Professional Documents
Culture Documents
2, Juli 2013
Email : keksi_girindra@yahoo.com
ABSTRACT
The aim of this study is to explain the effect of supportive therapy for students anxiety for
facing National Examination. The design was quasi experiment pre-post test with control
group. 82 students were chosen by purposive sampling. The instruments that consisted of
questioner of demography data and measurement of anxiety scale were valid and reliable.
Data were analyzed by independent t-test, paired t-test and double linear regression. The
result indicated decrease of anxiety (p-value 0,000 < 0,025) with quarrel score for
intervention group (0,821) was higher than control group (0,454). The decreasing of anxiety
was influenced by supportive therapy, sex and their parents income with the determination
coefficient was 27.9%. Supportive therapy is recommended to solve students anxiety when
they will face National Examination.
Key words: anxiety, national examination, senior high school student, supportive therapy
ABSTRAK
Penelitian bertujuan menjelaskan pengaruh terapi suportif terhadap ansietas siswa dalam
menghadapi UN. Menggunakan desain quasi experiment pre-post test with control group. 82
sampel dipilih secara purposive sampling. Instrumen berupa kuesioner data demografi dan
pengukuran skala ansietas yang valid dan reliabel. Analisis data menggunakan independent t-
test, dependent t-test dan regresi linier ganda. Hasil menunjukkan penurunan ansietas pada
kedua kelompok (p-value 0,000 < 0,025) dengan selisih score ansietas kelompok intervensi
(0,821) dan kelompok kontrol (0,454). Penurunan ansietas dipengaruhi oleh terapi suportif,
jenis kelamin dan penghasilan orang tua, dengan peluang perubahan 27,9%. Terapi
direkomendasikan untuk mengatasi ansietas pada siswa yang menghadapi UN.
127
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
2010. Sedangkan tahun ini kelulusan tidak Badan Informasi Publik Departemen
hanya ditentukan oleh nilai UN tetapi juga Komunikasi dan Informatika menunjukkan
nilai-nilai raport pada semester bahwa 90,27 persen peserta Ujian
sebelumnya. Karena sistem ini bersifat Nasional Utama SMP/MTs/SMPT 2010
nasional, maka standar kelulusannyapun dinyatakan lulus, sedangkan siswa yang
berlaku untuk seluruh sekolah yang ada di harus mengulang UN sebanyak 9,73
Indonesia, baik sekolah yang berada di persen. Hasil UN SMP 2010 juga diketahui
perkotaan dengan fasilitas yang memadai sebanyak 561 sekolah atau 1,31 persen
maupun sekolah di daerah pedalaman yang kelulusannya nol persen dan 852
dengan segala keterbatasannya. sekolah (41,64 persen) yang kelulusannya
Penerapan kebijakan ini lantas banyak 100 persen. Sedangkan untuk tingkat
menimbulkan pro dan kontra di kalangan SMA angka kelulusan mencapai 92,15
masyarakat. Meskipun para pakar persen, sementara yang tidak lulus
pendidikan menyadari bahwa tes standar sebesar 7,85 persen.
