You are on page 1of 10

Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..

(Marice S, Aprildah Nur S)

FAKTOR RISIKO TUMOR PAYUDARA PADA PEREMPUAN UMUR 25-65 TAHUN DI


LIMA KELURAHAN KECAMATAN BOGOR TENGAH

The risk factors of breast tumor among women aged 25-65 years old in five villages of Bogor
Tengah district

Marice Sihombing, Aprildah Nur Sapardin

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik,


Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Kesehatan RI
marice@litbang.depkes.go.id

Abstract

Background: Breast cancer is the most common type of cancer among women. Up to now, the major factor that
causes breast tumor/cancer has still unknown. The objective of the study was to identify risk factors of breast
tumor among women aged 25-65 years old in five villages of Bogor Tengah district.
Methode: The study design was case-control. Data were taken from baseline data cohort study of risk factors of
non-communicable disease in Bogor Tengah district. A case was defined as positive breast tumor with USG
method, control was defined as respondent with no breast tumor. Ratio between number of cases and controls
was 1:3 without matching. The analysis was performed in 61 cases and 183 controls.
Result: The results showed that proportion of breast tumor in five villages of Bogor Tengah district was 3,4%.
There were only 3 variables statistically significant associated with breast tumor, namely aged 40 years old
(ORadj 8,82; 95%CI 2,73-25,51), the used contraceptive pills (ORadj 3,63; 95%CI 1,63-8,10), and menopause
(ORadj 3,58; 95%CI 1,38-9,28). There is no significant relationship between education, stress, high cholesterol,
low consumption of vegetables, having a first full term pregnancy after age 30 years old, and ever benign tumor
surgery more than once with the incidence of breast tumor/ cancers.
Conclusion: The dominant risk factors of breast tumor among women were aged 40 years old and over, the
used contraceptive pills and menopause.

Key words: case control, breast tumor, women

Abstrak
Latar belakang: Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak yang ditemukan pada perempuan. Hingga
kini belum diketahui secara pasti faktor penyebab utama penyakit tumor/kanker payudara. Tulisan ini bertujuan
untuk mengetahui faktor risiko tumor payudara pada perempuan, umur 25-65 tahun di lima kelurahan
Kecamatan Bogor Tengah.
Metode: Desain analisis adalah kasus-kontrol. Data berasal dari data baseline Studi kohor faktor risiko penyakit
tidak menular di Bogor Tengah. Kasus adalah responden yang terdeteksi tumor pada payudara dengan metode
USG, kontrol adalah responden yang tidak ada tumor payudara. Perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:3
tanpa melakukan pencocokan (unmatching). Dalam penelitian ini terdapat 61 kasus tumor payudara dan 183
kontrol.
Hasil: Proporsi tumor payudara pada perempuan di lima kelurahan kecamatan Bogor Tengah sebesar 3,4%.
Terdapat 3 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan tumor payudara, yaitu umur 40 tahun
(ORadj 8,82; 95%CI 2,73-25,51), menggunakan pil kontrasepsi (ORadj 3,63; 95%CI 1,63-8,10), dan menopause
(ORadj 3,58; 95%CI 1,38-9,28). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pendidikan, stress, kolesterol
tinggi, kurang konsumsi sayur, umur pertama melahirkan >30 tahun, dan pernah operasi tumor jinak > 1 kali
dengan tumor payudara.
Kesimpulan: Faktor risiko tumor payudara pada perempuan yang dominan adalah umur 40 tahun,
menggunakan pil kontrasepsi dan menopause.

Kata kunci: kasus kontrol, tumor payudara, perempuan


Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..(Marice S, Aprildah Nur S)

PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan masalah


kesehatan masyarakat yang penting karena
Tumor payudara merupakan benjolan di mortalitas dan morbiditasnya cenderung
payudara. Timbulnya benjolan pada payudara meningkat setiap tahun di seluruh dunia.
dapat merupakan indikasi adanya jenis Diperkirakan 519.000 perempuan meninggal
tumor/kanker payudara. Namun, untuk pada tahun 2004 akibat kanker payudara.
memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan Insiden kanker payudara lebih tinggi di negara
patologis. Kanker payudara adalah keganasan maju akan tetapi angka mortalitasnya sekitar
yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar 69% terjadi di negara berkembang.9 Angka ini
dan jaringan penunjang payudara yang ditandai lebih tinggi dibandingkan dengan data
dengan adanya benjolan di payudara, dan pada Riskesdas tahun 2007 yaitu 0,17%.10 Menurut
stadium lanjut terasa sakit. Meskipun ilmu data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS),
pengetahuan semakin canggih akan tetapi jenis kanker tertinggi di rumah sakit seluruh
hingga saat ini belum diketahui secara pasti Indonesia pada pasien perempuan yang
faktor penyebab utama penyakit tumor/kanker dirawat inap tahun 2007 adalah kanker
payudara, diperkirakan multifaktorial.1,2 Dari payudara yaitu 16,85%, disusul kanker leher
beberapa studi diketahui faktor faktor yang rahim 11,7%. Sedang data SIRS tahun 2008
berhubungan dengan tumor/kanker payudara terjadi peningkatan yang signifikan untuk
antara lain umur tua (aging), perempuan 100 kanker payudara yaitu 18,4% sementara
kali lebih berisiko dibandingkan dengan laki- kanker leher rahim relatif menurun menjadi
laki, adanya faktor genetik seperti riwayat 10,3%.11 Menurut Badan Kesehatan Dunia
keluarga menderita tumor/kanker payudara (WHO), kanker merupakan salah satu
terutama ibu dan saudara perempuan, riwayat penyebab kematian diseluruh dunia dan
menstruasi dini, usia makin tua saat diperkirakan 84 juta orang meninggal akibat
menopause, hamil pertama di usia tua, kanker dalam rentang waktu 2005 sampai
menggunakan kontrasepsi hormonal, obesitas 2015.12 Berdasarkan latar belakang di atas,
dan asupan rendah serat, tinggi lemak penting untuk mengetahui faktor risiko yang
khususnya lemak jenuh.3,4 berhubungan dengan tumor payudara di lima
Insiden kanker payudara sangat bervariasi di kelurahan, Kecamatan Bogor Tengah.
seluruh dunia. Insiden lebih tinggi di Negara
maju seperti Eropa dan Amerika Utara METODE
dibandingkan dengan negara berkembang
diantaranya Afrika dan Asia. Namun, Penelitian ini menggunakan data baseline
diperkirakan terjadi peningkatan insiden yang Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak
signifikan dari negara negara yang sebelumnya Menular (PTM) tahun 2011, di lima kelurahan
dilaporkan memiliki insiden rendah.5 Kecamatan Bogor Tengah yaitu Kebon
Berdasarkan data Globocan, International Kalapa, Babakan, Babakan Pasar, Panaragan
Agency for Research of Cancer (IARC) tahun dan Ciwaringin. Sampel adalah penduduk
2002, kanker payudara menempati urutan tetap yang mempunyai kartu keluarga dan
pertama pada perempuan dimana incidence kartu tanda penduduk yang berdomisili di lima
rate 38 per 100.000 perempuan sedang di kelurahan tersebut di atas, perempuan, usia 25
Indonesia insiden kanker payudara 26 per - 65 tahun bagian dari anggota rumah tangga.
100.000 perempuan.6 Pada tahun 2008 Desain penelitian adalah kasus kontrol. Kasus
diperkirakan 1,38 juta perempuan di diagnosis adalah semua responden yang ditemukan
menderita kanker payudara, sekitar benjolan pada payudara melalui pemeriksaan
sepersepuluh (10,9%) merupakan penderita USG. Kontrol adalah semua responden yang
baru dan hampir seperempat (23%) dari pada pemeriksaan dengan USG tidak
seluruh kanker pada perempuan.7 Berdasarkan ditemukan benjolan pada payudaranya. Dalam
data National breast and ovarian cancer analisis ini tidak dilakukan matching
diketahui bahwa perempuan, umur kurang dari (unmatching) oleh karena responden berasal
40 tahun berisiko untuk terkena kanker dari satu kecamatan sehingga antara kasus dan
payudara yaitu 1 per 200 penduduk dan risiko kontrol diperkirakan memiliki kesamaan
ini akan meningkat tajam seiring dengan karakteristik seperti adat istiadat, faktor
bertambahnya usia ( 40 tahun) yaitu 1 per 10 ekonomi dan sosial budaya. Kontrol dipilih
penduduk.8 secara acak dengan terlebih dahulu seluruh
Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..(Marice S, Aprildah Nur S)

