Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh :
Heru Susanto
01 303-005
LEMBAR PERNYATAAN
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan salinan atau duplikat dari orang lain, kecuali
( Heru Susanto )
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
ABSTRAK
Peranan mesin boiler di PT. X dalam proses produksi sepatu sangat penting,
dimana uap yang dihasilkan oleh mesin boiler pipa api kapasitas 1 Ton ini langsung
didistribusikan ke dalam mesin hot press yaitu untuk mengepres sol tapak sepatu.
yang didapat dari fluida kerja (air dan steam) dibandingkan dengan energi yang
Panas Keluar
Efisiensi Boiler () = X 100%
Panas Masuk
Untuk meningkatkan efisiensi kerja mesin boiler tersebut ada beberapa faktor
salah satunya dalam penggunaan bahan bakar. Bahan bakar yang dibahas dalam
laporan ini adalah bahan bakar gas dan bahan bakar solar. Pada penggunaan bahan
bakar solar nilai efisiensi mesin boiler berkisar 73,15% sampai dengan 74,39%
sedangkan dengan penggunaan bahan bakar gas berkisar 82,07% sampai dengan
83,46%.
bahan bakar gas dapat meningkatkan nilai efisiensi kerja mesin boiler sebesar 9,01 %.
Dan juga faktor-faktor yang lain tidak juga harus diabaikan terutama pada perawatan
boiler tersebut.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayahnya sehingga Tugas Akhir yang berjudul Analisa Efesinsi Bahan Bakar
Pada Boiler Pipa Api Kapasitas 1 Ton/Jam Menggunakan Bahan Bakar Solar dan
Gas ini dapat diselesaikan. Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberi informasi
bimbingan, pengarahan dan bantuan baik moral dan material. Oleh karena itu pada
Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmat sehingga penulis
Rasulullah SAW yang telah memberikan kita contoh suri teladan yang baik.
Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan doa dan restunya..
Bapak Nanang Ruhyat S.T,MT selaku koordinator Tugas Akhir dan dosen
Teman teman FTI khususnya jurusan Teknik Mesin UMB angkatan 2003.
Penyusun menyadari bahwa karya tulis ini tidak luput dari kesalahan, sehingga
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
sekalian agar penyusun dapat menyempurnakan karya tulis ini,dan sebagai pedoman
Akhir kata penulis selalu berusaha untuk selalu memanjatkan doa kehadirat
Allah SWT, semoga dilimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dan kepada
Penyusun
Heru Susanto
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
5.2. Saran...........................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pembakaran yang sempurna, yang baik dan tidak sempurna ........33
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.2 Panas yang dihasilkan boiler terhadap efisiensi kerja ....................56
Grafik 4.3 Pemakaian bahan bakar terhadap panas yang dihasilkan boiler ......57
NOMEN KLATUR
s Entropi kJ/kg.K
BAB I
PENDAHULUAN
setengah jadi atau barang jadi. Proses produksi telah berkembang dari sektor yang
mengandalkan tenaga kerja menjadi sektor yang mengutamakan teknologi tinggi dan
zaman, sejak dahulu kala hingga saat ini masalah energi dari hari ke hari dirasa masih
kurang. Hal ini menjadi tantangan para teknokrat untuk selalu berfikir dan berusaha
Salah satu solusi dalam pemenuhan energi adalah ketel uap (boiler), dimana
energi uap, baik itu uap jenuh maupun uap panas lanjut.
Ditinjau dari prinsip kerja Boiler yang merubah energi bahan bakar menjadi
energi uap melalui proses serangkaian kerja mesin-mesin yang melakukan kerja
pemompaan air kedalam ketel kemudian dipanaskan sehingga menghasilkan uap yang
dapat digunakan, salah satunya untuk pekerjaan mesin hot press yang menggunakan
1. Menentukan efisiensi kerja mesin Boiler dan kebutuhan kalor pada bagian
komponen Boiler.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis hanya membahas sebatas ruang
bahan bakar yaitu solar dan gas yang juga sekaligus menjadi judul dari Tugas
Akhir ini.
antara lain :
yang diuraikan oleh masing-masing bab. Sistematika penulisan yang dibuat adalah
sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diterangkan mengenai dasar-dasar teori yang berkaitan
sistem kerja Boiler dan teori-teori yang berkaitan dengan teori-teori yang
Dalam bab ini penulis akan mengolah data-data yang diperoleh dan
dihadapi.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
mentransfer kalor atau panas yang diproduksi dari pembakaran fluida. Boiler
digunakan untuk menghasilkan air panas, uap jenuh (uap pada temperatur jenuh), atau
Gambar 2.1.Boiler
Pada boiler pipa api , fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala (hasil
pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi panas (kalor) kepada air.
Pada boiler pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa air adalah air, energi
2. Berdasarkan pemakaiannya
Yang termasuk stasioner ialah boiler yang didudukkan diatas fundasi yang
tetap, seperti boiler untuk pembangkit tenaga, untuk industri dan lain-lain.
Yang termasuk portable ialah boiler yang dipasang pada fundasi yang
Dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) dibagian dalam boiler,
Dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian luar boiler,
1. Dapur (Furnance)
Yaitu tempat dimana bahan bakar dibakar dan terbentuk gas asap.
