You are on page 1of 7

Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th.

2015

PENGARUH PERBANDINGAN BUBUR BUAH PEPAYA DAN BELIMBING


DENGAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU SELAI LEMBARAN

(Effect of Ratio of Papaya and Starfruit Pulp with Carrageenan Concentration on the
Quality of Sheet Jam)

Daniel Sitanggang*1), Herla Rusmarilin1), Linda Masniary Lubis1)


1)Program Studi Ilmu danTeknologi Pangan Fakultas Pertanian USU Medan
Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan Kampus USU Medan
*e-mail :danielsitanggang08024@yahoo.com

Diterima tanggal : 20 April 2015 / Disetujui tanggal 28 April 2015

ABSTRACT
Papaya and starfruit production in Indonesia is very abundant, but their processing is still very minimal, therefore the
diversification of their processing is needed to increase. This study was conducted to determine the effect of ratio of
papaya and starfruit pulp with carrageenan concentration on the quality of jam sheet. This study used a completely
randomized design with two factors namely ratio of papaya and starfruit pulp (B): 80%:20%, 60%:40%, 40%:60%, and
20%:80%, and carrageenan concentration (K): 2,5%, 3,5%, 4,5% and 5,5%. The parameters analyzed were moisture
content, total acid, vitamin C, total dissolved solids, color and texture scores as well as organoleptic values of color,
aroma, taste and texture. The results showed that the ratio of papaya and starfruit pulp had highly significant effect on
water content, total acid, vitamin C, total dissolved solids, texture scores as well as organoleptic value of taste and
texture. Carrageenan concentration had highly significant effect on water content, total dissolved solids, vitamin C, color
scores, texture scores as well as organoleptic of color, taste and texture. Interaction of the two factors had highly
significant effect on water content and test scores texture. The ratio of papaya and starfruit pulp of 80%:20% with
concentration of 4,5% carrageenan gave the best quality characteristics of the sheet jam and still acceptable for
consumption.

Keywords: Carrageenan, papaya, sheet jam, starfruit.

PENDAHULUAN srikaya, jambu biji, pala dan ceremai, sedangkan


jenis selai yang lain adalah selai kacang (peanut
Selai merupakan makanan kental atau butter) yang dibuat dari kacang tanah yang sudah
semi padat yang dibuat dari buah-buahan dihaluskan dicampur mentega atau margarin
ditambah gula kemudian dipekatkan agar (Wikipedia, 2011).
terbentuk padatan gula terlarut. Selai digunakan Pepaya (Carica papaya) merupakan
untuk mengisi berbagai jenis makanan, seperti tanaman yang mengandung enzim papain, yaitu
isian berbagai jenis roti maupun jenis kue kering. enzim yang sangat berguna untuk menjaga
Selai sebagai jenis makanan yang sudah dikenal kesehatan saluran pencernaan. Selain itu, enzim
oleh masyarakat dalam maupun luar negeri serta papain juga berfungsi sebagai stabilisator
mempunyai potensi sebagai produk olahan pergerakan usus secara optimal sehingga kerja
makanan untuk diperdagangkan (Palupi et al., usus tetap dalam kondisi normal. Selain
2009). Pemanfaatan agar-agar sebagai bahan kandungan papain, buah pepaya juga memiliki
tambahan selai diharapkan mampu mengubah kandungan serat yang cukup tinggi, sehingga
teksur selai menjadi lembaran yang disukai. bermanfaat bagi pencegahan kanker usus besar.
Selain itu diharapkan produk ini mampu menjadi Serat pepaya dapat mengurangi kadar kolesterol
salah satu alternatif diversifikasi pengolahan dalam darah sehingga sangat baik untuk
pangan semi basah yang telah ada. Buah- menjaga kesehatan jantung dan pada saat yang
buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sama dapat mencegah penyakit jantung
sudah masak, tapi tidak terlalu matang dan (Kurnianti, 2013). Buah pepaya merupakan
mempunyai rasa sedikit masam misalnya: sumber vitamin C dan vitamin A. Buah pepaya
stroberi, blueberi, apel, anggur dan pir. Selain itu, matang mengandung vitamin A sebesar 365 S.I
selai bisa dibuat dari sayur-sayuran seperti wortel dan bagian daunnya sebesar 18.250 S.I,
dan seledri. Di Indonesia sebagian besar selai sedangkan wortel mengandung vitamin A 12.000
dibuat dari buah-buahan tropis seperti: nanas, S.I, alpukat 180 S.I, nanas 130 S.I, dan apel

