Professional Documents
Culture Documents
2015
(Effect of Ratio of Papaya and Starfruit Pulp with Carrageenan Concentration on the
Quality of Sheet Jam)
ABSTRACT
Papaya and starfruit production in Indonesia is very abundant, but their processing is still very minimal, therefore the
diversification of their processing is needed to increase. This study was conducted to determine the effect of ratio of
papaya and starfruit pulp with carrageenan concentration on the quality of jam sheet. This study used a completely
randomized design with two factors namely ratio of papaya and starfruit pulp (B): 80%:20%, 60%:40%, 40%:60%, and
20%:80%, and carrageenan concentration (K): 2,5%, 3,5%, 4,5% and 5,5%. The parameters analyzed were moisture
content, total acid, vitamin C, total dissolved solids, color and texture scores as well as organoleptic values of color,
aroma, taste and texture. The results showed that the ratio of papaya and starfruit pulp had highly significant effect on
water content, total acid, vitamin C, total dissolved solids, texture scores as well as organoleptic value of taste and
texture. Carrageenan concentration had highly significant effect on water content, total dissolved solids, vitamin C, color
scores, texture scores as well as organoleptic of color, taste and texture. Interaction of the two factors had highly
significant effect on water content and test scores texture. The ratio of papaya and starfruit pulp of 80%:20% with
concentration of 4,5% carrageenan gave the best quality characteristics of the sheet jam and still acceptable for
consumption.
482
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015
hanya 90 S.I. Bagian buah pepaya yang dapat Pembuatan Selai Lembaran
dimakan sekitar 75% (Haryoto, 2006). Buah pepaya dan belimbing yang telah
Belimbing (Averrhoa carambola L.) memiliki disortir terlebih dahulu tingkat kematangannya
kandungan nutrisi dan vitamin yang sangat dikupas dan dibuang bijinya (khusus buah
bermanfaat. Kandungan vitamin C yang tinggi belimbing diblanching selama 3 menit terlebih
dalam belimbing bermanfaat sebagai antioksidan dahulu). Buah pepaya dan belimbing masing-
yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh masing diblender dengan penambahan air (
dan mencegah radikal bebas. Buah belimbing perbandingan buah dan air 2:1). Bubur buah
manis memiliki efek diuretik yang dapat ditimbang dengan perbandingan buah pepaya
memperlancar air seni sehingga dapat dan belimbing masing-masing 80% : 20%; 60% :
mengurangi beban kerja jantung. Suatu makanan 40%; 40% : 60% dan 20% : 80% dari 200 g berat
dikatakan makanan sehat untuk jantung dan bubur buah yaitu sebesar 160 g : 40 g; 120 g : 80
pembuluh darah, apabila mengandung rasio g; 80 g : 120 g dan 40 g : 160 g, kemudian
kalium dengan natrium minimal 5:1. Buah ditambahkan gula dengan konsentrasi 55% yaitu
belimbing mengandung kalium dan natrium 110 g serta karagenan sesuai perlakuan 2,5%;
dengan perbandingan 66:1, sehingga sangat 3,5%; 4,5% dan 5,5% dari berat bubur buah yaitu
bagus untuk penderita hipertensi (Astawan, 5 g, 7 g, 9 g, dan 11 g.
2009). Semua bahan diaduk dalam suatu wadah
Karagenan merupakan polisakarida sampai homogen. Dilakukan pemasakan bubur
berantai linear dengan berat molekul yang tinggi. buah hingga terbentuk tekstur selai yang
Rantai polisakarida tersebut terdiri dari ikatan diinginkan dengan melakukan spoon test.
berulang antara gugus galaktosa dengan 3,6- Adonan bubur buah masak dituang pada sebuah
anhidrogalaktosa (3,6 AG). Karagenan diperoleh cetakan loyang tipis dengan ukuran 10 x 10 x 0,5
dari ekstrak rumput laut merah Chondrus sp., cm dan didinginkan selama 1 jam. Selai
Gigartina sp., dan Eucheuma sp., hingga 86 lembaran dikeringkan di dalam oven blower suhu
spesies telah dimanfaatkan. Bahan ini dapat 500C selama 48 jam. Selai lembaran dikemas
digunakan untuk mengenyalkan bakso, ikan asin, dengan menggunakan plastik pada suhu ruangan
maupun mie sehingga dapat dijadikan alternatife selama 3 hari.
