You are on page 1of 6

HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEPADATAN

LALAT PADA WARUNG MAKAN DI PASAR TRADISIONAL


PASAR HORAS PEMATANGSIANTAR
TAHUN 2013

Devi Justika Sembiring1, Taufik Ashar2 dan Wirsal Hasan2

1. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Departemen Kesehatan Lingkungan
2. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
E-mail : devi.justika@yahoo.com

Abstract
The hygiene and sanitation of food processing and flies density at the eatery in
the traditional market Pasar Horas Pematangsiantar 2013. Eatery is a commercial
bussines that provides food and beverage for public society. Food sanitation hygiene
purpose is managing food of avoiding to become source of disease. This research aims
to find out about hygiene of Eatery in Pasar Horas Pematangsiantar city according to the
staff character, sanitation hygiene principal of food processing, food delivery, finished
food storing , food servicing, sanitation facility and the measurement of flies density.
This research is a descriptive reseach that explain the sanitation hygine of food
management which the datas are obtained by observing and analyzed based on exist
theory namely Kepmenkes Ri No. 1098/Menkes/SK/VII/2003 about the required
condition the healthy of eatery and restaurant, and measurement of flies density by
using Fly Grill and adjusted with interpretation according to health department. This
research shows that most of responden education is High school (76.5 %), according to
>15 years trading period (47%), 2 to 3 labour of food processing (70.6 %). Applying the
sanitation hygiene including food material (100%) has fullfilled the require needed, the
other has not fullfilled the requirement incluidng food material storing, food processing,
finished food storing, food delivery, food servicing and sanitation facility. Most of the
processor and waiter have not fullfilled the principal of food processing. The density of
flies (58.8%) is in the medium level (3-5) and the further research need to be done to
find out the breeding place. According to the result of the research, it is suggested to do
some training and counceling about the hygiene and sanitation in eatery to be better for
healt.

Keywords : Hygiene Sanitation, Eatery, Flies Density

PENDAHULUAN peningkatan dan pemantapan upaya


Undang-undang No. 36 tahun kesehatan secara berhasil guna dan
2009 tentang kesehatan menyebutkan berdaya guna. Semua itu merupakan
bahwa peningkatan dan pemantapan upaya untuk melindungi masyarakat
upaya kesehatan diselenggarakan dari makanan dan minuman yang tidak
melalui berbagai macam kegiatan, salah memenuhi persyaratan mutu (Depkes
satunya adalah pengamanan makanan RI, 2009).
dan minuman. Upaya pengamanan
makanan dan minuman akan lebih
ditingkatkan untuk mendukung

1
Makanan dan minuman sangat Lalat dapat bertindak sebagai
penting bagi manusia, karena merupakan vektor mekanis yang menyebabkan
suatu kebutuhan pokok untuk penyakit pada manusia maupun hewan.
kelangsungan hidupnya. Untuk itu, Infeksi terjadi melalui komsumsi
makanan dan minuman yang dikonsumsi makanan atau minuman yang dihinggapi
harus terpenuhi kebutuhan zat gizinya lalat. Peristiwa penularan penyakit yang
(karbohidrat, protein, lemak, dan disebarkan lalat bersumber dari makanan
mineral), juga harus higienis dan aman yang berasal dari tempat pengolahan
agar terhindar dari penyakit karena makanan (TPM) khususnya jasa boga,
makanan (Khomsan, 2004). rumah makan, warung makan, dan
Makanan yang terkontaminasi makanan jajanan yang pengolahannya
dapat disebabkan oleh higiene sanitasi tidak memenuhi syarat kesehatan atau
makanan yang tidak memenuhi syarat sanitasi lingkungan (Andriani, 2007).
kesehatan. Untuk mendapatkan makanan Survei awal yang telah penulis
dan minuman yang memenuhi syarat lakukan di beberapa warung makan pada
kesehatan maka perlu diadakan pasar tradisional di kota Pematangsiantar
pengawasan terhadap higiene sanitasi yaitu Pasar Horas masih dijumpai proses
makanan dan minuman yang diutamakan pengolahan makanan yang tidak sesuai
pada usaha yang bersifat umum seperti dengan prinsip-prinsip higiene sanitasi
restoran, rumah makan, ataupun makanan, juga masih menunjukkan
pedagang kaki lima mengingat bahwa adanya lalat. Maka dari itu penulis
makanan dan minuman merupakan media tertarik untuk melakukan penelitian
yang potensial dalam penyebaran tentang Higiene dan Sanitasi Pengelolaan
penyakit (Depkes RI, 2004). Makanan dan Kepadatan Lalat pada
Terdapat 6 (enam) prinsip higiene Warung Makan Di Pasar Tradisional
sanitasi yang harus diperhatikan dalam Pasar Horas Kota Pematangsiantar Tahun
proses pengolahan makanan dan 2013.
minuman yaitu pemilihan bahan Tujuan penelitian ini yaitu Untuk
makanan, penyimpanan bahan makanan, mengetahui gambaran higiene dan
pengolahan makanan, penyimpanan sanitasi pengelolaan makanan dan
makanan masak, pengangkutan makanan, kepadatan lalat pada warung makan di
dan penyajian makanan (Depkes RI, Pasar Tradisioanal Pasar Horas Kota
2004). Pematangsiantar Tahun 2013
Warung Makan adalah salah satu
tempat penyediaan makanan yang cukup METODE PENELITIAN
banyak mendapat kunjungan dari Penelitian ini dilakukan di warung
konsumen terutama pengunjung pada makan di Pasar Tradisional Pasar Horas
pasar tradisional untuk Kota Pematangsiantar. Selain melakukan
memperoleh/menikmati aneka ragam wawancara dan observasi higiene sanitasi.
makanan yang diinginkan. Dan untuk itu Jenis penelitian ini adalah survai
aspek higiene dan sanitasi makanan perlu yang bersifat deskriptif dengan melihat
menjadi perhatian dan ditingkatkan, agar higiene sanitasi dan melakukan
tempat usaha ini memenuhi persyaratan pengukuran untuk mengetahui kepadatan
kesehatan di bidang penyehatan makanan lalat pada rumah makan di Pasar Horas
(Khomsan, 2004). kota Pematangsiantar. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh warung

