You are on page 1of 12

PENGARUH KUALITAS UDARA MIKROBIOLOGI DARI

SISA MAKANAN ELANG DI SEKITAR PABRIK SEMEN DI


LAKOJA NIGERIA

Kelompok 1 A-P2 :

Risman Faizal J3L115013


Rizki Nasyasavitri J3L116117
Shifa Khaerunnisa J3L116126
Indah Puspita Arum Sari J3L116212
Ibnu Rasyid J3L216188
Amel Satiyaningtias J3L216203

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

i
ABSTRAK

Various types of microorganisms have different metabolic mechanism.


Where each of these mechanisms require a different micro- and macronutrient
composition. The existence of these substances with different compositions make
this environment as an ideal place for the development of these microorganisms.
If the environment does not support the growth of microorganisms, its will adapt
as endospores microorganisms. Endospores will be embedded in the ground in
quite a long time until the environment becomes ideal for the growth of
microorganisms. Endospora can be dispersed along with dust as a result of
mechanical treatment such as excavation with explosives. Endospores will be
carried by the wind and will spread to the surrounding environment industry. This
will give the risky enough impact on health in the environment industry.
The study was conducted using different samples of hawk food, which is
intended to test for the presence of microorganisms contained in the air around the
industry. The sample used is rice, beans, pieces of meat, sugar cane and Fura de
nono purchased from five different local street vendors around the major cement
plant in Lokoja. Each food sample was collected into a sterile plastic bag and
labeled properly at the point of collection. The test using the isolation and
enumeration of microorganisms, bacterial identification, identification of fungal
isolates. Performed well on the eagles food samples and samples in the air
surrounding the industry. Then do a comparison with the results of testing of the
environment far from the cement industry.

ii
RINGKASAN

iii
PRAKATA

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
anugrah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penyusunan makalah ini ialah Jurnal mengenai PENGARUH
KUALITAS UDARA MIKROBIOLOGI DARI SISA MAKANAN ELANG DI
SEKITAR PABRIK SEMEN DI LAKOJA NIGERIA
Terimakasih kepada Ibu Armi Wulanawati MSi selaku dosen mata kuliah
Kepustakaan Kimia dan Teknik Penulisan Ilmiah, serta Resty Nur Anggraeni SSi
dan Ghina Surya AMd selaku asisten dosen mata kuliah Kepustakaan Kimia dan
Teknik Penulisan Ilmiah, Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor,
serta rekan-rekan program keahlian Analisis Kimia angkatan 53.
Penyusun mengharapkan penulisan makalah ini dapat menambah wawasan
dan khasanah ilmu bagi pembaca. Penyusun sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun dari pembaca.

Bogor, April 2016

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................................... iii
PRAKATA..........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................... v
1 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 1
2 PENDAHULUAN ........................................................................................................... 2
2.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 2
2.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
2.3 Tujuan ....................................................................................................................... 3
3 METODE ......................................................................................................................... 3
3.1 Koleksi Sampel ......................................................................................................... 4
3.2 Isolasi dan Enumerasi Mikroorganisme dari Sampel Makanan Elang ..................... 4
3.3 Identifikasi Bakteri Isolat dari Udara dan Sampel Makanan .................................... 4
3.4 Identifikasi jamur Isolat dari Udara dan Sampel Makanan ....................................... 4
4 HASIL .............................................................................................................................. 5
4 PEMBAHASAN .............................................................................................................. 5

v
1 TINJAUAN PUSTAKA
2 PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Semen adalah pengikat, yang bereaksi dengan karbon dioksida (CO2) di


