You are on page 1of 12

LAPORAN

PAPER PENGGUNAAN METODE SINKING FUND


DALAM EKONOMI TEKNIK

OLEH:

WAHYU ADI PUTRA-05081006010

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010

wahyuadiputratepunsri.blogspot.com
wahyuadiputra08010@gmail.com
mobile phone : +62 813 8125 1955
phone : +62 21 781 0050
I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam keuangan modern, sinking fund adalah metode yang organisasi


menyisihkan uang sepanjang waktu untuk pensiun hutang perusahaan maupun
untuk memprakirakan dana yang akan dikeluarkan perusahaan akibat dari
pemakaian alat produksi maupun penambahan dana oparasional lainnya. Lebih
khusus lagi, adalah dana ke mana uang dapat disimpan, sehingga waktu lebih dari
saham yang disukainya, obligasi atau saham dapat pensiun. Jumlah dana yang
diinvestasikan di tenggelam juga dapat digunakan untuk pembelian berbagai aset
perusahaan. Perusahaan menaruh uang ke rekening Singking Fund dan setelah
beberapa tahun pada saat aset (seperti mesin) menjadi tua perusahaan dapat
menggunakan uang ini untuk membeli aset baru.

Di beberapa negara bagian AS, Michigan misalnya, sekolah dapat


meminta para pemilih untuk menyetujui pajak untuk tujuan pendirian Singking
Fund. Departemen Keuangan Negara memiliki pedoman ketat untuk pengeluaran
dolar dana dengan hukuman untuk penyalahgunaan sebagai sebuah larangan yang
kekal pada pernah mencari pungutan pajak lagi.

Tujuan

Sinking Fund adalah metode yang organisasi menyisihkan uang sepanjang

waktu untuk pensiun hutang perusahaan. Jadi kita dapat memprakirakan hutang

atau pun biaya pengeluaran dari suatu alat produksi maupun dana operasional

lainnya. Namun pada makalah ini saya akan menganalisa biaya tetap maupun

tidak tetap dengan menggunakan metode singking fund dari peralat pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA

Sinking fund pertama kali digunakan di Britania Raya pada abad ke-18
untuk mengurangi utang nasional . Sementara yang digunakan oleh Robert
Walpole tahun 1716 dan efektif di 1730-an 1720-an dan awal, itu berasal dari
sindikat pajak komersial dari semenanjung Italia abad ke-14 untuk pensiun hutang
publik ditebus dari kota-kota. Dana yang diterima apa pun terjadi surplus dalam
Anggaran nasional setiap tahun. Namun, masalahnya adalah bahwa dana itu
jarang diberikan prioritas apapun dalam strategi Pemerintah. Hasil ini adalah
bahwa dana itu sering diserbu oleh Departemen Keuangan saat mereka
membutuhkan dana cepat.

Pada tahun 1772, menteri nonkonformis Richard Harga diterbitkan


pamflet pada metode untuk mengurangi utang nasional. Pamflet itu tertangkap
kepentingan William Pitt yang Muda , yang merancang sebuah proposal untuk
reformasi Singking Fund pada tahun 1786. Lord North merekomendasikan
"Pengadaan dari Dana, akan disesuaikan, dan selalu diterapkan, di bawah arah
yang tepat, dalam penurunan hutang bertahap. Cara mengamankan "Arah yang
tepat" adalah untuk memperkenalkan undang-undang yang mencegah menteri dari
merampok dana yang ada dalam krisis. Dia juga meningkat pajak untuk
memastikan bahwa surplus 1.000.000 £ dapat digunakan untuk mengurangi utang
nasional.

Undang-undang administrasi juga menempatkan dana di tangan


"Komisaris untuk Mengurangi Utang Nasional". Skema ini bekerja dengan
baik antara 1786 dan 1793 dengan Komisaris menerima £ 8.000.000 dan
menginvestasikan kembali itu untuk mengurangi utang lebih dari £ 10 juta.
Namun, kedatangan perang dengan Perancis tahun 1793 menghancurkan
pemikiran Singking Fund. Dana yang telah ditinggalkan oleh perintahan Lord
Liverpool di 1820. Singking Fund juga terlihat biasa dalam investasi di tahun
1800an di Amerika Serikat, khususnya dengan pasar yang sangat
menginvestasikan seperti rel kereta api. Contoh akan menjadi Pusat Pacific
Railroad Company, yang menantang konstitusionalitas Sinking Fund wajib bagi
perusahaan dalam kasus tersebut, Dalam Kasus Singking Fund pada tahun 1878.

