You are on page 1of 8

-Kosmetika-

Minggu, 18 Mei 2014


moisturizer krim

Moisturizing Cream
Tujuan Pemakaian
- Melindungi kulit yang sehat dari pengaruh lingkungan sekitar
- Memberi kelembaban kulit secara optimal
Formula

Formula Standar (Harrys Cosmeticology hal. 63)


isopropil linoleatHumectant2
glyceryl stearatenon-ionic surfactant3
diisopropyl adipatenon-ionic emolient2
myristyl myristateEmolient, Humectant1
PEG-40 stearatecleansing agent, surfactant1
Cetyl alkoholemulsifying agent1,5
Ceteareth-20emolient, emulsifyer0,5
Quaternium-22antistatic agent2
Hydroxyethylcellulose (2% aqueous)gelling agent25
Propylene glycolSolvent3
WaterSolvent59
Perfume, preservativeq.s.
Pembanding
Aqua Solvent (water)
Stearic acidEmollient, emulgator (oil)
AlkoholSolvent
Ethylhexyl methoxycinnamateUv protector (oil)
SilicaEmulgator (water)
NiacinamidWhitening (water)
Isopropyl myristateEmolient
Glycerin Humectant (water)
Cetyl alcoholEmulsifying agent (oil)
Potassium hydroxideBuffer (water)
PhenoxyethanolPreservative
Butyl methoxydibenzoylmethaneUV-A protector (oil)
PerfumeCorrigen odoris
MethylparabenPreservative (water)
DimethiconeWater repellent (oil)
Tocopheryl acetateAntioxidant (oil)
PropylparabenPreservative (water)
Disodium EDTAPearl powder
BHTAntioxidant (fats and oil)
Lotion -tipe emulsi = O/W

Modifikasi
Stearic Acid (o)Basis absorbsi15
Paraffin Liquid (o)Basis absorbsi 10
Cetyl Alcohol (o)Emulsifying Agent2
Glycerin (w)Humectant 10
Propylen Glycol (w)Solvent 5
Sorbitol (w)Humectant 5
TEA (w)Emulsifying agent 3
Methylparaben (w) Preservative 0,18
Propylparaben (w)Preservative0,02
Aqua dest (w)Solvent Ad 100

1. Modifikasi Bahan Utama:


Bahan utama pada formula standar yang diganti adalah Isopropil linoleat, myristyl myristate.
Alasan: karena bahan tersebut tidak tersedia di lab, diganti dengan Glycerin dengan alasan gliserin tidak
selalu berhubungan dengan efek samping yang ditimbulkan. Merupakan bahan yang tidak mengiritasi dan non
toksik dan Sorbitol yang memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai humectant.
2. Modifikasi bahan Penyusun:
Bahan penyusun pada formula standar yang diganti adalah diisopropyl adipate, PEG-40 stearate, Ceteareth-
20, Quanternium-22, Hydroxyethylcellulose (2% aqueous).
Alasan: karena bahan tersebut tidak tersedia di lab, diganti dengan stearic Acid dengan alasan stearic acid
merupakan bahan yang tidak mengiritasi dan non toksik, namun penggunaan berlebihan dapat menimbulkan
efek samping , Paraffin Liq, Triethanolamine dengan alasan sebagai emulsifying agent utama dalam semua
sediaan topikal dan merupakan bahan yang non toxic yang masing-masing bahan mempunyai fungsi yang sama.

