Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu :
1. Mampu mengetahui pengertian kraniotomi.
2. Mampu menjelaskan indikasi penggunaan kraniotomi.
3. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja untuk perawatan pasien pre, intra
dan pasca kraniotomi.
4. Mengidentifikasi beberapa tindakan pada proses penatalaksanaan pasien bedah.
5. Mengidentifikasi tindakan tindakan keperawatan praoperatif yang dapat menurunkan resiko
terjadinya infeksi dan komplikasi pascaoperatif.
6. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien operasi kraniotomi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
a. Kraniotomi adalah operasi membuka tulang tengkorak untuk mengangkat tumor, mengurangi
TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan. (Hinchliff, Sue. 1999).
b. Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk meningkatkan akses
pada struktur intrakranial. (Brunner & Suddarth. 2002)
c. Jadi post kraniotomi adalah setelah dilakukannya operasi pembukaan tulang tengkorak untuk,
untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan
perdarahan.
d. Craniektomy adalah insisi pada tulang tengkorak dan membersihkan tulang dengan
memperluas satu atau lebih lubang,. Pembedahan craniektomy dilakukan untuk mengangkat
tumor, hematom, luka, atau mencegah infeksi pada daerah tualang tengkorak.
e. Cranioplasty adalah memperbaiki kerusakan tulang kepala dengan menggunakan bahan plastic
atau metal plate.
2.2 INDIKASI
Indikasi tindakan kraniotomi atau pembedahan intrakranial adalah sebagai berikut :
a. Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun kanker.
b. Mengurangi tekanan intrakranial.
c. Mengevakuasi bekuan darah .
d. Mengontrol bekuan darah,
e. Pembenahan organ-organ intrakranial,
f. Tumor otak,
g. Perdarahan (hemorrage),
h. Kelemahan dalam pembuluh darah (cerebral aneurysms)
i. Peradangan dalam otak
j. Trauma pada tengkorak.
b. PASCAOPERASI
Mengurangi Edema Serebral
Terapi medikasi untuk mengurangi edema serebral meliputi pemberian manitol, yang
meningkatkan osmolalitas serum dan menarik air bebas dari area otak (dengan sawar darah-
otak utuh). Cairan ini kemudian dieksresikan melalui diuresis osmotik. Deksametason dapat
diberikan melalui intravena setiap 6 jam selama 24 sampai 72 jam ; selanjutnya dosisnya
dikurangi secara bertahap.
Tanyakan pada klien bagaimana pemahaman pasien dan keluarga tentang rencana
prosedur bedah dan kemungkinan gejala sisanya yang dikaji bersamaan dengan reaksi pasien
terhadap rencana pembedahan. Menanyakan pada klien tentang pengalaman pembedahan,
pengalaman anestesi, riwayat pemakaian tembakau, alcohol, obat-obatan. Biasanya klien
mengalami perubahan status kognitif karena pembedahan ang akan dihadapi.
Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan setelah
sakit? Apakah ada perubahan pola makan klien? Kaji apa makanan kesukaan klien?kaji riwayat
alergi makanan maupun obat-obatan tertentu. Biasanya sebelum pembedahan, pasien
dipuasakan selama 6-8 jam. Segala bentuk defisiensi nutrisi dan cairan harus di koreksi
sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan.
Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi
dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Balance cairan perlu
diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan. Demikaian juga kadar elektrolit
serum harus berada dalam rentang normal.
3) Pola eliminasi
Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien? Apakah mengalami gangguan? Kaji
apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?. Biasanya klien yang dipasangi
keteter akan merasa sakit saat BAK .
Keadaan pasien yang cemas akan mempengaruhi kebutuhan tidur dan istirahat (Ruth F. Craven,
Costance J Himle, 2000). Pada pasien preoperasi yang terencana mengalami kecemasan yang
mengakibatkan terjadinya gangguan pola tidur antara 3 5 jam, sedangkan kebutuhan tidur
dan istirahat normal adalah antara 7 8 jam. (Gunawan L, 2001).
Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanya? Apakah
klien merasa rendah diri ? biasanya klien akan merasa rendah diri akibat pembedahan yang
akan dijalani. Klien akan takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan setelah operasi.
Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah
Sakit? Dan bagaimana hubungan social klien dengan masyarakat sekitarnya?. Pola peran
hubungan klien dengan orang lain tergantung dengan kepribadiannya. Klien dengan
kepribadian tipe ekstrovert pada orang biasanya memiliki ciri-ciri mudah bergaul, terbuka,
hubungan dengan orang lain lancar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Hal ini akan menyebabkan seseorang lebih terbuka, lebih tenang serta dapat mengurangi rasa
cemas dalam menghadapi pra operasi.
Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada perubahan kepuasan
pada klien berkaitan dengan kecemasan dan ketakutan sebelum operasi? Pada pasien baik
preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek kondisi/terapi pada
kemampuan seksualnya
Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien menggunakan obat-
obatan untuk menghilangkan stres? Pada pasien pre operasi dapat mengalami berbagai
ketakutan . Takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang
ketidaktahuaan atau takut tentang derformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh dapat
menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas (Smeltzer and Bare, 2002).
NANDA
Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari
pembedahan (p. 242)
Defenisi:
sebuah perasaan ketidaknyamanan, tidak enak atau takut samar-samar disertai oleh
respon otonom sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu; perasaan
ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. itu adalah mengubah sinyal yang
memperingatkan bahaya yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil
langkah-langkah untuk menghadapi ancaman
Batasan karakteristik:
Insomnia
Kawatir
Menggigil
Gelisah
Tidak nafsu makan
Tekanan darah meningkat
Sulit konsentrasi
NOC :
Control kecemasan (p. 116)
Indikator:
Memonitor intensitas kecemasan
Mengeliminasi penyebab kecemasan
Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas
Merencanakan strategi koping
Gunakan strategi koping yag efektif
Gunakan teknik relaksasi
Perhatikan hubungan social
Laporkan tidur yang tidak adekuat
Control respon cemas
NIC
Penurunan kecemasan (p.109)
Aktifitas:
o Gunakan ketenangan, meyakinkan pendekatan
o Jelaskan semua prosedur
o Lihat untuk mengerti perspektif pasien terhadap situasi stress
o Sediakan informasi tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosis
o Tetap bersama pasien untuk kenyamanan dan mengurangi takut
o Tanggapi perilaku
o Ciptakan suasana untuk menfasilitasi kepercayaan
o Menyemangati secara verbal mengenai perasaan, persepsi, dan ketakutan
o Identifikasi perubahan tingkat kecemasan
o Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menurunkan kecemasan
o Ajarkan klien menggunakan teknik relaksasi
o Gunakan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan, jika diperlukan
POSTOPERASI
a. Pengkajian berdasarkan pola fungsional Gordon pada pasien postoperasi
1) Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang dideritanya dan
pentingnya kesehatan bagi klien? Bagaimana pandangan klien tentang penyakitnya setelah
pembedahan? Apakah klien merasa lebih baik setelah pembedahan?
3) Pola eliminasi
Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi kliensetelah pembedahan? Apakah mengalami
gangguan? Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?. Biasanya klien
dipasangi keteter pasca operasi. Kontrol volunter fungsi perkemihan kembali setelah 6 8 jam
post anesthesia inhalasi, IV, spinal.
NANDA
Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah
(hemoragi, hematoma); edema cerebral; penurunan TD sistemik/hipoksia (hipovolemia,
disritmia jantung) p. 143
Defenisi : resiko untuk penurunan sirkulasi jaringan serebral.
Factor resiko:
Tumor otak
Cedera kepala
Embolus
NOC
Perfusi jaringan otak
Defenisi: meluasnya aliran darah ke sistem saraf otak dan memelihara fungsi otak.
Indicator:
Fungsi neurologis
Tekanan intra cranial dalam batas normal
Tidak ada muntah
NIC
Monitoring tekanan intracranial (p. 345)
Defenisi: mengukur dan menginterpretasikan data pasien untuk meregulasi tekanan intra
cranial
Aktivitas:
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
TUMOR OTAK
Posted by Sarapan Sehat on 9 Juli 2009
Posted in: Keperawatan. 7 Komentar
2. Anatomi Fisiologi
Susunan saraf adalah sistim yang mengontrol tubuh kita yang terus menerus menerima,
menghantarkan dan memproses suatu informasi dan bersama sistim hormon, susunan saraf
mengkoordinasikan semua proses fungsional dari berbagai jaringan tubuh, organ dan sistim
organ manusia.
a. Susunan saraf sadar (Voluntary nervous system) mengontrol fungsi yang dikendalikan oleh
keinginan atau kemauan kita. Saraf ini mengontrol otot rangka dan menghantarkan impuls
sensori ke otak. Melalui saraf ini kita dapat melakukan gerakan aktif dan menyadari keadaan
diluar tubuh kita dan secara sadar mengendalikannya.
b. Susunan saraf otonom/ tak sadar (automatic nervous system) saraf ini menjaga organ tubuh
bagian dalam supaya berfungsi dengan baik seperti : hati, paru-paru, jantung dan saluran
cerna. Fungsi dasar yang penting bagi kehidupan seperti makan, metabolisme, sirkulasi darah
dan pernafasan dikendalikan dengan bantuan susunan saraf otonom. Susunan saraf otonom
dibagi menjadi susunan saraf simpatik (menyebabkan tubuh dalam keadaan aktif) dan
susunan saraf para simpatik (sistim pengontrol konstruktif dan menyenangkan).