udara secara independen, dan dapat mengikat bahan lainnya bersama-sama
(Francis, 1977). Selama produksi semen, gas yang dilepaskan yang mengandung
partikel yang menyebabkan polusi udara. Gas-gas ini dapat disebut sebagai polusi
udara. polusi udara adalah campuran dari partikel padat dan gas emisi udara,
bahan kimia dari pabrik-pabrik, debu, serbuk sari dan spora jamur yang dapat
ditangguhkan sebagai partikel. Beberapa polutan udara beracun dan menghirup
mereka dapat meningkatkan kemungkinan masalah kesehatan (Albeanu et al.,
2004). Industri semen kontribusi yang signifikan terhadap ketidakseimbangan
lingkungan kualitas udara khususnya. Emisi lingkungan utama adalah nitrogen
oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2) dan debu abu-abu (Albeanu et al., 2004).
produksi semen memiliki dampak lingkungan yang merugikan seperti polusi
udara dalam bentuk debu, gas, kebisingan dan getaran saat mengoperasikan mesin
selama peledakan di tambang, serta kerusakan pedesaan dari penggalian ( Jeff dan
Hans 2004).
Air berfungsi sebagai mode transportasi untuk penyebaran bioaerosols
(partikel asal biologis misalnya bakteri, jamur, serbuk sari, virus yang konstituen
pentingnya dari atmosfer dan dapat memiliki potensi untuk menyebabkan
berbagai penyakit pada manusia dan hewan). Komposisi dan konsentrasi
mikroorganisme yang terdiri dari bioaerosols bervariasi dengan sumber dan
penyebaran mereka di udara (Lighthart 1994). Kelangsungan hidup
mikroorganisme di udara bervariasi, meskipun umumnya, spora jamur, virus
enterik dan kista amuba agak tahan terhadap tekanan lingkungan yang dihadapi
selama transportasi melalui udara. Bakteri dan ganggang lebih rentan, meskipun
endospora bakteri misalnya Bacillus sp. cukup tahan. Dalam beberapa tahun
terakhir, kualitas udara luar ruangan telah menjadi isu penting, karena
industrialisasi (Medrela-Kudar, 2003). Mikroorganisme hadir di udara berasal dari
tanah, tanaman, air dan tersebar oleh debu. Namun, bakteri membentuk spora dan
jamur yang mampu bertahan di bioaerosols dan tetap layak untuk waktu yang
lama di udara (Dowd dan Maier, 1999). Banyak mikroorganisme hadir di udara
termasuk virus, bakteri, jamur, ragi dan protozoa, berhubungan dengan penyakit
yang terjadi pada manusia, tumbuhan dan hewan (Dowd dan Maier, 1999). Jamur
yang paling patogen biasanya ditemukan dalam sampel udara Aspergillus niger,
Aspergillus clavatus, Aspergillus avenaceus, Acremonium curvulum, Curvularia
clavata, Penicillium chrysogenum, Aspergillus niger, Aspergillus flavus,
Aspergillus belerang (Waleska, 2010)
Beberapa bakteri patogen telah terlibat di udara dan mereka termasuk
Staphylococcus epidermidis, Micrococcus lylae, Micrococcus luteus, Klebisella
pneumoniae, Bacillus megaterium, Staphylococcus haemolytica, Staphylococcus
saprophyticus (Waleska, 2010).
Mancinelli dan Shulls (1978) melaporkan kejadian organisme berikut di udara
yaitu Micrococcus, Aerococcus, Staphylococcus, Peptococcus,

2
Peptostreptococcus, Neisseria, Streptococcus, Paracoccus, Pediococcus, Bacillus,
Sarcina, Sporolactobacillus, Clostridium, Sporosarcina, Serratia, Pseudomonas,
Leuconostoc, Xanthomonas, Lactobacillus.
Siap untuk makan makanan yang mentah atau dimasak, panas atau dingin
makanan yang siap untuk konsumsi langsung pada titik penjualan tanpa perawatan
lebih lanjut (Tsang, 2002). makanan elang terkena penyakit yang menyebabkan
mikroorganisme di udara selama penjual mengakibatkan penyakit seperti kolera,
disentri, demam tifoid dan lain-lain. makanan elang menyediakan sumber tersedia
makanan nutrisi murah untuk penduduk dan sumber pendapatan untuk vendor
(Omemu et al., 2005). makanan elang seringkali merupakan sumber yang paling
terjangkau dari makanan siap pakai bagi pekerja perkotaan di dekat tempat kerja
mereka. Namun, itu adalah sumber sesungguhnya dari makanan ditanggung
patogen (Abdussalam dan Kaferstein, 1993). Terkena makanan elang rentan
terhadap kontaminasi udara mikroba dan konsumsi makanan tersebut dapat
menyebabkan serius keracunan dan kesehatan tantangan. Makanan ditanggung
wabah penyakit terkait dengan makanan siap makan telah dikaitkan dengan
berbagai patogen makanan ditanggung (Gilbreth et al., 2005). Kontaminasi
makanan elang telah dikaitkan dengan paparan lingkungan yang tercemar, sanitasi
yang buruk dan praktek-praktek higienis yang buruk oleh vendor (Mensah et al.,
2002). Oleh karena itu perlu bahwa langkah-langkah yang memadai diletakkan di
tempat untuk memastikan bahwa siap untuk makan makanan yang dijual di daerah
sangat tercemar secara memadai tertutup dan tidak terkena.

