Professional Documents
Culture Documents
Abstract
1
menyatakan bahwa pertumbuhan depot terbentuknya methemoglobinemia, bayi
air minum isi ulang meningkat secara akan kekurangan oksigen, maka
signifikan, tercatat pada tahun 2009 mukanya akan tampak biru, karenanya
terdapat 334 depot air minum isi ulang, penyakit ini juga dikenal sebagai
dan untuk pada tahun 2011 terdapat 604 penyakit blue babies (Soemirat, 2001).
depot air minum isi ulang dan pada
umumnya jenis usaha tersebut mencatat Eschericia coli adalah salah satu bakteri
penjualan yang tinggi. patogen yang tergolong Coliform dan
hidup secara normal di dalam kotoran
Setiap penyelenggara air minum wajib manusia maupun hewan sehingga
menjamin air minum yang Eschericia coli digunakan sebagai
diproduksinya aman bagi kesehatan bakteri indikator pencemaran air yang
(Depkes, 2010). Dan untuk menjaga berasal dari kotoran hewan berdarah
kualitas air minum tersebut agar aman panas (Fardiaz,1992).
dikonsumsi masyarakat maka tempat
yang terjamin hygiene dan sanitasinya, Metode Penelitian
tenaga kerja yang sehat, berperilaku
bersih dan sehat serta peralatan yang Jenis penelitian adalah survai yang
direkomendasikan aman serta air baku bersifat deskriptif untuk melihat
yang berasal dari sumber air baku yang gambaran pelaksanaan penyelenggaraan
berasal dari sumber air bersih dan hygiene sanitasi, perizinan dan
pengawasan yang terus menerus dapat pengawasan internal serta analisa
menjamin mutu air minum produksi laboratorium untuk mengetahui kualitas
depot air minum sehat dan aman air minum pada depot air minum isi
(Depkes, 2006). ulang yang berada di Kota Padang tahun
2012.
Banyak perusahaan depot air minum isi
ulang di Kota Padang yang mengklaim Pengambilan sampel dan observasi
sumber air baku yang berasal dari mata dilakukan pada beberapa depot air
air pegunungan tersebut sudah terjamin minum isi ulang yang berada di Kota
kualitasnya dan sudah memenuhi Padang. Penelitian ini dilakukan pada
persyaratan air minum. Sebagaimana bulan Oktober 2012.
yang dinyatakan oleh P.J. Weyer (2006)
yang mengutip dari Burkart dan Stoner Hasil dan Pembahasan
(2002) bahwa pencemaran nitrat pada
sumber air adalah permasalahan di Berdasarkan hasil observasi dengan
mana sejumlah besar pupuk nitrogen menggunakan lembar observasi untuk
secara berkala digunakan pada tanah, depot air minum maka diperoleh
terutama didaerah pertanian. karakteristik depot air minum, antara
lain :
Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar
dapat menyebabkan gangguan GI
(Gastro Intestinal), diare campur darah,
disusul oleh konvulsi, koma, dan bila
tidak tertolong akan meningggal.
Keracunan kronis menyebabkan depresi
umum, sakit kepala, dan gangguan
mental. Nitrit terutama bereaksi dengan
haemoglobin dan membentuk
methemoglobin (metHb). Sebagai akibat
2
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi pada tabel 4.16 diketahui bahwa dari 13
Karakteristik Depot Air Minum depot air minum isi ulang dengan lama
di Kota Padang Tahun 2012 operasi lebih dari 3 tahun, sebagian
besar (70,8%) tidak memenuhi syarat
Lamanya Beroperasi Jumlah % pengawasan internal. Hal ini
<1 Tahun 3 12,5 menunjukkan bahwa lamanya suatu
1-3 Tahun 8 33,3
depot air minum isi ulang
>3 Tahun 13 54,2
beroperasiyang sebagian besar lebih
Jumlah 24 100
Sumber Air (Air Baku)
dari 3 tahun (54,2%) ternyata masih
Mata air 20 83,3 belum bisa menjalankan pengawasan
Air tanah 4 16,7 internal dengan baik. Lamanya suatu
Jumlah 24 100 usaha beroperasi erat kaitanya dengan
Tandon Air Baku pengalaman, dimana diharapkan bahwa
<6000 L 8 33,3 dengan pengalaman yang baik maka
6000 10.000 L 14 58,3 suatu perusahaan akan semakin mampu
>10.000 L 2 8,3 melakukan pengawasan secara baik,
Jumlah 24 100 sehingga usaha tersebut bisa melindungi
Lama Sirkulasi Air masyarakat dari penyakit atau gangguan
Baku kesehatan yang berasal dari air minum.
