PANDUANNASIONAL .
KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT
(Patient Safety)
UTAMAKAN KESELAMATAN PASIEN
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Edisi 2 - Jakarta 2008
RenKata Sambutan
Menteri Kesehatan R.1
Tersusunnya Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Saki ini
hhendaknya Kila sambut dengan penuh rasa syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena penerbitan buku panduan ini merupakan rangkaian kegiatan yang panjang
yang melbatkan unit-unit terkaitdi Deparlemen Kesehatan, organisasi perumahsakitan
dankonsumen kesehatan,
Buku Panduan yang berisi standar keselamatan pasien dan tyjuh langkah
penerapan keselamatan pasien merupakan acuan yang tepat bagirumah sakitdatam
‘melaksanakan program keselamatan pasien rumah sakit Sepert kta ketahui, akhir-
akhr ini semakin marak tuntutan pasien terhadap mutu pelayanan yang tidak jarang
berakhir menjadi tuntutan hukum dan merusak citra rumah sakit tersebut. Dengan
digunakan buku panduan ini oleh rumah sakitdiharapkan rumah sakit rutin mencatat
ddan melaporkan insiden dan melakukan analis akar masalah sehingga insden tersebut
tidak terulang lagi. Sejalan hal tersebut terbentukrya Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit - PERS! sangatiah penting dalam membantu rumah sakit melakukan
analisis akar masalah dan menyebarkan hasil pemecahan masalah ke rumain sakit
lainnya sehingga kejadian yang sama tidak terulang terjadi di umah sakitlainnya,
Monitoring dan evaluasi pemenuhan standar keselamatan pasien melalui program
akreditasi rumah sakit pertu dilaksanakan szhingga dapat mendorong rumah sakit
untuk memenubi standar tersebut dan meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
DOEPARTEMEN KESEHATAN Ful - 2008 3Denmikiantah sambutan singkat saya, kepada tim penyusun saya mengucapkan
terima kasih atas jerih payah saudara dan selamat menggunekan Buku Panduan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit ini, semoga buku panduan ini bermantaat bagi
rumah sakit, dinas kesehatan dan Departemen Kesehatan. Dengan dilaksanakan pro-
gram keselamatan pasien rumah sakit diharapken dapat meningkatkan mutu dan
citra rumah sakit dimata masyarakat. Saya harapkan buku panduan inisegeradikuti
dengan buku panduan lainnya yang terkait keselamatan rumah sakityaknikeselamatan
petugas, keselamatan bangunan dan peralatan, keselamatan lingkungan dan
kelangsungan pelayanan rumah satit
Kesehatan Republik Indonesia
adillah Supari, Sp.JPK
4 PANDUAN HIASIONAL KESELAMATAM PASIEN FUMAN SAKIT (PATIENT SAFETHDKata Sambutan
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Diera globalisas ini perkembangan ilmu dan teknologi sangatiah pesat termasuk
iimudan teknologikedokteran, Peralaian kedoMeran baru banyak ciketemukan demikian
juga dengan obat baru. Keadzan tersebut berdampak terhadap pelayanan kesehatan,
cdimana dimasa lalu pelayanan kesehatan sengatiah sederhana, sering kurang efektit
amun lebih aman. Pada saat ini nelayanan kesehatan sangatlah komoleks. lebih
efektt namun apabila pember pelayanan kurang hati-hati dapat berpotensiterjadinya
kesalahan pelayanan. Data di Amerika Serikat 1 diantara 200 orang menghadapi
resiko kesalahan pelayanan dirumah sakt, dibandingkan dengan resiko naik pesawat
terbang yang hanya 1 per 2.000.000 maka resiko mendapatkan kesalahan pelayanan
di rumah sakit lebih tinggi. Di Indonesia kasus yang paling sering terjadi adalah
kesalahan obat yang tidak jarang menjadi tuntutan hukum dan berakhir di pengadilan,
Karena tu program keselamatan pasien rumah sakit (hospila/palient safety) sangattah
penting dan merupakan peningkatan dari program mutu yang selama ini dlaksanakan
socara kon:
Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Saki akan menjadi alat bantu
bagi setiap rumah sakit dalam melaksanakan program keselamatan pasien rumah sakit
Isi dari buku panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit adalah standar
keselamatan pasien dan tujuh langkah penerepan keselamatan pasien rumah sakit.