2.2 Rumusan Masalah

2.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak dari polusi
udara di sekitar pabrik semen Obajana pada kualitas mikrobiologis siap makan
untuk makanan elang.

3 METODE

Dalam percobaan mengevaluasi dampak polusi udara di sekitar pabrik,


pengumpulan sampel udara dilakukan dengan teknik pengendapan piring. Teknik
pengendapan piring merupakan salah satu teknik dalam mengambil sampel udara
dengan menggunakan media seperti PDA, PCA, dan SSA.

3
3.1 Koleksi Sampel

Penelitian menggunakan lima sampel makanan elang yaitu beras, kacang,


potongan daging, gula tebu dan Fura de nono dari lima penjual keliling lokal
berbeda di sekitar pabrik. Sampel udara diperoleh dengan teknik pengendapan
piring. Penempatan media agar dari Potato dextrose agar (PDA), Plate Count Agar
(PCA), Salmonella -Shigella Agar (SSA), MacConkey Agar dan darah agar
terlihat di sekitar pabrik semen. Media agar diletakkan 1m di atas tanah dan 1 m
dari lokasi yang berbeda dari dinding dekat dengan garis produksi pabrik semen
selama 15 menit. Sampel diletakkan dalam kondisi aseptik ke laboratorium untuk
dianalisis.

3.2 Isolasi dan Enumerasi Mikroorganisme dari Sampel Makanan Elang

Sebanyak 10 gram sampel makanan yang dihomogenisasi dalam 90ml air


pepton steril dan stomached menggunakan stomacher di 360rpm selama 1 menit,
sampel homogen yang serial diencerkan dengan faktor 10-5. Salah satu ml 10-5
aliquot setiap sampel makanan disuntikkan pada piring PCA, SSA, agar darah,
MacConkey agar untuk isolasi total organisme aerobik, Salmonella, Shigella,
Streptococcus dan coliform. Piring disiapkan di duplikat dan diinkubasi pada
kondisi aerobik pada suhu 37C selama 24 - 48 jam. Untuk jamur, 1ml dari 10-5
aliquot setiap sampel makanan disuntikkan pada piring PDA dan diinkubasi pada
25C selama 3 - 5 hari. Jumlah koloni di piring masing-masing dihitung
menggunakan Quebec colony counter (Reichert, USA) dan dinyatakan sebagai
koloni forming unit per gram sampel homogenat (cfu / g).

3.3 Identifikasi Bakteri Isolat dari Udara dan Sampel Makanan

Isolat bakteri diidentifikasi menggunakan morfologi kolonial dan


karakteristik biokimia. Morfologi kolonial meneliti bentuk, ukuran, tepi,
karakteristik optik, permukaan koloni, warna dan ketinggian tes isolat. Tes
biokimia dilakukan termasuk pewarnaan Gram, endospore pewarnaan, uji
katalase, uji pemanfaatan sitrat, uji hidrolisis pati, uji indol, uji motilitas, uji
oksidasi dan uji fermentasi gula.

3.4 Identifikasi jamur Isolat dari Udara dan Sampel Makanan

Isolat jamur diperiksa menggunakan karakteristik morfologi seperti warna


miselia, bentuk hifa dan spora struktur. Isolat jamur diperiksa secara mikroskopis
dengan menggunakan metode noda sediaan basah digunakan.