<1 Hari 2 8,3 Sebagaimana yang disimpulkan
1-3 Hari 10 41,7 Noviyani (2002) bahwa pengalaman
>3 Hari 12 50,0 akan berpengaruh terhadap pengetahuan
Jumlah 24 100 pemeriksa dalam melakukan
Jenis Sterilisasi pengawasan internal.
UV 4 16,7
Ozon 6 25,0
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
RO 14 58,3
4.1. tentang karakteristik depot air
Jumlah 24 100
minum isi ulang diperoleh bahwa
sebagian besar depot air minum isi
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
ulang melakukan penyimpanan air baku
4.1 tentang karakteristik depot air
lebih dari 3 hari yaitu sebanyak 12
minum isi ulang diketahui bahwa depot
depot air minum isi ulang (50%).
air minum isi ulang terbanyak berada
Penyimpanan air baku lebih dari 3 hari
pada kelompok dengan lama operasi
dapat menurunkan kualitas air minum
selama lebih dari 3 tahun yaitu
yang dihasilkan. Sebagaimana pendapat
sebanyak 13 depot air minum isi ulang
Athena (2004) yang menyatakan bahwa
(54,2%). Hal ini menunjukkan bahwa
penyimpanan air baku yang terlalu lama
sebagian besar depot air minum isi
(lebih dari 3 hari) dapat berpengaruh
ulang telah dikenal oleh masyarakat.
terhadap kualitas air minum yaitu
Menurut Ftiriani (2001) umur
menimbulkan pertumbuhan
perusahaan mengindikasikan berapa
mikroorganisme.
lama perusahaan tersebut berdiri dan
beroperasi. Semakin lama perusahaan,
Pada tabel 4.1. juga diketahui bahwa
maka semakin banyak informasi yang
sebagian besar depot air minum isi
diperoleh masyarakat tentang
ulang menggunakan mata air sebagai
perusahaan tersebut.
sumber air baku yaitu sebanyak 20
depot air minum isi ulang (83,3%).
Berdasarkan tabulasi silang antara
Banyaknya depot air minum isi ulang
lamanya depot air minum isi ulang
yang menggunakan mata air sebagai
beroperasi dengan pengawasan internal
sumber air baku dikarenakan jarak
3
sumber air baku yang tidak begitu jauh syarat hygiene sanitasi, sebagian besar
dari Kota Padang yaitu dapat dijangkau (75%) tidak memenuhi syarat
dengan jarak tempuh kurang dari 2 jam pengawasan internal. Sedangkan dari 12
perjalanan darat. depot air minum isi ulang yang
memenuhi syarat hygiene sanitasi,
Hygiene sanitasi depot air minum isi sebagian besar (66,7%) tidak memenuhi
ulang dibagi menjadi 2 (dua) kategori syarat pengawasan internal. Hal ini
yaitu memenuhi syarat hygiene sanitasi menunjukkan bahwa dengan banyaknya
dan tidak memenuhi syarat hygiene depot air minum isi ulang yang
sanitasi. Hasil penelitian mengenai memenuhi syarathygiene sanitasi (50%)
hygiene sanitasi depot air minum isi dan tidak memenuhi syarat hygiene
ulang dapat dilihat pada tabel 4.2. sanitasi (50%) ternyata juga tidak dapat
berikut ini : menjalankan pengawasan internal
dengan baik.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi
Pelaksanaan Penyelenggaraan Penilaian terhadap kelengkapan
Hygene Sanitasi Depot Air perizinan depot air minum isi ulang
Minum Isi Ulang di Kota Padang dilakukan berdasarkan pemenuhan
Tahun 2012 persyaratan perizinan pada lembar
observasi perizinan depot air minum isi
Pelaksanaan Jumlah %