Serebrum terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan, empat lobus yaitu:
Lobus frontal berfungsi mengontrol perilaku individu, membuat keputusan, kepribadian
dan menahan diri.
Lobus parietal merupakan lobus sensori berfungsi menginterpretasikan sensasi, berfungsi
mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.
Lobus temporal berfungsi menginterpretasikan sensasi kecap, bau, pendengaran dan
ingatan jangka pendek.
Lobus oksipital bertanggung jawab menginterpretasikan penglihatan
gr. Otak menerima 20% dari curah jantung dam memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen
tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang peling
banyak memakai energi dalam seluruh tubuh dan terutama berasal dari proses metabolisme
oksidasi glukosa.
Dan 65% dari kebutuhan glukosa tubuh digunakan untuk metabolisme otak yang mana 90%
aerobic dan 10% anairobik. Bila otak tidak mendapat aliran darah selama 3 6 menit akan
timbul gangguan fungsional dan kerusakan structural secara menetap. Otak berfungsi sebagai
pusat integrasi dan koordinasi organ-organ sensorik dan sistim efektor perifer tubuh, sebagai
pengatur informasi yang masuk, simpanan pengalaman, impuls yang keluar dan tingkah laku.
Dari dalam ke arah luar otak diselubungi oleh tiga lapisan meningen, lapisan pelindung yang
paling luar adalah tengkorak. Otak bukan masa yang uniform, melainkan suatu organ yang
sangat kompleks. Secara fungsional dan anatomis otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Batang otak yang menghubungkan medulla spinalis dengan serebrum terdiri dari medulla
oblongat, pons dan mesensefalon (otak tengah).
1. Medulla oblongata adalah bagian otak yang langsung menyambung dengan medulla
spinalis. Berkas saraf yang berjalan disini berasal dari serebrum dan berfungsi untuk
pergerakan otot rangka.
Di medulla oblongata berkas ini menyebrang ke sisi yang berlawanan yang disebut jalan/
traktus poramidalis. Itu sebabnya jika kerusakan otak bagian kiri akan menyebabkan
kelumpuhan bagian kanan tubuh dan sebaliknya. Selain traktus piramidalis ada kelumpuhan
sel-sel saraf yang terdapat di medulla oblongata yakni pusat otot yang mengontrol fungsi vital
seperti pernafasan, denyut jantung dan tonus pembuluh darah.
2. Pons berupa ninti (neucleus). Pons merupakan switch dari jalur yang menghubungkan
korteks serebri dan serebllum.
3. Mesensefalon merupakan bagian otak yang sempit terletak antara medulla oblongata dan
diensefalon. Pada mesensefalon terdapat formation retikularis, suatu rangkaian penting yang
antara lain mengatur irama tidur dan bantun, mengontrol refleks menelan dan muntah.
b. Otak kecil (cerebelum)
Cerebellum terletak dibelakang fossa krenialis dan melekat ke bagian belakang batang otak.
Cerebllum berperan penting dalam menjaga keseimbangan dan mengatur koordinasi gerakan
yang diterima dari segmrn posterior medulla spinalis yang memberi informasi tentang
keregangan otot dan tanda serta posisi-posisi sendi.
c. Otak besar (cerebrum)
Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar dan terbagi atas dua belahan yaitu : hemisper
kiri dan kanan. Sebagian dari kedua hemisper dipisahkan oleh pistula longitudinal dan
sebagian dipersatukan oleh pita serabut saraf yang melebar (korpus kolosum).
d. Diensefalon
Dibagi menjadi empat wilayah :
1. Thalamus
Thalamus merupakan stasiun pemancar yang menerima impuls ageren dari seluruh tubuh lalu
memprosesnya dan meneruskannya ke segmen otak yang lebih tinggi.
Kapsula interna yang terletak disekitar thalamus berupa berkas saraf penting yang datang dari
serebri dan dikompres kedalam rongga yang kecil.
2. Hipotalamus
Hypothalamus merupakan pusat pengontrol susunan saraf otonom juga mempengaruhi
metabolisme, observasi makanan dan mengatur suhu tubuh, karena letaknya sangat dekat
dengan kelenjar pitviteri.
3. Subtalamus
Fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus dapat
menimbulkan diskenisia diamatis yang disebut nemibalismus yang ditandai oleh gerakan kaki
atau tangan yang terhempas kuat pada satu sis tubuh. Gerakan infontuler biasanya lebih nyata
pada tangan dan kaki.
4. Epitalamus
Epitalamus dengan sistim limbic dan berperan pada beberapa dorongan emosi dasar dan
integrasi informasi olfaktorius.
b. Sepasang pembuluh darah vertebralis : denyut pembuluh darah ini tidak dapat diraba oleh
karna kedua pembuluh darah ini menyusup ke bagian samping tulang leher, pembuluh darah
ini mendarahi batang otak dan kedua otak kecil, kedua pembuluh darah teersebut akan saling
berhubungan pada permukaan otak pembuluh darah yang disebut anastomosis.