4
4 HASIL

Penelitian dampak polusi udara di sekitar pabrik semen dengan adanya sisa
makanan elang menimbulkan berbagai macam bakteri pathogen dan jamur.
Sebanyak 15 macam bakteri pathogen yang ditimbulkan seperti Salmonella sp.,
Shigella sp., Proteus sp., Micrococcus sp., Escherichia coli, Klebsiella sp.,
Pseudomonas sp., Staphylococcus sp., Bacillus sp., Enterobacter sp.,
Streptococcus sp., Streptococcus pyogenes, sedangkan Lactobacillus sp., Bacillus
cereus, Bacillus sp., Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Micrococcus sp.,
Staphylococcus sp., Proteus sp. dan Pseudomonas sp, dan sebanyak tujuh spesies
jamur yang ditimbulkan akibat sisa makanan elang yaitu Alternaria sp.,
Penicillium sp., Aspergillus flavus, Aspergillus niger diisolasi dari sampel udara
sementara Mucor sp. Rhizopus stolonifer, Aspergillus niger, dan Fusarium sp.
Sisa nasi pada lingkungan memiliki persentase tertinggi untuk
Streptococcus sp. (15,2 dan 18,8% masing-masing). Persentase total bakteri aerob
tertinggi di udara (31,6%) dan daging dibumbui (33,4%). Terjadinya coliform
tertinggi di tebu (38,2%) diikuti oleh daging dibumbui (30,4) namun
keberadaannya di udara rendah (23,0%). Persentase Pola terjadinya Salmonella
sp. dan Shigella sp. yang sangat mirip. kacang dimasak memiliki persentase
terjadinya tertinggi (24,8%; 22,6%) diikuti oleh fura de nono (22,3%; 18,2%).
Sampel udara diambil dekat dengan garis produksi yang memiliki jumlah
jamur tertinggi sedangkan sampel udara dari sisi berlawanan dari pabrik memiliki
jumlah jamur terendah.

4 PEMBAHASAN

Dampak polusi udara di sekitar pabrik semen pada sisa makanan elang akan
menimbulkan mikrorganisme di udara dan dapta dikaitkan dengan pengendapan
bioaerosol dari udara tercemar. Organisme yang paling umum ditemukan diudara
adalah bakteri Bacillus sp. Yang dikenal sebagai pembentuk spora. Spora yang
mampu bertahan dalam beberapa tahun maupun berabad-abad ketika spora ini
terhirup, dicerna maupun bersentuhan dengan kulit akan menjadi aktif dan
berkembang biak dengan cepat, spora akan memproduksi toksin yang
menyebabkan diare dan muntah jika tersentuh.
Jumlah bakteri aerob yang tinggi mengakibatkan kontaminasi melalui debu
memungkinkan penyelesaian bioaerosol dan debu. Coliform memiliki jumlah
tertinggi dalam tebu dan kacang-kacangan dan ini dapat dikaitkan dengan air
murni yang disemprotkan pada tanaman tebu untuk elang dan kacang, bisa jadi
karena kedekatan dari lokasi produksi di mana polusi udara terjadi sebagai hasil
dari emisi dari pabrik. Kacang memiliki kebutuhan gizi yang diperlukan bisa
berfungsi sebagai media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri dan jamur.