ulang. Kelengkapan perizinan depot air
Penyelenggaraan Hygiene
Sanitasi Depot Air Minum
minum isi ulang dibagi menjadi 2 (dua)
Memenuhi syarat 12 50,0 kategori yaitu memenuhi syarat
Tidak memenuhi 12 50,0 perizinan dan tidak memenuhi syarat
syarat perizinan. Hasil penelitian mengenai
Jumlah 24 100 hygiene sanitasi depot air minum isi
ulang dapat dilihat pada tabel 4.3.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui berikut ini :
bahwa sebagian yaitu 12 depot air
minum isi ulang (50%) tidak memenuhi Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Perizinan
syarat hygiene sanitasi sedangkan Depot Air Minum Isi Ualng di
sebagian lainya yaitu 12 depot air Kota Padang Tahun 2012
minum isi ulang (50%) memenuhi
Perizinan Jumlah %
syarat hygiene sanitasi. Seimbangnya Memenuhi syarat 4 16,7
jumlah depot air minum isi ulang yang Tidak memenuhi syarat 20 83,3
memenuhi syarat dan tidak memenuhi Jumlah 24 100
syarat tidak dapat memperkuat pendapat
bahwa depot air minum isi ulang di Perizinan dapat menjadi suatu
Kota Padang termasuk dalam kategori instrumen yang dapat mengendalikan
yang baik. Hal ini dikarenakan masih kualitas pada suatu sistem melalui
banyaknya depot air minum isi ulang upaya pembinaan dan pengawasan.
yang tidak memenuhi syarat Selain itu perizinan juga merupakan
pengawasan internal air minum. bagian dari instrumen pemerintah yang
dapat meningkatkan pendapatan dan
Berdasarkan tabulasi silang antara retribusi daerah. Depot air minum isi
hygiene sanitasi depot air minum isi ulang sendiri merupakan sebuah badan
ulang dengan pengawasan internal usaha yang berada dibawah pengawasan
diketahui bahwa dari 12 depot air Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
minum isi ulang yang tidak memenuhi
4
Dinas Perindustrian Perdagangan dan jawab pengelola depot air minum isi
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. ulang itu sendiri. Pengawasan internal
depot air minum isi ulang perlu
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel ditingkatkan agar kualitas air minum
4.3. tentang perizinan depot air minum yang dihasilkan dapat terjamin. Hal ini
isi ulang di Kota Padang terlihat bahwa sesuai dengan Depkes RI (2002) yang
hampir seluruh depot air minum isi menyatakan bahwa pengawasan kualitas
ulang tidak memenuhi syarat dalam hal air diharapkan dapat melindungi
perizinan yaitu 20 depot air minum isi masyarakat dari penyakit atau
ulang (83,3%). Banyaknya depot air gangguaan kesehatan yang berasal dari
minum isi ulang di Kota Padang yang air minum atau air bersih. Melalui
belum memiliki izin menunjukkan pengawasan internal itu, diharapkan
bahwa pelaku usaha belum sadar akan agar para pengelola depot air minum isi
pentingnya suatu perizinan bagi usaha ulang benar-benar memperhatikan
yang mereka jalani. Dengan proses produksi air minum agar air yang
terdaftarnya suatu usaha maka usaha dihasilkan sehat dan layak dikonsumsi
tersebut sudah berbadan hukum, masyarakat.
tentunya masyarakat atau konsumen
akan lebih percaya dengan pelaku usaha Berdasarkan hasil pada tabel 4.4.