482
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015

hanya 90 S.I. Bagian buah pepaya yang dapat Pembuatan Selai Lembaran
dimakan sekitar 75% (Haryoto, 2006). Buah pepaya dan belimbing yang telah
Belimbing (Averrhoa carambola L.) memiliki disortir terlebih dahulu tingkat kematangannya
kandungan nutrisi dan vitamin yang sangat dikupas dan dibuang bijinya (khusus buah
bermanfaat. Kandungan vitamin C yang tinggi belimbing diblanching selama 3 menit terlebih
dalam belimbing bermanfaat sebagai antioksidan dahulu). Buah pepaya dan belimbing masing-
yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh masing diblender dengan penambahan air (
dan mencegah radikal bebas. Buah belimbing perbandingan buah dan air 2:1). Bubur buah
manis memiliki efek diuretik yang dapat ditimbang dengan perbandingan buah pepaya
memperlancar air seni sehingga dapat dan belimbing masing-masing 80% : 20%; 60% :
mengurangi beban kerja jantung. Suatu makanan 40%; 40% : 60% dan 20% : 80% dari 200 g berat
dikatakan makanan sehat untuk jantung dan bubur buah yaitu sebesar 160 g : 40 g; 120 g : 80
pembuluh darah, apabila mengandung rasio g; 80 g : 120 g dan 40 g : 160 g, kemudian
kalium dengan natrium minimal 5:1. Buah ditambahkan gula dengan konsentrasi 55% yaitu
belimbing mengandung kalium dan natrium 110 g serta karagenan sesuai perlakuan 2,5%;
dengan perbandingan 66:1, sehingga sangat 3,5%; 4,5% dan 5,5% dari berat bubur buah yaitu
bagus untuk penderita hipertensi (Astawan, 5 g, 7 g, 9 g, dan 11 g.
2009). Semua bahan diaduk dalam suatu wadah
Karagenan merupakan polisakarida sampai homogen. Dilakukan pemasakan bubur
berantai linear dengan berat molekul yang tinggi. buah hingga terbentuk tekstur selai yang
Rantai polisakarida tersebut terdiri dari ikatan diinginkan dengan melakukan spoon test.
berulang antara gugus galaktosa dengan 3,6- Adonan bubur buah masak dituang pada sebuah
anhidrogalaktosa (3,6 AG). Karagenan diperoleh cetakan loyang tipis dengan ukuran 10 x 10 x 0,5
dari ekstrak rumput laut merah Chondrus sp., cm dan didinginkan selama 1 jam. Selai
Gigartina sp., dan Eucheuma sp., hingga 86 lembaran dikeringkan di dalam oven blower suhu
spesies telah dimanfaatkan. Bahan ini dapat 500C selama 48 jam. Selai lembaran dikemas
digunakan untuk mengenyalkan bakso, ikan asin, dengan menggunakan plastik pada suhu ruangan
maupun mie sehingga dapat dijadikan alternatife selama 3 hari.
pengganti boraks. Harga karagenan relative Variabel mutu yang diamati adalah kadar
murah, hanya sekitar 750-900 rupiah untuk 0,5- air (AOAC, 1995), total asam (Ranganna, 1997),
1,5 gramnya (Yuliarti, 2007). Sifat-sifat kadar vitamin C (Sudarmadji et al., 1984), total
karagenan sebagai hidrokoloid adalah padatan terlarut (Sudarmadji et al., 1984) dan uji
reaktivitasnya dengan beberapa jenis protein, skor warna, uji skor tektur, hedonik yaitu warna,
khususnya dengan protein susu yang aroma, rasa dan tekstur (Soekarto, 1985).
menyebabkan timbulnya sifat-sifat yang menjadi
alasan banyak penggunaannya dalam pangan Analisa Data
(Cahyadi, 2006). Penelitian dilakukan dengan menggunakan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan
mengetahui kombinasi perlakuan terbaik antara 2 faktor, Faktor I perbandingan bubur buah
perbandingan bubur buah pepaya dan belimbing pepaya dan belimbing dilambangkan dengan B
dengan konsentrasi karagenan sehingga terdiri dari 4 taraf yaitu B1= 80%:20%, B2=
dihasilkan selai lembaran dengan sifat fisik, 60%:40%, B3= 40%:60%, dan B4= 20%:80%.
kimia, dan organoleptik terbaik. Faktor II konsentrasi karagenan dilambangkan
dengan K terdiri dari 4 taraf yaitu K1 = 2,5%, K2 =
3,5%, K3 = 4,5% dan K4 = 5,5%. Setiap perlakuan
BAHAN DAN METODA dibuat dalam 2 ulangan. Data yang diperoleh
dianalis dengan uji ragam (Analysis of variance)
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat adanya perbedaan dalam data.
adalah pepaya (Carica papaya), belimbing Jika dalam data tersebut dapat perbedaan nyata
(Averrhoa carambola L.) dan karagenan (nutrijell)
atau sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut
yang diperoleh dari pasar tradisional di Medan. dengan uji Duncan.
Alat yang digunakan adalah alat-alat untuk
pembuatan selai, oven pengering, timbangan
analitik, serta alat-alat gelas untuk analisa mutu HASIL DAN PEMBAHASAN
kimia selai. Bahan kimia yang digunakan adalah
larutan NaOH 0,1N, Iodine 0,1N, indikator Hasil penelitian menunjukkan bahwa
phenolphtalein 1%, pati dan akuades. perbandingan bubur buah pepaya dengan
belimbing dan konsentrasi karagenan

