Professional Documents
Culture Documents
JENIS PERENCANAAN
Pada hakikatnya setiap perencanaan yang dibuat oeh organisasi memiliki dasar pijakan
yang kuat terkait dengan apa yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Setiap peren- canaan
yang dibuat selalu mengambil peranan penting dalam rangka mewujudkan kesukses- an
organisasi. Setiap organisasi boleh jadi memiliki perencanaan yang berbeda, namun yang tak
boleh terlupakan adalah bahwa perencanaan tersebut selalu dibuat dengan bertumpu pada
pemikiran tentang kesuksesan organisasi. Perencanaan yang dibuat akan menentukan isi rencana
itu sendiri. Ada dua tipe rencana yaitu (1) rencana-rencana strate- gik (strategic plan), yang
dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas ; dan (2) rencana-rencana
operasional (operational planning), penguraian lebih terperinci bagaima- na rencana-rencana
strategik akan dicapai. Ada dua tipe rencana-rencana operasional, yaitu rencana sekali pakai
(single use plans) dan rencana tetap (standing plans). Rencana sekali pakai dikembangkan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah tercapai. Rencana tetap
merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan situasi-situasi yang dapat
diperkirakan dan terjadi berulang-ulang (Handoko, 2009 : 85-86) Kemudian Robbin dan Mary
Coulter (2004 : 178) mengemukakan bahwa rencana strate- gis adalah rencana yang berlaku bagi
organisasi secara keseluruhan, menjadi sa- saran umum organisasi tersebut dan berusaha
menempatkan organisasi tersebut ke dalam lingkungannya. Rencana yang memerinci detail cara
mencapai sasaran menyeluruh itu disebut rencana operasional. Rencana strate- gis cenderung
mencakup kerangka waktu yang lebih panjang. Rencana strategis juga menca- kup perumusan
sasaran sedangkan rencana operasional mendefinisikan berbagai cara untuk mencapai sasaran itu.
Juga, rencana operasional cenderung mencakup periode waktu yang pendek. Rencana strategis
didesain oleh manajer tingkat tinggi dan menentukan sasaran secara luas untuk organisasi .
Rencana operasional berisi rincian untuk melaksanakan, atau mengimplementasikan rencana
strategis tadi dalam kegiatan sehari-hari. Rencana strategis dan operasional berbeda dalam tiga
hal besar. Pertama, kurun waktu. Rencana strategis cen- derung untuk melihat ke depan beberapa
tahun. Bagi rencana operasional, satu tahun sering kali merupakan periode yang relevan. Kedua,
cakupan. Rencana strategis mempe- ngaruhi aktivitas organisasi secara luas, sedangkan rencana
operasional mempunyai cakupan yang sempit dan terbatas. Ketiga, tingkat rincian. Seringkali
sasaran strategis dinyatakan dalam istilah yang tampaknya menyederhanakan dan umum. Tetapi
cakupan yang luas ini perlu untuk mengarahkan orang dalam organisasi untuk memikirkan
operasi perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya, rencana operasional, yang diturunkan dari
perencanaan strategis, dinyatakan dalam rincian yang relatif lebih halus (Stoner et al 1996 : 266-
267). Dengan demikian sangat jelas terlihat bahwa rencana strategis sebagai rencana jangka
panjang yang dibuat untuk meraih tujuan strategis dan rencana opera- sional merupakan rencana
turunan yang merinci tentang bagaimana mencapainya.
Sekolah merupakan sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang
saling berkaitan. Empat komponen yang dimaksud adalah Staf Tata Laksana Administrasi, Staf
Teknis Pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan
independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta
didik yang bisa ditempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai.
Hubungan keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya
dari hubungan simbiosis mutualis keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan
pendidikan demikian tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal semata-mata
demi kebutuhan anak didik. Berkaitan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut, seringkali
timbul beberapa masalah. Masalah-masalah itu dapat dikelompokan sesuai dengan tugas-tugas
administratif yang menjadi tanggung jawab administrator sekolah. Diantaranya adalah tugas yang
dikelompokan menjadi substansi perlengkapan dan sistem keuangan sekolah.
Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia
yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap
tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan semuanya itu didukung sarana-prasarana yang
memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf
sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak
sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan
efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara
komponen-komponen diatas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, diperlukan pengelola yang
mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana sekolah untuk
tercapainya tujuan pendidikan tertentu.
PEMBAHASAN
PENUTUP
Kesimpulan
Pada dasarnya setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem pengelolaan yang baik,
tetapi sistem yang efektif kurang dilaksanakan. Ketidakdisiplinan dalam penggunaan anggaran,
serta pemimpin yang boros selalu menjadi fenomena tersendiri. Untuk itu diperlukan
kepemimpinan dan manajemen pengelolaan yang efektif menuju keseimbangan antara sistem
yang ada dalam mendistribusikan sumber-sumber dana pendidikan di Indonesia.
Pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan sudah merupakan pekerjaan rutin
dan orang-orang di hadapkan kesukaran-kesukaran yang kurang berarti, namun untuk
penyempurnaan pekerjaan para ahli menyarankan beberapa pedoman pelaksanaan
administrasinya, sbb :
1. Hendaknya kepala sekolah sebagai administrator tidak terlalu
menyibukkan dirinya secara langsung dengan urusan pelaksanaan administrasi
peralatan dan perlengkapan pengajaran
2. Melakukan sisi pencatatan yang tepat sehingga mudah di kerjakan
3. Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus senantiasa
ditinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan program
pengajaran
Kondisi-kondisi diatas akan terpenuhi jika administrator mengikutsertakan semua guru
dalam perencanaan seleksi, distribusi dan penggunaan serta pengawasan peralatan dan
perlengkapan pengajaran.