Sinking fund dapat beroperasi dalam tiga cara:

1. Perusahaan dapat membeli kembali sebagian dari obligasi yang


beredar di pasar terbuka setiap tahun.

2. Perusahaan dapat membeli kembali sebagian dari obligasi yang


beredar dengan harga panggilan khusus berkaitan dengan penyediaan
sinking fund (mereka obligasi opsi beli ).

3. Perusahaan memiliki opsi untuk membeli kembali obligasi pada harga


pasar baik atau harga sinking fund, mana yang lebih rendah. Untuk
mengalokasikan beban dari sinking fund panggilan cukup antara
pemegang obligasi, obligasi dipilih untuk panggilan yang dipilih
secara acak berdasarkan nomor seri. Perusahaan hanya bisa dibeli
kembali sebagian kecil terbatas dari penerbitan obligasi pada harga
Singking Fund. Paling-paling beberapa indentures memungkinkan
perusahaan untuk menggunakan pilihan penggandaan, yang
memungkinkan pembelian kembali dua kali lipat jumlah obligasi yang
diperlukan dengan harga Singking Fund.

Sebuah ketentuan umum kurang adalah panggilan untuk pembayaran


berkala kepada wali amanat, dengan pembayaran diinvestasikan sehingga jumlah
akumulasi dapat digunakan untuk pensiun dari seluruh masalah pada saat jatuh
tempo: bukan utang amortisasi atas kehidupan, utang masih beredar dan
pencocokan aset kewajiban . Dengan demikian neraca terdiri dari Aktiva Singking
Fund =, Kewajiban = Obligasi ..

Singking Fund mirip dengan obligasi amortisasi :

 Dalam obligasi amortisasi, pokok setiap obligasi dilunasi (diamortisasi)


selama umur obligasi;

 Dalam dana sinking, beberapa obligasi dibeli kembali atau disebut, secara
efektif telah dilunasi secara penuh sebelum jatuh tempo.

Jadi dalam kedua kasus, total utang berkurang beredar selama kehidupan obligasi,
Tetapi dalam satu kasus, hal itu terjadi di semua obligasi, sementara di sisi lain,
beberapa obligasi dibayar dan yang lainnya tidak.

Perhatikan juga bahwa dana pelunasan mungkin lebih discretionary, jika


penerbit obligasi gagal melakukan pembayaran pokok pada obligasi amortisasi,
mereka berada di default, sedangkan sinking fund dapat memilih untuk tidak
membeli kembali obligasi, sehingga memberikan fleksibilitas lebih. Untuk
organisasi pensiun utang, memiliki manfaat yang pokok utang atau setidaknya
bagian dari itu, akan tersedia pada saat jatuh tempo. Untuk para kreditur, dana
mengurangi risiko organisasi akan default saat kepala sekolah karena: mengurangi
risiko kredit .

Namun, jika obligasi adalah pelunasannya, ini datang dengan biaya kepada
kreditur, karena organisasi tersebut memiliki pilihan atas obligasi:

 Perusahaan akan memilih untuk membeli kembali obligasi diskon


(menjual di bawah nominal) dengan harga pasar,

 Saat latihan opsi untuk membeli kembali obligasi premi (penjualan di atas
nominal) pada nilai nominal

Nilai asset menurun dengan kecepatan yang semakin lama semakin cepat
(tinggi), maka diperlukan informasi mengenai Equal-payment-series-sinking fund
atau (A/Fi,n) dengan i adalah interest dana adalah tahun
perhitungan/pengembalian A=F[1/{(1+i)n-1}]. Dimana aset terdepresiasi saat
nilai awal P, nilaisisa F, umur n dan interest i, maka nilainya adalah (P-F)
(A/Fi,n). Interest yang diterima dari asset yang dihitung setiap awal tahun
Oleh karena itu, jika suku bunga obligasi jatuh dan harga naik, perusahaan
akan mendapatkan keuntungan dari penyediaan sinking fund yang memungkinkan
untuk membeli kembali obligasi dengan harga di bawah harga pasar. Dalam hal
ini, keuntungan perusahaan adalah kerugian pemegang obligasi itu - obligasi
sehingga pelunasannya biasanya akan diterbitkan pada tingkat kupon yang lebih
tinggi, yang mencerminkan nilai opsi.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pembahasan penggunaan metode sinking fund adalah untuk


