Professional Documents
Culture Documents
Pemodelan tidak membatasi hanya demonstrasi langsung tapi juga perilaku lisan
dan tertulis dapat bertindak sebagai bentuk pemodelan tidak langsung. Pemodelan
tidak hanya memungkinkan pengamat untuk belajar perilaku yang harus mereka
ulangi tapi juga untuk menghambat perilaku tertentu.
2. Ekspektasi Hasil
Untuk mempelajari perilaku tertentu, orang harus mengerti apa akibat potensial jika
mereka mengulangi perilaku itu. Pengamat tidak mengharapkan penghargaan aktual
atau hukuman yang ditimbulkan oleh model, namun mengantisipasi hasil yang serupa
saat meniru perilaku (disebut ekspektasi hasil), oleh karena itu pemodelan berdampak
pada kognisi dan perilaku. Ekspektasi ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana
pengamat tumbuh; Sebagai contoh, konsekuensi yang diharapkan untuk sebuah DUI di
Amerika Serikat adalah denda, dengan kemungkinan waktu penjara, sedangkan biaya
yang sama di negara lain dapat menyebabkan kematian hukuman mati.
3. Self-efficacy
Teori kognitif sosial mengemukakan bahwa pembelajaran kemungkinan besar
terjadi jika ada identifikasi dekat antara pengamat dan model dan jika pengamat juga
memiliki banyak self-efficacy. Self-efficacy adalah sejauh mana seseorang percaya
bahwa mereka dapat menguasai keterampilan tertentu. Keyakinan self-efficacy
berfungsi sebagai seperangkat determinan proksimal yang paling penting dari motivasi,
pengaruh, dan tindakan manusia, yang beroperasi pada tindakan melalui proses
intervensi motivasional, kognitif, dan afektif.
Menurut Bandura, self-efficacy adalah "kepercayaan akan kemampuan seseorang
untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang dibutuhkan untuk mengelola situasi
yang prospektif". Bandura dan peneliti lainnya telah menemukan self-efficacy individu
memainkan peran utama dalam bagaimana tujuan, tugas, dan tantangan didekati.
Individu dengan self-efficacy tinggi cenderung percaya bahwa mereka dapat menguasai
masalah yang menantang dan mereka dapat pulih dengan cepat dari kemunduran dan
kekecewaan. Individu dengan self-efficacy rendah cenderung kurang percaya diri dan
tidak percaya bahwa mereka dapat berkinerja baik, yang menyebabkan mereka
menghindari tugas yang menantang. Oleh karena itu, self-efficacy memainkan peran
sentral dalam kinerja perilaku. Pengamat yang memiliki tingkat self-efficacy tinggi
cenderung mengadopsi perilaku belajar observasional. Self-efficacy dapat
dikembangkan atau ditingkatkan dengan:
1. Penguasaan pengalaman, yaitu proses yang membantu seseorang mencapai tugas
sederhana yang mengarah pada tujuan yang lebih kompleks.
2. Pemodelan sosial memberikan model yang dapat diidentifikasi yang menunjukkan
proses yang menyelesaikan perilaku.
3. Memperbaiki keadaan fisik dan emosional mengacu pada memastikan seseorang
beristirahat dan santai sebelum mencoba perilaku baru. Semakin santai, semakin
sedikit pasien, semakin besar kemungkinan mereka tidak akan mencapai tingkah
laku tujuan.
4. Bujukan verbal memberikan dorongan bagi seseorang untuk menyelesaikan suatu
tugas atau mencapai suatu perilaku tertentu. [18]
Self-efficacy juga telah digunakan untuk memprediksi perilaku dalam berbagai
situasi terkait kesehatan seperti penurunan berat badan, berhenti merokok, dan
pemulihan dari serangan jantung. Dalam kaitannya dengan ilmu olahraga, self-efficacy
telah menghasilkan beberapa hasil yang paling konsisten yang menunjukkan
peningkatan partisipasi dalam latihan.
4. Identifikasi
Identifikasi memungkinkan pengamat merasakan kesamaan satu-ke-satu dengan
model, dan dengan demikian dapat menyebabkan kesempatan yang lebih tinggi bagi
pengamat yang mengikuti melalui aksi bermodel. Orang cenderung mengikuti perilaku
yang dimodelkan oleh seseorang yang dengannya mereka dapat mengidentifikasi.
Semakin banyak kesamaan atau keterikatan emosional yang dirasakan antara pengamat
dan model, semakin besar kemungkinan pengamat belajar dan menghidupkan kembali
perilaku model.