yang memiliki kapasitas di mata hukum. diketahui bahwa sebagian besar depot
Selain itu bukan hanya pelaku usaha air minum isi ulang tidak memenuhi
dan masyarakat saja yang menerima syarat pengawasan internal depot air
manfaatnya. Pada dasarnya ada 3 pihak minum isi ulang yaitu 17 depot air
yang memperoleh manfaat dari daftar minum isi ulang (70,8%). Banyaknya
perusahaan, yaitu pemerintah, pelaku depot air minum isi ulang yang tidak
usaha dan masyarakat umum atau memenuhi syarat pengawasan internal
konsumen (Wartawarga, 2011). mengindikasian bahwa pengelola depot
air minum isi ulang belum mampu
Pengawasan internal dibagi menjadi 2 untuk mengusahakan agar pekerjaan-
(dua) kategori yaitu memenuhi syarat pekerjaan terlaksana sesuai dengan
hygiene sanitasi dan tidak memenuhi rencana-rencana dan peraturan-
syarat hygiene sanitasi. Hasil penelitian peraturan yang telah ditetapkan untu
mengenai hygiene sanitasi depot air mencapai suatu tujuan. Soetopo (2001)
minum isi ulang dapat dilihat pada tabel menjelasakan bahwa pengawas harus
4.4. berikut ini : benar-benar memiliki kematangan
pribadi dan kematangan wawasan
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi terhadap pekerjaan yang diawasi yang
Pengawasan Internal Depot Air berhubungan dengan bidang personal,
Minum Isi Ulang di Kota Padang material, dan operasional dalam
Tahun 2012 organisasi agar mampu mengendalikan
organisasi untuk berjalan sesuai dengan
Pengawasan Internal Jumlah %
ketentuan yang ditetapkan untuk
Depot Air Minum Isi
Ulang
mencapai tujuan.
Memenuhi Syarat 7 29,2
Tidak memenuhi 17 70,8 Proses pengambilan sampel
syarat pemeriksaan laboratorium untuk
Jumlah 24 100 penelitian ini dilakukan dengan
mengambil sampel air pada tandon air
Pengawasan internal depot air minum baku untuk mengambil sampel air
isi ulang merupakan tugas dan tanggung belum diolah, dan pada curahan air
5
untuk mengambil sampel air setelah pemeriksaan laboratorium pada UPTD
diolah. Sebanyak 24 sampel air dibawa Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
dan diperiksa di UPTD Balai Sumatera Barat. Maka didapat hasil
Laboratorium Kesehatan Provinsi penelitian yang dapat dilihat pada tabel
Sumatera Barat. Berdasarkan hasil 4.5. berikut ini :
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Nitrat Sampel Air Sebelum
diolah dan Air Setelah Diolah Tahun 2012
Kadar Nitrat
Air Batas Air Batas
Depot Air Sebelum Maksimum Setelah Maksimum
No
Minum Diolah (Peraturan Diolah (Kepmenkes
Pemerintah No.492/2010)
No.82/2001)
1 Depot A 0,211 10 0,301 50
2 Depot B 1,088 10 0,904 50
3 Depot C 0,119 10 1,118 50
4 Depot D 3,021 10 5,023 50
5 Depot E 1,443 10 1,643 50
6 Depot F 1,321 10 0,446 50
7 Depot G 2,455 10 2,321 50
8 Depot H 0,321 10 0,263 50
9 Depot I 2,116 10 1,664 50
10 Depot J 1,302 10 0,201 50
11 Depot K 0,999 10 2,063 50
12 Depot L 0,333 10 3,116 50
13 Depot M 1,226 10 1,021 50
14 Depot N 0,432 10 0,688 50
15 Depot O 1,003 10 2,331 50
16 Depot P 4,673 10 2,111 50
17 Depot Q 1,651 10 2,448 50
18 Depot R 3,651 10 1,116 50
19 Depot S 2,661 10 3,006 50
20 Depot T 1,119 10 2,338 50
21 Depot U 6,061 10 4,021 50
22 Depot V 3,201 10 2,116 50
23 Depot W 2,097 10 2,606 50
24 Depot X 1,221 10 3,062 50
Jumlah 43,725 45,927
Rata-rata 1,82188 1,91362
6
air sebelum diolah. Dan seluruh sampel air Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi
depot air minum isi ulang (100%) Pemeriksaan Kandungan Escheria
memenuhi syarat pemeriksaan kandungan Coli Pada Depot Air Minum Isi
nitrat pada air setelah diolah. Ulang di Kota Padang Tahun 2012
7
yaitu 14 depot air minum isi ulang usaha depot air minum isi ulang
(58,3%). sehingga menjamin kualitas air minum
2. Pelaksanaan Penyelenggaraan hygiene serta usahanya dapat berhasil dan
sanitasi depot air minum isi ulang di berkembang.