Dinding tungku pada dasarnya adalah lapisan tebal asbes tahan api yang diapit
pada bagian luar plat tebal sebagai casing luar boiler dan sebagai pengisolasi
dari udara luar. Pada bagian paling depan yang menghadap ke api terdapat
susunan pipa-pipa penguap yang disebut dinding air (water tube wall) yang
akan menerima panas dari gas asap secara radiasi pada level bawah.
a. Lorong api
b. Pipa api
1. Economiser
Yaitu pipa-pipa pemanas air yang terletak dibagian belakang laluan gas
asap yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan terlebih dahulu air umpan
c. Dengan kondisi air pengisian yang telah panas pada boiler dapat mengurangi
konsentrasi udara (O2) dalam boiler karena oksigen adalah gas yang paling
2. Burner
kedalam sehingga terbakar dalam tungku. Bahan bakar minyak lebih sulit
dilakukan pembakaran pada burner terlebih dahulu bahan bakar minyak harus
udara. Atomisasi minyak dapat dilakukan dengan memakai udara atau uap
bertekanan tinggi.
3. Cerobong (stack)
pembakaran (fuel gas) keluar dari boiler. Selain itu dibuat tinggi, stack pada
ketinggian tertentu agar memperoleh tarikan cerobong asap (stack draft) yang
cukup serta mencegah terbentuknya asam sulfat dari reaksi sulfur yang
terdapat pada gas sisa pembakaran dengan H2O yang terdapat pada udara luar.
permukaan air di dalam boiler. Sebagai alat keselamatan kerja, boiler sangat
tergantung pada alat ini. Jika tidak berfungsi tentu saja hal ini dapat
buah pipa kaca yang dilengkapi indikator level yang jelas dan mudah terbaca.
Jika kondisi gelas penduga tersebut rusak, hal tersebut tidak perlu
dikhawatirkan karena jika ketinggian air di dalam ketel kurang dari yang
zat kimia, kotoran lumpur dan mencegah terjadinya busa karena terikatnya
padatan kima ke dalam steam. Ada 2 jenis sirkulasi (blow down) pada boiler
Terdapat 1 buah level control air yang berfungsi untuk start dan stop
8. Pressure Switch
otomatis tekanan boiler, sehingga tekanan uap boiler yang diinginkan dapat
disesuaikan.
maksimal.
11. Pompa
Tank. 2 buah pompa lain memompakan air dari feed water tank ke boiler serta
1 buah pompa untuk memompakan bahan bakar ke boiler, tetapi yang dipakai
hanya satu unit. Pompa tersebut dijalankan secara bergantian oleh operator
yang bertugas.
Steam Drum dapat disebut juga main drum atau drum utama yang
letaknya pada bagian puncak boiler, berisi sebagian air jenuh dan sebagian uap
jenuh, air jenuh ini diperoleh dari economiser serta uapnya diperoleh dari
pipa-pipa riser.
Saturated Steam dari drum menjadi uap lewat jenuh atau Superheater Steam.
Perpindahan panas atau alih bahan (heat transfer) ialah ilmu untuk
antara dua material atau flluida yang berbeda. Karena sifat dasar panas adalah energi
Ada tiga macam perpindahan panas yang mendasar yaitu perpindahan panas
Secara konduksi (merambat) adalah cara perpindahan panas dari benda yang
memiliki temperatur tinggi menuju temperatur yang rendah, tanpa tergantung dari
gerakan benda tersebut. Pada umumnya terjadi pada benda padat. Persamaan laju
T
q kA
x
A = Luas permukaan ( m2 )
t = Perbedaan benda ( C )
x = Panjang lintasan ( m )
Secara konveksi (mengalir) adalah cara perpindahan panas, dimana panas ikut
berpindah bersama dengan fluida (udara, air) yang membawanya. Panas akan
panas yang berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu partikel- partikel
fluida ini, kemudian partikel fluida tersebut akan bergerak ke suhu yang lebih rendah
q = h.A ( Tw - T )
A = Luas permukaan ( m2 )
Tw = Temperatur plat ( C )
T = Temperatur fluida ( C )
Hembusan
Fluida
T
Benda
q = h.A ( Tw - T )
Tw
radiator dll.
panas mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah bila benda tersebut
terpisah didalam ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa diantara benda-benda
qpancaran = . A . T4
A = Luas permukaan ( m2 )
T4 =
Temperatur plat ( C )
Tangki BB Gas P2 P1
Keterangan :
A. Air dimasukkan ke dalam softener tank dari tungku air utama dengan bantuan
terkandung dalam air seperti garam, minyak dan lainnya. Jika hal tersebut
B. Dari softener tank air tersebut dialirkan ke dalam feed tank dengan kondisi air
D. Kemudian kran bahan bakar dibuka untuk menuju burner yang berada pada
E. Setelah persiapan telah siap maka boiler secara otomatis akan bekerja dan
F. Kemudian uap yang dihasilkan oleh boiler menuju tangki distribusi baru
kemudian didistribusikan kepada mesin hot press dan untuk keperluan kantin.