Dalam menyusun buku pancuan initelah melvatkan organisasi perumahsakiten, rumah
sakit dan uni-unit di Departemen Kesehatan yang terkail dengan mutu pelayanan
kesehatan, Siandar keselamatan pasien yang ada didalambuku panduan ini merupakan
bagian dari standar pelayanan rumah sakit. Karena itu evaluasi pemenuhen standar
keselamatan pasien ini kan llakukan melalui program akreditasi rumah sak
Penyerpunaan dan pengembangan buku panduan iniakan terus dlakukan secara
berkala disesuaixan dengan tuntutan program, kemajuan ilmu dan teknologi di bidang
DEPARTEMEN KESEHATAN Fl) - 2008 5kedokteran sertaperkembangan standar pelayanaan rumah sakit. Dengan demikian,
fumah sakit dituntut untuk terus mengembangkan diti dan meningkatkan mutu
pelayanannya Khususnya dalam program keselamatan pasien rumah sakit
Jakarta, Maret 2006
pA Ww. Husain, $98(K)
6 PANDUAN MASIONAL KESELAMATAM PASIEN FUMAH SEKIT (PATIENT 5Kata Sambutan
Ketua Umum
Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia
ASSALAMMUALAIKUM WR. WEB.
Pertama-lama mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena atas
beckat rahmat dan ridho-Nya_ telah fersusun buku pedoman nasional tentang
mah Saki
2400 tahun yang lalu Hipocrates telah mengeluarkan fatwa :*Primum, Nor Nocere”
(First, Do No Harm), Fatwa ini mengamanatkan tentang keselamatan pasien yang
harus ciutamakan. Dari fatwa in tersirat bahwa keselamatan pasien bukan hal yang
baru dalam dunia pengobatan, karena pada hakekatnya tindakan keselamatan pasien
ity sudah menyatu dengan proses pengobatan itu sendiri. Namun, dengan
berkembangnya imu pengetahuan dan tehnologi kedolteran serta makin kompleksnya
manajemen Rumah Sakit, unsur keselamatan pasien ini agak terabaikan. Dengan
munculnya laporan “To Err és Human pada tahun 2000, dunia dikagetkan dengan
kenyataan bahwa demikian banyalnya kasus-kasus Kejacian Tidak Diharapkan yang
terjadi di Rumah Sakit. Sesudah laporan tersebut, keselamatan pasien menjadiissue
global sampai saat ini, bahkan pada tahun 2004 WHO mencanangkan ‘Global All:
ance For Patient Safety'yang mengangkat fatwa Hipocrates di tas.
Sebagai tidak lanjut dari terbentuknya Komite Keselamatan Pasion Rumah Sakit
oleh PERS! serta telah dicanangkannya Gerakan Nasional Keselamatan Pasien oleh
Menteri Kesehatan, maka disusunlah buku *Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Saki’ in. Mengkajitatwa Hipocrates diatas maka program keselamatan pasien
tid 1g sabe agi Rumah Saki, dokler atau pemberipelayanan
kesehatan innya melainkan merupakan suatu kewajvan moral bagiseluruh pemberi
pelayanan Kesehatan tersebut
DEPARTEMEN KESEHATAN AL - 2008Buku panduan ini harus dipandang sebagai panduan untuk memudahkan bagi
Rumah Sakit serta pemberi pelayanan Kesehatan dalam melaksanakan program-
program keselamatan pasien secara terpadu, sehingga akan didapatkan hasil akhir
berupa peningkatan mutu pelayanan Kesehatan terhadap pasien. Buku panduan inl
tentunya akan dikuti oleh panduan-panduan lain sebagai penjabaran yang lebih inci
tentang hal-hal yang harus diaksanakan,
Harapan saya selaku ketua umum PERSI agar buku panduan ini dimanfaatkan
ssebaik-baiknya oleh seluruh Rumah Sakit di Indonesia dan saya harapkan adanya
‘sumbang saran untuk perbaikan lebih lanjut. Kepada anggota tim penyusun buku
pedoman ini saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas hasiljerih
Payahnya.