DAFTAR RUJUKAN
I. RASIONAL
1. Pengertian.
2. Fungsi Perencanaan.
3. Macam Perencanaan.
4. Pendekatan
5. Tahapan Strategi
Menurut (David: 2003) The strategic management process consists
of three stages: strategy formulation, strategy implementation, and
strategy evaluation. Pada dasarnya proses manajemen strategis
mengikuti 3 tahapan tersebut, yaitu: rumusan kebijakaan strategi,
strategi pelaksanaan dan strategi evaluasi. Dokumen rencana
strategi akan berisi kebijakan strategi dan rancangan strategi
pelaksanaan, sedangkan pelaksanaan dan strategi evaluasi dalam
bentuk laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP).
a. Reviewing external and internal factors that are the bases for
current strategies
1. Tim penyusun
2. Strategi penyusunan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Rasional.
B. Dasar Hukum
C. Tujuan.
D. Sasaran.
A. Organisasi
C. Mekanisme Kerja.
BAB IV : PENUTUP
LAMPIRAN.
KATA PENGANTAR :
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Rasional.
C. Tujuan Penulisan
D. Sasaran Penulisan
A. Organisasi
C. Mekanisme Kerja.
1. Visi : diambil dari visi lembaga (kalau sudah ada), kalau belum
ada maka perlu disusun terlebih dahulu.
BAB IV : PENUTUP
LAMPIRAN.
2. Matrik Pentahapan.
VI. PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
B. Fokus Penelitian
Berangkat dari hasil data-data yang telah dikumpulkan di lapangan dan bertolak dari permasalahan umum serta memperhatikan
kondisi khusus yang tergambar pada konteks penelitian. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui dan memahami "Upaya
Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Sarana Prasarana Pendidikan" serta memusatkan pada penerapan salah satu fungsi-fungsi
manajemen yaitu penggerakan (actuating) yang substansinya adalah pada bidang "sarana dan prasarana".
Penanganan dan pengelolaan sarana prasarana di sekolah membutuhkan suatu proses yang tidak mudah, apalagi sarana prasarana
merupakan hal mendasar bagi pelaksanaan pendidikan di sekolah atau madrasah. Berdasarkan fokus umum (general focus)
penelitian yaitu Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Sarana Prasarana Pendidikan, serta supaya alur pikir dirasa
sistematis dan mudah dipahami, maka jabaran fokus khusus (specific fokus) penelitian dirumuskan seperti berikut ini :
1. Upaya apa yang dilakukan oleh kepala sekolah SMAN X Kecamatan Sangir Batang Hari dalam meningkatkan sarana prasarana
pendidikan di lembaga yang dipimpinnya ?
2. Sarana prasarana apa saja yang menjadi prioritas untuk dikembangkan oleh kepala sekolah SMAN X ?
3. Bagaimana realisasi peningkatan sarana prasarana pendidikan di SMAN X ?
4. Bagaimana manfaat pengembangan sarana prasarana pendidikan bagi perkembangan akademik siswa SMAN X ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah SMAN X dalam meningkatkan sarana prasarana pendidikan di lembaga
yang dipimpinnya
2. Untuk mengetahui sarana prasarana yang dijadikan prioritas untuk dikembangkan kepala sekolah SMAN X
3. Mengetahui realisasi peningkatan sarana prasarana pendidikan di SMAN X
4. Untuk mengetahui manfaat pengembangan sarana prasarana pendidikan terhadap perkembangan akademik siswa di SMAN X
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat memberikan manfaat yang mendalam dan komprehensif tentang upaya kepala
sekolah dalam meningkatkan sarana prasarana pendidikan. Idealnya penelitian ini secara praktis dan teoritis berarti bagi beberapa
kepentingan, diantaranya :
1. Secara Praktis yaitu memberikan informasi kepada sekolah atau lembaga atau yayasan tentang pentingnya upaya kepala
sekolah dalam meningkatkan sarana prasarana pendidikan
2. Secara Teoritis
a. Pengembangan ilmu manajemen pendidikan terutama berkenaan dengan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan sarana
prasarana pendidikan, yang memberikan implikasi praktis bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah sehingga tujuan dapat
tercapai
b. Diharapkan dapat menjadi pegangan, rujukan atau sebagai masukan bagi masyarakat
c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian serupa di masa yang akan datang
3. Peneliti : Sebagai acuan utama dalam pendidikan khususnya terkait dengan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan sarana
prasarana pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar
mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai
dengan pengelolaan secara optimal.
Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan istilah KTSP
dimana penerapan desentralisasi pengambilan keputusan, memberikan hak otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan
pendidikan, untuk mengoptimalkan penyedian, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana
pendidikan. Sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut
kebutuhan berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang
undangan pendidikan nasional yang berlaku.
Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang
berkaitan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Selanjutnya PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan
bahwa; (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan
Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutu sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak
ditemukan sarana dan prasarana yang tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik untuk itu diperlukan pemahaman dan
pengaplikasian manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Bagi pengambil kebijakan di
sekolah pemahaman tentang sarana dan prasarana akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat
berperan dalam merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat
dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di SMP Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya?
C. Tujuan
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan adalah :
1. Bagi Sekolah : Diharapkan bisa menjadi acuan bagi kepala sekolah dalam memberikan pembinaan terhadap
petugas/pelaksana lapangan bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana perlu diadakana secara benar dengan
program perencanaan yang matang. Program perencanaan pemeliharaan ini bisa dijadikan kegiatan pemeliharaan
secara terarah untuk dapat mempertahankan umur atau masa efektif dari penggunaan sarana dan prasarana
sekolah itu sendiri.
2. Bagi Mahasiswa : Mahasiswa dapat mengetahui tentang manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana
dan mengenai gambaran nyata bidang ilmu manajemen pendidikan mengenai pengertian pemeliharaan sarana dan
prasarana di SMP Islam Al Azhar Kelapa Gading Surabaya.
