You are on page 1of 9

STUDI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMESIN BENSIN PADA

BERBAGAI MERK KENDARAAN DAN TAHUN PEMBUATAN

Joko Winarno
Staf Pengaar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra
Jl. TR. Mataram No. 55 57 Yogyakarta 55231 Telp./Fax : (0274) 543676
E-Mail : hjwinarno25@yahoo.com

ABSTRACT
The growing of gas emission produced by motor vehicle has become a major environmental concern
globally and this can be atributed to the increase in motor vehicle usage as well as population
especially in areas of large population and highly industrialized nations. In the present work, gas
emission producing by petrol-engined vehicles was investigated. The study was conducted for various
vehicle brand in differenet years of manufacture using descriptive analitycal methods. The exhaust
gas emission level that are examined including carbonmonoxide (CO) and hydrocarbons (HC) using
Exhaust Gas Analyzer in idle mode. The collected data and its analysis showed that the younger the
age, the number of motor vehicle who do not pass the test (failed) tend to decline and A motor vehicle
that had failed to test as much as 28,86 % dominated by old motor vehicle (production in 2000 and
earlier). The Motor vehicles produced in 2004 and afterward mostly have met a threshold limit of 1.5
% CO and 200 ppm HC.
Keywords : Gas Emission, Petrol-Engined Vehicles, Gas Analyzer

mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi,


PENDAHULUAN
akan tetapi di sisi lain dapat menimbulkan
Indonesia merupakan pangsa pasar dampak lingkungan yang sangat serius.
yang sangat potensial bagi penjualan Dampak lingkungan yang ditimbulkan di
kendaraan bermotor berbagai jenis dan antaranya kemacetan, kebisingan hingga
merk, hal ini dapat dilihat dari besarnya pencemaran atau polusi udara yang
tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor diakibatkan oleh emisi gas buang yang
yang menembus angka 15% per tahun dihasilkan oleh mesin kendaraan
(BPS, 2011) atau 7,9 juta kendaraan per bermotor. Saat ini emisi gas buang hasil
tahun. Pertumbuhan kendaraan bermotor pembakaran mesin kendaraan bermotor
yang tinggi tidak hanya didukung oleh merupakan faktor penyebab polusi yang
jumlah penduduknya Indonesia yang besar paling dominan, terutama di kota-kota
(240 juta), akan tetapi juga didukung oleh besar. Hasil penelitian menunjukkan
karakteristik orang Indonesia yang senang bahwa kontribusi pencemaran udara yang
berganti-ganti kendaraan untuk berasal dari sektor transportasi mencapai
menunjukkan eksistensi dan gengsi 60%, selebihnya sektor industri 25%,
mereka di masyarakat. Di samping itu, rumah tangga 10% dan sampah 5%
regulasi pemerintah yang tidak melakukan (Saepudin dan Admono, 2005). Hasil studi
pembatasan terhadap pertumbuhan juga menunjukkan bahwa bahan pencemar
kendaraan bermotor turut menyumbang udara di kota-kota besar seperti
tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan karbonmonoksida (CO), hidrokarbon
bermotor di Indonesia. (HC), ozon (O3) dan partikulat telah
Tingkat pertumbuhan kendaraan melampaui ambang batas baku mutu
bermotor yang tinggi, di satu sisi dapat udara.