Bila diatas sekeping logam terdapat beberapa tetes air dan kita perhatikan
0
molekul-molekul air tersebut, temperatur air pada saat itu ialah To K atau To 0C.
lingkungan air karena adanya gaya tarik-menarik antara molekul-molekul air itu
sendiri.
api tersebut memanasi kepingan logam yang diatasnya terdapat beberapa tetes air,
maka temperatur air tersebut akan naik menjadi T01 K, dan ternyata kecepatan gerak
Dan bila api yanng dipasang dibawah kepingan logam tersebut senantiasa
melepaskan diri dari lingkungannya, dan mampu untuk melepaskan diri dari gaya
melepaskan diri dari lingkungannya tersebut akan berubah menjadi molekul uap yang
berubah menjadi molekul uap, atau disebut juga bahwa air tersebut sedang mendidih,
karena permukaan air menjadi bergolak. Temperatur air pada saat itu mencapai
temperatur mendidih yaitu Td 0K. Dan bila api masih saja ditambah besarnya,
ternyata bahwa temperatur mendidih Td 0K tidak akan berubah atau tetap saja
besarnya, selama tekanan yang ada diatasnya diperhatikan tetap saja besarnya.
uap. Untuk semntara kran K1 dibiarkan terbuka, sehingga sebagian uap air yang
terbentuk dibiarkan keluar melalui kran K1 untuk beberapa saat lamanya. Kemudian
kran K1 ditutup, sehingga tidak ada uap yang dapat keluar lagi. Tekanan di dalam
untuk sementara tetap kedudukannya, maka hal ini berarti bahwa pada temperatur Td
0
K tersebut ada sejumlah molekul-molekul air per satuan waktu yang berubah menjadi
molekul-molekul uap. Namun agar kedudukan permukaan air di dala tangki tersebut
tetap saja, maka tentulah harus ada sejumlah molekul-molekul uap yang sama
terdapat sama banyak jumlah molekul-molekul air yang berubah menjadi molekul-
Ternyata selama tekanannya tetap setiap pemberian panas hanya akan berakibat
harga antara tekanan (p) dengan temperatur mendidihnya (Td). Bila tekanan dinaikkan
temperatur mendidih akan naik dan sebaliknya bila tekanan diturunkan naka
Uap kenyang adalah uap yang dalam keadaan setimbang dengan air yang ada
di bawahnya.
Uap kenyang adalah uap mempunyai tekanan dan temperatur mendidih yang
sama dengan tekanan dan temperatur mendidih air yang ada dibawahnya.
Uap kenyang adalah uap yang apabila didinginkan akan segera mengembun
menjadi air.
Bila uap kenyang yang diperoleh dibawa keluar dari tangki melalui sebuah
pipa atau alat yang disebut pemanas lanjut uap, dan kemudian dipanaskan lebih lanjut
sedangkan tekanannya diatur tetap. Maka uap yang kita peroleh dengan cara tersebut
Uap yang tidak mempunyai pasangan-pasangan harga antara tekanan (p) dan
temperaturnya (Tu).
Uap yang temperatur Tu 0K jauh lebih tinggi di atas temperatur air mendidih
1. Metode langsung :
Secara praktis efisiensi boiler dapat dihitung dengan menggunakan grafik rugi-
Dalam hal ini penulis akan mempergunakan metode yang pertama yaitu
Proses yang terjadi pada boiler adalah pengisian untuk boiler diperoleh dari
feed tank yang dipompakan ke dalam boiler. Dan air yang masuk ke dalam boiler
dipanaskan hingga menjadi uap, maka panas yang dibutuhkan oleh boiler untuk
memanaskan air sampai menjadi uap denagan kapasitas produksi uap pada boiler 1
Ton, secara matematis proses tersebut dapat dituliskan seperti dibawah ini.
Q h in h out W
masukan keluaran
energi energi
Karena tidak ada kerja yang terjadi di dalam boiler maka W=0 sehingga
Q h out h in
Jadi banyaknya panas yang dibutuhkan untuk memanaskan air sampai menjadi
Q in S h 2 h 1
sebagai berikut :
m air 80 0 C x Q air
Q boiler m h 2 h 1
Untuk proses pembakaran pada boiler digunakan bahan bakar solar dan gas
sehingga jumlah pemakain bahan bakar, Be(kg bahan bakar/jam) dapat dihitung,
Qin
Be
NKB
S
E
Be
Sehingga panas yang dihasilkan oleh bahan bakar secara matematis dapat
QBoiler
Boiler x100%
QBahan bakar
BAB III
Bahan bakar (fuel) adalah bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan
Bahan bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut, untuk
digunakan baik secara langsung maupun tak langsung. Sebagai contoh penggunaan
kalor diubah menjadi energi listrik, misalnya pada pembangkit listrik tenaga
sebagai berikut :
1. bahan bakar
Jadi tergantung pada jenis yang bahan bakar yang dipergunakan pada boiler,
dikarenakan boiler yang penulis bahas adalah menggunakan bahan bakar solar dan
gas maka sistem pembakaran yang dipergunakan adalah sistem pembakaran bahan
Didalam tanah banyak terkandung : gas bumi (petrol gas) atau sering pula
disebut gas alam yang timbul pada saat proses pembentukan minyak bumi, gas
Seperti halnya minyak bumi, gas alam tersebut diperoleh dengan jalan
pengeboran dari dalam tanah, baik di daratan maupun di lepas pantai terhadap lokasi-
Gas alam tersusun dari parafin hidrokarbon, khususnya gas metana bercampur
dengan nitrogen, N2, dan karbon dioksida, CO2, diperoleh dari tambang dengan
pengeboran tanah melalui batuan kapur atau batuan pasir. Kandungan metananya di
atas 90%. Sulfur dalam jumlah yang sangat sedikit juga ada. Karena metan
merupakan komponen terbesar dari gas alam, biasanya sifat metan digunakan untuk
Gas alam merupakan bahan bakar dengan nilai kalor tinggi yang tidak
memerlukan fasilitas penyimpanan. Gas ini bercampur dengan udara dan tidak
menghasilkan asap atau jelaga. Gas ini tidak juga mengandung sulfur, lebih ringan
dari udara dan menyebar ke udara dengan mudahnya jika terjadi kebocoran.