483
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015

memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati seperti terlihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Pengaruh perbandingan bubur buah pepaya dan belimbing dengan parameter yang diamati
Perbandingan buah pepaya dan belimbing
Parameter yang diuji B1 B2 B3 B4
80% : 20% 60% : 40% 40% : 60% 20% : 80%
Kadar air (%) 6,213dD 6,781cC 7,811bB 8,339aA
Total padatan terlarut (oBrix) 60,688 aA 57,188 bA 53,188 cB 44,625dC
Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan) 92,275 aA 72,850 bB 59,875 cC 49,400dD
Total asam (%) 0,288 dD 0,408 cC 0,536 bB 0,672aA
Nilai skor warna 3,374 3,263 3,057 3,171
Nilai skor tekstur 3,300aA 3,208bB 2,827cC 2,417dD
Nilai organoleptik warna 3,418 3,273 3,184 3,215
Nilai organoleptik aroma 3,250 3,166 3,291 3,316
Nilai organoleptik rasa 3,434aA 3,238bB 3,090cBC 3,072cC
Nilai organoleptik tekstur 3,200aA 3,033bAB 2,967bB 2,500cC
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR.

Tabel 2. Pengaruh konsentrasi karagenan dengan parameter yang diamati


Konsentrasi karagenan
Parameter yang diuji
K1 2,5% K2 3,5% K3 4,5% K4 5,5%
Kadar air (%) 8,509aA 7,548bB 7,048cC 6,490dD
Total padatan terlarut ( Brix)
o 45,438 dC 51,375 cB 54,500bB 64,375aA
Kadar Vitamin C (mg/100g bahan) 66,250 bB 67,125 bB 68,850bAB 72,175aA
Total asam (%) 0,440bA 0,464bA 0,488abA 0,512aA
Nilai skor Warna 3,713aA 3,486aAB 3,149bB 2,518cC
Nilai skor Tekstur 2,708 dD 2,795 cC 3,023bB 3,225aA
Nilai organoleptik warna 3,745 aA 3,519 aAB 3,244bB 2,581cC
Nilai organoleptik aroma 3,276 3,271 3,224 3,253
Nilai organoleptik rasa 3,414aA 3,262bAB 3,171bB 2,988cC
Nilai organoleptik tekstur 2,679cC 2,792cC 3,004bB 3,225aA
Keterangan :Notasi huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR.