E. Ruang Lingkup
Hal ini dibatasai pada variabel yang akan diteliti yaitu manajemen pemeliharaan sarana dan prasaran sekolah mengenai
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
di SMP Islam Al Azhar Kelapa Gading Surabaya.
F. Sasaran Kegiatan
Lembaga yang dijadikan sasaran kegiatan magang Program Studi Manajemen Pendidikan Angkatan 2010 salah satunya
berada di Yayasan Pesantren Islam Al Azhar Kelapa Gading Surabaya, khususnya pada jenjang Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di Jalan Taman Bhaskara Utara Surabaya.
Sarana adalah perangkat yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan, yang dimaksud sarana sekolah adalah (1)
sumber belajar seperti: buku paket, buku pelengkap, buku referensi, buku bacaan, majalah, koran, modul, lembar kerjak,
kaset Video, VCD, CD-ROM dan sebagainya. (2) Media pembelajaran seperti radio, cassette recorder,TV, OHP, Wireless,
Slide Projector, LD/LCD/VCD/DVD Player, komputer dan sebagainya. (3) Sarana Informasi dan Teknologi (IT) seperti
internet. Banyak kasus terjadi di beberapa sekolah yang mendapat bantuan proyek pengadaan fasilitas pendidikan
misalnya:
1. Peralatan rusak sebelum dipakai, karena sekolah tidak mempunyai tenaga ahli yang dapat mengoperasikan alat
baru tersebut, sehingga alat yang baru itu dibiarkan kena debu, lembab dan akhirnya rusak.
2. Peralatan laboratorium cepat rusak, karena banyak guru tidak mahir menggunakannya dan siswa sering coba-
coba, sementara tenaga laboran tidak memiliki kemampuan merawatnya.
3. Sekolah tidak mengalokasikan dana perawatan yang cukup, karena memang tidak ada program yang lengkap.
4. Kamar mandi/WC kantor pimpinan sekolah selalu mendapat perawatan rutin setiap hari dan bahkan diberi bahan
pengharum padahal pemakainya hanya 1 atau 2 orang, sementara kamar mandi/WC siswa dengan jumlah
pemakai banyak jarang dibersihkan, sehingga ada sekolah yang kamar mandi/WC untuk siswa kotor berbau,
bahkan kran bocor dibiarkan sampai berbulan-bulan dan tidak sedikit sekolah yang hanya mempunyai sumber air
yang terbatas sehingga siswa sering tidak menyiram bekas buang air mereka. Tidak jelas siapa yang harus
memeriksa, kepada siapa dilaporkan, kapan diganti, tersediakah cadangan kran di sekolah, dan sebagainya.
Prasarana adalah perangkat pendukung yang digunakan untuk menunjang suatu penyelenggaraan kegiatan. Sedangkan
prasarana belajar adalah ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, ruang TU, ruang OSIS, ruang kelas, laboratorium,
kantin, koperasi, tempat ibadah, lapangan Olahraga, kamar mandi/WC.
Menurut Sasongko (2006:5.10) menyebutkan bahwa yang termasuk sarana dan prasarana pendidikan adalah alat
peraga/alat praktek, laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan, ruang UKS, ruang Olah Raga, ruang kantor, ruang
BP, gedung dan perabot.
Menurut Soenarto (2002: 6) dalam buku pedoman manajemen perlengkapan sekolah, pemeliharaan atau perawatan adalah
upaya untuk membuat kondisi sarana dan prasarana tetap terjaga dengan baik dan menghindari kerusakan yang terlalu dini.
Dengan demikian peralatan yang terawat dengan baik akan mudah untuk dipakai dan dapat menghemat biaya pembelian
barang baru.
Menurut Sarjiman (2002:4) dalam buku pelatihan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana menyatakan
bahwa perawatan atau pemeliharaan adalah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau
mengembalikan peralatan pada kondisi yang dapat diterima. Kondisi peralatan yang selalu dapat diterima tersebut
dimaksudkan agar sarana atau fasilitas sekolah dalam keadaan siap pakai seoptimal mungkin, untuk meningkatkan unjuk
kerja dan memperpanjang usia pakai, mengetahui adanya keruskan atay gejala kerusakan serta untuk menghindari
terjadinya kerusakan lebih fatal.
Pemeliharaan peralatan dan fasilitas sekolah yang lainnya memang perlu dilakukan oleh setiap sekolah. Fasilitas yang
selalu terawat dengan baik akan membuat pekerjaan berjalan dengan lebih lancar. Pekerjaan yang berjalan tanpa adanya
kendala dibidang peralatan atau fasilitas lain tersebut akan mengefektifkan pekerjaan dalam upaya mencapai tujuan
sekolah.
1. Perawatan Terencana. Menurut (Soenarto 2002:4) menyatakan bahwa perawatan terencana adalah jenis
perawatan yang diprogramkan, diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta
dilakukan monitoring dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni perawatan terencana yang
bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif. Menurut
(Depdikbud, 1999:2) menyatakan bahwa perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan,
adalah perawatan sarana dan prasarana pendidikan yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, serta monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan
atau kerusakan fasilitas atau peralatan sekolah. Perawatan preventif adalah perawatan yang dilakukan pada selang
waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya
dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi
normal. Perawatan korektif merupakan perawatan yang dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang
secar sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta monitoring dengan
tujuan untuk mengembalikan fasilitas atau peralatan pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi dengan
normal.