5
Coliform adalah organisme indikator; kehadiran mereka dalam makanan siap saji
menggambarkan kemungkinan bahaya. Contohnya bakteri E. coli, Staphylococcus
sp., Bacillus cereus, Shigella sp. Salmonella sp. dan Pseudomonas sp. yang
menunjukkan control sanitasi yang buruk. Organisme ini dikenal patogen
makanan ditanggung dan patogen oportunistik yang telah terlibat dalam makanan
ditanggung wabah penyakit.
Escherichia coli merupakan flora normal dari manusia dan hewan usus dan
telah diidentifikasi sebagai penyebab utama makanan menimbulkan penyakit di
seluruh dunia. Meskipun beberapa E. coli yang tidak berbahaya, contohnya
Enterohaemorrhagic E. coli (EHEC) mampu menghasilkan satu atau lebih racun
dan O157 serotipe tertentu telah dikaitkan dengan hemoragik colitis, sindrom
uremik hemolitik dan purpura trombotik thrombocytopaenic. dan juga
enterotoksigenik E. coli (ETEC) dikaitkan dengan penyakit diare perjalanan.
Isolasi E. coli, mungkin mengakibatkan kondisi lingkungan yang buruk akibat
debu, bioaerosols, kontaminasi air dan kebersihan yang buruk praktik. Shigella,
Salmonella dan Pseudomonas sp. diisolasi dari makanan sisa elang yang
menunjukkan kontrol sanitasi yang buruk. Organisme makanan ini dikenal
sebagai patogen oportunistik yang telah terlibat dalam makanan sumber wabah
penyakit. Shigella sp. adalah bakteri agen penyebab disentri basiler di
kebanyakan negara berkembang saat ini, yang bisa berakibat fatal pada anak-anak
jika tidak didiagnosis dan diobati pada waktunya. Salmonella yang umumnya
terkait dengan infeksi saluran pencernaan akibat makanan yang terkontaminasi.
Mereka menyebabkan kondisi penyakit yang dikenal sebagai salmonellosis dan
demam tifoid. Bakteri Klebsiella sp. dan Pseudomonas sp. berhubungan dengan
infeksi saluran pernapasan dan jika tidak diobati bisa mengancam kehidupan baik
pada anak-anak dan dewasa.
Streptococcus sp, telah sering dikaitkan dengan radang tenggorokan akut.
Kehadiran Staphylococcus sp. mungkin karena kontaminasi manusia setelah
produksi. Ini bisa dari kontak langsung manusia seperti jari tangan atau tidak
langsung melalui zat aditif atau peralatan. Organisme ini dikaitkan dengan
endotoksin ditandai dengan masa inkubasi singkat (1-8h), mual kekerasan,
muntah dan diare.Kehadiran Mucor sp, Penicillium sp., Aspergillus niger,
Aspergillus flavus, Fusarium sp. dan Rhizopus stolonifer dalam sampel makanan
ini tidak mengherankan karena mereka tersebar dalam bentuk spora yang
melimpah di lingkungan dan dapat diperkenalkan melalui debu dan tanah.
Kehadiran mereka dalam sampel makanan ini adalah masalah kesehatan
masyarakat yang serius jamur ini semuanya telah terlibat dengan produksi
mikotoksin. Strain toksigen dari Aspergillus flavus telah dikenal untuk
menghasilkan aflatoksin, sebuah hepatoxic ampuh dan agen karsinogenik. Niger
Aspergillus dikenal untuk menghasilkan asam protocathenic dan oksalat yang
metabolit beracun . Spesies jamur dari sampel udara pada Alternaria sp.,
Penicillium sp., Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Alternaria sp. Aspergillus
sp. dan Penicillium sp. dikenal sebagai agen penyebab alergi jamur yang berperan
penting dalam alergi pernapasan.
Persentase terjadinya mikroorganisme dalam sampel udara dan makanan
menunjukkan korelasi antara polusi udara dan bioaerosol menetap di paparan
makanan elang. Jumlah total aerobik dan Streptococcus sp. yang tertinggi dalam

6
sampel udara dan ini bisa menjadi sumber kontaminasi dari makanan elang yang
memiliki insiden tinggi organisme ini.
Jumlah jamur dalam sampel udara oleh dinding dekat dengan garis produksi
adalah yang tertinggi yang bisa sebagai akibat dari penyebaran bioaerosols
dibantu oleh debu selama produksi. Jumlah jamur pada semua sampel makanan
menunjukkan bahwa kacang yang dimasak memiliki jumlah jamur tertinggi yang
bisa mengakibatkan biji memiliki kebutuhan gizi yang diperlukan dan dengan
demikian dapat melayani sebagai media yang cocok untuk pertumbuhan jamur.

You might also like