1
Kondisi di atas tentu saja sangat mengeluarkan biaya perawatan yang
mengkhawatirkan, karena emisi gas buang mahal.
yang dihasilkan akan terus mengalami Berdasarkan latar belakang di atas,
peningkatan seiring dengan laju maka dalam penelitian ini akan dilakukan
pertumbuhan kendaraan bermotor. Oleh investigasi terhadap emisi gas buang
karena itu polusi udara yang ditimbulkan kendaraan khususnya yang bermesin
oleh emisi gas buang ini harus segera bensin dari berbagai merk kendaraan pada
dikendalikan mengingat di dalam gas berbagai tahun pembuatan. Senyawa
buang kendaraan bermotor banyak kimia dari emisi gas buang yang dikaji
mengandung senyawa kimia yang adalah karbonmonoksida (CO) dan
berbahaya bagi manusia. Beberapa hidrokarbon (HC), karena kedua senyawa
senyawa yang dinyatakan dapat berdampak langsung bagi kesehatan
membahayakan kesehatan manusia adalah manusia. Tujuan dari investigasi ini adalah
oksida sulfur (SOx) oksida nitrogen (NOx), untuk mengetahui kadar emisi gas buang
oksida karbon (COx), hidrokarbon (HC), kendaraan bermotor bermesin bensin dari
logam berat tertentu (Pb) dan partikulat. berbagai merk kendaraan dan untuk
Dampak yang ditimbulkan dapat berupa mengetahui pola emisi gas buang
gangguan saluran pernafasan, gangguan kendaraan bermotor bermesin besin yang
organ dalam seperti paru-paru hati dan didasarkan pada tahun pembuatannya.
lainnya, gangguan syaraf, gangguan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
reproduksi, menurunkan kecerdasan pada memberikan gambaran bagi para pihak
anak serta dapat menimbulkan kematian. terutama bagi para pengambil kebijakan
Pada dasarnya jenis bahan untuk segera mengambil langkah-langkah
pencemar yang dikeluarkan semua jenis dalam mengurangi dampak emisi gas
kendaraan adalah sama hanya buang kendaraan dengan memperketat
komposisinya saja yang berbeda karena ambang batas emisi gas buang kendaraan
adanya perbedaan kondisi dan sistem demi kehidupan yang lebih baik di masa
operasi antara mesin kendaraan yang satu yang akan datang.
dengan yang lainnya. Mesin kendaraan
terbaru umumnya memiliki emisi gas DASAR TEORI
buang dengan kadar yang lebih rendah
1. Prinisp Kerja Motor Bensin
dibandingkan dengan mesin kendaraan
yang lebih tua umurnya, hal ini Motor atau mesin bensin atau sering
dikarenakan adanya kesadaran masyarakat disebut mesin otto adalah salah satu jenis
akan pencemaran udara akibat emisi ga mesin pembakaran dalam yang
buang kendaraan yang semakin tinggi dan menggunakan percikan bunga api listrik
adanya peraturan yang lebih tegas dari busi untuk menciptakan penyalaan
mengenai batasan emisi gas buang bagi dan membakar bahan bakar di dalam
kendaraan baru sehingga mampu ruang bakar. sehingga mesin bensin juga
mendorong industri untuk memproduksi dikenal dengan istilah mesin penyalaan
kendaraan bermotor yang lebih ramah cetus api (spark ignition engine). Mesin
lingkungan serta menerapkan standar ini dirancang dengan bahakan bakar
ekonomi dalam pengisian bahan bakar. bensin (gasoline) atau yang sejenisnya.
Namun demikian tidak semua pemilik Pada mesin bensin, pada umumnya
kendaraan bermotor memiliki kesadaran udara dan bahan bakar dicampur sebelum
yang tinggi, sehingga banyak dari para masuk ke ruang bakar, sebagian kecil
pemilik kendaraan yang tidak peduli mesin bensin modern mengaplikasikan
dengan kondisi kendaraannya, di samping injeksi bahan bakar langsung ke silinder
juga umumnya enggan untuk ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak
untuk mendapatkan emisi gas buang yang