responden yang terdeteksi ada benjolan pendidikan rendah (tidak sekolah, tamat SD
dikeluarkan, kemudian didapatkan dan setara SMP), pendidikan tinggi (setara
perbandingan jumlah kasus dan kontrol adalah SMA, D3, PT). Aktifitas fisik dihitung secara
1:3.13 komposit dari jenis dan lama aktifitas (hari per
Penelitian ini memiliki beberapa minggu dan menit per hari) termasuk olahraga
keterbatasan/kelemahan, diantaranya pada yang dilakukan. Aktifitas berat maupun
pertanyaan pernah/sedang menggunakan pil olahraga berat memiliki bobot 8 kali. Aktifitas
kontrasepsi tidak terpisah. Kemudian usia sedang atau olahraga sedang memiliki bobot 4
pertama kali menggunakan pil kontrasepsi kali, aktifitas ringan mempunyai bobot 2 kali.
tidak ditanyakan serta apakah pemakaian pil Responden dikategorikan kurang aktifitas
kontrasepsi secara terus menerus atau diselingi apabila memiliki total aktifitas < 600 MET
dengan kontrasepsi yang lainnya perlu (metabolic equivalent) dalam satu minggu.15
dipertajam/diperjelas. Keterbatasan lain adalah Perilaku makan sayur dan buah merupakan
pada pertanyaan umur berapa saat menopause variabel komposit dari pertanyaan berapa kali
sering sekali tidak terisi/terlewatkan. responden mengonsumsi sayuran dan buah.
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Konsumsi makan sayur dan buah
Komisi Etik Badan Litbangkes, Kemenkes dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu
Jakarta. cukup apabila responden mengonsumsi
sayuran dan buah 7 kali atau lebih per minggu
Cara pengumpulan data
dan kurang bila mengonsumsi 3-6 kali per
Data dikumpulkan berdasarkan WHO STEPS minggu dan 1-2 kali per minggu.
yaitu mengumpulkan data demografi melalui Riwayat penyakit kanker pada keluarga,
wawancara langsung dengan responden riwayat operasi payudara dan operasi kista
menggunakan kuesioner oleh tenaga yang ovari (indung telur) berdasarkan pengakuan
terlatih. Kemudian dilakukan pemeriksaan responden ya atau tidak. Data yang akan
fisik seperti pengukuran antropometri dianalisis adalah data lengkap yaitu responden
(penimbangan berat badan, pengukuran tinggi yang telah diwawancarai dan melakukan
badan) dan pemeriksaan laboratorium darah pemeriksaan payudara dengan metode USG.
yaitu kadar kolesterol total. Pemeriksaan Data dianalisis menggunakan program
payudara dilakukan dengan metode komputer. Analisis univariat untuk mengetahui
Ultrasonography (USG) yang dilakukan oleh distribusi frekuensi dan besaran proporsi dari
tenaga profesional. Kriteria inklusi adalah masing-masing variabel. Analisis bivariat
perempuan berusia 25 -65 tahun dan kriteria dilakukan untuk mengetahui hubungan
eksklusi adalah perempuan yang sedang hamil. variabel dependen dengan variabel
Penimbangan berat badan (BB) dilakukan independen. Bila hasil analisis bivariat
dengan menggunakan timbangan digital AND. menghasilkan p<0,25, maka variabel tersebut
Responden telah dianjurkan mengenakan masuk ke tahap analisis multivariat. Analisis
pakaian yang tipis/seringan mungkin, multivariat dengan menggunakan regresi
ditimbang dalam posisi berdiri tanpa logistik untuk mengetahui hubungan variabel
menggunakan alas kaki. Tinggi badan (TB) dependen dengan variabel independen dengan
diukur dengan menggunakan alat ukur TB. mengontrol variabel confounding atau
Selanjutnya dihitung Indeks Massa Tubuh pengganggu.
(IMT) responden yang dihitung berdasarkan
hasil pembagian berat badan (BB) dalam HASIL
kilogram dengan tinggi badan dalam meter Responden perempuan pada Studi Kohor
kuadrat (kg/m2). IMT dibagi ke dalam 4 Faktor Risiko PTM umur 25-65 tahun sebesar
kategori yaitu kurus< 18,5; normal 18,5-24,9; 3155 orang. Namun data yang lengkap,
BB lebih 25-26,9 dan obes 27.14 Namun, responden mengikuti wawancara dan
dalam analisis ini IMT dikelompokkan ke melakukan pemeriksaan payudara dengan
dalam dua kategori yaitu tidak obes < 25 dan metode USG sebanyak 1803 orang. Dari hasil
obes 25. pemeriksaan USG diketahui, responden
Umur dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu < 40 dengan tumor payudara sebanyak 61 orang
tahun, dan 40 tahun. Pendidikan responden (3,4%) sedang yang tidak ada tumor sebesar
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu 1742 (96,9%). Berdasarkan perbandingan
Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..(Marice S, Aprildah Nur S)

kasus dan kontrol 1:3 maka diperoleh kontrol sebanyak 183 orang.

Tabel 1. Distribusi kasus dan kontrol tumor payudara berdasarkan karakteristik


dan perilaku responden

Berdasarkan kelompok umur diketahui bahwa aktifitas kurang. Perilaku konsumsi sayur baik
lebih dari separuh responden baik pada pada kelompok kasus maupun kontrol
kelompok kasus (68,9%) maupun kelompok diketahui bahwa lebih dari separuh responden
kontrol (96,7%) berada pada usia 40 tahun berada pada kategori cukup. Sedang untuk
atau lebih. Tingkat pendidikan responden pada perilaku konsumsi buah untuk kategori cukup,
kasus dan kontrol adalah rendah. Aktifitas persentasenya rendah baik pada kasus (27,9%)
fisik responden ditemukan lebih dari separuh maupun kontrol (33,3%). Hasil secara lengkap
kasus (59%) dan kontrol (55,7%) memiliki disajikan pada tabel 1.

