You are on page 1of 13

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR AZOLLA (Azolla pinnata)

PADA PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)


DI PEMBIBITAN UTAMA

TEST OF SOME AZOLLA (Azolla pinnata) LIQUID FERTILIZER


CONCENTRATION ON THE GROWTH OF OIL PALM SEEDS
(Elaeis guineensis Jacq.) IN MAIN NURSERY

Dhiya Suryati1, Sampurno2 dan Edison Anom2


Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau
dhyjihoo@gmail.com

ABSTRACT

The objective of the research was to determine the influence of some


Azolla liquid fertilizer concentrations and to get the best concentration on the
growth of oil palm seeds in main nursery. Research was carried out in land of
Plant Laboratory Agriculture Faculty University of Riau, from February to May
2014. This research arranged experimentaly using Completely Randomized
Design (CRD), consist by 5 treatments and each treatment was repeated 4 times
then obtained 20 experimental units. The treatment given was concentration of
Azolla liquid fertilizer, consist of: A1 = concentration 50 g/l, A2 = concentration
75 g/l, A3 = concentration 100 g/l, A4 = concentration 125 g/l and A5 =
concentration 150 g/l. Parameters measured were the increment of seeds height,
increment of leaves number, increment of stump diameter, leaf width, root length,
root volume, crown root ratio and seeds dry weight. Data were analyzed
statistically using ANOVA and further test followed by Duncan's New Multiple
Range Test (DNMRT) at the level of 5%. The results showed that giving some
concentration of Azolla liquid fertilizer on growth of oil palm seeds significantly
effect on all parameters observed. The best results for the growth of oil palm
seeds shown by giving 125 g/l concentration of Azolla liquid fertilizer.

Keywords: Azolla liquid fertilizer, oil palm, main nursery

PENDAHULUAN dunia. Industri kelapa sawit dewasa


Kelapa sawit (Elaeis ini tidak hanya dimonopoli oleh
guineensis Jacq.) merupakan perkebunan besar negara dan swasta,
tanaman bernilai ekonomis yang tetapi juga oleh perkebunan rakyat.
cukup tinggi, karena merupakan Menurut Badan Pusat
salah satu tanaman penghasil minyak Statistik Provinsi Riau (2012) luas
nabati yang paling produktif dari perkebunan kelapa sawit di Provinsi
tanaman penghasil minyak nabati Riau tahun 2010 mencapai 2.103.175
lainnya. Minyak nabati yang hektar dengan produksi 6.293.542
dihasilkan berupa CPO dan KPO. ton dan pada tahun 2011 meningkat
Minyak kelapa sawit dikonsumsi menjadi 2.256.538 hektar dengan
hampir di sebagian besar negara di produksi sebesar 6.932.572 ton.

1. Mahasiswa Jurusan Agroteknologi


2. Staf Pengajar Jurusan Agroteknologi
JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1Februari 2015
Menurut laporan HarianEkonomi tanah. Pupuk organik dapat
Neraca Industri (2010), terdapat dibedakan atas pupuk organik padat
134.216 hektar perkebunan kelapa dan cair. Pupuk organik cair dapat
sawit di Provinsi Riau dalam kondisi secara cepat mengatasi kekurangan
tua dan tidak produktif, sehingga unsur hara. Pupuk organik cair
perlu segera dilakukan peremajaan umumnya tidak merusak tanah dan
berupa replanting. Maka dari itu tanaman walaupun digunakan
dibutuhkan bibit bibit kelapa sawit sesering mungkin.
yang berkualitas sebagai pengganti Pupuk organik cair dapat
tanaman yang sudah tidak produktif. berasal dari bahan bahan organik
Bibit merupakan produk yang seperti kotoran ternak, limbah padat
dihasilkan dari suatu proses pertanian, tumbuhan air dan lain
pengadaan bahan tanaman (benih) sebagainya. Salah satu tumbuhan air
yang dapat berpengaruh terhadap yang dapat digunakan sebagai pupuk
pencapaian produktivitas pada tahap organik adalah Azolla (Azolla
selanjutnya. Bibit kelapa sawit yang pinnata). Azolla merupakan jenis
baik memiliki pertumbuhan yang tumbuhan pakuan air yang hidup
optimal serta berkemampuan dalam mengapung di lingkungan perairan
menghadapi kondisi cekaman dan mempunyai sebaran yang cukup
lingkungan saat pelaksanaan luas serta mampu menambat N2 dari
penanaman di lapangan. Pembibitan udara.Sebagai sumber hara nitrogen,
terdiri dari dua tahap, yaitu Azolla dapat diberikan sebagai
pembibitan awal (pre nursery) dan pupuk organik, dikomposkan
pembibitan utama (main nursery). ataupun sebagai pupuk hijau.
Pembibitan utama merupakan Azollatelah banyak
pembibitan lanjutan bibit kelapa digunakan sebagai pupuk organik
sawit yang telah berumur 3 bulan karena mengandung nitrogen yang
dari pembibitan awal yang telah cukup tinggi. Azolla banyak terdapat
diseleksi hingga berumur 10 12 pada persawahan di Indonesia
bulan. Seleksi sangat penting sehingga cukup menjanjikan untuk
dilakukan untuk mendapatkan bibit menjadikannya sebagai sumber
yang sehat dengan pertumbuhan nitrogen biologis yang berasal dari
normal (Lubis, 2000). Unsur hara jasad hayati alami yang bersifat
makro dan mikro yang tidak lengkap dapat diperbaharui. Pemberian
dapat mengakibatkan terhambatnya Azolla yang berupa pupuk cair di
pertumbuhan dan perkembangan pembibitan utama kelapa sawit
tanaman. Hal ini dapat diperbaiki diharapkan mampu menyediakan
dengan memberikan pupuk tertentu unsur hara yang mendukung
pada tanah. Pupuk yang dapat pertumbuhan bibit.
digunakan adalah pupuk anorganik Penelitian ini bertujuan untuk
dan organik. mengetahui pengaruh beberapa
Pupuk organik merupakan konsentrasi pupuk cair Azolla dan
solusi yang tepat untuk mensubtitusi mendapatkan konsentrasi terbaik
pupuk anorganik. Pupuk organik terhadap pertumbuhan bibit kelapa
dapat menggemburkan lapisan sawit di pembibitan utama.
permukaan tanah, meningkatkan
populasi jasad renik, mempertinggi
daya serap dan daya simpan air pada