2
ramah lingkungan. Proses pencampuran 2. Emisi Gas Buang Kendaran
udara dan bahan bakar dilakukan oleh
Emisi gas buang kendaraan adalah
karburator atau sistem injeksi, keduanya
sisa hasil pembakaran bahan bakar di
mengalami perkembangan dari sistem
dalam mesin kendaraan yang dikeluarkan
manual sampai dengan penambahan
melalui sistem pembuangan mesin,
sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi
sedangkan proses pembakaran adalah
Bahan bakar di motor otto terjadi diluar
reaksi kimia antara oksigen di dalam udara
silinder, tujuannya untuk mencampur
dengan senyawa hidrokarbon di dalam
udara dengan bahan bakar seproporsional
bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
mungkin. Siklus kerja dari mesin bensin
Dalam reaksi yang sempurna, maka sisa
dapat dilihat pada gambar 1.
hasil pembakaran adalah berupa gas buang
yang mengandung karbondioksida (CO2),
uap air (H2O), Oksigen (O2) dan Nitrogen
(N2). Dalam prakteknya, pembakaran yang
terjadi di dalam mesin kendaraan tidak
selalu berjalan sempurna sehingga di
dalam gas buang mengandung senyawa
berbahaya seperti karbonmonoksida (CO),
hidrokarbon (HC), Nitrogenoksida (NOx)
dan partikulat. Di samping itu untuk bahan
bakar yang mengandung timbal dan sulfur,
hasil pembakaran di dalam mesin
kendaraan juga akan menghasilkan gas
buang yang mengandung sulfurdioksida
Gambar 1. Siklus Motor Bensin (SO2) dan logam berat (Pb).
Siklus di atas tersiri dari 4 proses, yakni : Secara umum komposisi gas buang
kendaraan bermesin bensin dapat dilihat
1. Proses pemasukan campuran bahan pada gambar 2 (Anonim, 2012).
bakar-udara yang dilanjutkan dengan
langkah kompresi (a b)
2. Pada akhir langkah kompresi campuran
bahan bakar-udara di dalam ruang
bakar (silinder) terjadi proses
pembakaran pada volume konstan.
Pada proses pembakaran ini sejumlah
kalor akan dihasilkan dan dapat
digunakan untuk proses berikutnya (b
c).
3. Proses ekspansi atau langkah tenaga
Gambar 2. Komposisi gas buang motor bensin
(kerja). Dalan proses ini, gas panas
hasil pembakaran akan mendorong
Motor bensin dapat juga mengeluarkan
piston melakukan ekspansi dan
emisi gas sulfurdioksida (SO2) dalam
menghasilkan tenaga atau kerja (c d).
jumlah yang kecil.
4. Langkah pembuangan gas hasil
pembakaran keluar dari ruang bakar
(silinder) atau langkah buang (d a). 3. Dampak Emisi Gas Buang
Emisi gas buang kendaraan yang
Keempat proses di atas akan terjadi secara
mencemari udara dan lingkungan dapat
berulang-ulang hingga membentuk siklus
mengganggu kesehatan manusia, terutama
motor bensin atau siklus otto.
bagi manusia yang tinggal di kota besar,

3
yang bermukim di daerah industri dan tanah bersama air hujan atau mengendap
padat lalu lintas kendaraan bermotor. bersama debu, dan mengkontaminasi
Dampak yang ditimbulkan berupa asap tanah dan air. Senyawa tersebut
dan uap yang berbau dan akan selanjutnya juga dapat masuk ke dalam
mempengaruhi pernafasan, penciuman, rantai makanan yang pada akhirnya masuk
penglihatan, badan menjadi lemas, IQ ke dalam tubuh manusia melalui sayuran,
berkurang dan bila dibiarkan secara terus susu ternak, dan produk lainnya dari
menerus akan mengakibatkan kematian ternak hewan. Karena banyak industri
massal. Dampak yang ditimbulkan oleh makanan saat ini akan dapat memberikan
emisi gas buang kendaraan tidak hanya dampak yang tidak diinginkan pada
berdampak pada manusia saja tetapi juga masyarakat kota maupun desa.
pada hewan dan tumbuhan. Bahaya gas buang kendaraan
Tugaswati (2008) menyatakan bermotor terhadap kesehatan tergantung
bahwa setelah berada di udara, beberapa dari toksitas (daya racun) masing-masing
senyawa yang terkandung dalam emisi gas senyawa dan seberapa luas masyarakat
buang kendaraan bermotor dapat berubah terpajan olehnya. Tugaswati (2009)
karena terjadinya suatu reaksi, misalnya menyatakan berdasarkan sifat kimia dan
dengan sinar matahari dan uap air, atau perilakunya di lingkungan, dampak bahan
juga antara senyawa-senyawa tersebut pencemar yang terkandung di dalam gas
satu dengan yang lain. Proses reaksi buang kendaraan bermotor digolongkan
tersebut ada yang berlangsung cepat dan sebagai berikut :
terjadi saat itu juga di lingkungan jalan 1. Bahan-bahan pencemar yang terutama
raya, dan ada pula yang berlangsung mengganggu saluran pernafasan. Yang
dengan lambat. Reaksi kimia di atmosfer termasuk dalam golongan ini adalah
kadangkala berlangsung dalam suatu oksida sulfur, partikulat, oksida
rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan nitrogen, ozon dan oksida lainnya.
menghasilkan produk akhir yang dapat 2. Bahan-bahan pencemar yang
lebih aktif atau lebih lemah dibandingkan menimbulkan pengaruh racun sistemik,
senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya seperti hidrokarbon monoksida dan
reaksi di udara yang mengubah nitrogen timbel/timah hitam.
monoksida (NO) yang terkandung di 3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai
dalam gas buang kendaraan bermotor menimbulkan kanker seperti
menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang hidrokarbon.
lebih reaktif, dan reaksi kimia antara 4. Kondisi yang mengganggu
berbagai oksida nitrogen dengan senyawa kenyamanan seperti kebisingan, debu
hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan jalanan, dll.
oksida lain, yang dapat menyebabkan asap Dampak masing-masing senyawa di dalam
awan fotokimi (photochemical smog). gas buang terhadap kesehatan adalah
Pembentukan smog ini kadang tidak sebagai berikut (anonim, 2013) :
terjadi di tempat asal sumber (kota), tetapi 1. CO (Karbon Monoksida) dapat
dapat terbentuk di pinggiran kota. Jarak mengurangi jumlah oksigen dalam
pembentukan smog ini tergantung pada darah, sehingga bisa mengganggu cara
kondisi reaksi dan kecepatan angin. berfikir, penurunan refleks dan
Photocemical smog akan menghalangi gangguan jantung, dan apabila
pandangan, iritasi mata dan dapat menjadi terkomsumsi dalam jumlah besar akan
penyebab kanker. mengkibatkan kematian.
Untuk bahan pencemar yang 2. HC (Hidrokarbon) dapat
sifatnya lebih stabil seperti limbah (Pb), mengakibatakan iritasi pada mata,
beberapa hidrokarbon-halogen dan batuk, rasa mengantuk, bercak kulit
hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke dan perubahan kode genetik.