2. Perawatan Tidak Terencana. Menurut (Soenarto, 2002:4) menyatakan bahwa perawatan tidak terencana adalah
jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang belum diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan
perawatan ini tidak direncanakan, tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada
tingkat keruskan berat. Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat
C. Perawatan Preventif
Menurut (Depdiknas, 2000: 205) menyatakan bahwa perawatan preventif adalah tindakan perawatan yang dilakukan secara
periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik sekolah, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya
dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan
biaya efekti perawatan sarana dan prasarana sekolah
Menurut Soenarto (dalam Depdiknas, 2002:4) tujuan perawatan preventif adalah mencakup: (1) agar sarana dan prasarana
pendidikan selalu dalam kondisi prima, tetap berfungsi dan siap dipakai secara optimal, (2) memperpanjang umur
pemakaian, (3) menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran, (4) menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai,
(5) mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan, (6) menghindari terjadinya keruskan secara mendadak, (7)
menghindari terjadinya kerusakan fatal.
Menurut (Depdikbud, 1999:4) disebutkan bahwa ada empat tujuan pokok perawatan preventif, yaitu untuk: (1)
memperpanjang usia pakai perlatan. Hal ini sangat penting jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu
peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut, (2) menjamin peralatan
selalu siap dan dalam kondisi optimal untuk mendukung kegiatan kerja, shingga diharapkan akan diperoleh hasil yang
optimal pula; 3) menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit
cadangan, pemadam kebakaran, dan penyelamat; 4) menjamin keselamatan siswa yang menggunakan peralatan terebut.
D. Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Sekolah
1. Pengertian manajemen
Menurut Soenarto (2002:5) menyatakan secara umum bahwa manajemen adalah proses pengelolaan sumber daya untuk
mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Dalam penerapan manajemen ini lebih jauh dikatakannya bahwa
sumberdaya yang dikelolah meliputi 6 M, yaitu: man, money, materials, machines, method, dan minutes (manusia, uang,
bahan, mesin atau peralatan, metode atau cara, dan waktu). Sedangkan fungsi manajemen meliputi empat kegiatan, yaitu
planning, organizing, actuating dan controlling (perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengontrolan). Dari
definisi diatas dapat diartikan bahwa manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan
pengontrolan sumber daya manusia, biaya, bahan dan alat atau mesin, metode atau cara dan waktu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Lebih jauh Soenarto (2002:5) menyatakan bahwa efektifitas merupakan landasan untuk mencapai sukses. Jadi efektifitas
berkenaan dengan derajat pencapaian tujuan baik secara eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana dapat
dilaksanakan dan berapa jauh tujuan tercapai. Sedangkan Efisiensi merupakan sumberdaya minimal yang digunakan untuk
mencapai kesuksesan tersebut. Jadi efisien berarti optimasi penggunaan sumber daya, yaitu termudah cara
mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya, terpendek langkahnya.
Menurut (Sufyarma, 2003:190), dibidang pendidikan manajemen mempunyai pengertian sebagai proses kegitan bersama
dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada, baik personal, material, maupun spiritual untuk
mencapai tujuan pendidikan
Manajemen dalam lingkungan pendidikan adalah memberdayakan berbagai sumber baik manusia, sarana dan prasarana,
serta media pendididkan lainnya secara optimal, relevan, efektif dan efisien guna menunjang pencapaian tujuan
pendidikan.
Menurut Suryosubroto (2004:27) menyebutkan bahwa manajemen pendidikan adalah 1) bentuk kerja sama personel
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, 2) suatu proses yang merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan
dimulai dari perencanaan, pengorganisasin, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tentang usaha sekolah
untuk mencapai tujuannya; 3) usaha untuk melakukan pengelolaan sistem pendidikan, 4) kegiatan memimpin, mengambil
keputusan serta berkomunikasi dalam organisasi sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Koont O. Doncel
(dalam Sagala, 2007:55) mengemukakan bahwa :
Management is process of designing and maintaining an evironment in which individuals, working together in groups,
efficiency accomplish selected aims. This basic definition needs to be expanded (1) as manager people carry out the
managerial function of planning, organizing, staffing, leadingand controlling; (2) management applies to any kind of
organization; (3) it applies to managers to all organizational level; (4) the aim of all managers is the same to create as
surpluus; and (5) managing is concernid with productivity; this implies effectiveness and efficiency.
Pengertian di atas mengandung arti bahwa manajemen adalah proses merencanakan dan mempertahankan lingkungan di
mana individu dapat bekerja sama dalam kelompok, secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Pengertian ini memberi
arti (1) sebagai manajer melaksanakan fungsi manajemen antara lain; perencanaan, pengorganisasian, pembagian staff,
mengarahkan dan pengawasan; (2) menerapkan manajemen untuk perbaikan organisasi; (3) berlaku untuk manajer setiap
level organisasi; dan (4) tujuan setiap manager adalah sama untuk mencapai surplus, dimana manajemen memberikan
perhatian terhadap produktifitas dan etos kerja yang tinggi berimplikasi efectivitas dan efisiensi.
Uraian di atas menegaskan bahwa manajemen sekolah adalah proses memimpin dan membimbing penyelenggaraan
pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Karena itu prinsip-prinsip manajemen sekolah yang dapat dipegang adalah untuk memperoleh hasil yang paling efektif
melalui orang-orang yang profesional mengacu pada visi dan misi sekolah dengan cara melakukan proses manajemen.
Proses manajemen tersebut yaknimenjalankan fungsi pokok program sekolah yang ditampilkan oleh seorang pimpinan
sekolah sebagai penanggung jawab institusi sekolah, guru sebagai penanggung jawab pelayanan belajar pada peserta didik,
dan tenaga kependidikan sebagai penanggung jawab pelayanan teknis kependidikan di sekolah yang menerapkan fungsi-
fungsi manajemen yaitu: perencanaan program kegiatan sekolah, pengorganisasian tugas-tugas pokok sekolah,
penggerakkan seluruh sistem sekolah, dan pengawasan kinerja sekolah. Fungsi-fungsi manajemen tersebut di atas juga
diterapkan dalam kegiatan bidang administrasi pendidikan bidang sarana dan prasarana di sekolah pada sub bagian
pemeliharaan sarana dan prasarana.