(UN) merupakan sekumpulan alat yang Sebuah penelitian Hill (1980
dipergunakan untuk menguji kemampuan dalam Hasan, 2009) yang melibatkan
siswa, namun para kritikus berpendapat 10.000 ribu siswa sekolah dasar dan
bahwa penyalahgunaan dan penggunaan menengah di Amerika menunjukkan
yang berlebihan berdampak negatif bahwa sebagian besar siswa yang
terhadap proses belajar mengajar mengikuti ujian gagal menunjukkan
(Sanjaya, 2010). kemampuan mereka yang sebenarnya
Ada banyak masalah yang muncul disebabkan oleh situasi dan suasana ujian
dengan diterapkannya kebijakan tersebut. yang membuat mereka ansietas. Faktor
Soal ujian yang bocor sebelum ujian utama pemicu ansietas menghadapi ujian
dilaksanakan, kunci jawaban yang yaitu: 1) keterbatasan waktu; 2) tingkat
tersebar, hingga guru yang nekat kesulitan materi tes; 3) instruksi tes
membetulkan jawaban siswanya. (Hasan, 2009). Selain dari ketiga hal di
Gambaran tersebut merupakan jawaban atas, faktor penting lainnya yang juga
atas kekhawatiran pihak sekolah untuk menjadi pemicu ansietas siswa dalam
bisa mencapai standar akademik yang menghadapi ujian adalah ansietas yang
ditetapkan pemerintah. Belum lagi beban cenderung meningkat seiring dengan
psikologis yang dirasakan oleh siswa. tingginya jenjang pendidikan. Artinya,
Banyak siswa mengalami ansietas saat siswa SMA yang menghadapi ujian akan
menghadapi ujian nasional, bahkan ada menghadapi tingkat ansietas yang lebih
pula siswa yang frustasi lantas bunuh diri tinggi daripada siswa SMP. Selanjutnya,
karena gagal lulus dalam ujian nasional penelitian yang melibatkan berbagai
(Sudrajat, 2008). Pendapat senada budaya (cross cultural research)
diungkapkan oleh Shechtman (2002) membuktikan bahwa makin besar peran
bahwa banyak anak mengalami ansietas sebuah ujian, makin besar pula tingkat
saat ujian, gagal dalam sekolah, isolasi ansietas yang ditimbulkannya terhadap
sosial atau penolakan. Ansietas ini muncul peserta ujian (Hasan, 2009). Bagi siswa
karena adanya ancaman dalam kehidupan SMA hasil UN tidak hanya menentukan
mereka. Data yang dikeluarkan oleh diterimanya mereka pada sekolah lanjutan,
129
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
tetapi juga turut menentukan saat tidak takut, atau rasa cemas menghadapi
berkompetisi dalam seleksi memperoleh persoalan hidup. Pernyataan tersebut
pekerjaan. Hal inilah yang menjadikan diperkuat oleh hasil penelitian yang
pentingnya dilakukan suatu upaya dilakukan oleh Mustikasari (2010) bahwa
penurunan ansietas pada siswa SMA yang religiusitas menurunkan ansietas siswa
mengalami ansietas dalam menghadapi dalam menghadapi ujian.
ujian nasional. Banyak penelitian terkait terapi
Berbagai upaya ditempuh untuk yang telah dilakukan untuk mengatasi
mempersiapkan siswa menghadapi ujian masalah ansietas pada siswa dalam
nasional. Mulai dari persiapan fisik, menghahapi ujian, seperti terapi tertawa,
kognitif, psikologis hingga persiapan terapi relaksasi otot, dan aromaterapi.
secara spiritual. Upaya yang paling sering Seluruhnya memberikan dampak yang
dilakukan untuk mempersiapkan kognitif positif. Terdapat beberapa penelitian terapi
siswa adalah pengadaan pelajaran spesialis terkait masalah dalam penelitian
tambahan, bahkan banyak juga siswa ini. Suprihatin (2010) meneliti pengaruh
yang mengikuti bimbingan belajar usai jam terapi relaksasi progresif dan tought
sekolah. Tindakan ini ditempuh karena stopping terhadap ansietas klien dengan
bimbingan belajar memberikan hasil positif masalah fisik, dan menunjukkan hasil yang
bagi siswa dalam mempersiapkan sebuah positif. Terapi kelompok yang pernah
ujian. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian dilakukan untuk mengatasi ansietas
yang dilakukan oleh Millatina (2010) sebagai dampak psikologis dari bencana
bahwa bimbingan belajar cukup efektif alam berupa logoterapi pada korban
menurunkan ansietas siswa menghadapi gempa (Sutejo, 2009) dan memberikan
ujian nasional. Secara psikologis siswa hasil yang efektif terhadap penurunan
diberi bimbingan dan arahan oleh guru ansietas. Sedangkan penelitian tentang
bimbingan dan konseling (BK) atau terapi suportif yang dilakukan oleh
bekerjasama dengan psikolog dalam Hernawaty (2009) diberikan pada keluarga
meningkatkan motivasi siswa. Selain itu yang memiliki anggota keluarga gangguan
dukungan psikologis juga dapat diperoleh jiwa. Penelitian mengenai terapi spesialis
dari teman sebaya. Penelitian yang pernah dilakukan untuk anak sekolah
menunjukkan bahwa dukungan teman adalah terapi kelompok terapeutik yang
sebaya dapat menurunkan ansietas siswa dilakukan oleh Pariaman (2010). Terapi ini
menjelang ujian nasional (Puspitasari, dilakukan pada klien sehat yang ditujukan
2010). pada kesiapan anak mencapai tugas
Hal lain yang tidak boleh diabaikan perkembangan secara optimal, dan
adalah aspek spiritual. Menurut Hawari dilakukan di luar lingkungan sekolah.