4
3. PM10 (Partikulat) jika masuk dalam karakteristik dari emisi gas buang
sistem pernafasan sampai ke bagian kendaraan bermotor, Selanjutnya hasil
paru-paru terdalam sehingga dari uji emisi gas buang ini dapat
menimbulkan infeksi saluran digunakan untuk pengendalian dan
pernafasan atas, jantung, bronchitis, penyusunan regulasi terhadap emisi buang
asma. kendaraan bermotor.
4. Pb (Timbal) dapat meracuni sistem Pada negara-negara yang
pembentukan darah merah, sehingga memiliki standar emisi gas buang
mengakibatkan gangguan pembentukan kendaraan yang ketat, ada 5 unsur
sel darah merah, anemia, tekanan darah dalam gas buang kendaraan yang akan
tinggi dan mengurangi fungsi pada diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2, O2
ginjal, pengaruh pada anak-anak adalah dan senyawa NOx. Sedangkan pada
penurunan kemampuan otak dan negara-negara yang standar emisinya
kecerdasan. tidak terlalu ketat, hanya mengukur 4
5. SOx (Oksida Belerang) dapat unsur dalam gas buang yaitu senyawa
menimbulkan efek iritasi pada saluran HC, CO, CO2 dan O2, termasuk
nafas, sehingga menimbulkan batuk Indonesia. (Gunandi, 2010).
sampai sesak nafas, meningkatkan Di Indonesia, cara uji emisi gas
kasus asma buang kendaraan bermesin bensin kategori
6. NOx (Oksida Nitrogen) bisa M, N dan O pada kondisi idle
menimbulkan gangguan jaringan paru menggunakan SNI 19-7118.1-2005.
seperti, melemahkan sistem pertahan Kondisi idle adalah kondisi dimana mesin
paru, asma, infeksi saluran nafas. kendaraan pada putaran dengan :
Mengingat besarnya bahaya yang a. Sistem kontrol bahan bakar (misal :
ditimbulkan oleh beberapa senyawa- choke, akselerator) tidak bekerja;
senyawa di dalam emisi gas buang b. Posisi transmisi netral untuk
kendaraan bermotor, maka Pemerintah kendaraan manual atau semi
melalui Menteri Negara Lingkungan otomatis;
Hidup menetapkan Peraturan Menteri No. c. Posisi transmisi netral atau parkir
05 Tahun 2006 tentang ambang batas untuk kendaraan otomatis;
emisi gas buang kendaraan lama sebagai d. Perlengkapan atau asesoris kendaraan
berikut : yang dapat mempengaruhi putaran
Tabel 1. Ambang batas emisi gas buang kendaraan
tidak dioperasikan atau dapat
bermotor kategori M, N dan O dijalankan atas rekomendasi
manufaktur.
Pengujian idle dilakukan dengan cara
menghisap gas buang kendaraan
bermotor dengan alat uji gas analyser
kemudian diukur kandungan karbon
monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC).