menentukan biaya tambahan dan biaya tahunan yang dikeluarkan oleh perusahan
atau pun suatu badan yang menggunakan alat produksi ataupun biaya operasinal.
Dengan menggunakan metode sinking fund ini kita dapat memperkirakan harga
ekonomis dari suatu alat produksi terhadap waktu nilai ekonomisnya. Dan juga
dapat memperkirakan nilai akhir suatu barang atau alat produksi dari jatuh tempo
waktu ekonomisnya. Pengan metode ini kita dapat menghitung nilai ekonomis alat
atau mesin-mesin produksi pada pertanian seperti traktor, alat proses pengolahan
makanan seperti pengeringan, ataupun untuk alat penelitian seperti refrigerator
Chiller Freezing.

Pada makalah ini akan menganalisa sebuah refrigerator chiller freezing


milik sebuah instansi swasta yang digunakan untuk riset atau penelitian. Dengan
metode garis lurus data yang dihasilkan tidak signifikan. Artinya data yang
dihasilkan tidak valid terhadap umur ekonomis alat tersebut. Maka kita dapat
menganalisa biaya tetap dan tidak tetap serta menentukan harga akhir alat tersebut
pada akhir tahun ekonomisnya dengan metode sinking fund, yaitu metode yang
sering digunakan atau sering digunakan sebagai rujukan untuk menganalisa harga
akhir dari suatu alat produksi ataupun untuk biaya operasional. Berikut ketentuan
yang akan dianalisa dari sebuah alat refrigerator chiller freezing milik sebuah
instansi swasta yang digunakan untuk riset atau penelitian.

Sebuah lemari pendingin pada Badan Penelitian Bahan Pangan dengan


harga Rp 105.000.000,00. Nilai akhir alat itu adalah 20% dari harga awal
pembelian. Umur ekonomisnya 10 tahun. Besar bunga/interest adalah 15%,
besarnya beban tempat penyimpanan adalah 0.5%, pajak 1.8%, asuransi pertahun
2% dari harga pembelian awal. Dengan biaya penggantian Freon tiap tahun
sebesar Rp 2.000.000,00. Jam kerja mesin pendingin ini rata-rata hanya 2016 jam
pertahunnya. Daya maksimum pendinginan hingga -30oC adalah 10kW. Hitunglah
rincian biaya tetap dan tidak tetap dengan metode Sinking Fund!
Menentukan biaya tetap dan tidak tetap :

1. Biaya Tetap
a. Biaya Penyusutan dengan metode Sinking Fund:
Harga awal : Rp 105.000.000,00
Biaya ganti Freon : Rp 2.000.000,00
Nilai akhir alat (20%) : Rp 21.000.000,00 -
Nilai bersih untuk nilai penyusutan adalah : Rp 82.000.000,00

Menghitung Biaya Penyusutan dengan Metode Sinking Fund:

Akhir
A/F,15%,1
Tahu P-S (Rp) F/P,15,n-1 F/A,15%,n Dn (Rp) Vn (Rp)
0
n
0 - - - - - 105.000.000
1 82.000.000 0.04925 1 1 4.038.500 100.961.500
2 82.000.000 0.04925 1.15 2.15 4.644.275 96.317.225

3 82.000.000 0.04925 1.3225 3.472 5.340.916,25 90.978.328

4 82.000.000 0.04925 1.5209 4.993 6.142.154,65 84.835.769,5

5 82.000.000 0.04925 1.7490 6.742 7.063.336,5 77.772.433

6 82.000.000 0.04925 2.0114 8.754 8.123.038,9 69.646.971

7 82.000.000 0.04925 2.3131 11.067 9.341.454,35 60.305.920,5

8 82.000.000 0.04925 2.66 13.727 10.742.410 49.563.510,5

9 82.000.000 0.04925 3.0590 16.786 12.353.771,5 37.209.739

10 82.000.000 0.04925 3.5179 20.304 14.204.616 23.002.296

b. Jumlah Bunga Modal dan Asuransi:


( % insurance × N ) × P ×(N +1)
I=
2N
(0.02 ×10)× 105.000 .000× 11
I= = Rp 11.550.000,00/tahun
20
c. Jumlah Pajak dan Beban Penyimpanan:
= (%Beban Pajak + %Beban Penyimpanan) x P
= (1.8%+0.5%) x Rp 105.000.000,00
= Rp 2.415.000,00/tahun

Jadi Jumlah Biaya Tetap adalah:


Rp 105.000.000 – Rp 23.002 .296
Biaya Penyusutan [ 10 ] =

Rp8.199.800,00/tahun
Biaya Jumlah Bunga dan Asuransi = Rp11.550.000,00/tahun
Biaya Jumlah Pajak dan Beban Penyimpanan = Rp2.415.000,00/tahun +
Jumlah Biaya Tetap =
Rp22.164.800,00/tahun

2. Biaya Tidak Tetap


a. Biaya Perbaikan
Untuk mesin-mesin pengolahan hasil pertanian atau pangan beserta mesin
penggeraknya adalah:
BP=5%(P)/tahun=(5% x Rp 105.000.000,00)/tahun =
Rp5.250.000,00/tahun

b. Biaya Operator/Asisten
Biaya operator atau asisten tergantung dari setiap instansi terkait.
Operator/asisten dibayar Rp 5.000,00/jam sesuai dengan pemakaian alat
pendingin tersebut, maka;
BO = Rp 5.000,00 x 2016 jam = Rp 10.080.000,00/tahun

c. Biaya Beban Listrik


Daya maksimum yang digunakan pada mesin pendingin tersebut adalah
10kW dengan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar Rp 600,00, maka biaya
beban listrik:
BL/jam = (10kW x Rp 600,00)/kWJam = Rp 6000,00/jam
BL/tahun = Rp 6000,00/jam x 2016 jam/tahun = Rp 12.096.000,00/tahun

Jadi Biaya Tidak Tetap adalah:


Biaya Perbaikan : Rp 5.250.000,00/tahun
Biaya Operator/Asisten : Rp 10.080.000,00/tahun
Biaya Beban Listrik : Rp 12.096.000,00/tahun +
Jumlah Biaya Tidak Tetap : Rp 27.426.000,00/tahun

Dari penjelasan dan perhitungan diatas dapat kita analisa bahwa biaya
tetap dan biaya tidak tetap dengan menggunakan metode sinking fund adalah
masing-masing Rp22.164.800,00/tahun dan Rp 27.426.000,00/tahun dan nilai
akhir alat tersebut pada akhir tahun nilai ekonomis yaitu pada tahun ke-10 adalah
Rp23.002.296,00. Dengan melihat kalkulasi atau perhitungan dengan
menggunakan metode sinking fund penyusunan biaya pertahunlebih mendetail.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari penjelasan dan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. sinking fund adalah metode yang organisasi menyisihkan uang sepanjang


waktu untuk pensiun hutang perusahaan maupun untuk memprakirakan
dana yang akan dikeluarkan perusahaan akibat dari pemakaian alat
produksi maupun penambahan dana oparasional lainnya.
2. Penggunaan metode sinking fund lebih mendetail dalam menyusun
anggaran karena dijelaskan tiap subjek pembiayaan alat dan
operasionalnya.
3. Didapat biaya tetap pertahun dari alat tersebut adalah Rp22.164.800,00.
4. Biaya tidak tetap pertahun dari alat tersebut adalah Rp 27.426.000,00.
5. Harga akhir dari tahun tempo ekonomisnya adalah Rp 23.002.296,00.

B. Saran
Tentunya dengan penggunaan metode sinking fund harus mengetahui nilai
ekonomis, interest atau bunya pertahun, serta perincian biaya menurut klasifikasi
alat produksinya. Jika kita telah mengetahui biaya pertahun dari alat produksi
serta operasionalnya dapat kita pastikan hal tersebut mendekati pada kenyataan di
lapangan nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Kane dan Marcus. 2007. Essentials of Investments. Essentials Investasi.


Keenam Edisi Internasional. Singapore: McGraw Hill.
http://en.wikipedia.org/wiki/Sinking_fund (diakses pada tanggal 6 Juni 2010)

You might also like