Kadar Air menurun. Hal ini disebabkan oleh gugus sulfat


Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa terdapat yang terkandung dalam karagenan membentuk
perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada ikatan hidrogen dengan air yang kuat, sehingga
kadar air selai lembaran. Pengaruh interaksi air bebas dan bahan menjadi relatif sedikit,
perbandingan buah pepaya dan belimbing menyebabkan kadar airnya menurun. Hal ini
dengan konsentrasi karagenan terhadap kadar sesuai dengan pernyataan Marks et al. (2000)
air dapat dilihat pada Gambar 1. Kadar air yang menyatakan bahwa gugus sulfat yang
tertinggi adalah perlakuan B4K1 yaitu 9,78% dan bermuatan negatif pada karagenan akan
terendah adalah perlakuan B1K4 yaitu 5,67%. membentuk ikatan hidrogen dengan air dan
Semakin besar jumlah buah belimbing dan dapat mempercepat pembentukan senyawa
semakin rendah konsentrasi karagenan yang seperti gel.
ditambahkan dalam campuran selai lembaran
maka nilai kadar air cenderung meningkat. Total Asam
Semakin banyak jumlah buah belimbing yang Perbandingan buah pepaya dan belimbing
ditambahkan maka kadar air selai lembaran akan memberi pengaruh berbeda sangat nyata
semakin tinggi karena jumlah kandungan air (P<0,01) dengan total asam selai lembaran
buah belimbing lebih banyak yaitu 91,38 g/100 g (Tabel 1). Semakin banyak jumlah bubur buah
bahan (USDA, 2010) dibandingkan dengan buah belimbing yang ditambahkan maka semakin
pepaya yaitu 86,7 g/100 g bahan (Departemen tinggi nilai total asam selai lembaran. Kandungan
kesehatan RI, 2004) dan semakin besar asam sitrat yang merupakan asam dominan yang
konsentrasi karagenan maka kadar air semakin ada didalam buah belimbing menjadi faktor dari

484
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015

besarnya kadar total asam dari produk yang membentuk gel dengan ion-ion merupakan dasar
dihasilkan (Asben, 2007). dalam penggunaannya di bidang pangan. Dan
Konsentrasi karagenan memberikan dikarenakan karagenan itu sendiri yang bersifat
pengaruh berbeda nyata (P<0,05) dengan total asam, sehingga semakin banyak karagenan
asam selai lembaran (Tabel 2). Semakin tinggi maka total asam akan meningkat (Cahyadi,
konsentrasi karagenan maka total asam semakin 2006).
meningkat (Gambar 3). Kemampuan karagenan

9.9 8,68 9,788,83


8.8 8,14 7,80
7,56
7.7 6,726,36 7,066,876,73 6,88 6,96
Kadar air (%)

6,11 6,47
6.6 5,67
5.5
4.4
3.3
2.2
1.1
0
B1 = 80%:20% B2 = 60%:40% B3 = 40%:60% B4 = 20%:80%
Buah pepaya : belimbing
K1 = 2,5% K2 = 3,5% K3 = 4,5% K4 = 5,5%

Gambar 1. Pengaruh interaksi perbandingan buah pepaya dan belimbing dengan konsentrasi karagenan
terhadap kadar air selai