3. Uji Emisi Gas Buang METODE PENELITIAN


Uji emisi gas buang kendaraan Metode yang digunakan dalam
bermotor adalah proses pengukuran kadar penelitian ini adalah metode deskriptif
dari senyawa-senyawa yang terkadung di dan analitik. Sampel pada penelitian ini
dalam emisi gas buang kendaraan adalah kendaraan roda empat yang
bermotor. Uji emisi gas buang melakukan uji emisi di Unit Pengujian
dimaksudkan untuk mengetahui Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan

5
Kabupaten Bantul bulan Desember 2012 a. Persiapkan kendaraan uji sesuai
Januari 2013. Kendaraan bermotor yang langkah 1.
digunakan sebagai obyek penelitian adalah b. Siapkan alat uji sesuai langkah 2.
kendaraan bermotor bermesin bensin jenis c. Naikkan (akselerasi) putaran mesin
roda empat (mobil) merk Suzuki, hingga mencapai 2.900 rpm sampai
Mitsubishi, Daihatsu dan Toyota. Kadar dengan 3.100 rpm kemudian tahan
emisi gas buang yang dikaji meliputi selama 60 detik dan selanjutnya
karbonmonoksida (CO) dan hidrokarbon kembalikan pada kondisi idle.
(HC) yang pengukurannya dilakukan d. Selanjutnya lakukan pengukuran
dengan menggunakan analyzer digital pada kondisi idle dengan putaran
merk protech. mesin 600 rpm sampai dengan 1000
Peralatan yang digunakan dalam rpm atau sesuai rekomendasi
penelitian ini adalah : manufaktur.
a. Alat ukur gas (analyzer), yakni alat e. Masukkan probe alat uji ke pipa
uji emisi gas buang yang digunakan gas buang sedalam 30 cm, bila
sebagaimana persyaratan yang kedalaman pipa gas buang kurang
diberikan oleh ISO 3930 atau OIML dari 30 cm maka dapat dipasang
R99. pipa tambahan.
b. Alat ukur temperatur oli mesin; f. Tunggu 20 detik dan lakukan
c. Alat ukur putaran mesin; pengambilan data kadar konsentrasi
d. Alat ukur temperatur lingkungan. gas CO dalam satuan persen (%),
Prosedur penelitian dilaksanakan sebagai dan HC dalam satuan ppm yang
berikut : terukur pada alat uji.
1. Persiapan kendaraan uji
Persiapan kendaraan uji dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Kendaraan yang akan diukur 1. Hasil-Hasil Penelitian
komposisi gas buang harus diparkir a. Analisis Karakteristik Demografi
pada tempat yang datar. Hasil analisis karakteristik demo-
b. Pipa gas buang (knalpot) tidak grafi dari kendaraan yang diuji dapat
bocor. dilihat pada tabel berikut :
c. Temperatur mesin normal 60 0C Tabel 2. Analisis karakteristik demografi
sampai dengan 70 0C atau sesuai
Umur Kendaraan Jumlah Hasil Uji
rekomendasi manufaktur. (th) Sampel Lulus Uji Gagal Uji
d. Sistem asesoris (lampu, AC) dalam 5 41 80,24 % 9,76 %
kondisi mati. 6 10 33 78,79 % 21,21 %
e. Kondisi temperatur tempat kerja 11 15 23 60,87 % 39,13 %
16 20 19 36,84 % 63,16 %
pada 20 0C sampai dengan 35 0C 21 25 13 61,54% 38,46 %
2. Persiapan peralatan 26 30 12 75,00 % 25,00 %
Persiapan gas analyzer dilakukan 30 35 8 50,00 % 50,00 %
Jumlah 149 71,14% 28.86%
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pastikan bahwa alat dalam kondisi Sebaran emisi gas buang kendaraan untuk
telah terkalibrasi; berbagai jenis kendaraan dapat dilihat
b. Hidupkan sesuai prosedur pengopera- pada gambar berikut ini.
sian (sesuai dengan rekomendasi
manufaktur alat uji) .
3. Pengukuran dan pencatatan
Pengujian komposisi gas CO dan
HC dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :

6
2. Pembahasan
Dari hasil analisa karakteristik
demografi yang ditunjukkan oleh tabel 2
dapat diketahui bahwa semakin muda
umur kendaraan, maka jumlah kendaraan
bermotor yang tidak lulus uji (gagal)
cenderung mengalami penurunan. Hal ini
menunjukkan bahwa industri otomotif
memiliki komitmen yang tinggi untuk
mengembangkan teknologi kendaraan
Gambar 3. Emisi gas CO kendaraan bermotor yang lebih ramah lingkungan.
produksi tahun 2000 ke atas Kecenderungan ini juga menunjukkan
bahwa kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan yang bersih dan nyaman
mengalami peningkatan sehingga lebih
memperhatikan program perawatan
kendaraan yang dimiliki, karena
perawatan merupakan salah faktor yang
mempengruhi buruknya kadar emisi gas
buang kendaraan. Secara keseluruhan
dengan menggunakan ketentuan ambang
batas bagi mobil lama (< 2007), yakni CO
4,5 % dan HC 1200 ppm, maka hanya
Gambar 4. Emisi gas CO kendaraan bermotor 28,86 % dari seluruh kendaraan bermotor
produksi tahun sebelum 2000
yang dikaji mengalami gagal uji emisi,
akan tetapi jika menggunakan ketentuan
ambang batas bagi mobil baru ( 2007),
yakni CO 1,5 % dan HC 200 ppm, maka
hanya 32,89 % dari seluruh kendaraan
bermotor yang dikaji mengalami lulus uji
emisi atau 67,11 % kendaraan memiliki
emisi gas buang yang melebihi ambang
batas yang ditetapkan.
Dari hasil analisis sebaran emisi gas
CO seperti yang ditunjukkan oleh gambar
Gambar 5. Emisi gas HC kendaraan bermotor 3 dan 4, maka dapat diketahui bahwa
produksi tahun 2000 ke atas kadar emisi gas CO dari berbagai
kendaraan yang dikaji cenderung
mengalami penurunan seiring dengan
semakin muda usia kendaraan. Emisi gas
CO yang dihasilkan kendaraan yang
diproduksi tahun 2004 ke atas sebagian
besar telah memenuhi ambang batas 1,5
%, sedangkan emisi gas CO kendaraan
yang diproduksi antara tahun 1980 2004
menunjukkan hampir tidak ada kendaraan
yang memenuhi ambang batas 1,5 %.
Sebagian besar kendaraan ini memang
Gambar 6. Emisi gas HC kendaraan bermotor
produksi tahun 2000 dan sebelumnya
masih memenuhi ambang batas 4,5 %.
Kendaraan yang diproduksi pada tahun