2. Obyek Pemeliharaan
Menurut Hornby (1990:849) mendefinisikan bahwa, Object is solid thing that can be seen and touched.
Obyek adalah benda keras yang dapat dilihat dan disentuh. Dari definisi tersebut jelas bahwa obyek merupakan benda-
benda yang digunakan sebagai alat atau bahan untuk mendukung suatu kegiatan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai
dengan mudah dan sesuai harapan. Adapun obyek yang perlu dipelihara adalah sarana, prasarana atau fasilitas sekolah,
antara lain bangunan gedung, peralatan kantor, listrik atau penerangan, meubeler, peralatan dan bahan praktikum.
A. Paparan Data
Pelaksanaan magang di SMP Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya di mulai dengan pengajuan surat permohonan izin
magang pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2013, dan dilanjutkan dengan melakukan observasi di minggu berikutnya
dengan melakukan pengamatan langsung di seluruh aspek sekolah. Namun, diberlakukan peraturan bahwa observer hanya
dibatasi 2 orang saja yang dapat melakukan observasi pada setiap minggunya. Sehingga pada minggu-minggu berikutnya,
kami bergilir untuk melakukan observasi pada masing-masing bagian yang kami amati.
Manajemen sarana dan prasarana sekolah SMP Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya ini dibawah naungan satu
yayasan. Dalam satu yayasan ini terdapat tiga konsentrasi jenjang yaitu TK, SD, dan SMP. Jika ada kerusakan sarana dan
prasarana pada salah satu jenjang sekolah maka jenjang sekolah yang bersangkutan membuat form pengaduan kerusakan
untuk pengajuan dana kepada yayasan.
Terdapat program berkala dan program tidak berkala pada sistem manajemen perawatan sarana dan prasarana sekolah,
yaitu penggolongan yang membutuhkan perawatan secara berkala (tiba-tiba) dan penggolongan yang membutuhkan
perawatan bisa kapan saja.
B. Hasil Magang
Berdasarkan magang yang telah dilakukan maka didapat hasil pemeliharaan sarana dan prasarana di SMP Islam Al-Azhar
Kelapa Gading Surabaya ini. Kami memberikan program kerja untuk pemeliharaan sarana dan prasarana berupa
pengorganisasian kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, pelaksanaan dan pembiasaan pemeliharaan sarana
dan prasarana sekolah dan pendataan sarana dan prasarana sekolah (menggunakan form data sarana dan prasarana). Hal ini
dimaksudkan untuk lebih menekankan pada aktifitas untuk mengurangi peluang sarana dan prasarana sekolah yang
memerlukan perbaikan yang bersifat mendesak, memperkecil kebutuhan sarana dan prasarana yang memerlukan
perawatan, dan memperkecil kemungkinan untuk pengeluaran dana.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Temuan
Dari hasil wawancara dan observasi langsung telah didapat hasil temuan lapangan yaitu mengenai pemeliharaan sarana dan
prasarana di SMP Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya meliputi : sekolah telah melakukan pelaksanaan pemeliharaan
sarana dan prasarana berupa pemasangan poster-poster menarik di dinding sekolah dan sepanjang koridor yang berupa
kata-kata mutiara untuk penyemangati siswa-siswi agar mau memperhatikan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
penulisan name tag dimasing-masing bangku siswa, ini dimaksudkan untuk menjadikan mereka bertanggung jawab atas
bangkunya sendiri untuk tidak mencorat-coret sarana yang disediakan.
B. Temuan Masalah
Masalah yang diangkat adalah kendala pengadaan dana dari yayasan jika ada sarana dan prasarana dari jenjang SMP yang
memerlukan perawatan dan kebutuhan yang bersifat mendesak, namun yayasan lebih memperhitungkan pemberian dana
pada TK terlebih dahulu kemudian SD dan terakhir SMP.
Berikutnya adalah masalah dari program kerja yang kurang detail dalam pembagian tugas serta sebagian besar guru tidak
mau untuk diberi tugas tambahan menjadi tim koordinasi pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
Dari hasil temuan masalah di atas maka dapat diberlakukan rencana tindak lanjut yang kami buat yaitu :
1. Penekanan pada aktifitas pemeliharaan sarana dan prasarana. Ini dimaksudkan untuk mengurangi peluang sarana
dan prasarana sekolah yang memerlukan perbaikan yang bersifat mendesak.
2. Pemeliharaan rutin kegiatan evaluasi sarana dan prasarana sekolah, yaitu mengevaluasi keadaan sekolah berupa
pengisian form tertulis. Dimaksudkan agar diberlakukan pengecekan rutin setiap bulannya. Kegiatan ini akan
memperkecil kebutuhan sarana dan prasarana yang memerlukan perawatan, tapi tidak lepas tanggung jawab
kepada semua warga sekolah untuk terus memelihara sarana dan prasarana sekolahnya sendiri.
3. Pengorganisasian kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Anggota meliputi siswa, para guru, kepala
sekolah, komite sekolah bahkan warga masyarakat di sekitar sekolah.
2. Program Kerja
Supaya penerapan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah berjalan baik, maka disarankan untuk menggunakan tahapan
langkah sebagaimana meliputi :
1. Penyadaran pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sebagai bagian dari Manajemen Aset.
2. Pemahaman apa dan siapa yang terlibat pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah; obyek pemeliharaan (gedung
dan komponennya), proses, persiapan, pelaksanaan dan monitoring-evaluasi pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah.
