You are on page 1of 6

Teori Dielektrik

Bahan-bahan isolasi tegangan tinggi

Fenomena Arcflash

Dielektrik merupakan kelompok isolator yaitu material yang memiliki resistivitas besar.

PRINSIP DIELEKTRIK

Bahan dielektrik merupakan suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil,
sehingga ketika bahan ini diberikan tegangan akan dapat mempertahankan perbedaan
potensial yang timbul pada permukaan yang diberikan tegangan tersebut.

Apabila medan listrik mengenai bahan dielektrik, muatan listrik yang ada akan mengalami
sedikit pergeseran dari posisi setimbangnya dan mengakibatkan terciptanya pengutuban
dielektrik. Dengan adanya pengutuban dielektrik, muatan positif akan bergerak menuju kutub
negatif medan listrik sedangkan muatan negatif bergerak menuju kutub positif medan listrik.
Peristiwa ini menimbulkan adanya medan listrik internal di dalam bahan dielektrik, sehingga
jumlah keseluruhan medan listrik yang melingkupi bahan dielektrik menurun.

Dengan sifat yang dimiliki bahan dielektrik ini maka bahan dielektrik termasuk dalam
kelompok isolator yang baik.

FUNGSI DIELEKTRIK

Berdasakan prinsipnya maka bahan dielektrik memiliki fungsi utama yaitu:

a. Menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan, misalnya pada kapasitor;


b. Memisahkan satu penghantar dengan penghantar lainnya, bagian bertegangan dengan
bagian yang tidak bertegangan (bersifat isolator).
c. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasinya.
d. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia. Tekanan yang
diakibatkan oleh medan elektrik, gaya mekanik, thermal maupun kimia dapat terjadi
secara serentak. Dengan kata lain, suatu bahan dielektrik dapat dikatakan ekonomis
jika bahan dielektrik tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama dengan
menahan semua tekanan tersebut.

Contoh dari bahan isolator ini diantaranya yaitu plastik, mica, gelas, porselin, kayu, karet,
dan lain-lain.

KARAKTERISTIK DIELEKTRIK

1. Permitivitas Relatif (r)

Tingkat kemampuan pengutuban suatu bahan isolator besarannya diwakili oleh konstanta
dielektrik. Konstanta dielektrik atau permitivitas listrik relatif adalah sebuah konstanta yang
melambangkan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik.
Konstanta ini merupakan rasio antara pemitivitas dalam medium terhadap ruang hampa
(vakum). Secara matematis dapat dituliskan dengan persamaan:

r = s / 0

dimana: s = permitivitas statis bahan;


0 = permitivitas ruang hampa.

2. Kekuatan Dielektrik (maks)

Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap
tegangan tinggi tanpa terjadi kegagalan. Dielectric strength disebut juga breakdown strength,
didefinisikan sebagai gradien tegangan maksimum yang masih mampu ditahan oleh dielektrik
sebelum terjadi kegagalan fungsi.

3. Faktor Desipasi (tan )

Seperti halnya permitivitas relatif, faktor desipasi (kehilangan energi) juga diberikan dalam
dua nilai frekuesi. Selain frekuensi juga tergantung dari temperatur. Dielektrik yang
memiliki r besar biasanya memiliki faktor rugi-rugi besar pula.

SIFAT-SIFAT DIELEKTRIK

1. Kekuatan Dielektrik
Kekuatan dielektrik dari suatu bahan isolasi dinyatakan dengan tegangan maksimum yang
dapat ditahan oleh suatu medium tanpa merusaknya. Dengan kata lain, kekuatan dielektrik
dinyatakan dengan gradien tegangan yang diperlukan supaya dielektrik itu mengalami
tembus listrik sehingga sifatnya menjadi konduktif.

2. Konduktansi

Apabila tegangan searah diberikan pada plat-plat sebuah kapasitor dengan isolasi seperti
mika, porselin atau kertas maka arus yang timbul tidak berhenti mengalir dalam waktu yang
singkat, tetapi turun perlahan-lahan. Hal ini disebabkan oleh tiga komponen arus yang
terdapat di dalam dielektrik.

- Arus pengisian (ip) terjadi selama waktu t1. Arus pengisian disebabkan oleh molekul-
molekul yang bergerak cepat sehingga terpolarisasi dengan cepat pula.
- Kemudian arus berkurang perlahan-lahan selama t2, arus ini disebut arus absorpsi (ia).
Arus absorpsi terjadi karena adanya gerakan-gerakan lambat (viscous) dari molekul-
molekul dielektrik.
- Akhirnya arus mencapai nilai tertentu (ik), arus ini disebut arus konduksi. Arus ini
tetap mengalir dengan konstan karena tahanan dielektrilk tidak mencapai nilai tak
hingga.