Tabel 2. Distribusi kasus dan kontrol tumor payudara berdasarkan riwayat faktor risiko

Lebi
Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..(Marice S, Aprildah Nur S)

h dari separuh responden mengalami lebih dari separuh sudah mengalami


menstruasi pertama pada usia 12 tahun baik menopause (53%). Pemakaian alat kontrasepsi
pada kelompok kasus (62,3%) maupun pada pil pada kasus sebesar 40,9% sedang kontrol
kelompok kontrol (67,8%). Umur pertama 65,7%. Dari riwayat pernah operasi kista
melahirkan 30 tahun pada kasus dan kontrol indung telur dan riwayat pernah operasi tumor
berada di atas 80%, dan lebih dari separuh jinak di payudara lebih dari 1 kali, memiliki
responden pada kelompok kasus belum persentase yang kecil. Secara lengkap
mengalami menopause (82%) sedang pada ditampilkan_pada_tabel_2.
kelompok kontrol adalah sebaliknya yaitu

Tabel 3. Analisis bivariat tumor payudara menurut karakteristik responden

Dari tabel 3 diketahui umur 40 tahun memiliki risiko 2 kali lebih besar untuk
berisiko 13,34 kali untuk terkena tumor mendapat tumor payudara. Berdasarkan uji
payudara dibandingkan dengan kelompok statistik ditemukan ada hubungan yang
umur < 40 tahun. Uji statistik dengan chi- bermakna antara tingkat stres dengan tumor
square ditemukan ada hubungan yang payudara (p= 0,044). Dari hasil pemeriksaan
bermakna antara kelompok umur dengan kadar kolesterol serum didapatkan bahwa
tumor payudara (p<0,000). Tingkat pendidikan
kolesterol 200 mg/dL berisiko hampir 2 kali
rendah berisiko 1,66 kali lebih besar
mendapat tumor payudara. Uji statistik
dibandingkan dengan pendidikan tinggi,
namun uji statistik memperlihatkan tidak memperlihatkan terdapat hubungan yang
terdapat hubungan yang bermakna (p=0,097). bermakna antara kadar kolesterol dengan
Responden obes memiliki risiko sebesar 1,32 tumor payudara (p=0,025). Begitu juga kurang
kali terkena tumor payudara, namun hasil uji konsumsi sayur berisiko hampir 3 kali terkena
statistik tidak mempunyai hubungan bermakna tumor payudara (ORcrude 2,88; 95%CI 1,40-
(p= 0,375). 5,90). Dari Tabel 3 terlihat bahwa variabel
Aktifitas fisik memiliki risiko 0,87 kali, dan obesitas, aktifitas fisik dan kurang konsumsi
uji statistik memperlihatkan tidak terdapat buah memiliki nilai p>0,25 sehingga tidak
hubungan bermakna (p= 0,655). Tingkat stres masuk ke dalam analisis multivariat.
Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..(Marice S, Aprildah Nur S)

Dari tabel 4 diperoleh bahwa tidak terlihat payudara hampir 3 kali (ORcrude 2,76; 95%CI
perbedaan risiko tumor payudara pada 1,38-5,55) dibandingkan dengan mereka yang
responden yang mendapat menstruasi pada tidak menggunakan. Terlihat ada perbedaan
umur di bawah 12 tahun (p= 0,434). risiko antara responden yang menopause
Responden yang menggunakan alat berisiko 5,12 kali dibandingkan dengan
kontrasepsi pil berisiko terkena tumor mereka yang belum menopause (p=0,000).

Tabel 4. Analisis bivariat tumor payudara menurut riwayat faktor risiko

Tidak terlihat ada perbedaan risiko tumor multivariat. Tidak terlihat adanya perbedaan
payudara yang melahirkan pertama kali pada risiko tumor payudara pada variabel pernah
umur di atas 30 tahun dibandingkan dengan operasi kista indung telur. Dari Tabel 4
responden umur 30 tahun. Demikian pula diketahui umur pertama menstruasi dan pernah
dengan mereka yang pernah operasi tumor operasi indung telur tidak masuk sebagai
jinak di payudara > 1 kali. Akan tetapi kedua kandidat untuk analisis multivariat karena
variabel ini mempunyai nilai p<0,25 sehingga memiliki nilai p > 0,25.
masuk sebagai kandidat untuk analisis