(2008) ajaran agama merupakan salah Di sekolah terapi kelompok
satu faktor yang dapat menjauhkan merupakan jenis terapi yang paling efektif
manusia dari perasaan ansietas, tegang untuk dilakukan (Hoag & Burlingame,
dan depresi. Pendapat senada juga 1997). Sasaran penelitian ini adalah siswa
dinyatakan oleh Daradjat (2000) bahwa SMA kelas XII. Berdasarkan tahap tumbuh
agama dapat memberikan jalan kepada kembang, siswa SMA berada pada tahap
manusia untuk mencapai rasa aman, rasa perkembangan remaja, dimana salah satu
130
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
132
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
133
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
yang didapat dari anggota kelompok yang pasien terhadap situasi kehidupan,
lain akan membuatnya menyadari akan membangun kekuatan ego, dan
perilaku maladaptif yang selama ini kemampuan mempelajari keterampilan
dilakukan dan merubah pandangan serta penyelesaian masalah. Hal ini juga sesuai
perilaku kearah yang konstruktif. Pendapat dengan teori belajar behavioristik yang
senada juga diungkapkan oleh Videback menjelaskan bahwa perilaku terbentuk
(2008) yang menyatakan bahwa apabila melalui perkaitan antara stimulus dan
koping adaptif, maka individu tersebut respon, dimana perubahan perilaku lebih
dapat berada pada tingkat ansietas yang banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan
sehat (ansietas ringan), sebaliknya apabila (Surya, 2004). Lingkungan dalam terapi
koping individu maladaptif maka ansietas suportif adalah kelompok terapi suportif
individu akan membahayakan (ansietas beserta seluruh anggota dan terapis yang
berat atau panik). terlibat di dalamnya. Sedangkan dalam
Selain itu melalui kebebasan teori pembelajaran sosial kognitif
mengekspresikan perasaan, anggota menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi
kelompok juga dapat lebih mudah karena adanya pengaruh lingkungan
mempelajari keterampilan koping yang sosial, dimana individu akan mengamati
baru (Spiegel, 2000 dalam Shechtman, perilaku lingkungannya sebagai model
2002). Pendapat senada dinyatakan oleh yang kemudian ditiru sehingga menjadi
McCallum (1999, dalam Shechtman, 2002) perilaku yang dimilikinya (Surya, 2004).
