You are on page 1of 7

PENERAPAN SYSTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (E-BILLING) DALAM

PELAKSANAAN PROSES PEMBAYARAN PUNGUTAN NEGARA TERKAIT


KEPABEANAN DAN CUKAI

(Studi pada Kantor Pelayanan Pratama Bea dan Cukai Banyuwangi)

(Proposal Skripsi)

Oleh :

Heny Dwi Novitasari (041411535039)

Elisabet Belinda (041411535004)

Yanita Sukmasari P (041411535013)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PSDKU Universitas Airlangga

Banyuwangi

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu komponen penting terhadap jumlah penerimaan Negara.
Karena pajak memiliki peranan penting dalam perekonomian indonesia yaitu digunakan
untuk APBD maupun APBN. Cukai (excise) merupakan salah satu jenis pajak tertua di dunia
(Thuronyi, 1996). Hal ini juga diperkuat oleh Cnossen yang mengatakan bahwa cukai
pertama kali diperkenalkan pada masa dinasti Han yakni cukai pada teh, alkohol, dan ikan
(Cnossen, 1977). Cukai adalah taxes imposed on the consumption of selected goods, such as
alcoholic beverages, tobacco products, and petroleum products (Parthasarathi, 1995), pajak
pada transaksi khusus atas produk dalam perdagangan (Wagner, 1983), atau salah satu jenis
pajak tidak langsung yang memiliki karakteristik berbeda, khusus, yang tidak dimiliki oleh
jenis pajak lainnya, bahkan tidak serupa dengan jenis pajak yang sama-sama tergolong
kategori pajak tidak langsung (Subiyantoro, 2004). Kepabeanan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengawasan lalu lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean
dan Pemungutan Bea Masuk.

Dengan semakin meningkatnya jumlah penggunaan teknologi internet di Indonesia,


Pada tanggal 10 februari 2014 kementrian keuangan menerbitkan kebijakan baru yang
dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 32/PMK.05/2014 tentang
Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik. Kebijakan tersebut mengatur terkait dengan
mekanisme penyetoran Penerimaan Negara antara lain penunjukan Bank/Pos Persepsi
sebagai penerapan Sistem Pembayaran Penerimaan Negara secara Elektronik, Penyetoran
Penerimaan Negara dan Penatausahaan Secara Elektronik. Dengan keluarnya peraturan
tersebut, Direktorat setingkat Eselon I di Kementerian Keuangan menggunakan sistem
pembayaran penerimaan Negara secara elektronik. Salah satunya adalah Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai yang menerapkan sistem pembayaran penerimaan Negara secara elektronik
mulai 01 Januari 2016

Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik adalah sistem penerimaan negara yang
meliputi seluruh penerimaan negara dalam mata uang rupiah dan mata uang asing yang
disetorkan dan diterima melalui Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan Kode Billing. Yang
dimaksud dengan Kode Billing adalah kode identifikasi yang diterbitkan oleh sistem billing
atas suatu jenis pembayaran atau setoran yang akan dilakukan Wajib Pajak/Wajib
Bayar/Wajib Setor.

1.2. Perumusan dan Batasan Masalah

Adanya sistem elektronik perlu didukungan semua pihak agar pelayanan wajib pajak
dan kepatuhan wajib pajak terus mengalami peningkatan agar tercapainya administrasi
kepabeanan dan cukai yang baik dan modern. Untuk itu penulis merumuskan masalah
bagaimanakah pelaksanaan Sistem Pembayaran Elektronik Dalam Proses Pembayaran
Kepabeanan dan Cukai di Kantor Pelayanan Pratama Bea dan Cukai Banyuwangi, , dan
faktor pendukung serta penghambat dalam pelaksanaan Sistem Pembayaran elektronik di
Kantor Pelayanan Pratama Bea Dan Cukai Banyuwangi.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah untuk men-diskripsikan dan menganalisis pelaksanaan
Sistem Pembayaran Elektronik Dalam Proses Pembayaran Kepabeanan dan Cukai di Kantor
Pelayanan Pratama Bea dan Cukai Banyuwangi terhadap peningkatan kepatuhan wajib pajak,
, dan faktor pendukung serta penghambat dalam pelaksanaan Sistem pembayaran elektronik
di Kantor Pelayanan Pratama Bea dan Cukai Banyuwangi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Model Dasar Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi


Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana. Model semacam ini
disebut dengan model yang parsimoni (Jogiyanto, 2007). Berdasarkan teori-teori dan hasil-
hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji, DeLone dan McLean kemudian
mengembangkan suatu model parsimoni dengan nama Model Kesuksesan Sistem Informasi
DeLone dan McLean (D&M IS Success Model) (DeLone dan McLean, 1992)