3. Rugi-rugi Dielektrik

Suatu bahan dielektrik tersusun atas molekul-molekul dan elektron-elektron di dalamnya


yang terikat kuat dengan inti atomnya. Ketika bahan belum dikenai medan listrik, susunan
molekul dielektrik tersebut tidak beraturan, akan tetapi ketika molekul-molekul tersebut
dikenai medan listrik, muatan inti positif mengalami gaya yang searah dengan medan listrik
dan elektron-elektron dalam molekul tersebut akan mengalami gaya listrik yang arahnya
berlawanan dengan arah medan listrik.

Gaya listrik ini akan mengubah posisi elektron dan proton dari posisi semula, sehingga
molekul-molekul dielektrik akan terpolarisasi dan berubah arahnya sejajar dengan arah
medan listrik. Karena mendapat terpaan elektrik yang selalu berubah-ubah arahnya, maka
arah dipol juga berubah-ubah setiap saat terhadap posisi semula. Perubahan arah molekul
akan menimbulkan gesekan antar molekul. Karena medan listrik yang berubah setiap saat,
maka gesekan antar molekul juga terjadi berulang-ulang. Gesekan ini akan menimbulkan
panas yang disebut dengan rugi-rugi dielektrik.

4. Tahanan Isolasi

Jika suatu dielektrik diberi tegangan searah, maka arus yang mengalir pada dielektrik terdiri
dari dua komponen, yaitu arus yang mengalir pada permukaan dielektrik (Is) dan arus yang
mengalir melalui volume dielektrik (Iv). Sehingga hambatan dielektrik terdiri dari resistansi
permukaan dan resistansi volume. Dalam prakteknya, hasil tahanan isolasi tergantung pada
besar polaritas tegangan pengukuran serta jenis bahan isolasi.

5. Peluahan Parsial (Partial Discharge)

Peluahan parsial adalah peluahan elektrik pada medium isolasi yang terdapat di antara dua
elektroda berbeda tegangan, dimana peluahan tersebut tidak sampai menghubungkan kedua
elektroda secara sempurna. Ada beberapa jenis peristiwa pada peluahan parsial, yaitu:

a. Peluahan parsial internal

Peluahan ini terjadi pada susunan dielektrik yang tidak sempurna, terdapat celah atau rongga
yang berisi udara atau pun campuran dielektrik lain yang memiliki konstanta dielektrik lebih
rendah.
b. Peluahan parsial permukaan

Peluahan parsial permukaan mungkin terjadi bila terdapat daerah yang secara paralel dengan
dielektrik mengalami stres tegangan berlebihan. Kejadian ini biasa dialami pada ujung kabel,
atau overhang dari kumparan generator.

c. Korona

Korona merupakan hasil terakselerasinya ionisasi di bawah pengaruh suatu medan listrik.
Setiap sistem isolasi atau elektroda dimana korona dapat terjadi merupakan sumber korona.
Wilayah dimana korona terjadi disebut lokasi korona. Korona dapat dideteksi dari peristiwa
emisi cahaya yang berwarna violet atau juga dari bunyi getaran yang dihasilkan pada
konduktor.

d. Pemohonan elektrik (Electrical Treeing)

Pemohonan elektrik bermula dari kondisi dielektrik yang tidak baik dikarenakan adanya
rongga/celah udara di dalam dielektrik itu sendiri. Apabila diberi tegangan tinggi, maka
terjadi peluahan internal yang dalam waktu lama akan terjadi percabangan rongga akibat
erosi. Pemohonan elektrik dapat juga terjadi dalam waktu yang singkat dikarenakan ketidak
mampuan dielektrik dalam menahan terpaan medan listrik. Oleh karena peristiwa ini maka
dielektrik telah mengalami kerusakan secara fisik.