Kota Padang sebanyak 12 depot air 4. Disarankan kepada Dinas Kesehatan
minum isi ulang (50%) tidak Kabupaten/Kota untuk lebih
memenuhi syarat hygiene sanitasi meningkatkan pembinaan dan
sedangkan sebagian lainya yaitu 12 pengawasan terhadap depot air minum
depot air minum isi ulang (50%) isi ulang sehingga menjamin kualitas
memenuhi syarat hygiene sanitasi. air minum yang dihasilkan dan tidak
3. Perizinan depot air minum isi ulang di merugikan masyarakat.
Kota Padang hampir keseluruhan tidak 5. Masyarakat agar lebih cerdas dalam
memenuhi syarat perizinan yaitu 20 memilih depot air minum isi ulang dan
depot air minum isi ulang (83,3%). untuk menjamin air yang dikonsumsi
4. Pengawasan internal depot air minum aman maka masyarakat harus memasak
isi ulang sebagian besar tidak air terlebih dahulu sebelum
memenuhi syarat pengawasan internal dikonsumsi.
yaitu 17 depot air minum isi ulang
(70,8%). Daftar Pustaka
5. Terdapat 8 depot air minum isi ulang
(33,3%) yang tidak memenuhi syarat Achmadi, U. F, 2008. Manajemen
mikrobiologis untuk air minum. Penyakit Berbasis Wilayah.
Kandungan nitrat pada air sebelum Universitas Indonesia (UI-Press),
diolah dan setelah diolah pada depot Jakarta
air minum isi ulang di Kota Padang Athena, Sukar, M. Hendro. Anwar, &
seluruhnya memenuhi syarat dengan Haryono, M. D, 2004. Kandungan
rata-rata kandungan nitrat pada air Bakteri Total Coli dan E.Coli atau
baku sebesar 1,82188 mg/l, dan Fecal Coli Air Minum Dari Depot
kandungan nitrat pada air setelah Air Minum Isi ulang Di Jakarta
diolah sebesar 1,91362 mg/l. Tangerang Dan Bekasi. Buletin
Penelitian KesehatanVol. 32 No. 4,
Saran Balai Penelitian dan Pengembangan
KesehatanDepkes RI, Jakarta.
1. Pemilik depot air minum isi ulang agar Azwar, A, 1996. Pengantar Ilmu
melaksanakan pengawasan internal Kesehatan Lingkungan.Penerbit
sesuai dengan yang telah ditetapkan Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Chandra, B, 2006.
Nomor 736 Tahun 2010 sehingga PengantarKesehatanLingkungan.EG
kualitas air minum yang dihasilkan C, Jakarta.
tetap terjaga dengan baik. Depkes RI, 2002. Kepmenkes RI No.
2. Pemilik depot air minum isi ulang agar 907/Menkes/SK/VII/2002. Tentang
mematuhi peraturan perizinan yang Syarat Syarat dan Pengawasan
telah ditetapkan oleh perundang- Kualitas Air Minum. Depkes RI,
undangan dan kebijakan pemerintah Jakarta.
daerah sehingga pemerintahan yang -----------, 2006. Pedoman Pelaksanaan
bertugas sebagai pengawas dapat Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi
secara efektif melaksanakan Depot Air Minum.Ditjen PP dan PL,
pembinaan dan pengawasan. Jakarta.