1. Stearic Acid
Melting point : 69-700C
Boiling point: 3830C
BM: 284,47
HLB: 15
pH: 3-5
BJ: 0,980 gr/cm3
Pemerian : putih atau putih kekuningan, kristal padat.
Kelarutan: mudah larut dalam benzena, karbon tetraklorid, kloroform, dan eter; larut dakam etanol 95%,
heksana, dan propilen glikol; praktis tidak larut dalam air.
Kadar lazim=1-20 (HPE 5th)
Kadar terpilih=15
OTT=Basis absorbsi,Logam hidroksida, oksidator. Menggumpal jika dicampur dengan Zn atau kalsium laktat
(HPE V p. 738).
Alasan dipilih=Stearic acid merupakan bahan yang tidak mengiritasi dan non toksik, namun penggunaan
berlebihan
dapat menimbulkan efek samping (HPE V p. 738)
2.Liquid Paraffin
Boiling point > 3600C. Dapat teroksidasi jika terpapar panas dan cahaya.
Pemerian: transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak berasa, tidak berbau saat dingin.
Kelarutan: praktis tidak larut dalam etanol 95%, gliserin, dan air; larut dalam aseton, benzena, kloroform,
eter dan petroleum eter.
Kadar lazim=1-20
Kadar terpilih=10
Fungsi=Emollient
OTT=Tidak cocok dengan oksidator (HPE V p. 472)
3.Cetyl Alcohol
Melting range 460-530C. Stabil terhadap asam, basa, cahaya dan udara.
Pemerian:serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih; bau khas lemah; rasa lemah.
Kelarutan: tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan eter, kelarutan bertambah dengan naiknya suhu (FI
IV, p72).
Kadar lazim=2-5
Kadar terpilih=2
Fungsi=Emulsifying agent
OTT=Tidak cocok dengan oksidator kuat (HPE V p. 156).
4.Glycerin
BM: 92,09
TL: 180C
Boiling point 2900C (terjadi dekomposisi) Tidak stabil terhadap pemanasan, menjadi kristal jika dalam suhu
rendah (HPE V p. 302)
Pemerian:cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah;
higroskopik.
Kelarutan: dapat bercampur dengan air dan etanol; tidak larut dalam kloroform, eter, minyak menguap dan
minyak lemak (FI IV, p413).
Kadar lazim: 30
Kadar terpilih:10
Fungsi: Emollient
OTT:Dapat meledak jika dicampur oksidator kuat seperti Kromium trioksida, Potasium Klorat atau Kalium
permanganat.
Alasan dipilih: Gliserin tidak selalu berhubungan dengan efek samping yang ditimbulkan. Merupakan bahan
yang tidak mengiritasi dan non toksik (HPE V p. 303)
5.Propylene Glycol
Boiling point 1880C. Dapat teroksidasi pada suhu tinggi dan wadah yang terbuka. Stabil dalam larutan
mengandung air, gliserin dan alkohol (HPE V p. 624).
Pemerian: cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada udara
lembab.
Kelarutan: dapat bercampur dengan air, aseton, kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak
esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak (FI IV, p712).
Kadar lazim:5-80
Kadar terpilih:5
Fungsi:Solvent
Alasan dipilih:Digunakan sebagai carrier untuk pengemulsi. Tidak toksik dibanding golongan glikol yang lain.
Cepat diserap pada kulit yang terluka. Sedikit menimbulkan iritasi (HPE V p. 625)
Alasan dipilih:Merupakan pelarut universal yang tidak toksikdantidakbereaksidengan sebagian besar bahan
kimia.
6.Sorbitol
Melting point 950C. Relatif inert, dan cocok dengan banyak eksipien. Tidak berubah gelap walaupun terjadi
perubahan suhu dan stabil di udara (HPE V p. 719).
Pemerian: serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih; rasa manis.
Kelarutan: sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, metanol dan asam asetat (FI IV, p756).
Kadar lazim: 3-15
Fungsi:Humectant
OTT=Dapat membentuk kelat dengan ion logam divalent dan trivalent dalam suasana asam dan basa.
Meningkatkan degradasi penisillin dalam larutan air (HPE V p. 719).
7.TEA
Boiling point 3350C, menjadi kecoklatan jika terpapar udara dan cahaya.
Larutan jernih, tidak berwarna, sedikit berbau seperti amoniak. Bercampur dengan aseton, methanol, air
dan dalam carbon tetrachloride, dalam 24 bagian benzena, dalam 63 bagian ethyl ether (HPE V p. 794)
Kadar lazim:2-5 (HPE V p. 794)
Kadar terpilih:3
Fungsi:Emulsifying agent
OTT:Bereaksi dengan asam mineral, tembaga, thionyl chloride dapat mengendap jika dicampur dengan
garam dari logam berat, (HPE V p. 795)
Alasan dipilih:Sebagai emulsifying agent utama dalam semua sediaan topikal dan merupakan bahan yang non
toxic (HPE V p. 795)
8.Methylparaben
pH stabil: 3-6
Pemerian: Kristal tidak berwarna/ kristal putih, tidak berbau/hampir tidak berbau, memiliki rasa sedikit
terbakar.
Kelarutan: Praktis tidak larut minyak mineral; etanol(1:2), etanol 95%(1:3), etanol 50%(1:6), eter(1:10),
gliserin(1:60), Peanut oil(1:200), PG(1:5), water(1:400).
Kadar lazim:0,02-0,3
Kadar terpilih: 0,18
Fungsi:Preservative
OTT:Bentonit, talk, tragakan, alginat, minyak atsiri dan atropin.
Metil paraben berubah warna dengan adanya logam Fe. Dapat terhidrolisa pada larutan pH 8 atau lebih.
Daya anti mikroba berkurang dengan adanya surfaktan non ionik. dapat terhidrolisa oleh basa lemah dan
asam kuat (HPE V p. 468)
Alasan digunakan:Digunakan sebagai pengawet dalam sediaan oral dan topikal secara luas. Paraben
merupakan bahan yang non mutagenik, non teratogenik dan non karsinogenik. Jarang terjadi sensitifitasi
(HPE V p. 468)
9.Propylparaben
pH stabil: 4-8
Pemerian: putih, kristal, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan: mudah larut dalam aseton dan eter; etanol95%(1:1,1), etanol 50%(1:5,6), gliserin(1:250), mineral
oil(1:3330), PG(1:3,9), air(1:4350 pd 150) (1:2500) (1:225 pd 800C)
Kadar lazim:0,01-0,6
Kadar terpilih:0,02
Fungsi:Preservative
OTT:Daya anti mikroba berkurang dengan adanya surfaktan non ionik, berubah warna dengan adanya logam
Fe, dapat terhidrolisa oleh basa lemah dan asam kuat (HPE V p. 631)
Alasan dipilih:Digunakan sebagai pengawet dalam sediaan oral dan topikal secara luas. Paraben merupakan
bahan yang non mutagenik, non teratogenik dan non karsinogenik. Jarang terjadi sensitifitasi (HPE V p. 468)
10.Aqua dest
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Dapat bercampur dengan hampir semua pelarut
organik (HPE V p. 802).
Fungsi: Solvent