pengganti boraks. Harga karagenan relative Variabel mutu yang diamati adalah kadar
murah, hanya sekitar 750-900 rupiah untuk 0,5- air (AOAC, 1995), total asam (Ranganna, 1997),
1,5 gramnya (Yuliarti, 2007). Sifat-sifat kadar vitamin C (Sudarmadji et al., 1984), total
karagenan sebagai hidrokoloid adalah padatan terlarut (Sudarmadji et al., 1984) dan uji
reaktivitasnya dengan beberapa jenis protein, skor warna, uji skor tektur, hedonik yaitu warna,
khususnya dengan protein susu yang aroma, rasa dan tekstur (Soekarto, 1985).
menyebabkan timbulnya sifat-sifat yang menjadi
alasan banyak penggunaannya dalam pangan Analisa Data
(Cahyadi, 2006). Penelitian dilakukan dengan menggunakan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan
mengetahui kombinasi perlakuan terbaik antara 2 faktor, Faktor I perbandingan bubur buah
perbandingan bubur buah pepaya dan belimbing pepaya dan belimbing dilambangkan dengan B
dengan konsentrasi karagenan sehingga terdiri dari 4 taraf yaitu B1= 80%:20%, B2=
dihasilkan selai lembaran dengan sifat fisik, 60%:40%, B3= 40%:60%, dan B4= 20%:80%.
kimia, dan organoleptik terbaik. Faktor II konsentrasi karagenan dilambangkan
dengan K terdiri dari 4 taraf yaitu K1 = 2,5%, K2 =
3,5%, K3 = 4,5% dan K4 = 5,5%. Setiap perlakuan
BAHAN DAN METODA dibuat dalam 2 ulangan. Data yang diperoleh
dianalis dengan uji ragam (Analysis of variance)
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat adanya perbedaan dalam data.
adalah pepaya (Carica papaya), belimbing Jika dalam data tersebut dapat perbedaan nyata
(Averrhoa carambola L.) dan karagenan (nutrijell)
atau sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut
yang diperoleh dari pasar tradisional di Medan. dengan uji Duncan.
Alat yang digunakan adalah alat-alat untuk
pembuatan selai, oven pengering, timbangan
analitik, serta alat-alat gelas untuk analisa mutu HASIL DAN PEMBAHASAN
kimia selai. Bahan kimia yang digunakan adalah
larutan NaOH 0,1N, Iodine 0,1N, indikator Hasil penelitian menunjukkan bahwa
phenolphtalein 1%, pati dan akuades. perbandingan bubur buah pepaya dengan
belimbing dan konsentrasi karagenan
483
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015
memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati seperti terlihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Pengaruh perbandingan bubur buah pepaya dan belimbing dengan parameter yang diamati
Perbandingan buah pepaya dan belimbing
Parameter yang diuji B1 B2 B3 B4
80% : 20% 60% : 40% 40% : 60% 20% : 80%
Kadar air (%) 6,213dD 6,781cC 7,811bB 8,339aA
Total padatan terlarut (oBrix) 60,688 aA 57,188 bA 53,188 cB 44,625dC
Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan) 92,275 aA 72,850 bB 59,875 cC 49,400dD
Total asam (%) 0,288 dD 0,408 cC 0,536 bB 0,672aA
Nilai skor warna 3,374 3,263 3,057 3,171
Nilai skor tekstur 3,300aA 3,208bB 2,827cC 2,417dD
Nilai organoleptik warna 3,418 3,273 3,184 3,215
Nilai organoleptik aroma 3,250 3,166 3,291 3,316
Nilai organoleptik rasa 3,434aA 3,238bB 3,090cBC 3,072cC
Nilai organoleptik tekstur 3,200aA 3,033bAB 2,967bB 2,500cC
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR.