2.1.2. Teori Pengukur-Pengukur Kesuksesan Sistem Informasi


Pada Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone & McLean (D&M IS Success
Model) ini, Kualitas Sistem (system quality) mengukur kesuksesan Teknis, Kualitas
Informasi (information quality) mengukur kesuksesan Semantik, dan Penggunaan (use),
Kepuasan Pemakai (user satisfaction), Dampak Individual (individual impact) dan
Dampak Organisasional (organizational impact) mengukur kesuksesan Efektivitas sesuai
dengan yang diusulkan oleh Shannon dan Weaver (1949).
Banyak sekali pengukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem
informasi. Tidak ada satu pengukuran yang lebih baik dari yang lainnya. Pemilihan
pengukuran harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti misalnya sasaran dari
penelitian, konteks organisasi yang menggunakan, aspek dari sistem informasinya, dan
variabel-variabel independen yang digunakan untuk menilai kesuksesannya, metode
risetnya, dan tingkat analisisnya apakah pada tingkat individual, organisasi, atau
masyarakat (Jogiyanto, 2007).

2.1.3. Teori Structural Equation Modeling (SEM)

SEM memberikan kemampuan untuk melakukan analisis jalur (path) dengan


variabel laten. SEM memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi bagi peneliti untuk
menghubungkan antara teori dan data. Terdapat dua macam SEM, yakni SEM berdasarkan
pada kovarians (covariance based SEM / CBSEM) yang umumnya diselesaikan dengan
software seperti AMOS, LISREL, dan EQS, dan SEM berbasis komponen atau varian
(component based SEM) yang populer dengan Partial Least Square (PLS) umumnya
diselesaikan dengan software seperti SmartPLS, PLS Graph, PLS GUI dan VisualPLS.
2.2. Penelitian terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yakni
penelitian yang diakukan oleh Vicky Akbar dengan judul Analisis Penggunaan Sistem
Elektronik Pajak Terhadap Peningkatan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratam
Surabaya Gubeng, yang menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak terjadi peningkatan, tahun
2006 sampai 2007 terjadi penambahan jumlah wajib pajak sebesar 3.486 yang disebabkan
oleh pemakaian sistem elektronik pajak.

Selain penelitian yang dilakukan oleh Vicky Akbar, terdapat penelitian serupa yang
dilakukan oleh Dara Ayu Mentari dengan judul Analisis Pengaruh Penerapan Metode E-
Billing dan Manual Wajib Pajak Badan Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Pada Kantor
Pelayanan Pajak Penanaman Moda Asing Enam, Jakarta. Dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa penerapan metode pembayaran e-billing berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak ditolak yang diukut menggunakan jumah nominal penerimaan pajak;
penerapan metode pembayaran e-billing berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak
diterima yang diukur dari jumlah transaksi penerimaan pajak.

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yang
menjadi fokus penelitian adalah:
1. Pelaksanaan system pembayaran elektronik Dalam Proses Pembayaran Kepabeanan
dan Cukai di Kantor Pelayanan Pratama Bea dan Cukai Banyuwangi
a. Prosedur Penggunaan Sistem elektronik pelayanan perpajakan bagi wajib pajak
b. Upaya KPPBC Banyuwangi dalam Melaksanakan Sistem Pembayaran Elektronik
2. faktor pendukung serta penghambat dalam pelaksanaan Sistem Pembayaran
elektronik di Kantor Pelayanan Pratama Bea Dan Cukai Banyuwangi.

3.2. Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada karyawan bagian pelayanan cukai dan pelayanan
kepabeanan di Kantor Pelayanan Pratama Bea dan Cukai Banyuwangi.

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam (teknik pengumpulan
data yang didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan tertentu) dengan
informan untuk menggali informasi-informasi penting dan tajam seputar tema penlitian yang
dipandu dengan sebuah guide interview sebagai bahan dasar wawancara, akan tetapi dalam
aktualisasinya dapat berkembang sejalan dengan wawancara yang berlangsung. Karena salah
satu keuntungan dalam wawancara medalam adalah kita lebih mudah merekam hasil
wawancara sehingga memudahkan kita menganalisisny, sekaligus dalam wawancara
mendalam kita dalpat melakukan observasi langsung sebagai pembantu dan pelengkap
pengumpulan data.

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R. Santoso. (1995) Pengantar Hukum Pajak. Bandung, Eresco.


Estry, Citra Dewi. 2013. Persepsi Wajib Pajak Terhadap Penerapan Billing System
(Studi Kasus pada PT.Metalindo Guna Teknik Industri). Skripsi. Program Studi Akuntansi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
SISTEM APLIKASI BILLING ONLINE BEA CUKAI,
http://www.beacukai.go.id/berita/sistem-aplikasi-billing-online-bea-cukai.html (diakses 12
september 2017)
SISTEM PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA SECARA ELEKTRONIK (E-
BILLING) DI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI,
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/148-artikel-bea-dan-cukai/20587-sistem-
pembayaran-penerimaan-negara-secara-elektronik-e-billing-di-direktorat-jenderal-bea-dan-
cukai (diakses 12 september 2017)
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK
32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik
Ghozali, Imam., 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial
Least Square Edisi Dua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Jogiyanto, H.M., 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Andi Offset,
Yogyakarta.

You might also like