Bentuk Sediaan Dasar


Bentuk : krim O/W
Definisi : krim merupakan sistem dua fase yang terdiri dari dua fase yang tidak bercampur, dimana salah
satu cairan terdispersi dalam cairan lainnya (Harrys Cosmeticology 7th Ed. P.691).
Persyaratan Umum (Harrys Cosmeticology 7th Ed. P62) :
Mudah menyebar bila dioleskan pada kulit
Mudah dicuci bersih dari daerah lekatan
Tidak menodai pakaian
Tidak mengiritasi kulit
Permukaan halus, homogen: tidak mengandung partikulat keras/tajam
Sifat dari sediaan tidak berubah selama penyimpanan
Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
Bentuk : Moisturizer Krim O/W
Definisi : Dalam kosmetik, krim sebagai sediaan yang identik dengan emulsi padat atau semi padat,
walaupun dapat digunakan dalam produk dengan basis non-aqueous seperti maskara dengan basis wax,
larutan eyeshadow dan salep.
Persyaratan umum (Harrys Cosmeticology 7th Ed. P.19) :
Memberi kelembaban kulit wajah secara optimal
Mudah digunakan pada wajah dan dapat menyebar rata dengan baik
Tidak menyebabkan iritasi alergi dan tidak toksik
Luas Permukaan Wajah = r2
= 3,14 x 8,52 = 226,86 cm2
1 x pemakaian = 2mg / cm2 (Yanhendri dkk, 2012)
Pemakaian 1x sehari = 2 x 226,86 = 453mg /hari
Pemakaian 2x sehari = 2 x 453 = 906mg/hari
Pemakaian dalam 1 bulan = 30 x 906 = 27.180mg = 27,18g 30g

