Professional Documents
Culture Documents
sudut fase dapat diperoleh dengan membuat sketsa diagram fasor-nya. Meskipun diagram fasor dapat
dikembangkan dengan menggunakan kuantitas fasor sebagai referensi, kita menggunakan tegangan
beban sebagai referensi karena cukup sering itu adalah kuantitas yang dikenal.
V2 jadi tegangan yang melewati beban Impedansi (Zl) dan beban Arus (i2). tergantung pada Zl, i2 bisa
jadi mendahului, sefase atau V2 tertinggal. Dalam kasus ini, di asumsikan bahwa i2 tertinggal V2 dengan
sudut Teta2. Pertama, menggambar garis horizontal dari titik asal besaran v2 untuk merepresentasikan
fasor V2, Seperti pada gambar 4.14. Arus i2 di gambar tertinggal V2 dengan sudut Teta2.
Sejak E1 = AE2, besarnya ggl induksi pada sisi primer tergantung pada a-rasio. Mari kita
asumsikan bahwa a-rasio lebih besar dari unity. Dalam hal ini, E1 lebih besar dari E2 dan dapat
digambarkan dengan memperluas E2 seperti yang ditunjukkan.
Ic sepase dengan E1 dan Im ketinggalan E1 sebesar 90. arus ini ditarik dari asalnya seperti yang
ditunjukkan. Jumlah arus ini menghasilkan eksitasi Arus Ifluks. Sumber arus I1 direkontruksi
menggunakan arus Ifluks dan I2 / a, seperti yang diilustrasikan pada gambar. Drop tegangan melintasi
impedansi primer-windng Z1 = R1 + jX1, sekarang ditambahkan untuk mendapatkan fasor v1. Diagram
fasor sekarang lengkap. Dalam hal ini, sumber arus i1, tertinggal sumber tegangan v1 dengan sudut
Theta.