You are on page 1of 4

Siklus hidup lalat

Ahli entomologi forensik menggunakan pengetahuan tentang serangga dan

siklus hidup dan perilaku serangga untuk memberi petunjuk tentang kejahatan

(Sharma et al.,2013). Blowflies (Calliphoridae) adalah serangga pertama yang

datang dan bertelur saat ada mayat, lalat tertarik oleh bau yang dihasilkan pada

tahap awal dekomposisi (Royal Entomological Society, 2013). Siklus hidup dan

perilaku makan spesies ini berguna untuk perkiraan interval postmortem yang

lebih tepat (Klekovska,2017)

Telur lalat dengan ukuran 2 mm diletakkan berkelompok dengan jumlah

100-200 butir atau lebih, berwarna putih, setelah 18-24 jam telur menetas dan

menjadi larva instar I dengan ukuran 5 mm dalam 1-2 hari, berwarna putih dengan

sedikit gerakan, dalam 1-2 hari, kemudian menjadi larva instar II dengan ukuran

dibawah 10 mm, mulai berwarna agak gelap karena badan telah terisi darah,

gerakan makin lincah, larva ini berkembang menjadi larva instar III dengan

ukuran 15-17 mm dalam waktu 1-2 hari, warna makin gelap dan telah didapati

adanya internal skeleton, gerakan sangat aktif, setelah stadium ini ukuran larva

kembali memendek yang dikenal sebagai larva instar III (post feeding) dengan

ukuran 10-12 mm, gerakan mulai lambat, bentuk ini bisa ditemukan 8-12 hari

sejak telur diletakkan, pada tahap ini mulai menjauhi jaringan busuk mencari

tempat yang kering untuk kemudian berubah menjadi prepupa dengan ukuran 8-9

mm, berbentuk bulat seperti bantal guling, berwarna kemerahan yang dalam

beberapa hari menjadi pupa dengan warna coklat kehitaman dan dalam waktu 1-2

hari kemudianakan menetas menjadi lalat.


Perkembangan siklus hidup lalat sangat dipengaruhi dari spesies,

temperatur, lingkungan, sumber makanan dan kandungan obat atau bahan-bahan

kimia dalam jaringan.

Sulit untuk menentukan spesies lalat hanya dengan melihat larva atau

pupa, untuk memastikannya maka pertumbuhan larva atau pupa yang diambil dari

mayat diteruskan dalam laboratorium.

Dalam perkembangan pemeriksaan entomologi forensik, didapati bahwa

pemeriksaan larva lalat ini dapat pula membantu menentukkan apakah mayat telah
dipindahkan dari tempat kejadian. Ini didasarkan pada pengetahuan tentang jenis

lalat yang cenderung menaruh telur didalam rumah (indoor) atau diluar rumah

(outdoor). Ada pula lalat yang suka menaruh telur ditempat terlindungi atau

ditempat terang. Itu berarti, bila didapati mayat didalam rumah dengan jenis larva

lalat yang biasanya hidup ditempat terang, merupakan petunjuk bahwa seseorang

telah memindahkan mayat dari luar kedalam rumah. Mayat yang mengalami

pembusukan tanpa larva sama sekali, juga merupakan petunjuk bahwa mayat telah

disimpan ditempat yang aman dari hinggapan lalat atau didinginkan atau dikubur

cukup dalam. Pemeriksaan entomologi juga dapat memberikan petunjuk tentang

adanya peristiwa kriiminil seperti luka di tubuh korban yang sudah mengalami

pembusukan. Lalat betina biasanya menaruh telur ditempat yang lembab dan

berair, seperti rongga mulut, mata, anus atau vagina. Pertumbuhan larva lalat yang

menonjol ditempat lain merupakan petunjuk adanya sesuatu (biasanya cairan

darah akibat luka) yang menyebabkan lalat menaruh telur ditempat ini. Pada

korban yang tidak berdaya karena diikat, keracunan, dan lain-lain, sehingga

defekasi dan terkencing di tempat, juga akan mengundang serangga menaruh telur

ditempat ini. Akibatnya pertumbuhan larva lalat akan lebih banyak atau dimulai

dari daerah ini.

Demikian pula pada kasus pemerkosaan, luka, dan pendarahan disekitar

vagina juga mengundang datangnya lalat untuk meletakkan telurnya, sehingga

dapat dipakai sebagai petunjuk. Pengamatan ahli entomologi menunjukkan lalat

hijau lebih suka memilih daerah muka (mulut dan mata) untuk meletakkan

telurnya dibanding daerah genito-anal. Pada kasus pemerkosaan yang


menimbulkan perdarahan didaerah genito-anal, akan mengundang perhatian lalat

hijau untuk menaruh telurnya segera ditempat ini.

Pada peristiwa orang meninggal karena keracunan, bila terlambat

diketahui sehingga tidak mungkin mengambil sampel untuk pemeriksaan

toksikologi dari isi lambung, darah, atau urine maupun jaringan lunak karena telah

digerogoti larva lalat, maka larva, pupa, atau sisa kulit pupa dapat dipakai untuk

pemeriksaan karena bahan kimia ini juga diserap ke dalam tubuh larva. Para ahli

entomologi telah mendata pengaruh obat-obatan, narkoba atau bahan racun

terhadap perkembangan larva. Kokain akan memercepat perkembangan hidup

larva Sarcophage, insektisida akan memperlambat, dan amitriptyline, obat

antidepresan akan memperpanjang siklus hidup sampai 77 jam. Dengan demikian

pemeriksaan larva dan pupa lalat bisa pula menentukan kemungkinan sebab

kematian.

You might also like