bahwa terapi suportif lebih cepat
meningkatkan kemampuan adaptasi
Tabel 2. Ansietas Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional Suportif pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol
Kelompok Ansietas Mean SD t P-
value
a.Sebelum 3,198 0,141 17,428 0,000
Intervensi b.Sesudah 2,377 0,361
Selisih 0,821 -0,220
a.Sebelum 3,180 0,144 10,373 0,000
Kontrol b.Sesudah 2,726 0,344
Selisih 0,454 -0,200
134
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
yang diharapkan. Ahli lain menyatakan oleh siswa. Banyak siswa yang mengatasi
bahwa belajar adalah sebuah proses ansietasnya dengan meningkatkan
dengan metode-metode tertentu sehingga frekuensi beribadah yang dilakukan
orang memperoleh pengetahuan, dengan cara sholat, membaca al-quran,
pemahaman dan cara bertingkah laku berzikir dan berdoa. Kegiatan tersebut
yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, sesuai dengan ajaran agama yang dianut
1995). oleh siswa. Menurut Hawari (2008) ajaran
Hasil penelitian juga menunjukkan agama merupakan salah satu faktor yang
bahwa terapi suportif berpeluang dapat menjauhkan manusia dari perasaan
menurunkan ansietas siswa menjelang ansietas, tegang, dan depresi. Agama juga
ujian nasional sebesar 27,9% dengan dapat memberikan jalan kepada manusia
kontribusi jenis kelamin dan penghasilan untuk mencapai rasa aman, rasa tidak
orang tua. Hal tersebut berkaitan dengan takut, atau rasa ansietas menghadapi
waktu pelaksanaan terapi suportif yang persoalan hidup (Darajat, 2000). Hal ini
sangat singkat, dimana jarak antar sesi sesuai dengan penelitian yang dilakukan
sangat dekat sehingga kesempatan siswa oleh Mustikasari (2010) bahwa religiusitas
untuk mengulang kembali informasi yang menurunkan ansietas siswa dalam
diterima sangat terbatas. Idealnya suatu menghadapi ujian. Pendapat senada juga
proses pembelajaran akan mencapai hasil disampaikan oleh Durand & Bartow (2007)
yang optimal jika dilakukan secara bahwa ansietas dipengaruhi oleh beberapa
berulang. Sebagaimana disebutkan dalam faktor, salah satunya adalah religiusitas.
hukum pembelajaran bahwa rangsangan Religiusitas merupakan salah satu faktor
dan perilaku akan makin kukuh apabila yang paling mendasar dalam diri individu,
sering dilatih (Surya, 2004). yang mana faktor tersebut menyangkut
Sedangkan dari pelaksanaan kedekatan individu dengan Sang Maha
terapi suportif yang terdiri dari empat sesi Pencipta. Kedekatan tersebut dapat
teridentifikasi cara yang biasa dilakukan membuat seseorang tenang, aman
siswa untuk mengatasi ansietas, sumber sehingga rasa ansietas dapat dihindari.
pendukung dan hambatan yang dialami
Tabel 3. Selisih Nilai Ansietas Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Terapi Suportif pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
Kelompok Selisih p-value
Intervensi 0,821 0,000
Kontrol 0,454
135
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
timbulnya ansietas pada siswa di sekolah (UAN) dan kemudian berganti menjadi
meliputi: faktor kurikulum, faktor guru, dan Ujian Nasional (UN) dari tahun 2005
faktor manajemen sekolah. Target hingga sekarang. Belum lagi sistem
kurikulum yang terlalu tinggi, iklim pelaksanaan yang juga berubah dengan
pembelajaran yang tidak kondusif, menjadi standar nilai kelulusan yang terus
faktor penyebab timbulnya ansietas yang meningkat setiap tahunnya (Nashir, 2010).
bersumber dari faktor kurikulum. Belum lagi siswa beradaptasi
Sebagaimana diketahui bahwa hampir mempersiapkan diri menghadapi ujian ia
setiap pergantian pemerintahan diiringi juga dihadapkan pada sebuah
dengan pergantian sistem pendidikan. ketidakkonsitenan sistem yang ada. Di
Sejak tahun 2000 hingga sekarang saja sadari atau tidak oleh penentu kebijakan,
sistem evaluasi pendidikan mengalami dua hal ini memberikan ansietas tersendiri bagi
kali pergantian istilah. Tahun 2002-2004 siswa sebagai objek yang melakoni
sistem ini disebut Ujian Akhir Nasional kebijakan tersebut.
Tabel 4. Faktor yang Berkontribusi terhadap Ansietas Siswa dalam Menghadapi Ujian
Nasional
Karakteristik Ansietas
Rresponden R R t p-
Square value
1. Terapi suportif 0,528 0,279 4,644 0,000
2. Jenis kelamin 2,469 0,016
3. Penghasilan orang tua -2,045 0,044
Sikap dan perlakuan guru yang Selama kegiatan pembelajaran guru juga
kurang kompeten merupakan sumber seyogyanya dapat mengembangkan
penyebab timbulnya ansietas pada diri sense of humor dirinya maupun peserta
siswa yang bersumber dari faktor guru didiknya. Penelitian yang dilakukan oleh
(Sudrajat, 2008). Pada diskusi kelompok Zulkarnain & Novliadi (2009) menunjukkan
disampaikan bahwa sebagian guru bahwa semakin tinggi sense of humor
monoton saat mengajar. Padahal informasi maka semakin rendah ansietas yang
yang baik (ilmu pengetahuan) tidak akan dialami.