3. Pengorganisasian kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
4. Pelaksanaan dan Pembiasaan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
5. Pendataan sarana dan prasarana sekolah (menggunakan form data sarana dan prasarana)
Sumber : Petunjuk Teknis Pemeliharaan & Perawatan Aset Sarana-Prasarana Sekolah Bersama Masyarakat (Buku III)
Decentralized Basic Education (Dbe-1) Usaid
Menjelaskan manfaat yang diharapkan dari kegiatan pemeliharaan sarana-prasarana dan lingkungan sekolah antara lain
mencakup : (1) Jika sarana-prasarana sekolah dan lingkungannya terpelihara baik, umur bangunan dan komponen-
komponen bangunan akan awet, berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat. (2) Pemeliharaan
yang dilakukan secara rutin, agar kerusakan komponen bangunan jarang terjadi, sehingga biaya perbaikan dapat ditekan
seminimal mungkin. (3) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka kondisi bangunan gedung akan terjaga
penampilannya (tidak kumuh, kusam, tetap terlihat kokoh dan menarik), sehingga kesan bagi orang yang melihatnya akan
memberikan rasa aman (tidak takut ambruk, kebocoran, terpeleset) dan nyaman untuk menggunakannya.
1. Langkah-1. Menjelaskan permasalahan yang dihadapi. Menguraikan sumber penyebab masalah menurunnya
kualitas aset sarana-prasarana sekolah yang diakibatkan oleh kebiasaan yang tidak tepat sebagaimana di bawah
ini. Lanjutnya dengan mendiskusikannya.Permasalahan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana. Sebelum membahas
tentang tindakan dalam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah, hal yang penting diketahui ialah bahwa
banyak masalah yang terjadi yang justru disebabkan oleh perilaku para pengguna gedung sekolah sendiri,
sehingga pencegahan masalah ini seharusnya merupakan tindakan yang pertama dilakukan. Sekolah dan
Lingkungannya adalah Aset milik Kita Bersama. Marilah kita jaga kebersihan dan kondisinya, dengan
Menghindari Kebiasaan Kurang Baik di atas, Menerapkan Cara Penggunaan yang Baik, dan melaksanakan
Kegiatan Pemeliharaan Aset Milik Kita Bersama ini sebagai Kebiasaan Sehari-hari.
2. Langkah-2 menjelaskan jenis dan lingkup kegiatan pemeliharaan. Jelaskan Jenis-jenis kegiatan pemeliharaan
menurut waktu/frekuensi dan lingkup kegiatan untuk setiap jenis pemeliharaan tersebut. Sebagaimana diuraikan
dalam Buku Pengertian dan Acuan Manajemen Sarana Prasarana Sekolah, kegiatan pemeliharaan menurut
frekuensi/waktu pelaksanaannya dibagi dalam dua kelompok, yaitu: Kegiatan Pemeliharaan Rutin (Harian,
Mingguan) dan Kegiatan Pemeliharaan Bulanan & Berkala.
Sumber : Petunjuk Teknis Pemeliharaan & Perawatan Aset Sarana-Prasarana Sekolah Bersama Masyarakat (Buku III)
Decentralized Basic Education (Dbe-1) Usaid
Kegiatan pemeliharaan rutin harian dan mingguan terutama ialah untuk memelihara kebersihan dengan menyapu, melap,
mengepel dan sebagainya, disertai kegiatan meringkas dan merapikan, sehingga segala sesuatu (peralatan belajar, alat
pembersih, dsb) berada pada tempat yang semestinya. Termasuk juga kegiatan mencatat kalau ada peralatan, sarana-
prasarana yang menunjukkan tanda-tanda akan rusak, sehingga dari kegiatan ini dapat mengusulkan tindakan perawatan
sejak dini. Kadang ini hanya memerlukan tindakan menggeser genteng atau membersihkan talang agar kebocoran dicegah.
Dengan adanya SARC (School Asset Report Card) sebagai hasil dari inventarisasi atas aset sarana prasarana sekolah maka
tiap ruang kelengkapan sarana prasarananya sudah terdata. Sebaiknya copy dari SARC itu ditempel di tiap ruang, dan
kepada peggunanya (siswa, guru) perlu menggunakan data tersebut untuk memotivasi kegiatan pemeliharaan rutin. Jangan
sampai kerusakan sarana prasarana terjadi, apalagi kalau sampai ada yang hilang. Untuk itu penting agar baik dalam proses
inventarisasi aset maupun dalam pemanfaatan SARC tersebut dilakukan proses sosialisasi kepada semua pemangku
kepentingan, terutama untuk para pengguna yaitu siswa dan guru.
Pada pemeliharaan rutin kegiatan evaluasi sarana dan prasarana di sekolah ini maka perlu mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Langkah-1 Menyepakati jenis kegiatan yang dilaksanakan untuk Pemeliharaan Rutin (Harian, Mingguan).
Jelaskan jenis dan lingkup kegiatan yang perlu dikerjakan dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah.
Pemeliharaan disini mencakup kegiatan, anatara lain: Membersihkan dan menjaga kebersihan semua komponen
di dalam kelas, luar kelas dan lingkungannya Merapikan peletakan benda-benda, seperti meja, kursi, bangku,
sapu, penggaris, kapur, alat tulis dan benda lainnya Saling mengingatkan untuk mnggunakan dan meletakkan alat
atau komponen bangunan secara benar (parkir kendaraan pada tempatnya, menutup pintu tidak dibantig, tidak
bermain dengan kunci, slot, dst) Mengisi formulir laporan kegiatan dan kondisi komponen yang ada.