2
makan yaitu sebanyak 17 warung makan. yang lama berjualan dalam kurun waktu >
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh 15 tahun yaitu 8 responden (47,0%).
populasi. Tenaga yang mengolah di warung makan
Data primer diperoleh dari hasil pada umumnya terdiri dari 2-3 orang
pengamatan langsung penilaian keadaan (70,6%) tenaga pengolah. Responden
fisik, penerapan higiene penjamah paling banyak pada umur 30-39 tahun
makanan dan sanitasi melalui penggunaan yaitu sebanyak 6 responden (35,3%) dan
kuesioner dan observasi serta data yang 40-49 tahun yaitu sebanyak 6 responden
diperoleh dari hasil pengukuran (35,3%).
kepadatan lalat pada warung makan. Data Tingkat pendidikan pada pemilik
sekunder diperoleh dari dinas kesehatan warung makan sudah cukup baik yaitu
dan dinas pasar Pematangsiantar. pada umumnya (13 orang) adalah tamatan
Sekolah Menengah Atas. Latar belakang
pendidikan dapat mempengaruhi cara-
HASIL DAN PEMBAHASAN cara merekan dalam menangani makanan.
Lama berdagang adalah jangka
Karakteristik Responden waktu mulai pertama kali berdagang
Gambaran tingkat pendidikan , sampai dengan sekarang. Di warung
lama berjualan, jumlah tenaga pengolah, makan yang terdapat di Pasar Horas ini,
dan umur responden pada penelitian ini Dari 17 Warung Makan yang terdapat di
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Pasar Horas tersebut keseluruhan
Tabel 1. Distribusi Responden responden telah berdagang lebih dari 5
Berdasarkan Tingkat Pendidikan, tahun.
Lama Berjualan, Jumlah Tenaga Jumlah tenaga yang mengolah
Pengolah dan Umur di Warung Makan adalah jumlah orang yang bekerja dalam
Pasar Horas Pematangsiantar Tahun pengolahan makanan. Di warung makan
2013 yang ada di Pasar Horas, dari 17 warung
Jumlah makan yang memakai tenaga pengolah 2-
Orang %
SMP 4 23,5
3 orang. Tenaga pengolah makanan
Pendidikan
SMA 13 76,5 memegang peranan penting didalam
Total 17 100 kegiatan pengelolaan makanan.
Lama 0-5 Tahun 2 11,8
Berjualan 6-10 Tahun 4 23,5
11-15 Tahun 3 17.7 Prinsip-Prinsip Hygiene Sanitasi
>15 Tahun 8 47,0 Pengelolaan Makanan
Total 17 100 Gambaran Prinsip-prinsip hygiene
Jumlah 2-3 Orang 12 70,6
Tenaga 4-5 Orang 5 29,4 sanitasi pengelolaan makanan dapat
Mengolah dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Total 17 100 Tabel 2. Distribusi Balita Berdasarkan
Lama 20-29 Tahun 1 5,9 Jenis Kelamin dan Umur di Lingkungan
Berjualan 30-39 Tahun 6 35,3
40-49 Tahun 6 35,3
Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir
>50 Tahun 4 23,5 Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat Tahun 2013
Prinsip-Prinsip Keterangan
bahwa pendidikan responden lebih No Hygiene Sanitasi
banyak berpendidikan SMA yaitu 13 Warung Makan
responden (76,5%). Responden di warung 1. Pemilihan Bahan Memenuhi syarat
Makanan kesehatan
makan yang terdapat paling banyak ialah