Perbandingan kadar karbon dalam minyak bakar, batubara dan gas diberikan dalam
tabel dibawah.
dewasa ini banyak dieksplorasi dan dimanfaatkan penggunaan gas bumi sebagai
sebagai berikut :
a. Pada umumnya boiler yang menggunakan bahan bakar gas akan lebih murah
dibanding dengan boiler yang menggunakan bahan bakar lainnya. Hal ini
disebabkan karena pembakaran gas alam tidak menghasilkan abu dan jelaga
b. Peralatan pembakar untuk gas alam jauh lebih sederhana dibandingkan dengan
boiler yang menggunakan bahan bakar gas akan jauh lebih murah
dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar yang lain, hal ini
dikarenakan :
Harga gas rata-rata lebih murah dibanding bahan bakar lain untuk
a. Lokasi boler harus disekitar lokasi penambangan gas atau dalam jangkauan
mendapatkan air pengisian boiler yang baik kualitasnya, maka dalam hal ini
tersebut.
transmisi dengan tekanan sekitar 60-70 kg/cm2, yang di dekat instalasi boiler perlu di
Volume udara teoritis yang dibutuhkan sekitar 8,3 9.4 m3 udara per m3 gas
alam, sehingga dengan angka kelebihan udara m=1, maka gas asam yang terbentuk
Temperatur bunga api sangat tinngi, sekitar 18500 1900 0C bila di dalam
lingkungan udara, dan bila lingkungan zat asam dapat mencapai 27000 2750 0C.
Bahan bakar cair berasal dari minyak bumi. Minyak bumi didapat dari dalam
ke atas permukaan bumi untuk selanjutnya diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis
minyak bakar.
Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun
rumah tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran berbagai
hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan
aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan
fraksi, seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar,
minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat
a. Yang bersifat Parafinis (paraffinic base), ialah persenyawaan zat air arang
persenyawaan alifatis, yang terdiri dari Alkan CnH2 n+2 atau Alkin CnH2 n.
b. Yang bersifat Naphtenis (naphtenic base), ialah persenyawaan zat air arang
yang berbentuk siklis, atau Aromat CnH2 n+6 atau Cyclan CnH2 n.
Minyak bumi (crude oil) hanya digunakan sebagai minyak bakar langsung di
persenyawaan zat air arang dengan titik atau temperatur mendidih yang rendah,
macam bahan bakar cair, antara lain berbagai jenis bensin,minyak tanah, kerosin,
solar serta minyak berbagai jenis minyak bakar untuk boiler. Pemisahan- pemisahan
menjadi beberapa bahan bakar tersebut dilakukan dengan jalan distilasi bertingkat
Minyak solar biasa digunakan pada boiler, baik yang stasioner maupun yang
bergerak. Dalam hal instalasinya, pemakaian minyak solar dalam boiler akan lebih
menimbulkan masalah abu. Akan tetapi pada boiler tekanan tinggi dan suhu tinggi
Tanur dalam industri baja, tanur tinggi dalam industri semen dan industri lain
yang mempunyai kaitan dengan semen, serta berbagai dapur dalam industri
Mesin diesel, kecuali pada mesin diesel kecepatan tinggi seperti pada truk dan
lokomotif, pada mesin diesel kapal serta mesin diesel berkecepatan rendah
Turbin gas
Proses pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara bahan bakar dengan
oksigen (O2) dari udara, disertai cahaya dan menghasilkan kalor. Hasil pembakaran
yang utama adalah Karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan disertai energi panas.
Sedangkan hasil pembakaran yang lain adalah Karbonmonoksida (CO), abu (ash),
NOx, atau SOx tergantung pada jenis bahan bakarnya. Dalam pembakaran proses
Dikatakan campuran rich (kaya). Pembakaran ini menghasilkan api reduksi. Api
reduksi ditandai oleh lidah api panjang, kadang-kadang sampai terlihat berasap.
Pada proses ini terjadi perpindahan panas berkurang dan panas hilang karena bahan
bakar berlebih serta ada bahan bakar yang tak terbakar di samping terdapat hasil
Pada proses ini terjadi perpindahan panas berkurang dan panas hilang karena udara
berlebih serta hasil pembakaran seperti CO2, Uap air, O2 dan N2.
Pada proses ini terjadi perpindahan panas yang maksimum dan panas yang hilang
minimum serta terdapatnya hasil pembakaran seperti CO2, Uap air, dan N2.
dicampurkan dengan bahan bakar di dalam burner (sebelum pembakaran) dan udara
sekunder yaitu udara yang dimasukkan dalam ruang pembakaran setelah burner,
melalui ruang sekitar ujung burner atau melalui tempat lain pada dinding dapur.
