You are on page 1of 9

BAB 7

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

7.1. LATAR BELAKANG


Manajemen Operasi dan Pemeliharaan (O&P) merupakan komponen penting dari
program O&P secara keseluruhan. Kegiatan O&P merupakan dua kegiatan yang berbeda,
namun tidak dapat saling dipisahkan, karena saling pengaruh mempengaruhi satu dan
lainnya. Operasi adalah kegiatan untuk menjalankan dan memfungsikan prasarana dan
sarana drainase perkotaan sesuai dengan maksud dan tujuannya. Pemeliharaan adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menjamin fungsi prasarana dan sarana drainase perkotaan
sesuai dengan rencana.
Sistem pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah
administrasi kota dan daerah urban dari genangan air , baik dari hujan lokal dan pasang
air laut yang masuk di wilayah kota sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Suatu sistem yang menangani air buangan
kota dan air hujan dengan tujuan meminimalkan permasalahan yang ditimbulkannya
terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Masyarakat sebaiknya diikutsertakan dalam
O&P dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pengawasan, terutama dalam sistem
drainase lokal.Sedangkan dalam sistem drainase utama (major drainage system) tanggung
jawab operasi dan pemeliharaan ada pada Pemerintah Daerah.Peran serta masyarakat
dalam memelihara sistem drainase utama dalam hal mencegah adanya biaya ekstra
pemeliharaan dengan tidak membuat bangunan liar di atas saluran. Oleh karena itu
diperlukan penyuluhan, sosialisasi dan/atau kampanye untuk menumbuhkan kepedulian
masyarakat dalam proses perencanaan hingga pengawasan. Penyuluhan tidak hanya
dilakukan oleh satu sektor, tapi oleh seluruh sektor yang terkait dalam rangka drainase
berwawasan lingkungan.Sektor yang paling dekat hubungannya dengan sektor drainase
adalah sektor persampahan dan air limbah.
pekerjaan O&P tidak dilakukan setiap hari, melainkan dilakukan pada periode tertentu
misalnya pada saat menjelang musim penghujan atau endapan sedimen telah melampaui
batas yang ditentukan. Kuantitas pekerjaan sangat besar dan pada situasi tertentu
memerlukan peralatan dan alat berat yang memerlukan investasi awal yang sangat besar,
misalnya pengadaan ponton dan excavator, dump truck untuk pengerukan kolam retensi.

Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Mimika Hal 7 - 1


Pada situasi lain pekerjaan hanya memerlukan peralatan yang sederhana seperti cangkul
dan sekop tetapi membutuhkan tenaga kerja/pekerja dalam jumlah besar dan pada
dasarnya tidak memerlukan keahlian/ketrampilan khusus, misalnya pengerukan saluran
drainase.
Agar sistem drainase dapat berfungsi dengan baik maka perlu adanya Program Operasi
dan Pemeliharaan (O&P) sistem drainase perkotaan yang idealnya disusun sebelum kegiatan
pengembangan sistem drainase dilakukan.Program O&P meliputi rencana penyiapan sumber
daya manusia (SDM), pelatihan, praktek kerja, dan pemantau untuk menjaga agar
infrastruktur sistem drainase perkotaan yang dikembangkan dalam kondisi baik.Untuk
mencapai tujuan ini direkomendasikan bahwa O&P Program meliputi:
1. Menjaga sarana dan prasarana sistem drainase perkotaan dalam kondisi baik;
2. Memastikan pemeliharaan sarana dan prasarana sistem drainase perkotaan yang
tepat;
3. Mencegah kerusakan sarana dan prasarana sistem drainase perkotaan lebih lanjut;
4. Memantau kondisi sarana dan prasarana sistem drainase perkotaan.

7.2. TUJUAN KEGIATAN O&P


Maksud pelaksanaan kegiatanOperasi dan Pemeliharaan adalah:
1. Kesehatan masyarakat
SDP yang berfungsi dengan baik dapat membantu meningkatkan kesehatan
masyarakat.
2. Manajemen asset
Semua bangunan SDP mengeluarkan biaya yang besar, dan diperlukan biaya yang
lebih besar lagi pada rekonstruksi. Sehingga pemeliharaan sangat diperlukan.

Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Mimika Hal 7 - 2


3. Menjaga kapasitas hidraulik


Fungsi utama pemeliharaan adalah menjaga/ mepertahankan kapasitas sesuai
rencana.
4. Meminimalkan polusi

7.3. KENDALA DAN PERMASALAHAN O&P


Kegiatan pembukaan lahan terbuka untuk dikonversi menjadi lahan terbangun,
menimbulkan peningkatan laju erosi. Materialerositerbawa ke sistem saluran drinase,
sebagian besar diendapkan di sistem, dan sebagian lainnya terbawa ke hilir.
Penyerobotan lahan umum, bantaran sungai, saluran drainase jalan raya, dll, untuk
bangunan: rumah-gubug liar untuk tempat tinggal maupun kios jualan,
mengakibatkanpenampang sungai/ saluran berkurang, pemeliharaan sulit. Ancaman luapan
air banjir selalu mengintai.
Kawasan pantai sangat rawan terhadap genangan pasang surut (rob) terutama daerah
yang elevasinya rendah. Pada banyak kasus, hal ini terjadi akibat proses penurunan tanah
(landsubsidence).
Pengambilan air tanah dalam yang berlebihan sering sebagai penyebab utama
terjadinya penurunan tanah.

7.4. OPERASI
operasi sistem drainase adalah pengaturan bangunan yang berkaitan dengan
drainase, seperti sumur resapan, kolam retensi, kolam detensi, trash rack, stasiun pompa,
pintu klep, lobang pengontrol (manhole), boxculvert, gorong-gorong, dll., untuk
meresapkan, menampung, dan mengeluarkan kelebihan air dari kawasan/lahan yang
dilindungi, dan mengalirkan air ke saluran pembuang (penerima) dan /atau muara.
Pengoperasian sistem drainase memerlukan tidak hanya operasi fisik dari berbagai
komponen, tetapi operasinya dalam kondisi darurat dan permintaan (on-call), sehingga
diperlukan standard operasinal proceure (SOP) yang handal.

7.5. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan adalah usaha-usaha atau seni untuk menjaga agar prasarana sistem
drainase selalu dapat berfungsi dengan baik selama mungkin, selama jangka masa
pelayanan yang direncanakan. Jenis Program Pemeliharaan:
1. Pemeliharaan Reaktif
Pemeliharaan reaktif pada dasarnya adalah suatu modus pemeliharaan dengan
mengoperasikan suatu peralatan/fasilitas sampai rusak.Tidak ada tindakan atau

Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Mimika Hal 7 - 3


upaya yang diambil untuk menjaga peralatan / fasilitas sebagaimana yang


dirancang dari awalnya untuk menjamin umur layanannya tercapai.
2. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan prediktif dapat didefinisikan sebagai pengukuran yang mendeteksi
terjadinya degradasi sistem (kondisi kinerja rendah), sehingga memungkinkan
penyebab terjadinya kerusakan dapat dihilangkan atau dikendalikan sebelum
kerusakan fisik yang signifikan terjadi.Hasilnya menunjukkan kemampuan / knerja
saat ini dan masa mendatang.
3. Pemeliharaan prediktif
Pemeliharaan preventif dapat didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan pada
waktu atau mengoperasikan peralatan/fasilitas berbasis jadwal yang mendeteksi,
mencegah, atau mengurangi degradasi dari komponen atau sistem dengan tujuan
mempertahankan atau memperpanjang masa manfaat melalui pengendalian
degradasi ke tingkat yang dapat diterima.
4. Pemeliharaan berbasis keandalan
Pemeliharaan berbasis keandalan (Reliability Centered Maintenance = RCM) adalah
proses yang digunakan untuk menentukan kebutuhan pemeliharaan dari setiap
aset fisik dalam konteks operasi.

7.5.1. RUANG LINGKUP PEMELIHARAAN


Kondisi sistem drainase biasanya cepat menurun, sehingga mempengaruhi kinerja
sistem. Oleh karena itu diperlukan program pemeliharaan yang lengkap dan menyeluruh.
Ruang lingkup pemeliharaan sistem drainse meliputi:
1. kegiatan pengamanan dan pencegahan
Kegiatan pengamanan dan pencegahan adalah usaha pengamanan atau
menjagakondisi dan / atau fungsi sistem dari hal-hal yang dapat mengakibatkan
rusaknya jaringan.Kegiatan ini meliputi, antaralain:
Inspeksi rutin
Melarangmembuang sampahdi saluran / kolam.
Melarangmerusak bangunan drainase .
2. kegiatan perawatan
Kegiatan perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan /atau
fungsi sistem tanpaada bagian konstruksi yang diubah / diganti.
Perawatan rutin
Perawatan berkala
3. kegiatan perbaikan

Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Mimika Hal 7 - 4


Kegiatan perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan/atau


fungsi sistem yang mengalami kerusakan / tidak berfungsi
Pemeliharaan khusus
Rehabilitasi
7.5.2. STRATEGI PEMELIHARAAN
Dalam melakukan kegiatan pemeliharaan diperlukan strategi sebagi berikut ;
1. Melakukan pemeliharaan yang kritis saja
2. Pertama memelihara fasilitas yang terburuk
3. Melakukan pemeliharaan oportunistikketika kegiatan terkait dijadwalkan
4. Menggunakan siklus pemeliharaan yang ditentukan sebelumnya
5. Menggunakan pemeliharaan preventif
6. Mengurangi permintaan dan keausan pada fasilitas
7. Membandingkan keuntungan ekonomi dan strategi pemeliharaan

7.6. PELAKSANAAN O&P


Di samping kegiatan rutin, perlu dilakukan pemeliharaan berkala dengan skala yang
lebih besar, yaitu mengeruk/mengangkat endapan lumpur di sepanjang saluran, dilakukan
setiap periode tertentu (biasanya antara 1 4 tahunan), dilakukan pada saat musim
kemarau.Pekerjaan ini dilakukan untuk mempertahankan penampang saluran, karena aliran
airnya tidak mampu menggelontor endapan lumpur dan sampah cukup tinggi.
Pengerukan dengan menggunakan peralatan berat. Alat berat yang biasa digunakan
antara lain back-hoe, clamp-shell, dan dump truck. Jika tersedia jalan inspeksi yang cukup
(kuat dan lebar) untuk operasi alat berat, dan lebar saluran dapat dijangkau oleh alat berat
dari darat, maka kegiatan pengerukan dapat dilakukan dari darat (jalan inspeksi). Namun
jika jalan inspeksi tidak ada atau ada tapi tidak mencukupi, dan sungai cukup lebar, maka
back-hoe dan / atau clamp-shell dapat dioperasikan dari atas pontoon, atau dapat
digunakan amphibious dredger.
1. Saluran Terbuka (lebar < 1 m)
Sedimen yang mengendap yang mengendap di dasar saluran digali dan
diangkat ke atas tanggul/tepi saluran dengan alat cangkul dan sekop.
Penggalian sedimen harus benar-benar bersih sampai ke dasar saluran ;
Jikadi dalam saluran terdapat sampah, maka sampah
diangkatlebihdahuluselanjutnya dilakukan pengerukan sedimen ;
Sedimen didiamkan terlebih dahulu sampai cukup kering (kira-kira 3 jam)
setelah penggalian;

Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Mimika Hal 7 - 5


Sedimen dan sampah dimasukkan ke dalam karung plastik yang terpisah


kemudian diikat;
Karung sedimen diangkut ke lokasi yang telah di tentukan dengan
menggunakan alat angkut kecil;
Karung sampah yang terkumpul diangkut ke tempat pembuangan sementara
(TPS) maupun tempat pemrosesan akhir (TPA) dengan menggunakan alat
angkut

Gambar 7.1. Pelaksanaan O&P Saluran Terbuka


2. Saluran Terbuka (lebar 3-8 m)
Siapkan landasan mesin excavator terlebih dahulu
Pastikan alat excavator duduk di landasan yang kuat (tidak longsor) pada
pinggir saluran ;
Excavator berada dipinggir saluran;
Excavator menggali sedimen di dasar saluran dan langsung ditumpuk di
pinggir saluran drainase ;
Tiriskan sedimen di pinggir saluran 1 hari sampai cukup kering;
Pindahkan sedimen yang sudah ditiriskan ke dump truck dengan excavator
Angkut sedimen ketempat pembuangan yang telah ditentukan

Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Mimika Hal 7 - 6


Gambar 7.2. Pelaksanaan O&P Saluran Terbuka Dengan Alat Berat

3. Saluran Tertutup
Angkat penutup saluran
Sedimen yang mengendap di dasar saluran digali dan diangkat ke atas
tanggul/tepi saluran dengan alat cangkul dan sekop.
Penggalian sedimen harus benar-benar sampai ke dasar saluran ;
Jika di dalam saluran drainase terdapat sampah, maka sampah diangkat
terlebih dahulu selanjutnya dilakukan pengerukan sedimen ;
Sedimen didiamkan terlebih dahulu sampai cukup kering (kira-kira 3 jam)
setelah penggalian;
Sedimen dan sampah dimasukkan ke dalam kantung plastik yang terpisah
kemudian diikat;
Karung sedimen diangkut ke lokasi yang telah ditentukan dengan
menggunakan alat gerobak dorong maupun truk-truk kecil;
Karung sampah yang terkumpul diangkut ke TPS maupun ke TPA dengan
menggunakan alat angkut;
Tutup kembali penutup saluran .