diterima dengan baik jika disampaikan Kemampuan lain yang juga harus
dengan cara yang kurang tepat. Dalam hal dimiliki seorang guru adalah keterampilan
ini guru perlu mengembangkan mengenai dinamika kelompok, yaitu
kreativitasnya untuk menciptakan suasana kemampuan melakukan permainan atau
belajar yang menyenangkan. Salah ice breaking khususnya pada saat situasi
satunya adalah dengan menggunakan kelas kuranga kondusif. Guru juga dapat
strategi pembelajaran yang berpusat pada menggunakan pendekatan humanistik
siswa, yang memungkinkan siswa dapat dengan membina pola hubungan yang
mengekspresikan diri dan mengambil akrab, ramah, toleran, penuh kecintaan
peran aktif dalam proses pembelajaran. dan penghargaan dengan siswanya.
136
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
mempengaruhi keberhasilan terapi suportif Cannistraro, Paula, & Rauch, S.L. (2004).
sebagai salah satu metode pendekatan Neural circuity of anxiety: evidance
penyelesaian masalah siswa disekolah from structural and functioning neuro
terkait dengan ansietas dalam menghadapi imaging studies.
ujian. Perlu dilakukan penyempurnaan http://www.medworkmedia.com/psych
pelaksanaan terapi suportif terkait dengan opharbuletin/pdf/15/2008.025PB
waktu pelaksanaan dan antisipasi terapis Ant.cannistraro.pdf.
terhadap faktor perancu (jenis kelamin dan Chien, W.T., Chan, S.W.C., & Thompson,
penghasilan orang tua) untuk menjadikan D.R. (2006). Effects of a mutual
terapi ini sebagai salah satu model support group for families of chinese
pelayanan keperawatan jiwa. people with schizophrenia: 18-months
Perlu melibatkan tenaga dengan follow-up. http://bjp.rcpsych.org,
kompetensi yang sesuai saat melakukan Copstead, L.C. & Banasik, J.L. (2000).
intervensi keperawatan dalam kegiatan Pathofisiology (2nd ed.). Philadelphia:
penelitian, sebagai antisipasi dalam W.B. Saunders Company.
mengatasi keterbatasan waktu Daradjat, Z. (2000). Ilmu jiwa agama.
pelaksanaan terapi. Peneliti hendaknya Jakarta: Bulan Bintang.
mempertimbangkan pemilihan lokasi Dida. (2010). Pentingnya pendidikan anak
penelitian untuk dapat memenuhi usia dini di indonesia. Diakses dari
kesetaraan dan kemungkinan peneliti sadidadalila.wordpress.com/.../penting
menjangkau lokasi dengan waktu nya-pendidikan-anak-usia-dini-
penelitian yang tersedia. Pada penelitian diindonesia
selanjutnya sebaiknya pengukuran Djiwandono. (2002). Psikologi pendidikan.
dilakukan tidak hanya di awal dan diakhir, Jakarta: Grasindo.
tetapi juga ditengah kegiatan terapi Driscoll. R. (2007). Westside test anxiety
(setelah diberikan terapi generalis dan scale validation. Diakses dari
sebelum dilakukan terapi spesialis) untuk http://www.amtaa.org/res/svtxt.html
mengetahui dampak terapi terhadap Durand, W. & Bartow, D. (2007). Intisari
perubahan ansietas yang dialami siswa psikologi abnormal buku kedua
secara lebih spesifik. EdisiKeempat. Yogyakarta: Pustaka.