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


BAHAN DAN METODE ulangan sehingga diperoleh 20 unit
Tempat dan Waktu percobaan. Masing masing unit
Penelitian telah dilaksanakan percobaan terdiri dari 2 bibit
di lahan percobaan Laboratorium tanaman dan pengamatan dilakukan
Tanaman, Fakultas Pertanian pada semua unit percobaan.
Universitas Riau Kota Pekanbaru. Perlakuan pada penelitian ini adalah
Penelitian dilaksanakan dari bulan perbedaan konsentrasi pupuk cair
Februari sampai bulan Mei 2014. Azolla. Data yangdiperolehdianalisis
secara statistik menggunakan sidik
Bahan dan Alat
ragamdengan model linear additive
Bahan yang digunakan dalam
dan diuji lanjut menggunakan
penelitian ini antara lain: pupuk cair
Duncans New Multiple Range Test
Azolla, air, aquades, media tanam,
(DNMRT) pada taraf 5%.
Dithane M-45, Sevin 85 S,
Trichoderma sp. dan bibit kelapa Parameter Pengamatan
sawit Topaz varietas Dura x Pisifera Pertambahan tinggi bibit (cm),
(D x P Ghana) yang berumur 3 pertambahan jumlah daun (helai),
bulan. Alat yang digunakan antara pertambahan diameter bonggol (cm),
lain cangkul, kantong plastik, luas daun (cm2), panjang akar (cm),
polybag berukuran 35 cm x 40 cm, volume akar(ml), ratio tajuk akar dan
blender, parang, gunting, timbangan berat kering bibit (g).
digital, ayakan 25 mesh, gelas ukur,
HASIL DAN PEMBAHASAN
gembor, ember, sprayer, oven, botol,
Pertambahan Tinggi Bibit (cm)
karung goni, amplop padi, kertas Hasil sidik ragam
label, alat tulis, alat dokumentasi dan menunjukkan bahwa pemberian
alat penunjang lainnya. beberapa konsentrasi pupuk cair
Metode Penelitian Azolla berpengaruh nyata terhadap
Penelitian ini dilakukan pertambahan tinggi bibit kelapa
secara eksperimen menggunakan sawit. Pertambahan tinggi bibit
metode Rancangan Acak Lengkap kelapa sawit disajikan pada Tabel 1.
(RAL), terdiri dari 5 perlakuan dan 4
Tabel 1. Pertambahan tinggi bibit (cm) kelapa sawit umur 7 bulan yang diberi
beberapa konsentrasi pupuk cair Azolla
Pertambahan tinggi bibit Tinggi akhir bibit (cm)
Pupuk cair Azolla (g/l)
(cm)
125 28,67 a 56,025
150 25,67 a b 55,66
100 22,77 b 54,35
75 23,70 a b 53,35
50 20,83 b 52,05
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5 %.

Tabel 1 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan konsentrasi


pemberian pupuk cair Azolla dengan 100 g/l dan 50 g/l, sedangkan dengan
konsentrasi 125 g/l berbeda nyata pemberian pupuk cair Azolla pada
dalam meningkatan pertambahan konsentrasi 150 g/l dan 75 g/l
tinggi bibit kelapa sawit berbeda tidak nyata. Pemberian