6. Kekuatan Kerak Isolasi (Tracking Strength)

Bila suatu sistem isolasi diberi tekanan elektrik, maka arus akan mengalir pada
permukaannya. Besar arus permukaan ini menentukan besarnya tahanan permukaan sistem
isolasi. Arus ini sering juga disebut arus bocor atau arus yang menelusuri sirip isolator. Besar
arus tersebut dipengaruhi oleh kondisi sekitar, yaitu suhu, tekanan, kelembaban dan polusi.
Secara teknis sistem isolasi harus mampu memikul arus bocor tersebut tanpa menimbulkan
kegagalan. Arus bocor menimbulkan panas, dan hasil sampingannya adalah timbulnya
penguraian pada bahan kimia yang membentuk permukaan sistem isolasi. Efek yang sangat
nyata dari penguraian ini adalah timbulnya kerak (jejak arus). Kerak dapat membentuk jalur
konduktif yang selanjutnya akan menimbulkan tekanan elektrik yang berlebihan pada isolasi.
Panas yang ditimbulkan arus bocor juga dapat menimbulkan erosi tanpa didahului oleh
adanya kerak konduktif.

CARA KERJA DIELEKTRIK DALAM KAPASITOR

Sebuah kapasitor terdiri dari dua pelat konduktor yang disekat oleh sebuah dielektrik sebagai
perantara diantara kedua konduktor.
Ketika kedua logam konduktor dialiri arus listrik, pada kaki kapasitor yang menempel pada
arus negatif akan terdapat banyak elektron sedangkan pada kaki kapasitor yang menempel
pada kutub positif akan kehilangan banyak elektron. Hal ini diakibatkan oleh adanya
dielektrik sehingga arus dari muatan positif ke muatan negatif tidak akan mengalir. Muatan
akan tertahan pada kedua ujung dielektrik kapasitor.

BAHAN ISOLASI TEGANGAN TINGGI

Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian bagian yang mempunyai beda tegangan agar
supaya diantara bagian bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash-over) atau
percikan (spark-over). Kegagalan isolasi pada peralatan tegangan tinggi yang terjadi pada
saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinyuitas
sistem menjadi terganggu.

Beberapa jenis bahan isolasi yaitu:

1. Bahan Isolasi Padat


Bahan yang termasuk isolator padat diantaranya bahan tambang dan bahan berserat.
a. Bahan tambang adalah bahan yang berasal dan terdapat dari penggalian dalam
tanah dalam bentuk bijih yang harus diproses dahulu untuk mendapatkan bahan
yang dikehendaki. Jenis bahan tambang seperti besi, seng, batu pualam, batu tulis,
dan lain-lain.
b. Bahan berserat terdiri dari tiga macam golongan dasar yaitu tumbuh-tumbuhan,
binatang, dan bahan tiruan. Bahan ini kurang baik sebagai penyekat listrik, karena
sifatnya yang sangat menyerap cairan, dimna cairan dapat merusak penyekat dan
daya sekat listrik akan turun. Faktor-faktor yang menyebabkan bahan serat dipakai
sebagai penyekat listrik adalah bahannya melimpah sehingga harganya murah,
daya mekanisnya cukup baik (kuat dan fleksibel), dengan disusun berlapis-lapis
dan dengan dicampur zat-zat lain, dapat diperbaiki daya mekanisnya, daya
sekatnya dan ketahanannya terhadap panas.

2. Bahan Isolasi Cair


Bahan isolasi cair merupakan bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik. Bahan
isolasi cair biasanya digunakan pada peralatan seperti transformator, pemutus beban,
rheostat. Bahan isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian
yang bertegangan atau pengisolasi dan juga sebagai pendingin. Persyaratan agar
bahan cair dapat digunakan sebagai bahan isolasi adalah mempunyai tegangan tembus
dan daya hantar panas yang tinggi.
3. Bahan Isolasi Gas
Bahan isolasi gas dapat digunakan sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai media
penyalur panas. Bahan gas yang biasa digunakan adalah udara dan sulfur hexafluida.
a. Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai tegangan
tembus yang cukup besar yaitu 30 kv/cm.
b. Sulphur hexa fluorida merupakan suatu gas bentukan antara unsur sulphur dengan
fluor dengan reaksi eksotermis.

4. Bahan Isolasi Vakum


Vacum Circuit Breaker adalah salah satu pemutus kontak, vakum digunakan sebagai
peredam terhadap busur api, vakum mempunyai kekuatan isolasi yang tinggi sehingga
mempunyai keunggulan dibandingkan menggunakan media lain. Di bawah ini
merupakan gambar dari Vacum Circuit Breaker:

5. Bahan Isolasi Komposit/Campuran


Bahan komposit merupakan suatu jenis bahan baru hasil kombinasi dua atau lebih
bahan yang tidak homogen, dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama
lainnya baik itu sifat kimia maupun fisika dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan
tersebut (bahan komposit). Dari campuran tersebut akan dihasilkan material komposit
yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material
pembentuknya.

You might also like