7
1980 dan sebelumnya cenderung tidak tahun 2004 ke atas sebagian besar telah
memenuhi ambang batas yang ditentukan memenuhi ambang batas 1,5.
untuk mobil lama, yakni 4,5 %.. Oleh 3. Emisi gas HC yang dihasilkan oleh
karena itu kendaraan ini sebaiknya tidak berbagai kendaraan bermotor yang
diijinkan lagi untuk dioperasikan di jalan dikaji cenderung mengalami penurunan
raya, kecuali dengan monitoring yang seiring dengan semakin muda usia
ketat. kendaraan dan Emisi gas CO yang
Tren yang sama juga diperlihatkan dihasilkan kendaraan yang diproduksi
oleh emisi gas HC dari berbagai tahun 2004 ke atas sebagian besar telah
kendaraan bermotor seperti ditunjukkan memenuhi ambang batas 1,5.
oleh gambar 5 dan 6. Emisi gas HC 4. Dari hasil kajian secara keseluruhan
kendaraan yang diproduksi tahun 2004 ke diketahui bahwa umur ideal kendaraan,
atas sebagian besar telah memenuhi terutama kendaraan umum, adalah
ambang batas 200 ppm, sedangkan emisi berkisar antara 7 10 tahun karena
gas HC kendaraan yang diproduksi antara umur kendaraan dengan umur tersebut
tahun 1980 2004 sebagian besar tidak mampu memenuhi ambang batas yang
memenuhi ambang batas 200 ppm. ditentukan untuk mobil baru, yakni CO
Walaupun denujuab, sebagian besar 1,5 % dan HC 200 ppm, dan masih
kendaraan yang diproduksi antara tahun memberikan nilai ekonomi bagi
1980 2004 masih memenuhi ambang pemiliknya.
batas 1200 ppm.
Dari hasil analisi data yang
SARAN
ditunjukkan oleh tabel 2 dan gambar 3
hingga gambar 6, maka umur ideal Perlu kiranya dipikirkan untuk
kendaraan, terutama kendaraan umum, membuat regulasi yang mengatur
adalah berkisar antara 7 10 tahun. Hal mengenai umur kendaraan yang diijinkan
ini karena hampir semua merek kendaraan dioperasikan di jalan raya, terutama untuk
yang dikaji dapat memenuhi ambang batas mobil umum, karena dari hasil kajian yang
yang ditentukan untuk mobil baru, yakni telah dilakukan diketahui bahwa
1,5 %. Hasil kajian ini selaras dengan kendaraan umum yang diproduksi tahun
hasil kajian umur ekonomis kendaraan 1980 dan sebelumnya tidak mampu lagi
umum yang dilaporkan oleh Zuriantomy, memenuhi ambang batas emisi yang telah
Busmart (2002). ditentukan.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Anonim, 2006, Peraturan Menteri Negara
sebagai berikut : Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
1. Semakin muda usia kendaraan, jumlah 2006 Tentang Ambang Batas Emisi
kendaraan bermotor yang tidak lulus Gas Buang Kendaraan Bermotor
uji (gagal) cenderung mengalami Lama, Kementerian Negera
penurunan. Lingkungan Hidup RI.
2. Emisi gas CO yang dihasilkan oleh Anonim, 2012, Self-Study Programme
berbagai kendaraan bermotor yang
230: Motor Vehicle Exhaust
dikaji cenderung mengalami penurunan
seiring dengan semakin muda usia Emissions, AUDI, Volkswagen
kendaraan dan Emisi gas CO yang AG., Wolfsburg.
dihasilkan kendaraan yang diproduksi Anonim, 2013, Parameter Pencemar
Udara Dan Dampaknya Terhadap

8
Kesehatan, www.depkes.go.id Majewski, W.A., Burtscher, H., 2011
diakses pada tanggal 10 Desember Measurement of Emissions, Ecopin
2013. Inc., www.dieselnet.com. Diakses
tanggal 25 Januari 2014.
Arismunandar W., 1988, Motor Bakar
Torak, ITB, Bandung. Saepudin, A. dan Admono, T., 2005,
Kajian Pencematan Udara Akibat
Gunandi. 2010. Pengaruh Waktu
Emisi Kendaraan Bermotor di DKI
Pengapian (Ignition Timing)
Jakarta, Jurnal Teknologi Indonesia
Terhadap Emisi Gas Buang Pada
28 (2) 2005, 29-39, LIPI Press.
Mobil Dengan Sistem Bahan Bahan
Bakar Injeksi (EFI). Laporan Hasil Zuriantomy, Busmart, 2002, Tinjauan
Penelitian, Umur Ekonomis Operasi Angkutan
www.digilib.its.ac.id Diakses pada Umum Penumpang (Studi Kasus :
tanggal Angkutan Umum Penumpang 1000 cc
dan 1300 cc di Kota Pekanbaru.
Tugaswati, A,T., 2008, Emisi Gas Buang
Masters thesis, Program Pasca
Kendaraan Bermotor dan
Sarjana Universitas Diponegoro.
Dampaknya Terhadap Kesehatan,
Institutional Repository,
http://www.kpbb.org. Diakses 7
http://eprints.undip.ac.id/11313/,
Desember 2013.
Diakses pada tanggal 27 Januari
2014.

You might also like