2. Langkah-2 Membagi tugas dan area Pemeliharaan harian/mingguan. Kegiatan pemeliharaan rutin merupakan
sarana pendidikan kepada murid untuk selalu memelihara lingkungannya serta manfaat lain seperti: (1)
Membangkitkan dan menanamkan rasa memiliki sekolah kepada murid. (2) Membina murid untuk belajar disiplin
dengan cara yang efektif dan di terima oleh semua murid. (3) Memupuk rasa tanggung jawab, mencerminkan
budaya kepada murid untuk menjaga dan memelihara keutuhan dan kebersihan dari lingkungan dan gedung
sekolah. Tugas siswa (difasilitasi Guru) dan tugas penjaga sekolah, yaitu kepada murid disampaikan lebih jelas
dan bertahap: Dijelaskan sekali lagi pentingnya kegiatan pemeliharaan rutin ini. Dijelaskan kegiatan-kegiatan apa
saja yang harus dilakukan dalam pemeliharaan. Dijelaskan standar pemeliharaan yang baik itu bagaimana (bersih
seperti apa) Pembagian tugas dan penggiliran (Piket) disepakati pada tingkat kelas, difasilitasi oleh Guru atau
Ketua Kelas, dan dipersilahkan untuk membagi regu piket sesuai jumlah kegiatan yang dilakukan, agar tiap siswa
punya tugas yang jelas. Tugas guru dan kepala sekolah, yaitu kepada para guru dan kepala sekolah, disampaikan
lebih jelas dan bertahap: Dijelaskan sekali lagi pentingnya kegiatan pemeliharaan rutin ini. Dijelaskan kegiatan-
kegiatan apa saja yang harus dilakukan dalam pemeliharaan oleh guru da kepala sekolah Dijelaskan standar
pemeliharaan yang baik itu bagaimana (bersih seperti apa) Supaya banyak member contoh kepada siswa dan
anak-anak pada umumnya. Tugas penjaga sekolah, yaitu kepada penjaga sekolah, seperti kepada murid,
disampaikan lebih jelas dan bertahap: Dijelaskan sekali lagi pentingnya kegiatan pemeliharaan rutin ini.
Dijelaskan kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan dalam pemeliharaan oleh Penjaga Sekolah.
Dijelaskan standar pemeliharaan yang baik itu bagaimana (bersih seperti apa).
3. Langkah-3 Menjelaskan penggunaan Daftar Periksa (Simak) dalam pelaksanaan Pemeliharaan. Berikutnya
disampaikan daftar periksa/simak yang dapat digunakan sebagai petunjuk teknis tentang komponen apa saja yang
mesti ditangani pemeliharaannya. Formulir ini adalah contoh, untuk setiap sekolah sesuai dengan kondisi dan
situasinya dapat disesuaikan dan disepakati. Apakah dilakukan sedikit modifikasi, pengurangan atau penambahan,
serta diperjelas kegiatan yang sebaiknya dilakukan. Dan yang paling penting, pisahkan dahulu: Mana yang layak
untuk dikerjakan oleh siswa berta guru sebagai fasilitatornya; Mana yang lebih layak untuk dikerjakan oleh
Penjaga Sekolah.
1. Langkah-1 Menyepakati jenis kegiatan yang dilaksanakan untuk Pemeliharaan Bulanan dan Berkala.
2. Langkah-2 Menyepakati siapa yang ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan Pemeliharaan Bulanan dan Berkala
Dikerjakan oleh pihak internal sekolah dan stakeholders Dikerjakan oleh tukang, pekerja (dikontrakkan) proses
penugasan (tender, penunjukan) Langkah-3 Menjelaskan penggunaan Daftar Periksa (Simak) dalam pelaksanaan
Pemeliharan.
Sumber : Petunjuk Teknis Pemeliharaan & Perawatan Aset Sarana-Prasarana Sekolah Bersama Masyarakat (Buku III)
Decentralized Basic Education (Dbe-1) Usaid
Jadi setelah langkah memberikan pemahaman mengenai pentingnya gedung dan lingkungan sekolah yang bersih,
berkondisi baik, serta menyadarkan bahwa pemeliharaan sekolah adalah tanggung jawab bersama karena sekolah adalah
milik bersama siswa, guru, penjaga sekolah, kepala sekolah, warga lingkungan, maka berikutnya adalah mengorganisir
kegiatan pemeliharaan.
1. Mengadakan pertemuan dengan stakeholders Sekolah, yaitu: kepala sekolah, para guru, penjaga sekolah, wakil
dari siswa, wakil dari komite sekolah, wakil dari warga
2. Mengingatkan lagi akan pentingnya upaya bersama (gotong-royong) dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan
sekolah
3. Menyampaikan lingkup tugas Pemeliharaan Rutin (Harian, Mingguan) dan Pemeliharaan Berkala kepada para
hadirin
4. Menunjukkan tipikal (pola) struktur organisasi Pemeliharaan, meminta pendapat untuk persetujuan atas struktur
5. Membahas tugas, tanggung-jawab, wewenang (sebagaimana Tabel berikut) dan membacakan hasilnya
6. Mendiskusikan siapa-siapa saja personil yang mengisi struktur organisasi tersebut
7. Khusus untuk Pemeliharaan Rutin, dilanjutkan dengan membagi tugas atau area halaman yang jadi tanggung-
jawab tiap kelas (untuk siswa dan guru kelas yang membimbing.
8. Menyampaikan hasil pembagian tugas tersebut ke semua hadirin (pleno).
2. Langkah-2 Melakukan Pembagian Peran/Tanggung-jawab. Serangkaian Tabel berikut ini adalah petunjuk teknis untuk
menyusun uraian tugas dan tanggung jawab dan wewenang dari tiap posisi dalam organisasi pemeliharaan gedung dan
lingkungan sekolah. Uraian dalam table ini bisa digunakan sebagai arahan untuk didiskusikan dan disepakati bersama
seluruh stakeholder, serta kemungkinan modifikasi jika dibutuhkan.
