VIROLOGI

IPH 223
Pertemuan ke- 9

ISOLASI DAN PEMBIAKAN VIRUS

Fakultas Kedokteran Hewan

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
 TUJUAN PEMBELAJARAN
SETELAH MENYELESAIKAN TOPIK INI
MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN CARA
ISOLASI VIRUS DARI BERBAGAI SPESIMEN DAN
CARA MEMBIAKANNNYA TERMASUK MEDIA
BIAKAN YANG COCOK.
ISOLASI VIRUS :
- PENGAMBILAN BAHAN
- PENGIRIMAN
- PENGOLAHAN
- PENYIMPANAN
- PEMBIAKAN

DI DAPAT ISOLAT
 BAHAN = SPESIMEN
1. MATERIAL OTOPSI ATAU BIOPSI
PENYAKIT RESPIRASI
PARU-PARU; TRACHEA
PENYAKIT SISTIM SARAF
OTAK, SUMSUM TULANG BELAKANG
RADANG JANTUNG
CAIRAN PERICARD
MELUAS / PANTROPIS
HATI, LIMPA, DLL

2. DARAH
- UTUH
- SERA / PLASMA
3. CAIRAN TUBUH
- CEREBRO SPINAL
- VESIKEL
- LENDIR HIDUNG
- DAHAK
- RECTAL SWAB

4. FESES
SWAB CLOACAL
5. URINE
PENGIRIMAN
- DENGAN SURAT PENGANTAR YANG JELAS
- DIKEMAS DENGAN BAIK
- WAKTU TERCEPAT
- MENGGUNAKAN ES (< 24 JAM)
- MENGGUNAKAN PRESERVAN (> 24 JAM)

PENGOLAHAN
- UNTUK MENDAPATKAN BAHAN INOKULUM
- BENTUK SUSPENSI DALAM LARUTAN FAAL
- ANTIBAKTERIAL

PENYIMPANAN
- TEMPERATUR RENDAH
- 20o C
- 70o C
 PEMBIAKAN VIRUS
VIRUS :
Hanya tumbuh pada sel hidup
Media biakan harus berupa sel hidup
Telur berembrio, kultur sel dan hewan coba
 PEMBIAKAN

- IN OVO : TET
- IN VIVO : HEWAN MODEL
- IN VITRO : TC

TET
DIPAKAI RUTIN

JENIS SEL LENGKAP

- ENDOTEL
- EPITEL
- SYARAF
- FIBROBLAST
Pembiakan virus pada telur berembrio
Telur berembrio dapat digunakan untuk
membiakan beberapa jenis virus tidak hanya
virus asal unggas
Memiliki berbagai jenis sel (epitel, fibroblast,
endotel)
Kondisi dalam telur steril
Penanganan post inokulasi mudah
Dapat diperoleh virus dalam jumlah banyak
Pembiakan virus pada telur berembrio
Kelebihan :
Mudah dilakukan di laboratorium yang
sederhana secara ekonomis lebih murah

Kekurangannya :
Tidak semua jenis virus dapat tumbuh pada
media ini
Virus Isolation: Embryonated Eggs

Used for isolation of

influenza viruses by
allantoic and
amniotic inoculation

Historically, used for

pox virus isolation
 HEWAN M O D E L ?
SUATU OBJEK U/TIRUAN

SUATU YANG SECARA AKURAT

MENYERUPAI SESUATU YANG LAIN

TITIK BERAT PADA ANALOGI ATAS

PERILAKU FISIOLOGIS DARI HEWAN
TERSEBUT DENGAN MANUSIA ATAU
HEWAN SPESIES LAIN
 PENGELOMPOK HP
1. BERDASARKAN ASAL
DIBIAKKAN KHUSUS MENCIT
TIKUS
MARMUT
KELINCI
HAMSTER
HEWAN TERNAK
UNGGAS
KAMBING, DOMBA