Pada umumnya bahan bakar telah berubah menjadi uap (combustible vapor)
Tujuan dari pembakaran yang baik adalah melepaskan seluruh panas yang
terdapat dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan dengan pengontrolan tiga T
pembakaran yaitu :
2. Turbulence, Turbulensi atau pencampuran oksigen dan bahan bakar yang baik,
dan
Bahan bakar yang umum digunakan seperti gas alam dan propan biasanya
terdiri dari karbon dan hidrogen. Uap air merupakan produk samping pembakaran
hidrogen, yang dapat mengambil panas dari gas buang, yang mungkin dapat
Gas alam mengandung lebih banyak hidrogen dan lebih sedikit karbon per kg
daripada bahan bakar minyak, sehingga akan memproduksi lebih banyak uap air.
Sebagai akibatnya, akan lebih banyak panas yang terbawa pada pembuangan saat
Terlalu banyak, atau terlalu sedikit nya bahan bakar pada jumlah udara
yang sempurna dengan tambahan sejumlah udara (udara berlebih) diperlukan untuk
kehilangan panas dan efisiensi. Tidak seluruh bahan bakar diubah menjadi panas dan
diserap oleh peralatan pembangkit. Biasanya seluruh hidrogen dalam bahan bakar
terbakar.
Saat ini, hampir seluruh bahan bakar untuk boiler, karena dibatasi oleh standar
polusi, sudah mengandung sedikit atau tanpa sulfur. Sehingga tantangan utama dalam
efisiensi pembakaran adalah mengarah ke karbon yang tidak terbakar (dalam abu atau
gas yang tidak terbakar sempurna), yang masih menghasilkan CO selain CO2.
Gambar 3.1 Pembakaran yang sempurna, yang baik dan tidak sempurna
terdiri dari: CO2, H2O, SO2, N2 dari udara dan O2 kelebihan. Pembakaran tidak
sempurna, maka disamping gas-gas tersebut di atas, terjadi pula gas CO serta sisa
bahan bakar yang tidak terbakar. Besarnya kadar gas CO2 dalam gas asap merupakan
Berat massa bahan yang masuk ruang pembakaran = berat massa bahan yang keluar.
(a + b) = (c +d +e)
Air dalam d dan e = (air yang terkandung dalam bahan bakar) + (air dari kelembaban
terdiri dari Karbon (C)dan Hidrogen (H), mula-mula berlangsung sebagai berikut :
dari gas air (CO dan H2) bila kondisi Oksigen (O2) mencukupinya. Hal ini dapat
Dengan penyetelan yang tepat pengaliran udara pembakar, maka gas yang
keluar dari burner akan menarik sejumlah udara primer tertentu, yang cukup untuk
penguraian gas-gas menjadi CO2 dan H2 (yang biasa disebut gas air atau water gas).
Penguraian gas-gas ini berlangsung di dalam kerucut bunga api yang paling
dalam, pada temperature yang lebih rendah daripada temperatur bila pembakaran
Pembakaran dari gas air (water gas) yang terbentuk, yang dilakukan oleh
oksigen dari udara sekunder yang mengalir disekeliling bunga api akan berlangsung
pada temperatur yang tinggi di lapisan yang tipis, yang tidak bercahaya dari bunga api
Jika arus udara primer tidak mencukupi atau bila pencampurannya dengan
gas-gas tidak sempurna, maka penguraian menjadi water gas akan terganggu. Mula-
mula yang terurai terlebih dahulu adalah karbon yang berupa partikel-partikel kecil
yang melayang-layang di dalam bunga api. Bila kemudian temperatur menjadi cukup
tinggi (sekitar 800 0C) dan oksigennya mencukupi, maka penguraian menjadi water
gas akan dilanjutkan dan partikel-partikel karbon yang terbentuk tadi akan
Karena penguraian menjadi water gas yang terganggu tadi, maka bunga api
menjadi lebih panjang daripada yang disebutkan tadi, lagi pula partikel-partikel
karbon yang menyala pada waktu terbakar akan mejadikan bunga api terlihat
menyala. Bila temperatur di luar bunga api terlalu dingin atau aliran udara pembakar
kurang cukup maka partikel-partikel karbon yang terurai tadi seluruhnya tidak
terbakar sehingga masih berujud partikel-partikel karbon yang berupa jelaga (soot)
menjadi gas-gas. Bahan bakar cair umumnya terdiri dari karbon (C), hidrogen (H) dan
sulfur (S).
Oksidasi karbon agak lambat dan lebih sulit bila di bandingkan dengan unsur
hidrogen dan sulfur. Walaupun karbon mempunyai suhu pembakaran yang lebih
rendah (407 0C) dari zat air, karbon adalah zat padat dengan temperatur tinggi dan
pembakaran yang teoritisi, ini akan diasumsikan bahwa kedua unsur sulfur dan
C + O2 ----------- CO + QC.CO
Dalam reaksi ini 1 mol C (12,01 kg) bereaksi dengan 1 mol O2(32 kg) menghasilkan
Jadi 1 mol CO (44,01 kg) bereaksi dengan 1 mol O2 (32 kg) menghasilkan 1 mol
CO2(76,01 kg).