Total Padatan Terlarut polisakarida yang dapat menstabilkan bahan


Perbandingan buah pepaya dan belimbing dalam bentuk suspensi.
memberi pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) dengan total padatan terlarut selai Kadar Vitamin C
lembaran (Tabel 1). Semakin banyak jumlah Perbandingan buah pepaya dan belimbing
bubur buah pepaya yang digunakan, maka total memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
padatan terlarut akan semakin meningkat. Buah (P<0,01) dengan kadar vitamin C selai lembaran
pepaya memiliki kandungan karbohidrat yang (Tabel 1). Semakin banyak bubur buah pepaya
cukup besar yaitu 12,20 g/100 g bahan yang ditambahkan maka akan meningkatkan
(Departemen kesehatan RI, 2004), sehingga kadar vitamin C pada produk selai lembaran. Dari
semakin banyak bubur buah pepaya, total daftar komposisi bahan makanan yang
padatan terlarut akan semakin tinggi dan juga dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Departemen
sesuai dengan pernyataan Putri et al. (2013) Kesehatan RI (2004) kandungan pepaya memiliki
bahwa total padatan terlarut yang dihasilkan oleh kadar vitamin C sebesar 78 mg/100g bahan.
suatu produk sangat bergantung dari bahan baku Sedangkan kadar vitamin C buah belimbing 34,4
(buah) yang digunakan untuk pembuatannya. mg/100 g bahan (USDA, 2010). Sehingga
Selain itu, gula yang ditambahkan juga semakin banyak bubur buah pepaya yang
mempengaruhi kenaikan total padatan terlarut ditambahkan maka akan meningkatkan kadar
pada setiap perlakuan. vitamin C pada produk selai lembaran yang
Konsentrasi karagenan memberikan dihasilkan.
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan Konsentrasi karagenan memberikan
total padatan terlarut selai lembaran (Tabel 2). pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan
Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka total kadar vitamin C selai lembaran (Tabel 2).
padatan terlarut semakin meningkat. Terjadinya Semakin tinggi konsentrasi karagenan yang
peningkatan total padatan terlarut disebabkan ditambahkan maka kadar vitamin C semakin
karagenan yang dapat menstabilkan bahan meningkat. Karagenan merupakan hidrokoloid
dalam bentuk suspensi yang dapat mengikat gula yang memiliki kemampuan membentuk gel
sehingga meningkatkan total padatan terlarut sehingga dapat melindungi vitamin C serta
bahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Estiasih komponen gizi lain dari kerusakan oksidatif. Hal
dan Ahmadi (2009) yang menyatakan bahwa ini sesuai dengan pernyataan Winarno (2004)
hidrokoloid seperti karagenan merupakan yang menyatakan bahwa peningkatan

485
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015

konsentrasi karagenan yang ditambahkan Skor Tekstur


berhubungan dengan sifat karagenan yang Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa terdapat
sangat mudah mengikat molekul-molekul air juga perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada nilai
senyawa-senyawa lain seperti vitamin C, asam- uji skor tekstur selai lembaran. Pengaruh
asam organik sampai yang terdapat di dalam interaksi perbandingan buah pepaya dan
campuran, sehingga senyawa yang mudah belimbing dengan konsentrasi karagenan
menguap dan rusak oleh proses pengolahan terhadap nilai skor tekstur (Gambar 2). Nilai skor
dapat dihambat sebagian dengan penambahan tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan B2K4
karagenan. yaitu 3,533 (tekstur sangat kenyal) dan terendah
pada perlakuan B4K1 yaitu 2,233 (tekstur agak
Skor Warna kenyal). Semakin besar jumlah buah belimbing
Konsentrasi karagenan memberikan dan konsentrasi karagenan yang ditambahkan
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan dalam campuran selai lembaran maka skor tektur
skor warna selai lembaran (Tabel 2). Semakin cenderung menurun. Winarno (2004),
tinggi konsentrasi karagenan maka uji skor warna menyatakan bahwa pH yang terlalu rendah akan
semakin menurun. Faktor pemanasan dan menimbulkan sineresis yaitu air dalam gel akan
pengeringan juga mempengaruhi warna selai keluar pada suhu kamar dan semakin tinggi
lembaran, hal tersebut diperkuat dengan jumlah konsentrasi karagenan maka uji skor tekstur
karagenan yang ditambahkan semakin banyak, semakin meningkat. Hal ini disebabkan
karagenan mempengaruhi kekentalan produk, karagenan mampu membentuk gel yang kuat.
penyebab warna semakin gelap. Hal ini sesuai Sesuai dengan pernyataan Bixler (1994) bahwa
dengan pernyataan Estiasih dan Ahmadi (2009) karagenan berfungsi sebagai pengental yang
yang menyatakan bahwa karagenan mempunyai potensial, stabilisator yang efektif, dan agen
sifat sebagai pengental. pembentuk gel yang sangat baik.