Gambar 7.3. Pelaksanaan O&P Saluran Tertutup

Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Mimika Hal 7 - 7


7.7. BIAYA O&P


Biaya pemeliharaan merupakan komponen biaya yang besar dalam pelaksanaan
kegiatan Operasi dan Pemeliharaan sistem drainase perkotaan, dan estimasinya dibuat
menurut data dalam Buku Catatan Pemeliharaan, yang mencantum lingkup Pekerjaan yang
diperlukan, berdasarkan hasil inspeksi dan dokumentasi lapangan.
Asumsi dasar adalah semua landasan perhitungan pada saat ini dan prakiraan di
masa mendatang yang meliputi berbagai parameter ekonomi makro atau statistik.
Biaya operasi adalah semua biaya yang diperlukan untuk menjalankan atau
memfungsikan suatu sistem drainase kota secara optimal.
Biaya pemeliharaan adalah semua biaya yang diperlukan untuk menunjang
terciptanya suatu kondisi optimal terhadap operasi sistem yang baik dan pencapaian
efektifitas pemakaian dan tenaga yang ada.
Lingkup pembiayaan kegiatan pemeliharaan sistem drainase perkotaan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Biaya pemeriksaan dan pemeliharaan rutin;
bentuk pemeliharaan yang bersifat periodik, dengan tujuan agar setiap sub sistem
dapat berfungsi dengan baik selama umur rencana yang meliputi kegiatan:
o Memeriksa kondisi saluran dan bangunan pelengkap,
o Membersihkan saluran rumput, sampah dan lain-lain,
o Membersihkan endapan dan sampah disekitar bangunan inlet drain, outfall,
gorong-gorong, pintu air, filter sampah, pompa dan rumah pompa dan lain-
lain,
o Memberi atau mengganti pelumas pada kendaraan truk dan alat berat
lainnya,
o Service mesin kendaraan truk dan alat berat lainnya,
o Membersihkan pompa dan peralatan hidrolis pintu.
2. Biaya pemeliharaan ringan dan darurat;
merupakan upaya perbaikan darurat dan temporer pada sub sistem drainase
perkotaan mengingat keterbatasan dana, sebelum perbaikan berat dapat
dilaksanakan, yang terdiri dari kegiatan:
o Menutup bocoran pada tanggul banjir
o Memperbaiki pintu yang rusak ringan
o Memperbaiki tembok atau dinding saluran yang retak
o Memperbaiki jalan inspeksi
o Mengganti dan memperbaiki suku cadang pompa kendaraan truk dan alat
berat lainnya.

Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Mimika Hal 7 - 8


3. Biaya perbaikan berat.


mengembalikan kondisi dan fungsi sub sistem drainase perkotaan seperti keadaan
semula mengganti peralatan yang sudah tidak bias dipakai dan meningkatkan
efisiensi kerja dengan lingkup kegiatan yang terdiri dari:
o Perbaikan sayap atau dinding saluran dan bangunan yang runtuh;
o Perbaikan tanggul banjir dan tanggul saluran yang mengalami penurunan
atau bobol;
o Mengganti pintu air yang rusak dan tidak dapat diperbaiki;
o Menambah dan memperluas bangunan;
o Service besar atau turun mesin kendaraan truk dan alat berat lainnya;
o Mengganti kendaraan truk dan alat berat lainnya yang rusak dan tidak dapat
diperbaiki;
o Menambah peralatan kerja.
Komponen biaya dalam pengelolaan sistem drainase kota terbagi dalam 5 kelompok
biaya yaitu:
1. Biaya bahan
2. Biaya peralatan
3. Biaya personil (tenaga operasional)
4. Biaya umum dan administrasi
5. Biaya survey dan perencanaan
Untuk pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan saluran baik saluran primer, sekunder
maupun tersier diasumsikan pelaksanaannya melihat dari kondisi sedimen pada
saluran.Dimana ketinggian sedimentasi separuh dari kapasitas saluran.

Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Mimika Hal 7 - 9

You might also like