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


pupuk cair Azolla pada konsentrasi berperan sebagai aktifator berbagai
125 g/l menghasilkan tinggi akhir enzim. Menurut Lakitan (2000)
bibit yang lebih baik jika kalium berperan sebagai aktivator
dibandingkan dengan standar pada sintesis karbohidrat.
pertumbuhan bibit kelapa sawit. Karbohidrat yang dihasilkan akan
Pemberian pupuk cair Azolla mempengaruhi aktivitas meristem
pada konsentrasi 125 g/liter telah apikal dalam proses pertumbuhan
mampu mensuplai unsur hara yang tinggi tanaman. Sesuai dengan
diserap tanaman terutama unsur N, P pendapat Sulistyowati (2011) bahwa
dan K. Diduga semakin tinggi pertumbuhan tinggi tanaman
konsentrasi pupuk cair Azolla yang disebabkan oleh aktivitas meristem
diberikan, dapat meningkatkan apikal yaitu bagian pucuk tanaman
ketersediaan unsur N dan P di dalam yang aktif membelah, sehingga
tanah guna menunjang ketersediaan tanaman akan bertambah tinggi.
hara bagi bibit kelapa sawit.Hal ini Aktivitas meristem apikal sangat
didukung dengan kandungan nutrisi tergantung pada ketersediaan
pada pupuk cair Azollayang karbohidrat yang diperoleh dari hasil
mengandung N total sebesar 1,645 %, fotosintesis tanaman tersebut.
P total 0,071 %, K total 2,366 % dan Tanaman dapat tumbuh dan
Mg 0,089 % (CPS, 2014). berproduksi dengan sempurna
Pertambahan tinggi bibit apabila unsur hara yang
sangat erat kaitannya dengan unsur dibutuhkannya cukup terpenuhi
hara makro seperti N, P dan K. (Wibisono dan Basri, 1993).
Notohadiprawiro et al, (2006) Penetapan dosis dan konsentrasi
menyatakan bahwa N sangat dalam pemupukan sangat penting
dibutuhkan oleh tanaman padafase dilakukan karena akan berpangaruh
pertumbuhan vegetatif, khususnya tidak baik pada pertumbuhan
pertumbuhan batang yang memacu tanaman jika tidak sesuai
pertumbuhan tinggi tanaman. N kebutuhannya (Foth, 1994). Maka
mempunyai peran utama untuk dari itu dapat diasumsikan bahwa
merangsang pertumbuhan secara pemberian konsentrasi 125 g/l pupuk
keseluruhan dan khususnya cair Azolla merupakan konsentrasi
pertumbuhan batang yang dapat yang baik untuk mencukupi
memacu pertumbuhan tinggi kebutuhan hara bibit kelapa sawit
tanaman. Menurut Lingga dan sehingga dapat menghasilkan
Marsono (2001) penambahan N tanaman yang tinggi.
dapat merangsang pertumbuhan
Pertambahan Jumlah Daun(helai)
vegetatif yakni cabang, batang dan Hasil sidik ragam
daun yang merupakan komponen menunjukkan bahwa pemberian
penyusun asam amino, protein dan beberapa konsentrasi pupuk cair
pembentuk protoplasma sel yang Azolla berpengaruh nyata terhadap
dapat berfungsi dalam merangsang pertambahan jumlah daun bibit
pertumbuhan tinggi tanaman. kelapa sawit. Pertambahan jumlah
Selain unsur hara N dan P, K daun bibit kelapa sawit disajikan
juga berperan meningkatkan
pada Tabel 2.
pertumbuhan tanaman yakni

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


Tabel 2.Pertambahan jumlah daun (helai) bibit kelapa sawit umur 7 bulan yang
diberi beberapa konsentrasi pupuk cair Azolla
Pertambahan jumlah daun Jumlah daun
Pupuk cair Azolla (g/l)
(helai) pengamatan akhir (helai)
125 5,75 a 9,25
150 5,50 a 8,75
100 5,50 a 9,75
75 5,25 a b 9
50 4,75 b 9
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5 %.

Tabel 2 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah daun.