HEWAN LIAR
ORANG HUTAN
CARNIVORA
PRIMATA LAINNYA
2. BERDASARKAN KANDUNGAN M.O. DALAM
TUBUH

2.1. GNOTOBIOTIK

2.2. SPESIFIK PATOGEN FREE

2.3. KONVENSIONAL
2.1. KALAU HEWAN PERCOBAAN YANG TIDAK
MENGANDUNG M.O. GERM FREE OR
MENGANDUNG 1 ATAU > M.O. YANG DIKETAHUI

2.2. YANG DALAM TUBUHNYA TIDAK MENGANDUNG

M.O. PATOGEN T3. SP., ND

2.3. HEWAN YANG TIDAK TERKONTROL MO DALAM

TUBUNYA. SANGAT MUNGKIN HEWAN TANGKAPAN
DARI ALAM
Pembiakan virus pada hewan percobaan

Sudah jarang dilakukan terkait dengan

kesejahteraan hewan
Penelitian sudah demikian maju, sudah
banyak jenis kultur sel yang dapat
digunakan untuk menumbuhkan virus.
 Pembiakan virus pada kultur sel
Mengapa kita memerlukan kultur sel :
Tujuan penelitian : untuk mengurangi
penggunaan hewan
Tujuan skala produksi/komersial : untuk
menumbuhkan antigen dan vaksin jauh
lenih ekonomis.
Kelebihan :
Dapat memproduksi dalam jumlah banyak
Semua jenis virus dapat dibiakan pada
kultur sel( tergantung jenis selnya)
Kekurangannya :
Biaya lebih mahal
Pengerjaan harus aseptis
Perlu peralatan yang lebih kompleks
dibanding pembiakan pada telur
 Morfologi kultur sel :
Secara morfologi kultur sel dapat
berupa :
sel yang tumbuh dalam bentuk
suspensi biasanya berupa sel
tunggal atau sekumpuln kecil sel
yang mengambang) contohnya
adalah sel lestari ( cell lines)
yang berasal dari sel darah
blood (leukaemia, lymphoma)Hela-Epithelial BAE1-Endothelial
Sel yang tumbuh selapis
melekat pada dasar permukaan
botol/cawan kulter sel.
Contohnya sel yang berasal dari
jaringan padat (paru-paru,
ginjal), endotelian,
epitelial,neural dan fibroblast.

MRC5-Fibroblast SHSY5Y-Neuronal
 TC (TISSUE CULTURE)
CELL CULTURE
PRIMARY CULTURE
CELL STRAIN 50X
CELL LINE TERUS MENERUS

DAPAT DI PASASE
CELL LINE ASAL SP. ASAL JARINGAN
HELA MANUSIA CERVIC
CARCINOM
KB MANUSIA ORAL CARCINOM
BHK HAMSTER GINJAL
VERO KERA GINJAL
 Initiation of culture
Tissue
dispersion

Primary cell culture

Subculture

Stored Cell line Continuous cell line Stored

Finite numbers Indefinite numbers

 Tipe-tipe sel yang umumnya digunakan sebagai media biakan

CELL LINE* CELL TYPE AND ORIGIN

3T3 Fibroblast (mouse)

293 Kidney epithelium (human)
BHK21 fibroblast (Syrian hamster)
MDCK epithelial cell (dog)
HeLa cancer epithelial cell (human)
PtK1 epithelial cell (rat kangaroo)
L6 myoblast (rat)
PC12 chromaffin cell (rat) (neuroblastoma cell)
SP2 plasma cell (mouse)
COS kidney (monkey)
CHO ovary (chinese hamster)
DT40 (chick) lymphoma cell for efficient targeted recombination
R1 embryonic stem cells (mouse)
E14.1 embryonic stem cells (mouse)
H1, H9 embryonic stem cells (human)
S2 macrophage-like cells (Drosophila)
BY2 undifferentiated meristematic cells (tobacco)
Teknik pemurnian virus
Pemurnian dapat dilakukan dengan teknik :
Pemurnian menggunakan gradien bertingkat CsCl
yang diikuti oleh continuous CsCl gradient.
Pemekatan virus yang sudah murni dengan
sentrifugasi filter
Dialisis of sediaan virus menggunakan buffer
dilanjutkan dengan aliquoting.

P.S. Purification of a virus is essential before

undertaking any in vivo project.