Tabel 5. Hasil akhir analisis multivariat antara karakteristik responden dan tumor payudara

Variabel ORadjusted 95% CI Nilai p


Umur 40 tahun 8,82 2,73-25,51 0,000
Menggunakan kontrasepsi pil 3,63 1,63-8,10 0,002
Menopause 3,58 1,38-9,28 0,009

Seperti terlihat pada tabel 5, faktor risiko yang PEMBAHASAN


berperan terhadap tumor payudara adalah
umur, menggunakan pil kontrasepsi, dan Dari hasil analisis ini diketahui bahwa umur,
menopause. Umur 40 tahun atau lebih menggunakan pil kontrasepsi dan menopause
memiliki risiko tumor payudara 8,82 kali. merupakan faktor risiko tumor payudara.
Menggunakan pil kontrasepsi mempunyai Hingga kini penyebab utama tumor/kanker
risiko 3,63 kali menyebabkan tumor payudara. payudara belum diketahui secara pasti, diduga
Menopause berisiko 3,58 kali untuk terjadinya banyak faktor seperti faktor genetik,
tumor payudara. lingkungan, gaya hidup (pola konsumsi tinggi
Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..(Marice S, Aprildah Nur S)

lemak, kurang serat) dan hormonal yaitu kadar melaporkan bahwa pada kelompok umur 34-
hormon estrogen dalam tubuh yang tinggi. 44 tahun berisiko tumor/kanker payudara 1,4
kali dibandingkan dengan umur 55 tahun
Umur dan pada umur 45-54 tahun berisiko sebesar
1,8 kali untuk tumor/kanker payudara.21 Di
Beberapa hasil penelitian melaporkan risiko negara-negara Asia terjadi pergeseran umur
tumor/kanker payudara meningkat sejalan menjadi lebih muda pada penderita kanker
dengan bertambahnya umur, kemungkinan payudara. Hal ini kemungkinan disebabkan
kanker payudara berkembang pada umur di adanya perubahan gaya hidup seperti pola
atas 40 tahun.16,17 Dari hasil penelitian di makan (rendah serat, tinggi lemak terutama
Indonesia melaporkan bahwa penderita kanker lemak jenis trans) dan faktor lingkungan.17
payudara terbanyak pada umur 40-49 tahun Sementara temuan ini berbeda dengan hasil
sedang di negara Barat biasanya pada usia peneliti lain yang menyatakan bahwa tidak
pasca menopause.17 Hasil analisis ini terdapat hubungan yang bermakna antara umur
memperlihatkan responden pada kelompok dengan kejadian kanker payudara.19
kasus yang berumur di bawah 40 tahun
persentasenya lebih rendah (31,1%) Pil (oral) kontrasepsi
dibandingkan dengan yang berumur 40 tahun
atau lebih (68,9%). Hasil temuan ini sejalan Berdasarkan penggunaan pil kontrasepsi
dengan hasil penelitian di Yogyakarta dan diperoleh bahwa pada kelompok kasus yang
Bantul yang melaporkan bahwa penderita menggunakan kontrasepsi pil hormonal
kanker payudara berusia kurang dari 40 tahun hampir 41% sedang kelompok kontrol sebesar
sekitar 23,4% dan pada usia 40 tahun 65,7%. Persentase pemakaian pil kontrasepsi
sebesar 76,6%.18 Peneliti lain melaporkan pada kelompok kasus dalam analisis ini relatif
bahwa kejadian kanker payudara paling tidak berbeda seperti yang dilaporkan oleh
banyak ditemukan pada usia 40-49 tahun yaitu Harianto yaitu sebesar 42,1%.20 Sementara
sebesar 41,7% dan umur 50-59 tahun 37,5%.19 dari hasil analisis lanjut data Riskesdas tahun
Demikian juga dengan penelitian Harianto dkk 2007 diketahui bahwa pengguna pil
melaporkan kanker payudara pada kelompok kontrasepsi pada kelompok kasus hanya
umur 40-44 tahun lebih tinggi dibanding 7,23%.21 Hal ini kemungkinan disebabkan
kelompok umur lain yaitu sebesar 46,55%.20 pada penelitian ini selain menjawab
Sirait dkk melaporkan bahwa tumor/kanker pertanyaan melalui kuesioner (termasuk
payudara terbanyak pada kelompok umur 35- penggunaan pil kontrasepsi) juga dilakukan
44 tahun sebesar 29,5%.21 Bertambahnya umur pemeriksaan tumor dengan USG oleh tenaga
merupakan salah satu faktor risiko terlatih, demikian pula penelitian Harianto dkk
tumor/kanker payudara, diduga karena dilakukan pada responden yang berobat ke
pengaruh pajanan hormonal dalam waktu rumah sakit. Sedangkan pada Riskesdas 2007
lama terutama hormon estrogen dan juga ada populasi berasal di masyarakat, pertanyaan
pengaruh dari faktor risiko lain yang tentang penggunaan pil kontrasepsi dan
memerlukan waktu untuk menginduksi penyakit tumor/kanker payudara ditujukan
terjadinya kanker.22 Anders et al menyatakan pada responden perempuan, berumur 10 tahun
bahwa kejadian kanker payudara pada umur ke atas. Penegakan tumor/kanker payudara
40 tahun sebesar 40% dan umur 30 tahun pada Riskesdas 2007 bukan berdasarkan
sekitar 20% sedang pada umur 20 tahun hanya pemeriksaan USG atau pemeriksaan
2%, dan diperkirakan kanker payudara terjadi laboratorium patologik akan tetapi hanya
pada perempuan sekitar umur 40-50 tahun.3 berdasarkan wawancara atau pengakuan
Penyebab pasti terjadinya tumor/kanker responden. Di Indonesia penggunaan
payudara belum diketahui, namun dasarnya kontrasepsi hormonal sudah populer di
adalah pertumbuhan sel yang tidak normal masyarakat dan persentase pengguna alat
dalam kelenjar payudara. kontrasepsi hormonal adalah suntikan
Hasil akhir regresi logistik multivariat pada (38,5%), pil (31%) dan implan (12,3%).23
analisis ini diketahui bahwa umur 40 tahun Kontrasepsi oral yang banyak digunakan
berisiko terkena tumor payudara 8,82 kali adalah kombinasi estrogen dan progestin dan
(95% CI 2,73-25,51) lebih besar dibandingkan diduga sebagai faktor risiko meningkatnya
dengan umur < 40 tahun. Sirait dkk kejadian tumor/kanker payudara di seluruh
Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..(Marice S, Aprildah Nur S)