3. Pemilik depot air minum isi ulang agar -----------, 2010. Permenkes RI No.
menerapkan hygiene sanitasi dalam 492/MENKES/PER/IV/2010.
8
Tentang Persyaratan Kualitas Air Simposium Nasional Akuntansi IV,
Minum. Depkes RI, Jakarta. Jakarta.
-----------, 2010. Permenkes RI No. Hidayat, A, 2007. Metodologi Penelitian
746/MENKES/PER/VI/2010. Tata Kesehatan. Jakarta : Bineka Cipta.
Laksana Pengawasan Kualitas Air Soetopo, H, 2001. Manajemen
Minum. Depkes RI, Jakarta. Pendidikan (Bahan Kuliah
-----------, 2010. Laporan Hasil Riset Manajemen Pendidikan. Universitas
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Negeri Malang, Malang.
Badan Penelitian dan Pengembangan Las, Subagyono. I, & Setiyanto, K.A.P.
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2006. Isu dan Pengelolaan
Jakarta. Lingkungan Dalam
Depperindag RI, 2004. Keputusan RevitalisasiPertanian. Jurnal Litbang
Menperindag RI No. Pertanian, Balai Besar Penelitian dan
651/MPP/Kep/10/2004 Tentang Pengembangan Sumberdaya Lahan
Persyaratan Teknis Depot Air Pertanian, Jakarta.
Minum dan Perdagangannya. Mancl, K, 1998. Nitrate in
Depperindag RI, Jakarta. Drinking Water. University Outreach
------------------, 2007. Peraturan and Extension. University of Missouri.
Menperindag RI No. 36/M- Missouri.
DAG/Per/9/2007 Tentang www.p2pays.org/ref/17/16682.pdf.
Penerbitan Surat Izin Usaha Diakses pada 21 Februari 2011.
Perdagangan.Depperindag RI, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Jakarta. RI, 2009. Undang-Undang Republik
------------------, 2008. Peraturan Indonesia No. 36 Tahun 2009.
Menperindag RI No. 41/M- Tentang Kesehatan. Kepala Biro
IND/Per/6/2008 Tentang Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Bidang
Dan Tata Cara Pemberian Izin Politik dan Kesejahteraan Rakyat,
Usaha Industri, Izin Perluasan Jakarta.
Industri, dan Tanda Daftar Menteri Negara Sekretaris Negara, 1999.
Industri.Depperindag RI, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia
Elmis, L, 2005. Tanggung Jawab Pelaku No. 8 Tahun 1999. Tentang
Usaha Depot Air Minum Perlindungan Konsumen. Jakarta.
Berdasarkan Undang-Undang Morris, D, 1996. Nitrate and Nitrite
Nomor 8 Tahun 2009 tentang Poisoning. Vet Column. French
Perlindungan Konsumen Di Kota Post.Diakses pada 25 Februari 2011,
Padang. Lembaga Penelitian <http://www/rmla.com/index.htm>.
Universitas Andalas, Padang. Notoatmodjo, S, 2002. Metodologi
Fitri, S, 2010. Pengaruh Lama Penelitian Kesehatan. Penerbit
Penyimpanan Terhadap Kualitas Rineka Cipta. Jakarta.
Air Minum Isi Ulang di Beberapa ------------------. 2003. Ilmu Kesehatan
Depot di Daerah Pasar Baru Masyarakat (Prinsip-prinsip
Padang. Skripsi. Fakultas Matematika Dasar.,Ed. II, Penerbit Rineka Cipta,
dan Ilmu Pengetahuan Alam Jakarta.
Universitas Andalas, Padang. Noviyani, P, 2002. Pengaruh
Fitriani, 2001. Signifikansi Perbedaan Pengalaman dan Pelatihan terhadap
Tingkat Kelengkapan Struktur Pengetahuan Auditor
Pengungkapan Wajib dan Sukarela tentang Kekeliruan. Makalah
pada Laporan Keuangan Simposium Nasional. Fakultas
Perusahaan Publik yang terdaftar di Ekonomi. Universitas Negeri
Bursa Efek Jakarta. Makalah. Semarang, Semarang.