Fase Minyak Fase Air


Stearic Acid Glycerin
Paraffin Liq Propylen Glycol
Cetyl Alcohol Sorbitol
TEA
Methylparaben
Propylparaben
Aqua dest
Spesifikasi sediaan akhir moisturizing cream
Parameter Spesifikasi sediaan
Mutu fisik
Organoleptis
Warna Putih
Bau Tidak berbau
Bentuk Setengah padat
pH 6-7
Tipe emulsi Minyak dalam air
Ukuran partikel 1-100 m (Ansel, 1985)
Viskositas 30000-700000 cps (Buhse, 2003)
Daya Sebar Mudah menyebar (Paithankar, 2010)
Homogenitas Homogen
Daya tercucikan air Mudah tercucikan air
Keamanan/efikasi
Iritasi Tidak mengiritasi (Shivhare et al, 2009)
Aseptabilitas
Kemudahan diratakan Mudah diratakan (Panda, 2000)
Kelembutan Lembut (Panda, 2000)
Kemudahan dibersihkan Mudah dibersihkan (Sahu, Jha and Dubey, 2011)

IX. Rancangan evaluasi


Uji mutu fisik krim
Pemeriksaan organoleptis sediaan
Pemeriksaan organoleptis sediaan meliputi bentuk, bau dan warna sediaan yang dilakukan secara visual
Penentuan tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan cara sebanyak 1 tetes krim ditempatkan di atas gelas objek,
ditambah 1 tetes larutan metilen biru, dicampur merata, diamati di bawah mikroskop, akan terbentuk warna
biru yang homogen yang menunjukkan terbentuknya emulsi tipe minyak dalam air sedangkan jika terbentuk
warna biru yang tidak homogen pada fase luar menunjukkan terbentuknya emulsi tipe air dalam minyak
(Wedana, 2013). Sediaan pelembab pada penelitian ini harus memiliki tipe emulsi minyak dalam air
Pengukuran pH sediaan
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan cara sediaan krim ditimbang sebanyak 1 gram dan diencerkan
dengan aquades 10 ml. Elektroda pHmeter dicelupkan ke dalam sampel krim yang telah diencerkan hingga
pada monitor jarum menunjukkan angka yang stabil (Juwita, 2013). pH sediaan harus sesuai dengan pH kulit
yaitu berkisar antara 6-7 (Paithankar, 2010).
Pengukuran ukuran partikel
Pengukuran ukuran partikel sediaan diamati dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan
micrometer okuler. Krim ditimbang sebanyak 0,1 gram dan diencerkan dengan air suling hingga 1 ml.
selanjutnya hasil pengenceran diambil dan diteteskan pada kaca obyek untuk diamati dibawah mikroskop
dan dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel (Anggraini dkk, 2011). Ukuran partikel untuk
emulsi adalah 1-100m (Ansel, 1985).
Pengukuran viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer Brookfield .Sebanyak 250 ml sediaan krim
dimasukkan ke dalam beaker glass. Selanjutnya spindel diturunkan hingga batas yang ditentukan ke dalam
beaker glass yang berisi krim dan selanjutnya dilakukan pengaturan kecepatan (Asswal, Kalra, Rout, 2013).
Viskositas sediaan krim adalah 30000-70000 cps (Buhse, 2003).
Pengukuran daya sebar
Pengukuran daya sebar sediaan dilakukan dengan cara 0,5 gram sediaan diletakkan diatas kertas grafik yang
dilapisi kaca transparan lalu dibiarkan 15 detik. Selanjutnya dihitung luas daerah yang diberikan oleh
sediaan lalu ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diatasnya diberi beban dengan berat tertentu (10 g,
20 g, 30 g) dan dibiarkan selama 60 detik lalu dihitung luas yang diberikan oleh sediaan (Anggraini dkk,
2011). Sediaan harus dapat menyebar secara merata (Paithankar, 2010). Kriteria uji daya sebar dapat
dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria uji daya sebar sediaan pelembab (Yuliani, 2010)
Pengukuran homogenitas sediaan
Pengukuran homogenitas sediaan dilakukan dengan cara sediaan ditimbang 0,5 gram di atas wadah kemudian
diamati secara visual dan sensoris dengan cara diraba (Singh et al., 2011). kriteria hasil uji homogenitas
dapat dilihat pada tabel.
Tabel kriteria hasil uji hoogenitas sediaan pelembab
a. Pengukuran daya tercucikan air
Krim ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dioleskan pada telapak tangan dan dicuci dengan sejumlah volume
air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan kecepatan 0,25 tetes per detik lalu diamati
secara visual da atau tidaknya krim yang masih tersisa pada telapak tangan. Volume air yang terpakai
kemudian dicatat (Anggraini dkk, 2011). Sediaan pelembab harus mudah tercucikan air. Kriteria penilaian
dari uji tercucikan air dapat dilihat pada tabel.