484
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015
besarnya kadar total asam dari produk yang membentuk gel dengan ion-ion merupakan dasar
dihasilkan (Asben, 2007). dalam penggunaannya di bidang pangan. Dan
Konsentrasi karagenan memberikan dikarenakan karagenan itu sendiri yang bersifat
pengaruh berbeda nyata (P<0,05) dengan total asam, sehingga semakin banyak karagenan
asam selai lembaran (Tabel 2). Semakin tinggi maka total asam akan meningkat (Cahyadi,
konsentrasi karagenan maka total asam semakin 2006).
meningkat (Gambar 3). Kemampuan karagenan
6,11 6,47
6.6 5,67
5.5
4.4
3.3
2.2
1.1
0
B1 = 80%:20% B2 = 60%:40% B3 = 40%:60% B4 = 20%:80%
Buah pepaya : belimbing
K1 = 2,5% K2 = 3,5% K3 = 4,5% K4 = 5,5%
Gambar 1. Pengaruh interaksi perbandingan buah pepaya dan belimbing dengan konsentrasi karagenan
terhadap kadar air selai
485
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015
3.60
3,13 3,20 3,37 3,50 3,10
3,27 3,53 3,20
2,93 3,00
3.00 2,67
2,53 2,58 2,47
2.40 2,23 2,30
Skor tekstur
1.80
1.20
0.60
0.00
B1 = 80%:20% B2 = 60%:40% B3 = 40%:60% B4 = 20%:80%
Buah pepaya : belimbing
K1 = 2,5% K2 = 3,5% K3 = 4,5% K4 = 5,5%
Gambar 9. Pengaruh interaksi perbandingan buah pepaya dan belimbing dengan konsentrasi karagenan
terhadap nilai skor tekstur selai
486
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015
industri makanan, pepaya sering dijadikan nyata terhadap kadar air (%), total asam
sebagai bahan campuran dalam pembuatan saos (%), kadar vitamin C (mg/100 g bahan),
tomat, yakni untuk menambah cita rasa, warna, total padatan terlarut (oBrix), nilai skor
dan kadar vitamin. tekstur, nilai organoleptik rasa dan tekstur
Konsentrasi karagenan memberikan dan memberikan pengaruh tidak nyata
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan terhadap nilai skor warna, nilai organoleptik
nilai organoleptik rasa selai lembaran (Tabel 2). warna dan nilai organoleptik aroma.
Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka nilai 2. Konsentrasi karagenan memberikan
organoleptik rasa semakin menurun. Penilaian pengaruh sangat nyata terhadap kadar air
panelis cenderung menurun karena rasa yang (%), total padatan terlarut (oBrix), kadar
ditimbulkan oleh senyawa-senyawa yang terikat vitamin C (mg/100 g bahan), nilai skor
semakin kuat oleh karagenan. Hal ini sesuai tekstur dan warna, nilai organoleptik warna,
dengan pernyataan Winarno (2004) yang rasa dan tekstur dan memberikan pengaruh
menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi nyata terhadap total asam (%) dan
karagenan yang ditambahkan berhubungan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap
dengan sifat karagenan yang sangat mudah nilai organoleptik aroma.
mengikat molekul-molekul air juga senyawa- 3. Interaksi antara perbandingan buah pepaya
senyawa lain seperti vitamin C, asam-asam dan belimbing dengan konsentrasi
organik sampai yang terdapat di dalam karagenan memberikan pengaruh interaksi
campuran. berbeda sangat nyata terhadap kadar air
(%) dan nilai skor tekstur.
Nilai Organoleptik Tekstur 4. Dari hasil penelitian yang dilakukan
Perbandingan buah pepaya dan belimbing didapatkan hasil terbaik dari perlakuan
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata B1K3 yaitu perlakuan dengan perbandingan
(P<0,01) dengan nilai organoleptik tekstur selai buah pepaya dan belimbing 80%:20% dan
lembaran (Tabel 1). Semakin besar kandungan konsentrasi karagenan 4,5%. Hal ini
buah belimbing yang digunakan maka nilai dikarenakan pada perlakuan tersebut
organoleptik tekstur selai semakin menurun. menghasilkan nilai kadar vitamin C sebesar
Semakin banyak penambahan buah belimbing 93,6 mg/100 g bahan, rasa dan warna yang
akan menghasilkan selai lembaran dengan pH sangat disukai oleh panelis.