pemberian pupuk cair Azolla pada Hardjowigeno (2007) menyatakan
konsentrasi 125 g/l berbeda nyata bahwa unsur P berperan dalam
dalam meningkatkan pertambahan pembelahan dan pembentukan organ
jumlah daun bibit kelapa sawit tanaman. Pembelahan dan
dibanding pemberian konsentrasi 50 pembesaran selsel muda akan
g/l, namun berbeda tidak nyata membentuk primordial daun. Unsur
dengan pemberian konsentrasi 75 g/l, hara N dan P berperan dalam
100 g/l dan 150 g/l pupuk cair pembentukan sel sel baru dan
Azolla. Pemberian pupuk cair Azolla komponen utama penyusun senyawa
pada konsentrasi 125 g/l organik dalam tanaman yang
menghasilkan jumlah daun yang mempengaruhi pertumbuhan vegetatif
lebih sedikit pada pengamatan akhir tanaman.
jika dibandingkan dengan standar Menurut Lakitan (2000)
pertumbuhan bibit kelapa sawit. ketersediaan unsur N dan P akan
Pemberian pupuk cair Azolla mempengaruhi daun dalam hal
pada konsentrasi 125 g/liter telah bentuk dan jumlah.Jumlah daun juga
mampu mensuplai unsur hara yang dipengaruhi oleh pertumbuhan tinggi
diserap tanaman terutama unsur N, P tanaman. Sesuai dengan pernyataan
dan K. Menurut Nyakpaet al, (1988) Hidajat (1994) bahwa pembentukan
proses pembentukan daun tidak daun berkaitan dengan tinggi
terlepas dari peranan unsur hara tanaman, dimana tinggi tanaman
seperti N dan P yang tersedia bagi dipengaruhi oleh tinggi batang.
tanaman. Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan daun pada bibit
CPS (2014), pupuk cair Azolla kelapa sawit dipengaruhi oleh faktor
mengandung N total sebesar 1,645 %, kesuburan seperti ketersediaan unsur
P total 0,071 %, K total 2,366% dan hara, kelembaban tanah dan tingkat
Mg 0,089 %. stres air (Pahan, 2008). Menurut
Menurut Gardner et al, (1991) Setyamidjadja (1991) ketersediaan
Unsur N merupakan bahan penting nitrogen yang rendah menyebabkan
penyusun asam amino serta unsur aktivitas selsel yang berperan dalam
esensial untuk pembelahan sel, fotosintesis tidak dapat
pembesaran sel dan pertumbuhan memanfaatkan energi matahari
tanaman. N dibutuhkan dalam jumlah secara optimal sehingga laju
yang banyak pada setiap pertumbuhan fotosintesis menurun, yang
tanaman, khususnya pada tahap mengakibatkan fotosintesis yang
pertumbuhan vegetatif seperti dihasilkan sedikit serta menghambat

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


laju pertumbuhan dan perkembangan beberapa konsentrasi pupuk cair
tanaman khususnya dalam Azolla berpengaruh nyata terhadap
pembentukan daun baru. pertambahan diameter bonggol bibit
kelapa sawit Pertambahan diameter
Pertambahan Diameter Bonggol (cm)
bonggol bibit kelapa sawit disajikan
Hasil sidik ragam
pada Tabel 3.
menunjukkan bahwa pemberian
Tabel 3.Pertambahan diameter bonggol (cm) bibit kelapa sawit umur 7 bulan yang
diberi beberapa konsentrasi pupuk cair Azolla
Pertambahan diameter Diameter bonggol akhir
Pupuk cair Azolla (g/l)
bonggol (cm) (cm)
150 2,36 a 3,45
125 2,35 a 3,4
100 2,09 a b 3,33
75 2,08 b 3,23
50 1,83 c 3,25
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5 %.
Tabel 3 menunjukkan bahwa jaringan tanaman serta meningkatkan
pemberian pupuk cair Azolla pada ketahanan tanaman terhadap
konsentrasi 150 g/l berbeda nyata kekeringan.
dalam meningkatkan pertambahan Pembesaran diameter bonggol
diameter bonggol bibit kelapa sawit dipengaruhi oleh ketersediaan unsur
dibandingkan dengan konsentrasi 75 kalium.Kalium berperan
dan 50 g/l, namun berbeda tidak mempercepat pertumbuhan jaringan
nyata dengan pemberian konsentrasi meristematik terutama pada batang
100 g/l dan 125 g/l. Pemberian tanaman, menguatkan batang
pupuk cair Azolla pada konsentrasi sehingga tidak mudah rebah dan juga
150 g/l menunjukkan diameter sangat penting dalam proses
bonggol bibit kelapa sawit yang lebih fotosintesis, dimana semakin
tinggi jika dibandingkan dengan meningkatnya fotosintesis pada
standar pertumbuhan bibit.Pemberian tanaman akan menambah ukuran
pupuk cair Azolla pada konsentrasi diameter bonggol tanaman. Diameter
150 g/l yang mengandung unsur N, P bonggol merupakan indikator untuk
dan K telah mampu memenuhi pertumbuhan bibit kelapa sawit yang
kebutuhan hara tanaman. Unsur K baik, pada umumnya semakin besar
lebih banyak dibutuhkan dalam perkembangan bonggol maka keadaan
pembesaran diameter bonggol, organ organ dibagian atasnya
terutama sebagai unsur yang seperti tinggi batang dan jumlah
mempengaruhi penyerapan unsur pelepah daun juga semakin baik pula.
unsur hara lain.Pupuk cair Azolla Menurut Leiwakabessy (1988)
yang telah dianalisismengandung N unsur P dan K sangat berperan dalam
total 1,645 %, P total 0,071 %, K meningkatkan diameter bongol
total 2,366 % dan Mg 0,089 % (CPS, tanaman, khususnya dalam
2014). Unsur unsur ini berperan peranannya sebagai jaringan yang
dalam membantu translokasi menghubungkan antara akar dan
fotosintat, membantu pembentukan daun. Bonggol akan menopang bibit
karbohidrat dan protein, memperkuat dan memperlancar proses translokasi