32
Jadi dibutuhkan oksigen sebesar : 2,66 kg O2
12,01
tetapi selama dia berbentuk gas. Hidrogen beroksidasi menjadi air seperti
2 mol H2 (4,032) bereaksi dengan 1 mol O2 (32) menjadi 2 mol air (H2O=36,032).
32
Jadi dibutuhkan oksigen sebamyak : 7,94 jadi 7,94 kg O2/kg H2
4,032
Sulfur mempunyai tempeatur pembakaran dari 243 0C, adalah yang terendah
dari ketiga unsur yang dapat di bakar tersebut. Selama peristiwa oksidasi, dilepaskan
S + O2 ----------- SO2 + QS
Ini berarti 1 mol S (32,06) bersenyawa dengan 1 mol O2 (32) memproduksi 1 mol
32
Jadi dibutuhkan oksigen sebesar : 0,998 kg O2/kg C.
32,06
Kalor pembakaran yang diperoleh dari reaksi bahan bakar dengan udara,
dipergunakan untuk:
radiasi ke sekeliling,
Pada nyala yang stabil, kecepatan nyala sama dengan kecepatan campuran
suhu pembakaran,
Kecepatan nyala ini tidak dapat diperhitungkan lebih dahulu, kecuali pada keadaan
Untuk memperoleh efisiensi yang tinggi dalam pengoperasian dapur, perlu alat-alat
Kontrol Suhu
Bahan bakar yang masuk ke dalam dapur banyaknya dikontrol oleh temperatur
dalam dapur, antara lain pirometer radiasi dan temperatur atap dapur. Bila
dibaca terlalu tinggi, maka jumlah bahan bakar harus dikurangi dan
seterusnya.
Kontrol Pembakaran
Kontrol Aliran
gas asap.
dihitung dengan menggunakan metode yang diberikan dibawah ini. Langkah pertama
dibawah ini:
unsur seperti karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, dll. Analisis ini berguna dalam
pada gas alam yang lebih besar daripada solar membuat gas alam lebih cepat terbakar
pada cerobong dan peralatan lain seperti pemanas udara dan economizers dan
membatasi suhu gas buang yang keluar. Kadar air yang terkandung dalam solar dapat
menurunkan kandungan panas dari bahan bakar, dan meningkatkan kehilangan panas
Dari data analisis dengan jumlah sampel minyak bakar 100 kg, maka reaksi kimianya
C 12
O2 32
H2 2
S 32
N2 28
CO2 44
SO2 64
H2 O 18
C + O2 CO2
12 32 44
32
O2 = = 2,67 kg O2
12
2H2 + O2 2H2O
4 + 32 36
32
O2 = = 8 kg O2
4
S + O2 SO2
32 + 32 64
32
O2 = = 1 kg O2
32
= 0,7 kg
= 0,25 kg
Jadi, jumlah udara kering yang diperlukan (udara mengandng 23% berat oksigen)
persen O 2 x 100
=
21 persen O 2
7 x 100
=
21 7
= 50 %
Solar
= { 1 + 50/100} x 14,13
Gas
= { 1 + 50/100} x 17,27
dihitung dengan menggunakan metode yang diberikan dibawah ini. Langkah pertama
dibawah ini:
unsur seperti karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, dll. Analisis ini berguna dalam
sebagai pembangkit utama panas selama pembakaran. Hidrogen termasuk bahan yang
penyalaan bahan bakar. Kadar sulfur yang terkandung dalam solar mempengaruhi
pada cerobong dan peralatan lain seperti pemanas udara dan economizers dan
membatasi suhu gas buang yang keluar. Kadar air yang terkandung dalam solar dapat
menurunkan kandungan panas dari bahan bakar, dan meningkatkan kehilangan panas
efisiensi boiler, penambahan biaya perawatan boiler. Kadar abu merupakan kotoran
BAB IV
Spesifikasi Boiler yang digunakan oleh PT. X adalah Boiler jenis pipa api
dengan kapasitas 1 ton / jam, uap yang dihasilkan oleh Boiler tersebut tidak
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa boiler jenis ini adalah boiler kecil dan
sederhana, boiler jenis ini mempunyai tekanan maksimum 18 kg/cm 2. Jadi boiler jenis
PT. X memproduksi sepatu , karena produksi yang dihasilkan hanya sepatu saja
sehingga temperatur yang dibutuhkan untuk proses pengepresan sol tapak bawah
sepatu menggunakan temperatur rendah pada mesin Hot Press. Hal ini dimaksudkan
untuk memadatkan bagian tapak sol yang sebelumnya masih belum begitu padat.