9
Ompusunggu, H, 2009. Analisa Thompson B, 2004. Nitrates And Nitrites
Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Dietary Exposure and Risk
Masyarakat Di Sekitar Tempat Assessment. Institute of
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Environmental Science & Research
Di Desa Namo Bintang Kecamatan Limited. Christchurch Science Centre.
Pancur Batu Kabupaten Deli New Zealand. Diakses pada 20
Serdang.Skripsi, Fakultas Kesehatan Februari 2011.
Masyarakat Universitas Sumatera Nagarajan, R, Rajmohan, N, Mahendran,
Utara, Medan. U, &Senthamilkumar, S,
Parrot, Woodard, K, &Ross, B. J, 2002. 2010.Evaluation of groundwater
Household Water Quality. 2002. quality and its suitability for
Nitrates in Household Water. drinking and agricultural use in
Virginia polytechnic institute and state Thanjavur city, Tamil Nadu,
university. Virginia State University. India.Environmental Monitoring &
Virginia. 2002. Diakses pada Assesment, Springer Science &
December 20 September 2011, Bussiness Media B.V. 171:289308.
<http://info.ag.uidaho.edu/pdf/CIS/CIS DOI 10.1007/s10661-009-1279-9.
1099.pdf>. Utomo, Wahyu, K, Yoedihanto, &Gogh,
Pitoyo, 2005. Dua Jam Anda Tahu Cara 2000. Penggunaan filter sulfur
Memastikan Air yang Anda Minum sebagai alternatif untuk mengolah
Bukan Sumber Penyakit.No. Seri E- nitrat melalui proses
Book : 05-00001-100-0220, Solo. denitrifkasi.Jurnal Purifikasi, Teknik
Pusdiklatwas BPKP, 2007. Manajemen LingkunganInstitut Teknologi Sepuluh
Pengawasan Stratejik Stratejik Ed- Nopember, Surabaya.
2. ISBN 979-3873-29-9, Pusdiklat Weyer, P.J, Smith, B.J, Feng, Z.F,
Pengawasan BPKP, Bogor. Kantamneni, J.R, Riley, D.G, 2006.
Ruse, M, 1999. Nitrates and Nitrites. Comparison Of Nitrate Levels In
IPCS, Newcastle. United Kingdom. Rawwater And Finished Water
http://www.inchem.org/nitrates&nitrite From Historical Monitoring Data
s.html. Diakses pada22 November On Iowa Municipal Drinkingwater
2011. Supplies. Environmental Monitoring
Sembiring, F. Y, 2008. Manajemen & Assesment, Springer Science &
Pengawasan Sanitasi Lingkungan Bussiness Media B.V.116: 8190. DOI
dan Kualitas Bakteriologis pada 10.1007/s10661-006-7228-y.
Depot Air Minum Isi Ulang Kota Wartawarga, 2011. Hukum Dagang,
Batam. Thesis, Pascasarjana Wajib Daftar Perusahaan Dan Hak
Universitas Sumatera Utara, Medan. Kekayaan Intelektual.Diakses pada
Slamet J, 2001. Kesehatan Lingkungan. September 2012. Universitas
Gajah Mada University Press, Gunadarma,
Yogyakarta. <http://wartawarga.gunadarma.ac.id/20
---------, 2004. Kesehatan Lingkungan. 11/05/hukum-dagang-wajib-daftar-
Gajah Mada University Press, perusahaan-dan-hak-kekayaan-
Yogyakarta. intelektuaL>.
Soemirat, J, 2006. Kesehatan WHO, 2008. Guidelines for Drinking-
Lingkungan. Gajah Mada University water Quality (Electronic Resource)
Press, Yogyakarta. : Incorporating 1st and 2nd Addenda,
Solokkab, 2011. Geografis Kabupaten Vol.1, Recommendation. - 3rd Ed.
Solok. Diakses pada 21 Februari 2011, ISBN 978 92 4 154761 1, WHO Press,
<http://www.solokkab.go.id/>. Geneva.
10