You are on page 1of 8

1.

Definisi Bahsa
Arti Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan
suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri
berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Menurut Gorys Keraf, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan
menurut Walija, bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk
menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan
sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh, bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai
sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi.

2. Fungsi Bahasa
a. Sebagai Sarana Berekspresi
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan
kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Setelah
kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun
untuk berkomunikasi. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi
menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga
untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Pada saat menggunakan
bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu
mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya,
pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk
kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa
sebagai alat untuk berkomunikasi. contohnya tulisan kita dalam sebuah buku,
merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan
siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa
memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada
saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat
itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang
kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.
b. Berkomunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di
antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. pabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa nonverbal.
c. Adaptasi dan Integrasi
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan
sekitarnya untuk bertahan hidup. Sedangkan integrasi adalah suatu keadaan di mana
kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan
kebudayaan mereka masing-masing
d. Kontrol Sosilal
Kontrol sosial mengacu pada suatu proses baik yang direncanakan
maupun yang tidak direncanakan, di mana dalam proses kontrol sosial tersebut
masyarakat dibuat agar mematuhi norma-norma yang berlaku di masyarakat .
Masyarakat berharap bahwa individu di dalam dirinya sendiri sudah muncul
kesadaran untuk mematuhi norma dan mempunyai perilaku yang konform dengan
aturan di masyarakat, artinya bahwa perilaku konformi tas itu bersifat inheren di
dalam diri individu. Meskipun demikian ada sebagian besar manusia yang harus
dilatih untuk menjalankan konformitas di mana proses sosialisasi terlibat di
dalamnya. Melalui proses sosialisasi seseorang akan mempelajari perilaku apa yang
dapat diterima berkaitan dengan berbagai situasi yang akan dia hadapi, selain itu ia
akan belajar perilaku mana yang pantas dan tidak pantas untuk ia laksanakan.
Bentuk kontrol sosial berkaitan dengan pemberian sanksi baik yang berupa
hukuman maupun imbalan pada perilaku yang disetujui maupun tidak disetujui oleh
masyarakat. Di dalam masyarakat ada berbagai bentuk kontrol sosial seperti bahasa,
gosip, ostratisme, intimidasi serta kekerasan fisik yang umumnya dilakukan oleh
individu terhadap individu lain. Apapun bentuk kontrol sosial yang dilaksanakan
semua itu bertujuan untuk mengembalikan individu yang melakukan perilaku
menyimpang maupun untuk mencegah orang untuk menyimpang dan konform
terhadap nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat .

3. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia, bahasa Inggris hanya dipelajari di sekolah namun tidak dipakai
dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum bisa dipahami jika bahasa Inggris hanya
dipelajari sebatas teori dan ilmu saja. Hal ini tentu berlawanan dengan konsep belajar
suatu bahasa: dimana belajar suatu bahasa itu mempelajari 4 keahlian berbahasa
(language skills): listening (mendengarkan), speaking(berbicara), reading (membaca) dan
writing (menulis). Jadi, jika bahasa itu keahlian yang harus dipergunakan maka
penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan nyata menjadi kunci sukses untuk
menguasai bahasa tersebut
Sebagai contohnya adalah seorang siswa yang memiliki kosakata banyak
belum tentu bisa berbicara atau paham bahasa Inggris dengan baik, seorang siswa yang
hafal semua jenis tenses atau tata bahasa belum tentu bisa menulis bahasa Inggris dengan
baik, dan seorang anak yang tahu banyak ekspresi bahasa Inggris belum tentu bisa
menggunakan dengan tepat.
Kemampuan bahasa Inggris di Indonesia berada sangat rendah di urutan ke-34,
sedangkan Malaysia tembus di urutan ke-9. Dan hal ini di karenakan kebanyakan dari
siswa kita merasa bingung dalam menentukan konteks kata yang tepat. Di dalam
berbicara menggunakan bahasa Inggris siswa biasanya kesulitan dalam memilih diksi
yang tepat
Banyak alasan yang dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia dalam belajar
bahasa Inggris, seperti sulit dipelajari atau terlalu rumit, merasa bahasa Inggris itu tidak
terlalu penting, atau bagi orang yang sudah tua sudah terlambat untuk belajar bahasa
Inggris. Padahal bahasa Inggris adalah bahasa yang sangatlah penting dan harus dikuasai
oleh masyarakat dan tidak pandang usia, terutama bagi orang-orang yang sedang mencari
pekerjaan atau pun yang sudah punya pekerjaan.
Banyak perusahaan besar maupun kecil atau lembaga-lembaga pemerintahan
yang menuntut seseorang untuk mahir berbahasa Inggris. Di iklan-iklan lamaran
pekerjaan pun banyak yang mencantumkan para pelamar menguasai bahasa Inggris.
Bahasa Inggris harus sangat dikuasai karena bahasa Inggris adalah bahasa pergaulan
dunia atau bahasa internasional. Bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dalam pertukaran IPTEK dan kerja sama dalam dunia bisnis dengan para
pengusaha dari negara lain. Kesempatan kerja bagi seseorang yang menguasai bahasa
Inggris sangatlah terbuka lebar diterima kerja di perusahaan atau lembaga-lembaga
swasta atau pemerintahan. Dapat dipastikan pula dapat mendapatkan posisi yang bagus di
perusahaan atau lembaga tersebut. Tanpa bahasa Inggris sulit bagi seseorang dalam
memperoleh pekerjaan yang bagus.
Indonesia telah mengadopsi sistem seperti negara maju lainnya yaitu politik
perdagangan bebas, dimana seluruh orang di berbagai negara dapat bekerja di Indonesia
tanpa memandang profesi, karena sampai saat ini masih para pekerja asing di Indonesia
yang hanya menduduki jabatan teratas contoh Supervisior, General Manager, Directur,
dll. Pada zaman sekarang, mampu dan mahir menguasai bahasa Inggris merupakan nilai
plus karena disetiap perusahaan persyaratan yang harus dimiliki seseorang pekerja atau
karyawan apalagi jika perusahaan tersebut berskala internasional.
Kesadaran pentinganya berbahasa Inggris baru disadari seseorang setelah
mencari info beasiswa atau mencari pekerja yang membutuhkan kemampuan berbahasa
Inggris baik lisan maupun tulisan. Oleh karena itu banyak orang yang mengasah
kemampuan berbahasa Inggris sejak kecil. Salah satu persyaratan yang harus dimiliki
seseorang untuk mendapatkan pekerjaan berskala internasional maupun mendapatkan
beasiswa luar negri harus mengada test TOEFL. Test TOEFL digunakan untuk
mengetahui seberapa mahir seseorang dalam menguasai bahasa ingris. Minimal
pesyaratan nilai TOEFL yang harus dicapai seseorang adalah 550.

4. Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia


Bahasa Inggris di Indonesia secara umum diajarkan sebagai bahasa asing.
Istilah 'bahasa asing' dalam bidang pengajaran bahasa berbeda dengan 'bahasa kedua'.
Bahasa asing adalah bahasa yang yang tidak digunakan sebagai alat komunikasi di negara
tertentu di mana bahasa tersebut diajarkan. Sementara bahasa kedua adalah bahasa yang
bukan bahasa utama namun menjadi salah satu bahasa yang digunakan secara umum di
suatu negara. Sebagai contoh, bahasa Inggris di Singapura adalah bahasa kedua. Media
massa, komunikasi, dan pembicaraan di negara tersebut kerap menggunakan bahasa
Inggris.
Kedudukan ini berdasarkan atas kenyataan bahwa bahasa asing tertentu itu
diajarkan di lembaga pendidikan pada tingkat tertentu, dan di dalam kedudukan
demikian, bahasa-bahasa asing itu tidak bersaing dengan bahasa Indonesia baik sebagai
bahasa nasional maupun bahasa negara, serta dengan bahasa-bahasa daerah baik sebagai
lambang nilai sosial budaya maupun sebagai alat perhubungan masyarakat daerah. Oleh
sebab itu bahasa asing berkedudukan sebagai bahasa ke tiga, dibawah bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan bahasa daerah di masing-masing wilayah nusantara.

5. Teori Pemerolehan Bahasa


Stren menyamakan istilah bahasa kedua dengan bahasa asing. Tetapi
bagikondisi di Indonesia kita perlu membedakan istilah bahasa kedua dengan bahasa
asing. Bagi kondisi di first language yang berwujud bahasa daerah tertentu, bahasa kedua
second language yang berwujud bahasa Indonesia atau bahasa asing (foreign language).
Bahasa kedua biasanya merupakan bahasa resmi di negara tertentu. Oleh sebab itu bahasa
kedua sangat diperlukan untuk kepentingan politik, ekonomi, dan pendidikan.
Pada umumnya bahasa pertama seorang anak Indonesia adalah bahasa
daerahnya masing-masing karena bahasa Indonesia baru dipelajari ketika anak masuk
sekolah dan ketika ia sudah menguasai bahasa ibunya. Dibandingkan dengan
pemerolehan bahasa pertama, proses pemerolehan bahasa kedua tidak linear. Bila dilihat
dari proses dan pengembangan bahasa kedua ada dua cara yang dijelaskan oleh hipotesis
pembedaan dan pemerolehan dan belajar bahasa yaitu:
a. Cara pertama dalam pengembangan bahasa kedua adalah pemerolehan bahasa
yang merupakan proses yang bersamaan dengan cara anak-anak
mengembangkan kemampuan dalam bahasa pertama mereka. Hasil atau akibat
pemerolehan bahasa, kompetensi yang diperoleh bawah sadar. Cara-cara lain
memberikan pemerolehan termasuk belajar implisit, belajar informal dan
belajar alamiah.
b. Cara kedua dalam pengembangan bahasa kedua adalah dengan belajar bahasa,
yang mengacu pada pengetahuan yang sadar terhadap bahasa kedua,mengetahui
kaidah-kaidah, menyadari kaidah-kaidah dan mampu berbicara mengenai
kaidah-kaidah itu yang oleh umum dikenal dengan tata bahasa.