Karena hanya untuk mengepress sol tapak sepatu saja maka tidak dibutuhkan
temperatur yang tinggi, sebab bila temperatur tinggi dapat merusak lapisan karet
Uap yang dihasilkan oleh Boiler tidak digunakan untuk menggerakkan sesuatu
seperti turbin, tetapi uap yang dihasilkan oleh Boiler langsung digunakan atau
didistribusikan kedalam mesin Hot Press yaitu untuk pengepressan sol tapak sepatu
No Uraian Keterangan
1 Merk
1.Solar
2. Gas
Air masuk ke boiler dengan tekanan, P1=Pin = 7,65 kg/cm2 = 0,75 MPa
Tekanan uap keluar dari boiler, P2 =Pout = 7,14 kg/cm2 = 0,7 MPa
Air keluar dari boiler dengan kondisi uap jenuh pada tekanan P2 = 0,7 Mpa
Kondisi air pada tekanan P2 maka berdasarkan tabel tekanan didapatkan data
sebagai berikut :
h2 = 2067,1 kJ/ kg
h1 = hf + Vf (P1-Pa)
= 335,1 kJ/kg
Air keluar dari boiler dengan kondisi uap jenuh pada tekanan P2 = 0,7 MPa
Kondisi air pada tekanan P2 maka berdasarkan tabel tekanan didapatkan data
sebagai berikut :
h2 = 2 kJ/ kg
Q in S h 2 h 1
2427850 kJ / jam
0,67 MW
1000 x 3600
Solar
Qin
Be
NKB
2427850 kJ / jam
Be
10000 kkal / kg x 4,187 J / kal
Gas
Qin
Be
NKB
2427850 kJ / jam
Be
9350 kkal / kg x 4,187 J / kal
Bakar (E)
Solar
S
E
Be
Gas
S
E
Be
m air 80 0
C
x Q air
3
974 , 08 kg / m x 5 m 3 / jam
m
3600 dtk
=1,35 kg/detik
Q boiler m h 2 h1
= 3277,5 kW
Solar
Data-data :
m = psolar x Qsolar
1 jam
= (1000 kg/m3 x 0,92) 0,42 x
3600 dtk
= 0,107 Kg/dtk
= 41870 kJ/kg
= 4480,09 kW
Gas
Data-data :
m = psolar x Qsolar
1 jam
= (1000 kg/m3 x 0,6) 0,612 x
3600 dtk
= 0,102 Kg/dtk
= 39148,45 kJ/kg
= 3993,14 kW
Efesiensi Boiler
Solar
Q Boiler
Boiler x100 %
Q Bahan bakar
3277,5
x100%
4480,09
= 73,15 %
Gas
QBoiler
Boiler x 100%
QBahanbakar
3277,5
x 100%
3993,14
= 82,07 %
mesin boiler yaitu sebesar 73,15 % dengan pemakain bahan bakar solar sebesar 57,98
kg bahan bakar/jam sedangkan dengan pemakaian bahan bakar gas sebesar 62,01 kg
mesin boiler jika kondisinya sama dengan data yang di dapat tetapi penulis hanya
membedakan pada tekanan yang masuk dan yang keluar menjadi (P1=P2=0,8 MPa).
Kondisi ini dsesuaikan dengan bagian produksi atas seijin departemen enginering,
Data-data :
Air masuk ke boiler dengan tekanan, P1 = Pin = 81,6 kg/cm2 = 0,80 MPa
Dan tekanan uap keluar dari boiler, P2 = Pout = 81,4 kg/cm2 = 0,80 MPa
h1 = hf + Vf (P1-Pa)
= 335,2 kJ/kg
Air keluar dari boiler dengan kondisi uap jenuh pada tekanan P2 = 0,80 MPa
Kondisi air pada tekanan P2 maka berdasarkan tabel tekanan didapatkan data
sebagai berikut :
h2 = 2769,1 kJ/ kg
Q in S h 2 h 1
2433900 kJ / jam
0,676 MW
1000 x 3600
Solar
Qin
Be
NKB
2433900 kJ / jam
Be
10000 kkal / kg x 4,187 J / kal
Gas
Qin
Be
NKB
2433900 kJ / jam
Be
9350 kkal / kg x 4,187 J / kal
Bakar (E)
Solar
S
E
Be
Gas
S
E
Be
m air 80 0
C
x Q air
3 3
974 , 08 kg / m x 5 m / jam
m
3600 dtk
= 1,35 kg/detik
Q boiler m h 2 h1
= 3285,765 kW
Solar
Data-data :
m = psolar x Qsolar
1 jam
= (1000 kg/m3 x 0,92) 0,42 x
3600 dtk
= 0,107 Kg/dtk
= 41870 kJ/kg
= 4480,09 kW
Gas
Data-data :
m = psolar x Qsolar
1 jam
= (1000 kg/m3 x 0,6) 0,612 x
3600 dtk
= 0,102 kg/dtk
= 39148,45 kJ/kg
= 3993,14 kW
Efesiensi Boiler
Solar
Q Boiler
Boiler x100 %
Q Bahan bakar
3285 , 765
x 100 %
4480 , 09
= 73,34 %
Gas
Q Boiler
Boiler x 100 %
Q Bahan bakar
3285 , 765
x 100 %
3993 ,14
= 82,28 %
dan P2 = 1,2 MPa, P1 = 0,8 MPa dan P2 = 1,6 MPa, P1 = 0,8 MPa dan P2 = 2 MPa, P1
= 0,8 MPa dan P2 = 3 MPa, P1 = 0,8 MPa dan P2 = 4 Mpa ssehingga didapatkan hasil
seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 Hasil Perhitungan di halaman selanjutnya.