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


hara dari akar ke tajuk. Kandungan sehingga akan meningkatkan
unsur K yang sedikit tersedia pertumbuhan bonggol bibit kelapa
mengakibatkan batang tanaman sawit.
kurang berkembang dengan baik.
Luas Daun (cm2)
Sesuai dengan pendapat Lubis (2000) Hasil sidik ragam
bahwa unsur K berfungsi menunjukkan bahwa pemberian
memperkuat tegaknya batang beberapa konsentrasi pupuk cair
tanaman yang dapat mempengaruhi Azolla berpengaruh nyata terhadap
besar lingkaran batang. Tersedianya luas daun bibit kelapa sawit. Luas
unsur hara K maka pembentukan daun bibit kelapa sawit disajikan
karbohidrat akan berjalan dengan pada Tabel 4.
baik dan translokasi pati ke bonggol
bibit sawit akan semakin lancar,
Tabel 4. Luas daun (cm2) bibit kelapa sawit umur 7 bulan yang diberi beberapa
konsentrasi pupuk cair Azolla
Pupuk cair Azolla (g/l) Luas daun (cm2)
125 29,79 a
150 24,03 b
100 21,91 b c
75 18,56 c
50 16,30 c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5 %.

Tabel 4 menunjukkan bahwa daun, namun semakin mendekati


pemberian konsentrasi 125 g/l pupuk ukuran luas daun maksimum,
cair Azolla berbeda nyata dengan pengaruh penambahan unsur hara
perlakuan lainnya untuk parameter terhadap pertambahan luas daun
luas daun bibit kelapa sawit. Luas tanaman akan semakin kecil. Lingga
daun bibit kelapa sawit yang diberi (2001) menyatakan bahwa nitrogen
pupuk cair Azolla pada konsentrasi dalam jumlah yang cukup berperan
125 g/l menunjukkan luas daun dalam mempercepat pertumbuhan
tertinggi, sedangkan pemberian tanaman secara keseluruhan,
konsentrasi 50 g/l pupuk cair Azolla khususnya batang dan daun.
menunjukkan luas daun yang Unsur N, P dan K yang
terendah. Pemberian pupuk cair terkandung pada pupuk cair Azolla
Azolla pada konsentrasi 125 g/l telah berperan pada proses metabolisme
mampu mensuplai kebutuhan unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
hara yang diserap tanaman terutama vegetatif bibit kelapa sawit. Pupuk
unsur N, P dan K. cair Azolla yang telah dianalisis
Ditinjau dari fisiologisnya, mengandung N total sebesar 1,645 %,
daun merupakan organ tanaman yang P total 0,071 %, K total 2,366% dan
memiliki pertumbuhan terbatas. Luas Mg 0,089 % (CPS, 2014). Menurut
daun meningkat berangsurangsur Nyakpa et al, (1988) unsur N
hingga batas pertumbuhan berpengaruh terhadap indeks luas
maksimumnya. Menurut Gardner et daun, dimana pemberian pupuk yang
al, (1991) penambahan unsur hara mengandung N di bawah keadaan
akan memacu pertambahan luas optimal akan menurunkan luas daun.

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


Menurut Djafarudin (1987) terganggu, sebaliknya jika
tanaman berkembang dengan baik konsentrasi unsur hara tinggi dapat
apabila segala unsur hara yang menyebabkan keracunan pada
dibutuhkan tanaman cukup tersedia, tanaman.
apalagi unsur hara tersebut dalam
Panjang Akar (cm)
bentuk yang sesuai untuk diserap
tanaman. Jumin (1992) menyatakan Hasil sidik ragamm
bahwa peningkatan pertumbuhan enunjukkan bahwa pemberian
vegetatif tanaman tidak terlepas dari beberapa konsentrasi pupuk cair
ketersediaan unsur hara di dalam Azolla berpengaruh nyata terhadap
tanah. Didukung oleh pendapat panjang akar bibit kelapa sawit.
Lakitan (2000) bahwa jika Panjang akar bibit kelapa sawit
konsentrasi unsur hara terlalu rendah disajikan pada Tabel 5.
maka pertumbuhan tanaman akan
Tabel 5. Panjang akar (cm) bibit kelapa sawit umur 7 bulan yang diberi beberapa
konsentrasi pupuk cair Azolla
Pupuk cair Azolla (g/l) Panjang akar (cm)
125 65,87 a
150 56,12 b
100 55,55 b
75 52,27 b
50 51,45 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5 %.
dan oksigen yang diserap dari udara
Tabel 5 menunjukkan bahwa melalui daun. Pertumbuhan
panjang akar bibit kelapa sawit yang perakaran tanaman dipengaruhi oleh
diberi konsentrasi 125 g/l pupuk cair beberapa faktor diantaranya unsur
Azolla berbeda nyata dengan hara dan air. Menurut Lakitan (2000)
perlakuan lainnya. Pemberian pupuk yang mempengaruhi pola penyebaran
cair Azolla pada konsentrasi 125 akar antara lain adalah suhu, aerase,
g/lmenunjukkan panjang akar ketersediaan air dan unsur hara.
tertinggi dibanding pemberian Sutejo (2002) menyatakan bahwa
konsentrasi lainnya, sedangkan yang pemberian pupuk organik dapat
terendah cenderung ditunjukkan oleh meningkatkan aktifitas mikroba
pemberian pupuk cair Azolla pada tanah dan mempertinggi daya serap
konsentrasi 50 g/l. Pemberian tanah terhadap unsur hara yang
konsentrasi 125 g/l pupuk cair Azolla tersedia, karena struktur tanah
yang mengandung unsur N, P dan K menjadi meningkat sehingga akar
telah mencukupi ketersediaan unsur dapat menyerap unsur hara dengan
hara bagi tanaman. Pupuk cair Azolla baik. Oleh karena itu, jika pemberian
yang telah dianalisis mengandung N pupuk organik tidak optimal maka
total sebesar 1,645 %, P total tanaman dapat terganggu dalam
0,071%, K total 2,366% dan Mg melakukan aktifitasnya dan hal ini
0,089 % (CPS,2014). menyebabkan tanaman tidak dapat
Unsur hara yang dibutuhkan tumbuh dan berkembang dengan
tanaman sebagian besar diserap dari optimal.
tanah melalui akar, kecuali karbon