6. Kajian Filsafat
a. Ontologi
Dari latar belakang permasalahan, dapat dikatakan bahwasannya kemampuan
bahasa Inggris masyarakat Indonesia ini sangatlah minim. Hal ini sangat jauh berbeda
apabila dibandingkan dengan negara-negara lain yang memposisikan Bahasa Inggris
sebagai bahasa kedua, mengingat posisi Bahasa Inggris di Indonesia hanya sebagai
bahasa asing. Apakah ada kaitannya antara kedudukan Bahasa di Indonesia dengan
kemampuan berbahasa masyarakatnya? Apabila benar, maka apakah Bahasa Inggris
akan terus menjadi bahasa asing atau berubah menjadi bahasa kedua di Indonesia? Tentu
saja hal ini perlu dikaji dan dibuktikan untuk mendapatkan solusi.
b. Epistemologi
Tahap pengkajian dari bahasan diatas di dasari dengan asumsi-asumsi
bahwasannya kemampuan berbahasa seseorang tidak hanya diperoleh dari pendidikan
formal saja, melainkan juga dari aktifitas dan kegiatan interaksi sosial. Interaksi sosial
inilah yang nantinya menuntun suatu masyarakat kepada pemahaman konteks
penggunaan bahasa secara nyata dan tepat sasaran.
Seperti yang kita ketahui bahwasannya bahasa kedua adalah bahasa yang
digunakan secara umum di suatu negara akan tetapi bukan bahasa resmi di negara
tersebut. Apabila Bahasa Inggris digunakan dalam interaksi sosial di suatu negara, lama
kelamaan bahasa tersebut tidak hanya menjadi bahasa kedua, akan tetapi juga menjadikan
masyarakatnya pandai dalam berbahasa.
c. Aksiologi
Banyak sekali sisi positifnya apabila menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua. Hal yang paling jelas terlihat adalah segi ekonominya. Sebagai contoh, para
investor asing tidak akan ragu untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena kendala
bahasa sudah dapat diatasi, begitu juga sebaliknya, investor lokal tidak harus takut
bersaing dengan investor asing di luar Indonesia. Kemudian kualitas pegawai yang
membutuhkan skill bahasa Inggris tidak perlu diragukan lagi karena Bahasa Inggris sudah
menjadi bahasa pergaulan sehari-hari.
Manfaat dalam bidang pendidikan, contohnya adalah apabila peserta didik
dihadapkan pada referensi atau rujukan yang menggunakan Bahasa Inggris, mereka tidak
perlu cemas dan khawatir. Terlebih lagi banyak peluang beasiswa yang ditawarkan oleh
pihak asing yang membutuhkan skill Bahasa Inggris dengan level moderat ke atas.
Dalam hal teknologi internet, kenyataannya ada sekitar 80% informasi elektronik
hanya tersedia dalam bahasa Inggris. Sedangkan 20% bagian yang lainnya itu tidak
semuanya didominasi oleh bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa asing non-Inggris lain,
seperti bahasa Cina, bahasa Jepang, bahasa Perancis dan sebagainya. Jadi bayangkan
hanya berapa persen dari seluruh informasi di internet yang tersaji dalam bahasa
Indonesia.

7. Kesimpulan

Mengingat pentingnya Bahasa Inggris sebagai sarana komunikasi yang


mendunia, haruslah menjadi cambuk bagi masyarakat Indonesia untuk pandai berbahasa
Inggris. Timbulnya perasaan ingin menguasai Bahasa Inggris pada masyarakat Indonesia
harus ditunjang juga dengan situasi sosial masyarakatnya, agar tercapai tujuan yang
diinginkan.
Menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di Indonesia, bukan lantas
melupakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sekaligus bahasa pemersatu
bangsa. Akan tetapi jadikanlah kepandaian Bahasa Inggris ini sebagai suatu sarana untuk
mendunia dengan tetap menjadi orang Indonesia. Menjadikan Bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua, juga tidak berarti mengesampingkan bahasa daerah atau bahasa ibu. Hal ini
harusnya menjadikan kita semakin kaya dalam berbahasa.
Dengan melihat manfaat yang bisa dicapai ketika menjadikan Bahasa Inggris
sebagai bahasa kedua pada masyarakat Indonesia, hal itu tentunya patut untuk
dipertimbangkan. Terlebih lagi pada era modern seperti sekarang ini dimana teknologi
semakin canggih, yang berarti pula terbukanya pintu wawasan global yang luas bagi
masyarakat Indonesia.

You might also like