yang semakin menurun yang akan menyebabkan
menurunnya kekenyalan pada lembaran selai
akibat sineresis. Menurut Imeson (2010), DAFTAR PUSTAKA
penurunan pH menyebabkan kekuatan gel
melemah. Winarno (2004), menyatakan bahwa AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. 11th
edition. Association of Official Analytical
pH yang terlalu rendah akan menimbulkan
Chemists Inc., Washington, D.C.
sineresis yaitu air dalam selai lembaran akan
keluar pada saat didinginkan (suhu kamar). Asben, A. 2007. Peningkatan kadar iodium dan
Konsentrasi karagenan memberikan serat pangan dalam pembuatan fruit
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan leathers nenas (Ananas comosus Merr)
nilai organoleptik tekstur selai lembaran (Tabel dengan penambahan rumput laut.
2). Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka Universitas Andalas. Padang.
nilai uji organoleptik tekstur semakin meningkat.
Karagenan yang mampu membentuk gel Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan
menyebabkan tekstur menjadi lebih kenyal Kacang dan Biji-Bijian. Penebar Swadaya,
seiring bertambahnya karagenan. Dan tekstur Jakarta.
yang lebih kenyal tersebut disukai oleh panelis,
ini menunjukkan tekstur dalam selai lembaran Bixler, H. J. 1994. The Carrageenan Connection
sangat penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan IV. British Food Journal, Vol. 96:12-17.
deMan (1997) yang menyatakan bahwa tekstur MCB UP Ltd. Maine USA.
merupakan segi penting dari mutu makanan,
terkadang lebih penting daripada aroma, rasa, Cahyadi, W. 2006. Analisa dan Aspek Kesehatan
dan warna. Bahan Tambahan Pangan. PT Bumi
Aksara, Jakarta.
487
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015
Departemen Kesehatan RI. 2004. Daftar Putri, I. R., Basito, dan Widowati E. 2013.
Komposisi Bahan Makanan. Bharatara Pengaruh konsentrasi agar-agar dan
Karya Aksara, Jakarta. karagenan terhadap karakteristik fisik,
kimia, dan sensori selai lembaran pisang
Estiasih, T dan Achmadi, K. 2009. Teknologi (Musa paradisiaca L.) varietas raja bulu.
Pengolahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta. Jurnal Teknosains Pangan 2:112-120.
Haryoto. 2006. Teknologi Tepat Guna Membuat Ranganna, S. 1997. Manual of Analysis for Fruit
Saus Pepaya. Kanisius, Yogyakarta. and Vegetable Product. Mc. Graw Hill
Publishing Company Limited, New Delhi.
Imeson, A. 2010. Food Stabilisers, Thickeners,
and Gelling Agent. Willey Black Publishing. Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik.
United Kingdom. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan.
IPB, Bogor.
Kurnianti, N. 2013. Kandungan
dan Manfaat Pepaya. Sudarmadji, S., Haryono,B., dan Suhardi. 1984.
http://www.tanijogonegoro.com (14 Agustus Prosedur Analisa Bahan Makanan dan
2014). Pertanian. UGM, Yogyakarta.
Marks, D. B., Marks A,D dan Smith C,M. 2000. USDA. 2010. Nutrient Database
Biokimia Kedokteran Dasar. Terjemahan J of Star Fruit.
Suyono, V. Sadikin, dan L.I. Mandera. http://www.nal.usda.gov/fnic/foodcomp/sear
EGC. Jakarta. ch/ (14 Agustus 2014).
Nixon, M. T. 2009. Budi Daya Tanaman Buah Wikipedia1. 2011. Selai Lembaran. http : / /
Unggul Indonesia. Agromedia Pustaka. wahyu ramadhan . blogspot . com. (14
Jakarta. Agustus 2014).
Palupi S., Hamidah,S., dan Purwati, S. 2009. Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Peningkatan produktivitas hasil olahan Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
salak melalui diversifikasi sekunder untuk
mendukung pengembangan kawasan Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya Dibalik Lezatnya
agropoitan. Jurnal Inotek, Vol. 13, No. 1. Makanan. ANDI, Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
488