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


Volume Akar (ml) berpengaruh nyata terhadap volume
Hasil sidik ragam menunjukkan akar bibit kelapa sawit. Volume akar
bahwa pemberian beberapa bibit kelapa sawit disajikan pada
konsentrasi pupuk cair Azolla Tabel 6.
Tabel6.Volume akar (ml) bibit kelapa sawit umur 7 bulan yang diberi beberapa
konsentrasi pupuk cair Azolla
Pupuk cair Azolla (g/l) Volume akar (ml)
125 66,75 a
150 59,75 a b
100 57,00 a b
75 50,50 b
50 49,75 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5 %.
Tabel 6 menunjukkan bahwa daripupuk cair sehingga akarnya
volume akar bibit kelapa sawit yang menjadi kurang berkembang.Volume
diberi pupuk cair Azolla pada akar merupakan faktor penting dalam
konsentrasi 125 g/l berbeda nyata pertumbuhan tanaman yang
dengan pemberian konsentrasi 75 g/l mencerminkan kemampuan dalam
dan 50 g/l, namun berbeda tidak penyerapan unsur hara serta
nyata dengan pemberian konsentrasi metabolisme yang terjadi pada
150 g/l dan 100 g/l pupuk cair tanaman.
Azolla.Volume akar bibit kelapa Volume akar tanaman sangat
sawit meningkat seiring pertambahan erat kaitannya dengan unsur hara
konsentrasi yang diberikan kecuali makro seperti N, P dan K. Menurut
pada konsentrasi 150 g/l. Pada Gardneret al, (1991) volume akar
konsentrasi ini ada kecenderungan dipengaruhi oleh lingkungan, dimana
penurunan volume akar. Hal ini lingkungan yang sangat kekurangan
didugaterjadi karena pengaruh air dapat menghambat pertumbuhan
peningkatan konsentrasi pupuk cair volume akar tanaman. Volume akar
yang melebihi kebutuhan, sehingga tanaman juga dipengaruhi oleh
unsur unsur hara mikro yang hanya penyebaran akar. Faktor yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah mempengaruhi pola penyebaran akar
sedikit mengalami peningkatan, antara lain adalah, suhu tanah, aerasi,
sehingga hara mikro tersebut ketersedian air dan ketersediaan
cenderung meracuni tanaman. unsur hara (Lakitan, 2000).
Pemberian pupuk cair Azolla
Ratio Tajuk Akar
pada konsentrasi 125 g/l Hasil sidik ragam
menunjukkan volume akar tertinggi menunjukkan bahwa pemberian
yaitu 66,75 ml, sedangkan volume beberapa konsentrasi pupuk cair
akar terendah cenderung terlihat pada Azolla berpengaruh nyata terhadap
konsentrasi 50 g/l yaitu 49,75 ml. ratio tajuk akar bibit kelapa sawit.
Hal ini terjadi karena sedikitnya Ratio tajuk akar bibit kelapa sawit
unsur hara yang dapat diserap disajikan pada Tabel 7.
tanaman dan kurang maksimalnya
bahan organik yang diperoleh

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


Tabel 7.Ratio tajuk akar bibit kelapa sawit umur 7 bulan yang diberi beberapa
konsentrasi pupuk cair Azolla.
Pupuk cair Azolla (g/l) Ratio tajuk akar
125 2,08 a
150 1,72 b
100 1,70 b
75 1,85 a b
50 1,56 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5 %.