1) Uji keamanan : uji iritasi


Uji iritasi dilakukan pada 10 orang panelis. Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji temple
terbuka (patch test) yang dilakukan dengan cara mengoleskan formula pada punggung tangan kanan panelis
seluas 2,5 cm2 dan punggung tangan kiri diolesi dengan formula krim. Uji iritasi dilakukan pada tempat yang
sama selama 3 hari berturut-turut setelah pembuatan dan pada hai terakhir penyimpanan untuk masing-
masing sediaan, gejala yang timbul diamati lalu hasinya dibandingkan dengan hasil olesan pada punggung
tangan kiri (Wathoni dkk, 2009). Kriteria penilaian dari uji tercucikan air dapat dilihat pada tabel.
2) Uji efektivitas
Uji efektivitas pelembab dilakukan untuk mengetahui dasar kemampuan sediaan air dalam
mempertahankan kadar air dalam kulit. Uji efektivitas pelembab dilakukan secara in vitro yaitu dengan
melakukan modifikasi uji pelembab metode the sorbtion-desoption test (Minarsih, 2005).
Uji ini dilakukan dengan membuat gel hidrofilik CMC Na 3% dan pengawet Na Benzoat 0,5% dan air
sampai 100% yang diletakkan pada suatu wadah dengan diameter 4,6 cm dan tinggi 2,5 cm. campuran ini
merupakan simulasi kandungan air dalam kulit. Selanjutnya dilakukan impregnasi membran milipore dengan
cara membran milipore ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu yang telah diisi dengan isopropyl miristat
sapai membrane milipore terendam, membran direndam selama 1 jam lalu diangkat. Kelebihan isopropyl
miristat yang masih menempel pada membran dihilangkan dengan meletakkan membrane milipore diantara
dua kertas saring dan dibiarkan selama 24 jam (Minarsih, 2005)
Membran kulit disimulasikan dengan membrane milipore yang telah diimpregnasi dengan Isopropyl
Myristate (IPM) dan ditempelkan pada wadah yang berisi gel hidrofilik (Minarsih, 2005).
Membran milipore yang sudah diimpregnasi ditimbang dan masing-masing formula pelembab
diaplikasikan dengan bobot 2 gram dan dioleskan di atas membrane milipore di permukaan wadah. Sediaan
uji disimpan di climatic chamber pada suhu 32 1C dengan kelembaban (RH) 70-80. Penimbangan dan
pencatatan bobot sediaan uji (gram) dilakukan pada jam ke 1, 2, dan 4 jam setelah pembuatan. Replikasi
dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula dan control (Minarsih, 2005). Suatu sediaan
dikatakan efektif melembabkan kulit dengan nilai total (AUC) 27,055,15 mg/jam (Dewi, 2012)
3) Uji aseptabilitas

Uji aseptabilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden yang telah bersedia
untuk menjadi subyek percobaan. Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 orang yang
dipilih secara acak. Responden akan diminta untuk menggunakan krim pelembab kulit buah manggis pada
lengan bagian atas dan diminta pendapatnya mengenai kemudahan diratakan, sensasi dingin dan kemudahan
dibersihkan. Kriteria penilaian dari uji aseptabilitas dapat dilihat pada tabel.
Diposting oleh Ivana Go di 10.56
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: moisturizer krim

1 komentar:
1.

Riyanti22 November 2015 00.33

Boleh tau referensi yang digunakan apa saja ya secara lengkap.?

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

about me

Ivana Go
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2014 (9)
o Mei (9)
krim pemutih
lightening krim
moisturizer krim
hand sanitizer
night cream
sunscreen cream
krim kuku-massage cream
massage cream
Krim Pembersih Wajah - Cleansing Cream

Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like