3
2. Penyimpanan Bahan Tidak memenuhi Pengolahan makanan adalah
Makanan syarat kesehatan
3. Pengolahan Makanan Tidak memenuhi
serangkaian kegiatan dalam pengolahan
syarat kesehatan bahan makanan dengan memperhatikan
4. Penyimpanan Tidak memenuhi faktor tempat pengolahan, peralatan
Makanan Jadi/Masak syarat kesehatan
memasak dan cara penjamah dalam
5. Pengangkutan Tidak memenuhi
Makanan Jadi syarat kesehatan mengolah makanan.
6. Penyajian Makanan Tidak memenuhi Penyimpanan makanan jadi adalah
Jadi syarat kesehatan menyimpan dan menempatkan makanan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui yang telah jadi/masak dengan
bahwa hygiene sanitasi di warung makan memperhatikan prinsip penyimpanan
yang terdapat di Pasar Horas secara sementara waktu pada ruang
umum tidak memenuhi syarat kesehatan penyimpanan makanan jadi dengan
yang sesuai dengan Kepmenkes RI No. memperhatikan kebersihan tempat
1098/Menkes/SK/ VII/2003 tentang maupun wadah penyimpanan.
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Penyimpanan makanan jadi tidak
Makanan, karena ada 5 (lima) prinsip memenuhi syarat kesehatan karena tidak
yang tidak memenuhi syarat kesehatan. mempunyai tempat penyimpanan khusus.
Pemilihan bahan makanan adalah Akibatnya makanan tidak terhindar dari
semua bahan baik terolah maupun tidak kontaminasi udara luar karena tempat
termasuk bahan tambahan dan bahan tersebut hanya berupa stelling yang
penolong. Dalam memenuhi kebutuhan tertutup hanya bagian depan, atas dan
akan bahan makanan, responden membeli samping, sehingga debu-debu dapat
di pasar tradisional yaitu Pasar Horas itu masuk melalui bagian yang terbuka dan
sendiri. Dalam pemilihan bahan makanan dapat menimbulkan pencemaran pada
tersebut mereka juga mengutamakan makanan jadi. Hal ini terjadi karena
kualitas, karena tidak terlihat busuk responden belum mengetahui fungsi
maupun rusak. Semuanya juga daripada tempat makanan jadi yang
memperhatikan masa kadaluarsa dalam tertutup.
memakai bahan tambahan makanan, dan Pengangkutan makanan adalah
membeli di tempat resmi/berizin. Dalam sarana pengangkut makanan jadi/matang
pemilihan bahan makanan yang dilakukan dari tempat penyimpanan untuk
sudah memenuhi syarat kesehatan. dihidangkan kepada tamu. Seluruh
Dalam penyimpanan bahan warung makan dalam hal pengangkutan
makanan yang dilakukan di 17 warung makanan yang tidak memenuhi syarat
makan di Pasar Horas, semua responden kesehatan yaitu tidak adanya tempat
tidak memenuhi syarat kesehatan. Bahan khusus dalam pengangkutan makanan
makanan yang dibeli tetap diletakkan di yang sudah matang, dan tidak memiliki
keranjang belanja atau hanya diletakkan penutup yang baik serta mudah
di atas meja tanpa menyimpannya. Hal ini dibersihkan, adanya tempat khusus agar
dikarenakan menurut mereka sama saja makanan tidak bercampur dengan bahan
apabila disimpan dan tidak disimpan yang berbahaya dan perlunya penutup
karena keesokan harinya akan langsung supaya makanan tidak terkena
digunakan. Seluruh responden juga pencemaran ulang (recontamination).
melakukan pencucian bahan makanan Penyajian makanan adalah
hanya ketika bahan makanan itu akan menyajikan makanan jadi/matang kepada
segera diolah menjadi makanan jadi. konsumen dengan menggunakan wadah.