Tabel 7 memperlihatkan tajuk (batang dan daun) daripada ke


bahwa ratio tajuk akar bibit kelapa bagian akar tanaman (Lakitan, 2000).
sawit yang diberi pupuk cair Azolla Menurut Gardner et al,
pada konsentrasi 125 g/lberbeda (1991) nilai RTA menunjukan
nyata dengan pemberian perlakuan seberapa besar hasil fotosintesis yang
lainnya kecuali dengan pemberian terakumulasi pada bagian bagian
pupuk cair Azolla pada konsentrasi tanaman. Ketersediaan hara akan
75 g/l.Nilai ratio tajuk akar (RTA) sangat mempengaruhi proses
tertinggi cenderung terdapat pada fotosintesis dan pembentukan
pemberian konsentrasi 125 g/l pupuk jaringan baik tajuk maupun akar.
cair Azolla. Pemberian konsentrasi Ratio tajuk akar sangat erat
125 g/l pupuk cair Azolla telah kaitannya dengan pembentukan
mampu meningkatkan ketersediaan jaringan tanaman serta pertumbuhan
unsur hara di dalam tanah khususnya antara tajuk dan akar, ini dikarenakan
unsur N, P dan K sehingga unsur ketersediaan hara di sekitar
hara tersebut cukup tersedia untuk perakaran dan hasil proses
pertumbuhan tajuk dan akar. fotosintesis.
Ratio tajuk akar merupakan
4.8. Berat Kering Bibit (g)
faktor penting dalam pertumbuhan Hasil sidik ragam
tanaman dimana mencerminkan menunjukkan bahwa pemberian
proses penyerapan unsur hara serta beberapa konsentrasi pupuk cair
proses metabolisme yang terjadi pada
Azolla berpengaruh nyata terhadap
tanaman. Ratio tajuk akar
berat kering bibit kelapa sawit. Berat
menunjukkan bahwa hasil berat
kering bibit kelapa sawit disajikan
kering melalui fotosintesis lebih
pada Tabel 8.
banyak ditranslokasikan ke bagian
Tabel8.Berat kering bibit (g) kelapa sawit umur 7 bulan yang diberi beberapa
konsentrasi pupuk cair Azolla
Pupuk cair Azolla (g/l) Berat kering bibit (g)
125 46,12 a
150 43,14 a b
100 37,71 b c
75 32,01 c d
50 26,25 d
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5 %.

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


Tabel 8 menunjukkan bahwa mendukung berat kering tanaman.
berat kering bibit kelapa sawit yang Jika dosis yang diberikan pada
diberi pupuk cair Azolla pada perlakuan semakin meningkat maka
konsentrasi 125 g/l berbeda nyata akan terlihat pada peningkatan berat
dengan pemberian perlakuan lainnya kering tanaman. Dwijosaputra (1985)
kecuali dengan konsentrasi 150 g/l menyatakan bahwa berat kering
pupuk cair Azolla. Bahkan pada tanaman mencerminkan status nutrisi
pemberian konsentrasi 150 g/l tanaman karena berat kering tanaman
cenderung terjadi penurunan berat tergantung pada jumlah sel, ukuran
kering bibit. Nilai ini sesuai dengan sel penyusun tanaman dan tanaman
penurunan pertumbuhan pada pada umumnya terdiri dari 70% air
parameter sebelumnya sehingga dan dengan pengeringan air
berpengaruh terhadap penurunan diperoleh bahan kering berupa zat
berat kering bibit. zat organik.
Sesuai dengan pertumbuhan
KESIMPULAN DAN SARAN
terbaik pada parameter pertambahan
Kesimpulan
tinggi, pertambahan jumlah daun, Berdasarkan hasil penelitian
luas daun, panjang akar, volume akar yang telah dilaksanakan, dapat
dan ratio tajuk akar, berat kering disimpulkan bahwa:
bibit kelapa sawit yang cenderung 1. Pemberian beberapa konsentrasi
tertinggi didapatkan pada konsentrasi pupuk cair Azolla pada bibit kelapa
125 g/l. Berat kering merupakan sawit umur 7 bulan nyata
ukuran pertumbuhan tanaman karena
berpengaruh terhadap semua
berat kering mencerminkan parameter pengamatan, yakni
akumulasi senyawa organik yang pertambahan tinggi bibit,
berhasil disintesis oleh tanaman. pertambahan jumlah daun,
Berdasarkan hasil analisis pertambahan diameter bonggol, luas
CPS (2014), pupuk cair Azolla daun, panjang akar, volume akar,
mengandung N total sebesar 1,645 %,
ratio tajuk akar dan berat kering
P total 0,071 %, K total 2,366% dan bibit.
Mg 0,089 %. Lakitan (2000) 2. Pemberian pupuk cair Azolla pada
menyatakan bahwa kandungan unsur konsentrasi 125 g/l memberikan hasil
hara didalam tumbuhan dihitung terbaik bagi pertambahan tinggi
berdasarkan berat bahan kering bibit, pertambahan jumlah daun, luas
tumbuhan disajikan dengan satuan daun, panjang akar, volume akar,
ppm atau persen.Berat kering ratio tajuk akar dan berat kering
menunjukkan perbandingan antara bibitdibandingkan dengan pemberian
air dan bahan padat yang konsentrasi 50, 75, 100 dan 150 g/l.
dikendalikan jaringan tanaman.
Menurut Jumin (1992) produksi berat Saran
kering tanaman merupakan proses Berdasarkan hasil penelitian
penumpukan asimilat melalui proses yang telah dilaksanakan, untuk
fotosintesis. mendapatkan pertumbuhan terbaik
Menurut Nyakpa et al, (1988) bagi bibit kelapa sawit umur 7 bulan
dengan adanya peningkatan klorofil disarankan untuk memberikan pupuk
maka akan meningkatkan aktifitas cair Azolla pada konsentrasi 125 g/l.
fotosintesis yang menghasilkan
asimilat lebih banyak yang akan