dunia termasuk di Indonesia.9,20 Hasil akhir Dari hasil analisis diketahui responden yang
analisis multivariat memperlihatkan bahwa sudah menopause pada kelompok kontrol
responden pengguna pil kontrasepsi berisiko hanya 18% (11 orang) dan yang belum sebesar
3,63 kali lebih besar terkena tumor payudara 82% (50 orang). Hasil analisis multivariat
dibandingkan dengan yang bukan pengguna menunjukkan bahwa menopause mempunyai
pil kontrasepsi. Hasil ini sejalan dengan ORadjusted 3,58 (95%CI 1,38-9,28) dan uji
temuan penelitian Hunter et al yang statistik menunjukkan hubungan yang
menyatakan bahwa pengguna kontrasepsi oral bermakna. Hal ini memperlihatkan bahwa
memiliki risiko relatif (RR)= 3,05 (95%CI menopause berisiko terhadap tumor payudara
2,00-4,66) lebih besar untuk terjadinya kanker dibandingkan dengan yang belum menopause.
payudara.24 Namun, hasil temuan ini berbeda Kanker payudara kerap terdiagnosis setelah
dengan hasil penelitian Harianto dkk yang menopause dan sekitar 75% kasus kanker
menyatakan bahwa pengguna pil kontrasepsi payudara terjadi setelah usia 50 tahun.9 Hasil
kombinasi memiliki risiko 1,86 kali lebih penelitian Nani memperlihatkan bahwa umur
besar untuk terkena kanker payudara awal menopause tidak berhubungan dengan
dibandingkan dengan bukan pengguna, namun kejadian tumor payudara pada responden yang
hasil uji statistik tidak menunjukkan hubungan menopause.27 Umur saat menopause setelah 55
bermakna. Pil kontrasepsi kombinasi memiliki tahun memiliki risiko 2 kali terkena kanker
risiko yang ringan terhadap kejadian kanker payudara dibandingkan dengan perempuan
payudara.20 Demikian juga dengan penelitian yang mengalami menopause sebelum umur 45
Sirait dkk, yang menyatakan bahwa tidak tahun. Hal ini disebabkan perempuan lebih
terdapat hubungan bermakna antara pengguna lama terpajan oleh hormon estrogen yang
pil kontrasepsi dengan tumor/kanker berpeluang untuk terjadinya kanker
payudara.21 Peneliti lain melaporkan bahwa payudara.dikutip dari 27
pengguna KB hormonal berisiko terkena
kanker payudara 2,2 kali lebih tinggi KESIMPULAN
dibandingkan dengan pengguna KB non-
hormonal, namun secara statistik menunjukkan Dari studi ini diketahui proporsi tumor
hubungan yang tidak signifikan.25 Salah satu payudara pada perempuan di lima kelurahan,
faktor terjadinya kanker payudara adalah Kecamatan Bogor Tengah sebesar 3,4%.
pajanan hormonal terutama hormon estrogen Faktor risiko yang berhubungan dengan tumor
di dalam tubuh. Pertumbuhan jaringan payudara adalah umur, pil kontrasepsi, dan
payudara sangat sensitif terhadap hormon menopause. Faktor risiko tumor payudara pada
estrogen, oleh karena itu perempuan yang perempuan berumur 40 tahun memiliki
terpajan hormon ini dalam waktu yang lama risiko 8,82 kali menyebabkan tumor payudara.
akan berisiko besar terhadap kanker Menggunakan kontrasepsi pil berisiko 3,63
payudara.20 Sebenarnya hormon estrogen kali menyebabkan tumor payudara.
mempunyai peran penting untuk Menopause mempunyai risiko 3,58 kali lebih
perkembangan seksual dan fungsi organ besar terkena tumor payudara. Tingkat
kewanitaan. Selain itu juga berperan terhadap pendidikan, obesitas, aktifitas fisik, stres,
pemeliharaan jantung dan tulang yang sehat. kadar kolesterol 200 mg/dL, kurang
Namun, pajanan estrogen dalam jangka konsumsi sayur, dan kurang konsumsi buah
panjang berpengaruh terhadap terjadinya tidak berhubungan dengan kejadian tumor
kanker payudara karena hormon ini dapat payudara. Selain itu, tidak ditemukan juga
memicu pertumbuhan tumor. Hingga kini hubungan yang bermakna antara umur pertama
masih terjadi perdebatan mengenai pengaruh menstruasi kurang dari 12 tahun, umur
kontrasepsi oral terhadap terjadinya pertama melahirkan di atas 30 tahun, pernah
tumor/kanker payudara. Hal ini dipengaruhi mengalami operasi kista indung telur, dan
oleh kadar estrogen yang terdapat di dalam pil pernah operasi tumor jinak lebih dari satu kali
kontrasepsi, waktu (lamanya) pemakaian dan dengan tumor payudara.
usia saat mulai menggunakan kontrasepsi
tersebut.26 SARAN
Perlunya penelitian lanjutan untuk
Menopause mempertegas hasil hubungan antara
Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..(Marice S, Aprildah Nur S)