4
Penyajian makanan dengan cara ditutup berada di dekat penjual alat-alat rumah
(100%) tidak memenuhi persyaratan tangga, sehingga tidak menimbulkan
kesehatan, mereka langsung tingginya angka kepadatan lalat.
memberikannya kepada tamu setelah
makanan itu dipesan, makanan yang tidak KESIMPULAN DAN SARAN
ditutup akan dapat terkontaminasi dengan Kesimpulan
udara luar dari tangan si penyaji. Karakteristik responden yang ada
di warung makan Pasar Horas
berdasarkan pendidikan pada umumnya
tamat SMA (76,5%), lamanya berjualan
>15 tahun (47,0%) dan jumlah tenaga
Pengukuran Kepadatan Lalat yang mengolah pada umumnya 2 3
Hasil pengukuran yang diperoleh orang (70,6%). Penerapan 6 (enam)
dapat dilihat pada tabel berikut : prinsip hygiene sanitasi pengelolaan
Tabel 3. Hasil Pengukuran Kepadatan warung makan di Pasar Horas yang
Lalat memenuhi persyaratan kesehatan hanya
No Hasil Jlh % Ket
Pengukuran
pemilihan bahan makanan. Hasil
pengukuran kepadatan lalat pada 17
1. 02 7 41,2 Rendah warung makan yang ada di Pasar Horas
2. 35 10 58,8 Sedang yaitu 0 2 (41,2%) rendah sehingga
tidak menjadi masalah dan (58,8%)
Berdasarkan 3 diketahui bahwa berada pada tingkat kepadatan sedang
dari 17 warung makan yang diukur yaitu 3 5 (sehingga perlu dilakukan
kepadatan lalatnya, terdapat 10 warung pengamatan terhadap tempat berkembang
makan (58,8%) yang tingkat kepadatan biaknya lalat, tumpukan sampah, kotoran
lalatnya di kategorikan pada interpretasi hewan, dll).
sedang dan perlu dilakukan pengamatan
terhadap tempat perkembangbiakannya, Saran
sedangkan 7 warung makan (41,2%) Bagi pemilik warung makan Agar
masih dalam kategori rendah dan tidak menyediakan fasilitas/sarana bekerja bagi
menjadi masalah. tenaga pengolah makanan yang mengolah
Warung Makan yang kepadatan makanan dan mengikuti 6 (enam) prinsip
lalat yang dikategorikan pada tahap hygiene sanitasi pengelolaan warung
sedang adalah warung makan dimana makan yang belum memenuhi
letak warung makan ini berada di bagian persyaratan Kepmenkes RI
gedung paling luar yang terletak di dekat No.1098/Menkes/SK/VII/2003. Bagi
tempat penampungan sampah sementara, Dinas Pasar agar bekerja sama dengan
atau berada di dekat tempat pedagang Dinas Kesehatan untuk mengadakan
ikan. Hal ini kemungkinan yang penyuluhan mengenai hygiene sanitasi
menyebabkan tingginya angka kepadatan warung makan. Bagi peneliti selanjutnya
lalat di beberapa warung makan. untuk mengetahui keluhan yang terjadi
Sementara warung makan yang kepadatan bagi para pembeli yang mengunjungi
lalatnya dikategorikan pada tahap rendah warung makan di Pasar Horas.
adalah warung makan yang letaknya
berada di tengah gedung sehingga Daftar Pustaka
terhindar dari tumpukan sampah dan

5
Anwar, S, 1997 Sanitasi Makanan dan Khomsan, 2004, Pangan dan Gizi untuk
Minuman pada Institusi Pendidikan Kesehatan, PT. Grafindo Persada,
Tenaga Sanitasi, Pusat Pendidikan Jakarta
Tenaga Sanitasi, Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Depkes RI,
Jakarta.
Azwar, A, 1996, Pengantar Ilmu Kesehatan
Lingkungan, EGC, Jakarta.
Chandra, B, 2006, Pengantar Kesehatan
Lingkungan, EGC, Jakarta.
Depkes RI, 1989, Permenkes RI No.
304/Menkes/Per/IV/1989, Tentang
Persyaratan Kesehatan Restoran
dan Rumah Makan dan Petunjuk
Pelaksanaannya, Jakarta.
------------------------, 1992, Undang-
Undang No. 23, Tentang
Kesehatan, Jakarta.
------------------------, 1992, Petunjuk Teknis
Tentang Pemberantasan Lalat,
Direktorat Jenderal PPM dan PLP,
Jakarta.
------------------------, 2000, Prinsip-Prinsip
Hygiene dan Sanitasi Makanan,
Jakarta.
------------------------ 2001, Permenkes RI
No. 712/Menkes/Per/X/1986
Tentang Persyaratan Kesehatan
Jasa Boga, Jakarta.
------------------------, 2001, Kumpulan
Modul Kursus Penyehatan
Makanan Bagi Pengusaha
Makanan dan Minuman, Penerbit
Yayasan Pesan, Jakarta.
------------------------, 2003, Keputusan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1098/Menkes/SK/
VII/2003 Tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran, Jakarta.
------------------------, 2004, Tentang Bakteri
Pencemaran Makanan dan
Penyakit Bawaan Makanan, Modul
4, Jakarta.
------------------------, 2009, Undang-
Undang No. 36 Tentang Kesehatan,
Jakarta. http:/www. depkes.go.id,
diakses tanggal 7 Februari 2013.

You might also like