3. Etiologi
Penyeban tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :
a. Genetik
Tumor susunan saraf pusat primer nerupakan komponen besar dari beberapa gangguan yang
diturunkan sebagi kondisi autosomal, dominant termasuk sklerasis tuberose,
neurofibromatosis.
b. Kimia dan Virus
Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan terbentuknya
neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan tumor pada manusia masih
belum jelas.
c. Radiasi
Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan terbentuknya
neoplasma setelah dewasa.
d. Trauma
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak).
Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.
4. Klasifikasi
Tipe Kasus Patologi
Glioma Jumlah tumor otak Tumbuh pada tiap jaringan dari otak. Infiltrasi dari terutama ke
jaringan hemisfer cerebral.
Tumbuh sangat cepat, sebagian orang bias hidup beberapa bulan sampai tahun.
Meningoma 13 % sampai 18 % tumor primer intracranial Tumbuh dari selaput meningeal
otak. Biasanya jinak tapi bisa berubah menjadi maligna. Biasanya berkapsul dan
penyembuhan melaui bedah sangat mungkin. Pertumbuhan kembali mungkin
Tumor Pituitari Tumor pada semua kelompok umur, tapi lebih sering pada wanita. Tumbuh
dari berbagai jenis jaringan.
Pendekatan pembedahan biasanya berhasil. Kekembuhan kembali mungkin.
Neuroma (Schwannoma, neuro)
Neuroma akustik sangat sering Tumbuh dari sel-sel Schwann di dalam meatus auditori pada
bagian vestibular saraf cranial III. Biasanya jinak bisa berubah menjadi maligna. Akan tmbuh
kembali bila tidak terangkat lengkap. Reseksi bedah sukar karena lokasinya.
Tumor Metastase
Dari 2 % sampai 20 % penderita kanker terjadi metastase ke otak Sel kanker menjangkau
otak lewat sistem sirkulasi. Reaksi bedah sangat sukar, pemgobatan kurang berhasil.
Pemulihan dibawah satu tahun atau dua tahun tidak biasa.
5. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumor
otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh tumor
dan kenaikan tekanan intracranial.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau
invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan
gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi
invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista yang
juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya
massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan
serebrospinal.
Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan
oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan
meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel
lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus.
Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi
memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila
tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial,
volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim,
kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang
timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh
massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya
kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan
terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah bradikardia
progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel
dan cisterna.
b. CT SCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa.
c. Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan
dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.
d. Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron.
e. Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.
f. Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat
radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan
akumulasi abnormal zat radioaktif.
8. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan.
Craniotomi
b. Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi
tunggal.
Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada
nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan.
c. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
d. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
9. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual
2. Diagnosa Keperawatan
DP Pre-Operasi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan
tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker
2. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker pada otak/mendesak
otak.
3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral.
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan
citra diri
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi
7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
DP Post-Operasi
1. Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan
citra diri.
3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang
sumber informasi
4. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti.
3. Rencana Keperawatan
Dp. Pre-Operasi
Dp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan:
1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
Dp 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan
tidak nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
Hasil yang diharapkan:
Nutrisi klien terpenuhi
Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
DP Post Operai
DP 1 : Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil :
Pasien dapat menjalani aktivitas tanpa merasa nyeri
Ekspresi wajah rileks
Klien mendemonstrasikan ketidaknyamananya hilang
Rencana Keperawatan :
1. Kaji tingkat nyeri (lokasi, durasi, intensitas, kualitas) tiap 4 6 jam
R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
2. Kaji keadaan umum pasien dan TTV
R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
3. Beri posisi yang menyenangkan bagi pasien
R/ : Untuk membantu pasien dalam pengontrolan nyeri
4. Beri waktu istrahat yang banyak dan kurangi pengunjung sesuai keinginan pasien
R/ : Dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
R/ : Membantu dalam penyembuhan pasien
DP 4 Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti.
Tujuan : Kecemaskan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Kecemasan berkurang.
Intervensi :
1. Mendengarkan keluhan klien dengan sabar.
R / : Menghadapi isu pasien dan perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya.
2. Menjawab pertanyaan klien dan keluarga dengan ramah.
R / : Membuat pasien yakin dan percaya.
3. Mendorong klien dan keluarga mencurahkan isi hati.
R / : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi.
4. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik.
R / : Menjalin hubungan saling percaya pasien.
5. Berikan kenyamanan fisik pasien.
R / : Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman ekstrem/ketidaknyamanan
fisik menetap.
Daftar Pustaka
A.K. Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia
Press.
Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).
https://nurse87.wordpress.com/2009/07/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-tumor-otak/