Grafik Be Terhadap n%
84
83
82
Efisiensi Kerja (n%)
81
80
79
Solar
78
Gas
77
76
75
74
73
72
57 58 59 60 61 62 63 64
Pemakaian Bahan Bakar (Be)
84
83
82
Efisiensi Kerja (n%)
81
80
79 Solar
78
77 Gas
76
75
74
73
72
3260 3280 3300 3320 3340
Panas Yang Dihasilkan Boiler (Qb)
Grafik 4.3 Pemakaian Bahan Bakar Terhadap Panas Yang Dihasilkan Boiler
3340
P anas Y ang Dihasilkan Boiler (Qb)
3335
3330
3325
3320
3315
3310
S olar
3305
Gas
3300
3295
3290
3285
3280
3275
3270
57 58 59 60 61 62 63 64
P e m a ka ia n Ba ha n Ba ka r (Be )
Dari hasil perhitungan yang telah di dapat bahwa kinerja boiler pada kondisi
Pin = 0,75 MPa, Pout = 0,7 MPa dan kondisi yang lain dengan temperatur air pengisian
boiler 353 K dengan menggunakan bahan bakar solar menunjukkan hasil yang kurang
maksimal, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan, dimana efisiensi boilernya
hanya berkisar dari 73,15 % sampai dengan 74,39 %. Berbeda dengan kinerja boiler
yang menggunakan bahan bakar gas dimana efisiensinya mencapai 82,07 % sampai
dengan 83,46 % hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya karena
unsur-unsur kimia bahan bakar tersebut, dimana bahan bakar solar masih
menempel pada pipa, dan proses pembakaran yang terjadi pada gas lebih cepat dan
Gas mengandung lebih banyak hidrogen dan lebih sedikit karbon per kg
daripada bahan bakar solar sehingga akan memproduksi lebih banyak uap air. Sebagai
akibatnya akan lebih banyak panas yang terbawa pada pembuangan saat membakar
gas alam. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dimana perbandingan uap yang
dihasilkan bakar solar sebesar 17,24 kg uap/bahan bakar, sedangkan bahan bakar gas
lebih rendah tetapi pemakaian bahan bakarnya juga rendah sedangkan dengan
pemakaian bahan bakar gas mempunyai nilai efisiensi lebih tinggi tetapi pemakaian
bahan bakarnya juga lebih tinggi daripada solar. Akan tetapi dengan harga solar untuk
industri yaitu diatas US$ 100 per barel atau sekitar Rp.6.607 per liter biaya yang
dikeluarkanpun lebih besar karena selisih pemakaian bahan bakar solar dan gas hanya
terpaut sedikit yaitu rata-rata 5 kg /jam sedangkan harga gas untuk industri yaitu
berkisar US$ 5,48 mmBTU atau setara dengan Rp.1600 harga solar.
dihasilkan oleh boiler semakin tinggi dan juga efisiensi kerja mesin boiler tersebut
bakar dan kerja boiler, dengan kondisi temperatur air masuk yang tinggi maka waktu
pemakaian bahan bakar akan menjadi hemat dengan catatan kulitas air pengisian
untuk boiler harus benar-benar baik dan kondisi dapur bekerja dengan baik pula.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bakar gas mempunyai nilai efisiensi yang lebih tinggi yaitu rata-rata 9,01 % daripada
bahan bakar solar, sehingga kinerja mesin boiler berbahan bakar gas lebih baik
daripada mesin boiler berbahan bakar solar. Selain itu dengan penggunaan
economiser pada mesin boiler tersebut dapat meningkatkan efisiensi kerja mesin, hal
ini dikarenakan pemanfaatan panas gas buang untuk memanaskan terlebih dahulu
suhu air masuk sehingga proses pembentukan uap panas akan lebih cepat, serta pada
proses pembakaran pun agar di set dengan baik sehingga kebutuhan udara yang
Pada penggunaan bahan bakar solar resiko terjadinya pembentukan kerak dan
jelaga sangat besar dikarenakan solar mempunyai unsur sulfur yang lebih banyak
daripada gas yaitu sebesar 3 %, sehingga harus sering dilakukan perawatan minimal 1
minggu sekali sedangkan dengan penggunaan bahan bakar gas resikonya lebih kecil
sehingga perawatannya cukup 2 minggu sekali. Hal ini dikarenakan Bila suhu gas
meningkat ke sekitar 20 0C diatas suhu boiler yang baru dibersihkan, maka waktunya
baik, dan juga harus dilakukan pengontrolan yang rutin pada saat mesin sedang
Jadi perubahan pemakaian bahan bakar dari bahan bakar solar ke bahan bakar
gas dapat disimpulkan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan efisiensi kerja
mesin boiler tersebut, disamping masalah biaya operasional yang dikeluarkan yakni
tingginya harga bahan bakar minyak saat ini untuk kalangan industri
5.2 Saran
Penulis menyarankan agar untuk lebih meningkatkan lagi efisiensi kerja mesin
boiler tersebut adalah dengan melakukan pengolahan air umpan boiler, karena
memproduksi uap panas yang berkualitas salah satunya tergantung pada pengolahan
air yang benar untuk mengendalikan kemurnian uap panas, endapan dan korosi
walaupun akan ada biaya lebih. Dan juga harus dilakukan pengontrolan dan
DAFTAR PUSTAKA
Paramita. 1993.
Erlangga. 1996.
1991.
Rajawali. 1998.