Fiandini, S.P. (2011). Pengaruh pemberian
DAFTAR PUSTAKA teknik relaksasi nafas dalam terhadap
American Group Psychotherapy tingkat kecemasan pasien pra operasi
Association. (2007). Group works! di ruang bedah RSD dr. Soebandi
information about group Jember. Tesis. Tidak dipublikasi.
psychotherapy. Diakses: Fontaine (2009). Mental health nursing (6th
http://www.agpa.org/group/consumers ed.). New Jersey: Pearson Prentice.
guide2000. Fortinash, K,M. & Warret, P.A.H. (2004).
Ankrom, S. (1998). How to use thought Psychiatric mental health nursing (3rd
stopping reduced anxiety. ed.). St. Louis: Mosby.
http://.anxietydisorders.nationalmental Hasan, D.C. (2009). Sisi lain dari ujian
healthinformationcenter.htm. nasional. Diakses dari
140
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
Puspitasari, Y.P., Abidin, Z, & Sawitri, D.R. Surya, M. (2004). Psikologi pembelajaran
(2010). Hubungan antara dukungan dan pengajaran. Bandung: Pusaka
sosial teman sebaya dengan Bany Quraisy.
kecemasan menjelang ujian nasional Sutejo. (2009). Pengaruh logoterapi
(UN) pada siswa kelas XII reguler kelompok terhadap ansietas pada
SMA Negeri I Surakarta. Skripsi. penduduk pasca gempa di Kabupaten
Diakses dari Klaten Propinsi Jawa Tengah. Tesis.
http://eprints.undip.ac.id/24776/1.pdf Tidak dipublikasi.
Sabri, L. & Hastono, S.P. (2010). Statistik Synder, M. & Lyndquist, R. (2002).
kesehatan (Edisi keempat). Jakarta: Complementary/alternative therapies
Rajawali Pers. in nursing (4th ed). New York: Spinger
Sanjaya, K. (2010). Perwajahan ujian Publising Company.
nasional: ada sisi baiknya. Dari Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan
indonesiaeducate.org/author/sanjaya dasar manusia & proses keperawatan.
Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2010). Jakarta: salemba Medika.
Dasar-dasar metodologi penelitian Townsend, M.C. (2009). Psychiatric mental
klinis. Jakarta: Sagung Seto. health nursing: concepts of care in
Shechtman, Z. (2002). Child group evidence-based practice (6th ed.).
psychotherapy in the school at the Philadelphia: F.A. Davis Company.
threshold of a new millennium. Journal Varcarolis, E.M. et al. (2006). Foundations
of Counseling and Development, of psychiatric mental health nursing: a
80(3). 293-300. clinical approach. St. Louis: Saunders.
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Videbeck, S.L. (2006). Psychiatric mental
Principles and practice of pshychiatric health nursing. (3rd ed.). Philadelphia:
nursing (8th ed.). Louis Missouri: Lippincott Williams & Wilkins.
Mosby Elsevier. Pariaman. (2010). Pengaruh terapi
Stuart, G.W. (2009). Principles and kelompok terapeutik terhadap
practice of pshychiatric nursing (9th perkembangan industri anak usia
ed.). Louis Missouri: Mosby Elsevier. sekolah di panti sosial asuhan anak
Sudrajat, A. (2008). Mencegah kecemasan kota bandung tahun 2010. Tesis. Tidak
siswa di sekolah. Diakses dari dipublikasi.
akhmadsudrajat.wordpress.com/upaya Wilkinson, J.M. (2007). Buku saku
-mencegah-kecemasan-siswa diagnosis keperawatn dengan
Suliswati, dkk. (2005). Konsep dasar intervensi NIC dan kriteria hasil NOC
keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: (Edisi 7). Alih bahasa Widyawati, dkk.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: EGC.
Suprihatin, L. (2010). Pengaruh terapi Yani, A. (2000). Buku asuhan keperawatan
thought stopping dan progressive jiwa. Jakarta: EGC.
muscle relaxation terhadap ansietas Zulkarnain dan Novliadi, F. (2009). Sense
pada klien dengan gangguan fisik di of humor dan kecemasan menghadapi
RSUD Dr. Soedono Madiun. Tesis. ujian di kalangan mahasiswa. Majalah
Tidak dipublikasi. Kedokteran Nusantara, 42(1),48-54.
142