3.60
3,13 3,20 3,37 3,50 3,10
3,27 3,53 3,20
2,93 3,00
3.00 2,67
2,53 2,58 2,47
2.40 2,23 2,30
Skor tekstur

1.80
1.20
0.60
0.00
B1 = 80%:20% B2 = 60%:40% B3 = 40%:60% B4 = 20%:80%
Buah pepaya : belimbing
K1 = 2,5% K2 = 3,5% K3 = 4,5% K4 = 5,5%

Gambar 9. Pengaruh interaksi perbandingan buah pepaya dan belimbing dengan konsentrasi karagenan
terhadap nilai skor tekstur selai

Nilai Organoleptik Warna karagenan) adalah mampu meningkatkan


Konsentrasi karagenan memberi pengaruh viskositas/kekentalan produk.
berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan nilai
organoleptik warna selai lembaran (Tabel 2). Nilai Organoleptik Rasa
Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka nilai Perbandingan buah pepaya dan belimbing
uji organoleptik warna semakin menurun. memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
Terjadinya penurunan nilai uji organoleptik warna (P<0,01) dengan nilai organoleptik rasa selai
disebabkan oleh kekentalan produk yang lembaran (Tabel 1). Semakin tinggi jumlah buah
semakin meningkat, sehingga warna selai pepaya yang digunakan maka nilai organoleptik
lembaran menjadi lebih gelap. Hal ini sesuai rasa semakin tinggi. Buah pepaya memberikan
dengan pernyataan Estiasih dan Ahmadi (2009) rasa manis yang khas pada selai lembaran yang
yaitu salah satu sifat umum hidrokoloid (seperti dihasilkan. Menurut Nixon (2009), di dalam

486
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015

industri makanan, pepaya sering dijadikan nyata terhadap kadar air (%), total asam
sebagai bahan campuran dalam pembuatan saos (%), kadar vitamin C (mg/100 g bahan),
tomat, yakni untuk menambah cita rasa, warna, total padatan terlarut (oBrix), nilai skor
dan kadar vitamin. tekstur, nilai organoleptik rasa dan tekstur
Konsentrasi karagenan memberikan dan memberikan pengaruh tidak nyata
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan terhadap nilai skor warna, nilai organoleptik
nilai organoleptik rasa selai lembaran (Tabel 2). warna dan nilai organoleptik aroma.
Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka nilai 2. Konsentrasi karagenan memberikan
organoleptik rasa semakin menurun. Penilaian pengaruh sangat nyata terhadap kadar air
panelis cenderung menurun karena rasa yang (%), total padatan terlarut (oBrix), kadar
ditimbulkan oleh senyawa-senyawa yang terikat vitamin C (mg/100 g bahan), nilai skor
semakin kuat oleh karagenan. Hal ini sesuai tekstur dan warna, nilai organoleptik warna,
dengan pernyataan Winarno (2004) yang rasa dan tekstur dan memberikan pengaruh
menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi nyata terhadap total asam (%) dan
karagenan yang ditambahkan berhubungan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap
dengan sifat karagenan yang sangat mudah nilai organoleptik aroma.
mengikat molekul-molekul air juga senyawa- 3. Interaksi antara perbandingan buah pepaya
senyawa lain seperti vitamin C, asam-asam dan belimbing dengan konsentrasi
organik sampai yang terdapat di dalam karagenan memberikan pengaruh interaksi
campuran. berbeda sangat nyata terhadap kadar air
(%) dan nilai skor tekstur.
Nilai Organoleptik Tekstur 4. Dari hasil penelitian yang dilakukan
Perbandingan buah pepaya dan belimbing didapatkan hasil terbaik dari perlakuan
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata B1K3 yaitu perlakuan dengan perbandingan
(P<0,01) dengan nilai organoleptik tekstur selai buah pepaya dan belimbing 80%:20% dan
lembaran (Tabel 1). Semakin besar kandungan konsentrasi karagenan 4,5%. Hal ini
buah belimbing yang digunakan maka nilai dikarenakan pada perlakuan tersebut
organoleptik tekstur selai semakin menurun. menghasilkan nilai kadar vitamin C sebesar
Semakin banyak penambahan buah belimbing 93,6 mg/100 g bahan, rasa dan warna yang
akan menghasilkan selai lembaran dengan pH sangat disukai oleh panelis.
yang semakin menurun yang akan menyebabkan
menurunnya kekenyalan pada lembaran selai
akibat sineresis. Menurut Imeson (2010), DAFTAR PUSTAKA
penurunan pH menyebabkan kekuatan gel
melemah. Winarno (2004), menyatakan bahwa AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. 11th
edition. Association of Official Analytical
pH yang terlalu rendah akan menimbulkan
Chemists Inc., Washington, D.C.
sineresis yaitu air dalam selai lembaran akan
keluar pada saat didinginkan (suhu kamar). Asben, A. 2007. Peningkatan kadar iodium dan
Konsentrasi karagenan memberikan serat pangan dalam pembuatan fruit
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan leathers nenas (Ananas comosus Merr)
nilai organoleptik tekstur selai lembaran (Tabel dengan penambahan rumput laut.
2). Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka Universitas Andalas. Padang.
nilai uji organoleptik tekstur semakin meningkat.
Karagenan yang mampu membentuk gel Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan
menyebabkan tekstur menjadi lebih kenyal Kacang dan Biji-Bijian. Penebar Swadaya,
seiring bertambahnya karagenan. Dan tekstur Jakarta.
yang lebih kenyal tersebut disukai oleh panelis,
ini menunjukkan tekstur dalam selai lembaran Bixler, H. J. 1994. The Carrageenan Connection
sangat penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan IV. British Food Journal, Vol. 96:12-17.
deMan (1997) yang menyatakan bahwa tekstur MCB UP Ltd. Maine USA.
merupakan segi penting dari mutu makanan,
terkadang lebih penting daripada aroma, rasa, Cahyadi, W. 2006. Analisa dan Aspek Kesehatan
dan warna. Bahan Tambahan Pangan. PT Bumi
Aksara, Jakarta.