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen sarana dan prasarana sekolah SMP Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya ini dibawah naungan satu
yayasan. Dalam satu yayasan ini terdapat tiga konsentrasi jenjang yaitu TK, SD, dan SMP. Jika ada kerusakan sarana dan
prasarana pada salah satu jenjang sekolah maka jenjang sekolah yang bersangkutan membuat form pengaduan kerusakan
untuk pengajuan dana kepada yayasan. Terdapat program berkala dan program tidak berkala pada sistem manajemen
perawatan sarana dan prasarana sekolah, yaitu :
Dan dari hasil temuan masalah, maka dapat dirumuskan rencana tindak lanjutnya yaitu :
1. Penenkanan pada aktifitas pemeliharaan sarana dan prasarana. Ini dimaksudkan untuk mengurangi peluang sarana
dan prasarana sekolah yang memerlukan perbaikan yang bersifat mendesak.
2. Pemeliharaan rutin kegiatan evaluasi sarana dan prasarana sekolah, yaitu mengevaluasi keadaan sekolah berupa
pengisian form tertulis. Dimaksudkan agar diberlakukan pengecekan rutin setiap bulannya. Kegiatan ini akan
memperkecil kebutuhan sarana dan prasarana yang memerlukan perawatan, tapi tidak lepas tanggung jawab
kepada semua warga sekolah untuk terus memelihara sarana dan prasarana sekolahnya sendiri.
3. Pengorganisasian kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Anggota meliputi siswa, para guru, kepala
sekolah, komite sekolah bahkan warga masyarakat di sekitar sekolah.
B. Saran
Sebagaimana disampaikan di depan, setiap sekolah bagaimanapun kondisinya tentu mempunyai aset yang seharusnya
dikelola dengan baik. Aset sarana-prasarana sekolah dan lingkungannya merupakan wahana belajar yang perlu
diperlakukan sebagai amanah yang perlu dikelola dengan baik. Saran yang dapat penulisan sampaikan adalah :
1. Kegiatan rutin pemeliharaan, sebagai bagian dari manajemen sarana-prasarana sekolah dapat diharapkan agar
nilai gunanya tidak merosot. Dan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan oleh warga sekolah
sendiri (siswa, guru, penjaga, komite sekolah, masyarakat sekitar) dapat menjadi wahana pembelajaran bagi
seluruh warga dan pemangku kepentingan sekolah untuk peduli kapada kondisi lingkungan, serta wahana untuk
memupuk semangat gotong-royong menjaga aset milik bersama tersebut.
2. Pada bagian lain, kegiatan manajemen sarana-prasarana yang menyangkut kegiatan inventarisasi atau
penyusunan data-base sarana-prasarana sekolah, penyusunan program pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan
pembangunan (kembali) gedung sekolah, perangkat dan lingkungannya. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi
Dinas dalam menginventarisir dan memantau kondisi sarana-prasarana sekolah-sekolah di dalam wilayah
kewenangannya. Sehingga memudahkan Dinas dalam merencanakan program/kegiatan perawatan dan perbaikan
sarana-prasarana tersebut.
LAMPIRAN
Hari/Tanggal :
Penyelia (Supervisor) :
Tanda tangan :
Pelaksana
No. Pemeliharaan yang Dilakukan Kelas Kegiatan yang Dilakukan Ket.
Menggeser perabotan dalam
Pemeliharaan ruang dalam/ ruangan, menyapu dan
1. selasar mengepel lantai
Membersihkan daun pintu dan
Pembersihan daun pintu dan jendela kaca menggunakan
2. jendela, permukaan kaca lap/ kemucing
Membersihkan closet,
menguras bak air, menggosok
lantai dengan sikat,
Pembersihan KM/WC dan mengelontor lubang avour dan
3. saluran pembuangan closet
Mematikan lampu ruangan
setelah ruangan tidak
4. Memeriksa penggunaan listrik dipergunakan
Mengunci semua pintu dan
jendela setelah kegiatan
belajar mengajar berakhir
Mengunci semua pintu dan demi keamanan ruangan dan
5. jendela isinya
1. Memeriksa kondisi
plesteran dan sponegan
dinding, permukaan
lantai
1. Memeriksa kondisi
instalasi mekanikal dan
elektrikal
1. Memeriksa kondisi
kelengkapan KM/WC.
Pemeriksaan bangunan Sumber air bersih, septic
gedung dan kelengkapan tank dan peresapan
1. komponen bangunan
1. Memotong pepohonan,
memusnahkan sarang
serangga/rayap
1. Pemeriksaan kondisi
halaman, pagar halaman,
Pemeriksaan kondisi jalan setapak, paving
halaman dan sekitar halaman, saluran drainase
2. bangunan
Pemeliharaan yang
No. Dilakukan Minggu Ke- Permasalahan Kegiatan yang Dilakukan
Memeriksa kondisi plesteran
dan sponegan dinding,
1. permukaan lantai
Memeriksa kondisi instalasi
2. mekanikal dan elektrikal
DAFTAR RUJUKAN
Decentralized Basic Education (Dbe-1) Usaid. 2010. Petunjuk Teknis Pemeliharaan & Perawatan Aset Sarana-
Prasarana Sekolah Bersama Masyarakat (Buku III). Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Buku Pelatihan Manajemen Perawatan Preventif. Jakarta
Marizadenia. 2012. Manajemen Pemeliharaan Sarana dan Prasarana, (Online), (http://ms-
marizadenia.blogspot.com/2012/01/manajemen-pemeliharaan-sarana-dan-prasarana.html, diakses 1 Januari 2013)
Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 1 ayat 8.
Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Pasal 42.
Sarjiman. 2002. Buku Pelatihan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana. Jakarta
Soenarto. 2002. Pedoman Manajemen Perlengkapan Sekolah, Pemeliharaan atau Perawatan. Jakarta