, berubah Karena m berubah, bukan karena v, berubah. Pada waktu f, ujung kiri dawai itu telah bergerak ke atas sejauh v,¢ dan titik betas P telah maju sejauh v2. Gaya total di ujung kiri dawai itu mempunyai komponen-komponen. F dan F,, Mengapa F? Tidak ada gerak dalam arah panjangnya dawai, sehingga tidak ada ‘gaya horizontal yang tidak seimbang. Maka F, yakni besaraya komponen Horizontal, tidak erubah bila dawai itu digeserkan, Dalam posisi yang digeserkan tegangan itu adalah (F? + F2)4 (lebih besar daripada F) dan dawai itu meregang secikit ‘Untuk menurunkan sebuah pemyataan bagi laju gelombang y, kita sekali lagi menerapkan teorema impuls-momentum pada potongan dawai yang bergerak pada waktu f, yakni, potongan dawai di sebelah kiri P dalam Gambar 19-7b. Impuls transversal (gaya transver~ sal kali waktu) sama dengan perubahan momentum transversal dari potongan dawai yang bergerak (massa kali Komponen transversal dari kecepatan). Impuls gaya transversal F, dalam waktu r adalah Fs, Dalam Gambar 19-7b segitiga siku-siku yang puncaknya di P, dengan sisisisi v,t dan vt, adalah serupa dengan segitiga siku-siku yang puncaknya di posisi tangan, dengan sisi-sisi F, dan F. Maka F dan Massa potongan dawai yang bergerak adalah hasil kali dari massa per satuan panjang 4 dan panjang vr, atau jv, Momentum transversal adalah hasil kali massa ini dan kecepatan twansversal ¥, Momentum transversal = (uv7)v,. Kita memperhatikan sekali lagi bahwa momentum itu bertambah dengan waktw bukan arena massa itu bergerak lebih cepat, seperti pada kasus dalam Bab 8. tetapi karena lebih banyak massa yang bergerak. Tetapi impuls gaya F, masin sama dengan perubahan mo- ‘mentum total dari sistem itu, Dengan menerapkan hubungan ini, kita mendapat Dengan menyelesaikan ini untuk v, kita memperoieh F Gaju getombang transversal pada dawal). ass) me Persamoan (19-13) memastikan dugaan kita bahwa laju gelombang v seharusnya bertambah bila tegangan F bertambah tetapi akan berkurang bila massa persatuan panjang 41 bertambah Pethatikan bahwa v, tidak muncul dalam Persamaan (19-13), jadi laju gelombang itu dak bergantung pada v7. Peshitungan kita hanya menggurakan sejenis pulsa yang sangat Khusus, tetapi kita dapat meninjan sebarang bentuk gangguan gelombang sebagai sederet pulsa dengan nilai v, yang berbeda-beda, Jadi walaypun kita menurunkan Persamaan (19-13) untuk sebuaii Kasus khusus, namun persamaan itu berlaku untuk sebarang gerak gelombang transversal pada dawai, termasuk gelombang sinusoidal dan gelombang periodik lain yang kita bicarakan dalam Subbab 19-3. Perhatikan bahwa laju gelombang itu tidak bergantung pada amplitudo stau frekuensi gelombang, sesuai dengan asumsi kita dalam Subbab 19-3 LAJU GELOMBANG PADA DAWAI: METODE KEDUA i sini disajikan sebuah penurunan altematif dari Persamaan (19-13). Jika Anda tidak ‘merasa nyaman dengan turunan parsial, Anda dapat mengabaikannya. Kita menerapkan FISIKA UNIVERSITAS hukum kedua Newion, £F = ma , pada segmen dawai kecil yang panjangnya dalam posisi esetimbangan adalah Ax (Gambar 19-18). Massa segmen itu adalah m =f! Ax; gaya-gaya

You might also like