perempuan yang berumur 40 tahun, 7. Ferlay J, Shin HR, Bray F, Forman D, Mathers
menggunakan pil kontrasepsi dan sudah C, Parkin DM, GLOBOCAN 2008
menopause dengan tumor payudara. v1.2.Cancer Incidence and Mortality
Khususnya, umur pertama kali menggunakan Worldwide: IARC Cancer Base No. 10
[Internet] Lyon, France: International Agency
pil kontrasepsi, apakah penggunaan pil
for Research on Cancer; 2010. Available from:
kontrasepsi dilakukan secara teratur atau http://globocan.iarc.fr. Diakses 10 Februari
berselang-seling dengan kontrasepsi lainnya. 2014.
Disarankan agar responden dengan tumor 8. National breast and ovarian cancer center,
payudara untuk melakukan pemeriksaan lebih 2009._Diunduh_dari:
lanjut ke pelayanan kesehatan yang terdekat. http://canceraustralia.gov.au/sites/default/files/
Responden perlu melakukan deteksi dini publications/rfrw-breast-cancer-risk-factors-a-
secara teratur dengan pemeriksaan payudara review-of-the-evidence_504af03f5c512.pdf.
sendiri (SADARI) kemudian dilanjutkan Diakses 21 Juli 2014.
dengan pemeriksaan mamografi setiap tahun. 9. Breast cancer: prevention and control.
Diunduh_dari:
UCAPAN TERIMAKASIH http://www.who.int/cancer/detection/breastcan
cer/en/index.html. Diakses 24 Juli 2014
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada 10. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Indonesia 2007. Jakarta:
Kepala Badan Litbang Kesehatan dan Kepala
Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Pusat Ekologi dan Status Kesehatan yang telah 2008.
memberi kesempatan untuk menganalisa hasil 11. 143 milyar dana jamkesmas untuk biaya rawat
Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak inap pengobatan kanker. Diunduh dari:
Menular di Bogor Tengah. http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=
1831. Diakses 16 Juni 2014.
DAFTAR PUSTAKA 12. Peringatan Hari Kanker Sedunia. Diunduh
dari:
1. IARC. World cancer report 2008. Lyon, http://www.depkes.go.id/index.php/berita/info-
International Agency for Research on Cancer. umum-kesehatan/149-peringatan-hari-kanker-
2008. Available from: http://globocan.iarc.fr. se-dunia.html. Diakses 8 Februari 2012.
Diakses 3 Februari 2014. 13. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar dasar
2. Lacey JV Jr, Kreimer AR, Buys SS. et al. Metodologi penelitian klinis. Jakarta: Binarupa
Breast cancer epidemiology according to Aksara,1992.
recognized breast cancer risk factors in the 14. Bray GA. Clssification and evaluation of the
Prostate, Lung, Colorectal and Ovarian overweight patients. In: Bray GA and
(PLCO) Cancer Screening Trial Cohort. BMC Bouchard C (eds). Handbook of obesity.
Cancer. 2009;9:84. Diunduh dari: Marcel Dekkel Inc, New York: 2004.p.1-32.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1929289 15. Bonita, R. Surveillance of risk factors for non
3. Diakses 25 Januari 2014. communicable diseases: the WHO stepwise
3. Anders CK, Johnson R, Litton J, Phillips M, approach. Summary, Geneva: World Health
and Bleyer A. Breast cancer before age 40 Organization. 2001.
years. Diunduh dari: 16. Departemen Kesehatan. Health profile
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles. Indonesia 2005. Jakarta: Depkes; 2007.
Diakses 6 Januari 2014. 17. Aryandono T. Kemajuan dalam penelitian,
4. Wiseburger JH. Lifestyle health and disease penanganan dan deteksi dini penderita kanker
prevention. Eur J Cancer Prev. 2002;11:51-57. payudara dengan perhatian khusus pada
5. Saxena S, Rekhi B, Bansal A. et al. Clinico- kualitas hidup. Pidato pengukuhan jabatan
morphological patterns of breast cancer guru besar pada Fakultas Kedokteran
including family history in a New Delhi Universitas Gajah Mada.2008
hospital, India-A cross-sectional study. World 18. Sari WA. Hubungan jenis histologi dan
Journal of Surgical Oncology. 2005; 3:67. ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker
Diunduh dari: payudara. Maj Kedok Nusantara.
http://www.wjso.com/content/3/1/67. Diakses 2006;39(1):1-5.
17 Februari 2014. 19. Oktaviana DN, Damayanthi E, dan Kardinah.
6. Ferlay J, Bray F, Pisani P, Parkin DM. Faktor risiko kanker payudara pada pasien
Globogan 2002. Cancer incidence, mortality wanita di Rumah Sakit Kanker Dharmais,
and prevalence. Worldwide IARC. Cancer Jakarta. Indonesia Journal of Cancer.
base No. 5. Version 2.0. Lyon: IARC 2012;6(3):105-111.
Press:2004.
Faktor Risiko Tumor Payudara Pada..(Marice S, Aprildah Nur S)