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


DAFTAR PUSTAKA Diterjemahkan
olehSoenartono Adisoemarto.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Erlangga. Jakarta.
Riau. 2012. Luas Areal dan
Produksi Perkebunan Gardner, P. F., Pearee, BR., Mitchell,
Kelapa Sawit di Provinsi L.R. 1991. Fisiologi
Riau. Pekanbaru. Tanaman Budidaya. UI
Press. Jakarta.
Badan Tenaga Atom Nasional Hakim, N., M.Y.Nyakpa., A.M.
(BATAN). 2006.Penge- Lubis., S.G. Nugroho., M.R.
lolaan Hara Tanaman. Saul., M.A. Diha., G.B.
Kelompok Tanah dan Hong dan H. Bailey. 2010.
Nutrisi Tanaman.
DasarDasarIlmu
www.batan.go.id/petir/- Tanah.UniversitasLampung
pertanian/tnh.html. Diakses Press. Bandar Lampung.
pada tanggal 10 April 2014.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah.
Central Plantation Service (CPS). Rajawali Press. Jakarta.
2014.HasilAnalisisPupuk
CairAzolla. PT. Central Harian Ekonomi Neraca Industri.
Alam Resources Lestari. 2010. Perkebunan Sawit di
Pekanbaru. Riau PerluPeremajaan.
http://bataviase.co.id/catego
Dinas Perkebunan Provinsi Riau. ry/media/harian-ekonomi-
2012. Luas Areal dan neraca. Diakses pada
Produksi Perkebunan tanggal 10 Mei 2014.
Kelapa Sawit di Provinsi
Riau. Pekanbaru. Hidajat, E.B. 1994. Morfologi
Tumbuhan. Departemen
Djafarudin. 1987. Pupuk dan Pendidikan dan Kebudayaan
Pemupukan. Fakultas Direktorat Jendral Pendidikan
Pertanian Universitas Tinggi Proyek Pendidikan
Andalas. Padang. Tenaga Kerja.
Djojosoewito, S. 2000. Azolla Jumin, H.S. 1992. Ekologi Tanaman
Pertanian Organik dan Suatu Pendekatan Fisio-
Multiguna. logis. RajawaliPress.
Kanisius.Yogyakarta. Jakarta.
Dwijosaputra, D. 1985. Pengantar Lakitan, B. 2000. Dasar Dasar
Fisiologi Tumbuhan. Fisiologi Tumbuhan. PT.
PT.Gramedia Pustaka Utama. Raja Grafindo. Edisi
Jakarta. Revisi. Jakarta.
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti., I.
Satyawibawa dan R. Hartono. Leiwakabessy, F. M. 1988.
2008. Kelapa Sawit.Edisi Kesuburan Tanah. Diktat
Revisi. Penebar Swadaya. Kuliah Kesuburan
Jakarta. Tanah.Departemen Ilmu
IlmuTanah. Fakultas
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-dasar Pertanian, Institut Pertanian
Ilmu Tanah. Edisi ke-enam. Bogor. Bogor.

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015


Lingga, P dan Marsono. 1999. Pahan, I. 2008. Panduan
Petunjuk Penggunaan LengkapKelapa Sawit.
Pupuk. Penebar Swadaya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Jakarta. Setyamidjaja. 1991. Budidaya
Lubis, A. 2000. Kelapa Kelapa Sawit. Kanisius.
Sawit(Elaeis guineensis Yogyakarta.
Jacq.): Teknik Sulistyowati, H. 2011. Pemberian
BudidayaTanaman. Sinar. bokasi ampas sagu pada
Medan. medium alluvial untuk
pembibitan jarak pagar. J.
Notohadiprawiro, T., Soeprapto., Tek. Perkebunan & PSDL
Soekodarmodjo., Endang Vol.1, Juni 2011. Pontianak.
dan Sukana.
2006.Pengelolaan Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan
Kesuburan Tanah dan Cara Pemupukan. Rineka
Peningkatan Efisiensi Cipta. Jakarta.
Pemupukan.
http://soil.faperta.ugm.ac.id. Wibisono, A dan M. Basri. 1993.
Diakses pada tanggal 10 Pemanfaatan Limbah
April 2014. Organik untuk Kompos.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Nyakpa, M.Y., A.M. Lubis., M.A.
Pulung., A.G. Amrah., A.
Munawar., G.B.Hong dan
N.Hakim. 1988. Kesuburan
Tanah. Universitas Lampung
Press. Bandar Lampung.

JOM FAPERTA Vol. 2 No. 1 Februari 2015

You might also like