KESIMPULAN deMan, J. M. 1997. Kimia Makanan. ITB-Press.


Bandung.
1. Perbandingan buah pepaya dan belimbing
memberikan pengaruh berbeda sangat

487
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.4 Th. 2015

Departemen Kesehatan RI. 2004. Daftar Putri, I. R., Basito, dan Widowati E. 2013.
Komposisi Bahan Makanan. Bharatara Pengaruh konsentrasi agar-agar dan
Karya Aksara, Jakarta. karagenan terhadap karakteristik fisik,
kimia, dan sensori selai lembaran pisang
Estiasih, T dan Achmadi, K. 2009. Teknologi (Musa paradisiaca L.) varietas raja bulu.
Pengolahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta. Jurnal Teknosains Pangan 2:112-120.
Haryoto. 2006. Teknologi Tepat Guna Membuat Ranganna, S. 1997. Manual of Analysis for Fruit
Saus Pepaya. Kanisius, Yogyakarta. and Vegetable Product. Mc. Graw Hill
Publishing Company Limited, New Delhi.
Imeson, A. 2010. Food Stabilisers, Thickeners,
and Gelling Agent. Willey Black Publishing. Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik.
United Kingdom. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan.
IPB, Bogor.
Kurnianti, N. 2013. Kandungan
dan Manfaat Pepaya. Sudarmadji, S., Haryono,B., dan Suhardi. 1984.
http://www.tanijogonegoro.com (14 Agustus Prosedur Analisa Bahan Makanan dan
2014). Pertanian. UGM, Yogyakarta.
Marks, D. B., Marks A,D dan Smith C,M. 2000. USDA. 2010. Nutrient Database
Biokimia Kedokteran Dasar. Terjemahan J of Star Fruit.
Suyono, V. Sadikin, dan L.I. Mandera. http://www.nal.usda.gov/fnic/foodcomp/sear
EGC. Jakarta. ch/ (14 Agustus 2014).
Nixon, M. T. 2009. Budi Daya Tanaman Buah Wikipedia1. 2011. Selai Lembaran. http : / /
Unggul Indonesia. Agromedia Pustaka. wahyu ramadhan . blogspot . com. (14
Jakarta. Agustus 2014).
Palupi S., Hamidah,S., dan Purwati, S. 2009. Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Peningkatan produktivitas hasil olahan Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
salak melalui diversifikasi sekunder untuk
mendukung pengembangan kawasan Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya Dibalik Lezatnya
agropoitan. Jurnal Inotek, Vol. 13, No. 1. Makanan. ANDI, Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

488

You might also like