20. Harianto, Mutiara R dan Surachmat H. Risiko http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2080202


penggunaan pil kontrasepsi kombinasi 1. Diakses 19 Mei 2014.
terhadap kejadian kanker payudara pada 25. Apreliasari H. Risiko riwayat pemakaian
reseptor KB di perjan RS DR.Cipto kontrasepsihormonal terhadap kejadian kanker
Mangunkusumo. Majalah Ilmu Kefarmasian. payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2005;2(1):84-99. Div. Kebidanan Fakultas Kedokteran
21. Sirait AM, Oemiati R dan Indrawati L. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2009.
Hubungan kontarsepsi pil dengan Diunduh dari:
tumor/kanker payudara di Indonesia. Maj http://eprints.uns.ac.id/9449/1/1611225082010
Kedokt Indon. 2009;59(8):348-356. 01371.pdf. Di akses 8 Februari 2014.
22. Azamris. Bagian bedah Fakultas Kedokteran 26. Raharjo LH. Pengaruh diet vegan terhadap
Universitas Andalas/RSUP Dr. M. Djamil insiden terjadinya kanker payudara. Diunduh
Padang, Sumatera Barat. 2006. Diunduh dari: dari:
URL/http//kalbefarma.com. Diakses 23 Juni https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=l
2014. 03gU4jyO4ve8AXUuIDABg#q=kanker+payu
23. Ariawan I, Besral, Herdayati M. Pergantian dara%2C+diet+vegan%2C+raharjo. Di akses
kontrasepsi pada pasangan usia subur di tanggal: 8 Februari 2014.
Indonesia. LDUI. 1996. 27. Nani D. Hubungan umur awal menopause dan
24. N, Triaspolitica. "Mengenal Penyakit Kanker, status penggunaan kontrasepsi hormonal
Jenis, Gejala, Penyebab Berikut Pengobatan dengan kejadian kanker payudara. Jurnal
Kanker." Mau Nanya Dong Dok. N.p, 20 June keperawatan Soedirman (The Soedirman
2017. Web. 28 June 2017. <https:// journal of nursing).2009;4(3): 102-106.
nanyadongdok.blogspot.com/2017/06/
mengenal-penyakit-kangker-jenis-gejala.html>.

You might also like