‘Semoga TuhanYME selalu memberikan Ridho, bimbingan serta perlindungan-Nya
‘bagi kita semua dalam rangka pengabdian profes’ kita kepada negara dan bangsa.
Wassalam
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
ye
Ketua Umum
8 PANOUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SARIT PATIENT SAFETY)Kata Sambutan
Direktur Eksekutif
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Pada waktu ini upaya meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan upaya
keselamatan pasien ai rumah sakit sudah merupakan sebuah gerakan universal.
Berbagatnegara maju bahkan telah menggeser paradigma ‘qualy'Kearah paradigma
baru ‘quailty - safety*ini beraribukan hanya mutu pelayanan yang harus ditingkatkan
tetapi yang lebih penting lagi adalah menjaga keselamatan pasien secara konsisten
dan terus menerus,
Tujuan keselamatan pasien di rumai sakit adalat mencegat
yang disebabkan oleh kesalahan akibat molaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang harusnya diambil
Maka, prakarsa Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh indonesia (PERS! melakukan
gerakan keselamatan pasien di Indonesia, mensosialisasikan cikalangan komunitas
rumah saki, menyusun program aksi dalam bentuik“Tyjuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien Rumah Sakit, tepat sekali waktunya, Prakarsa ini patut kita hargai.
Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) inihanyalah
erupaken aval dari upaya menjaga keselematan pasien dirumah salt, Pada waltunya
dikemudian hari, langkah awal ini perlu diniai pelaksanaannya melalui peniiaian
terhadap aplikasi standar pelayanan keselamatan pasien.
ijadinya Codeia
Terima kasin.
KOMISI AKREDITAS! RUMAH SAKIT
| Dr. H. Boedihartono, MHA
(Direktur Eksekuti )
DEPARTEMEN KESEHATAN fu - 2008 9KATA PENGANTAR EDISI !
Bermula dari laporan |OMInsttute of Medicine, Amerika Serikat th 2000, ‘TO
ARIS HUMAN, Building a Sater Heath Systert dikuti data WHO (Word Allarice
Jor Patient Sately, Forward Programme, 2004)dari berbagai negara yang menyatakan
bahwa dalam pelayanan pasien rawatinap di rumah sakt ada sekitar 3-16 % Kejadian
Tidak Diharapkan (KTDIAdverse Even, maka PERSVPerhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia mengambilnisiatif mengajek semua pinak stakeholder rumah sakit
untuk memperhatikan Keselamatan Pasien Rumah Sakit. nisiatit PERSt ini
dilaksanakan dengan mengembangkan lebih lanjut panduan dan standar tentang
keselamatan/keamanan yang sudah ada, misalnya standar K3 (Keselamatan Kerja,
Kebakaran, dan Kewaspadaan Bencana), standar Pengendalian infeksi Nosokomial
‘an lain sebagainya, yang dintegrasikan dalam suatu Sistem Keselamatan Pasien
Flumah Sakit yang baru dan komprehensit.
Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit diawali dengan membentuk Komite
” Keselamatan Pasion Rumah Saki/KKPRS oleh PERS! pada Juni 2005 sebagai hasi
Raker PERS! Maret 2006 di Surabaya, clikutidengan pencanangan Gerakan Keselamatan
Pasion Rumah Saki oleh Menteri Kesehatan DR. Dr. Sit Fadilah Supari, SpuPK pada
2 Agustus 2005 dalam Seminar Nasional PERSI¢ Jakarta. KKPRS kemudian menyusun
Panduan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasion Rumah Sakt dan GlosariumKPRS,
SSejalan dengan itu KARS (Komisi Akredtasi Rumah Saki, DepKes) menyusun Standar
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kedua upaya ini eemudian disinergikan melalui suatu
Tim terdiri dari unsur-unsur KKPRS-PERS!, KARS DepKes, yang dengan dukungan BD
(Becton Dickinson & Company) pad bulan Maret 2006 telah berhasil menyusun “Buku
Panduan Nasional Keselamatan Pasion Rumah Saki’. Panduan ini berisi Standar
Keselamatan Pasien Rumah Sali, Tyuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah
Skit, Formulr Laporan Insiden dan Glosarium, serta Instrumen Peniaian Akreditasi RS
uniuk siandar keseiamaian pasien rumah sekt dari KARS, Jumiah standar pelayanan
rumah sakit yang diakredtasi dengan demikian menjadi 16 Standar Pelayanan Rumah
Sakit dan 1 Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
DDEPAATEMEN KESEHATAN A - 2008 1Semoga Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit ini dapat
digunakan untuk membantu Rumah Sakit menerapkan Program Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
Jakarta, Maret 2005
Tim Penyusun Edisi |
12 PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PRSIEN RUMAH SAKIT (PATIENT SAFETY)KATA PENGANTAR EDISI II
Salam Keselamatan Pasien,
Pertama-ama mariah kta panjatkan puji syukur Kita ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa alas keberhasilan diterbitkannya Edisi |! Buku Panduan Nasional
Kesalamatan Pasien Rumah Sakit ini
Buku panduan nasional edisi pertama yang diterbitkan tahun 2006, mendapat
sambutan yang cukup besar dari kalangan masyarakat perumahsakitan, buku ini
selain telah berperan dalam meningicatkan kesacaran (awareness pt ‘
karyawan rumah sakit, juga telah banyak membante rumah sakit menerapkan pro-
gram Keselamatan Pasien. Sejak tahun 2007 KKPRS telah metayani permintaan
pelatihan ‘Keselamatan pasien rumah sakit dan Manajemen risiko Klis” yang
cenderung terus meningkat. Pada tingkat regional dalam WHO South East Asian
Regional "Werkshop on Patient Safety’ci New Delhi tanggal 12 ~ 14 Juli2006, Indo-
nesia memaparkan buku panduan nasional ini dan mendapat apresiasi dari WHO.
Sejalan dengan kecenderungan internasional, di Indonesia perkembangan
keselamatan pasien rumah sakit juga cukup pesat dan dinamis, ada bagian-bagtan
dalam butt edisipertama yang eriinggal" sehingga peru diperberui. Baglan-bagian tsb
al: Format Laporan Insiden Keselamatan Pasien, instrumen Akrediasi Pelayanan
Keselamatan Pasien Rumah Sakityang dimasukkan dalam Instrumen Pelayanan Medis
dan Administrasi Manajemen. Selain itu ditambahkan pula Petunjuk Penerapan
Keselamatan Pasien di Rumah Saki, dan tidak kalah pentingnya dimasukkan pula
‘Jakarta Declaration ‘yang dhasikan pada WHO South East Asia Regional ‘Workshop
Patients lor Pationt Safety'yang diselenggarakan di Jakarta tanggal 17 - 19 Jul 2007.
Mudah-mudahan edisi kedua ini, sebagai persembahan bagi masyarakat
perumafsakitan, dapat senantiasa mendorong perkembangan progiam Keselamatan
Pasien Flumah Sakit di Indonesia, dengan harapan dicapainya pemyataan penting
yang dicantumkan dalam ‘Vekarta Declaration”:
DOEPARTEMEN KESEMATAN Fu - 2008 13bahwa tidak boleh ada pasien menderita cedera yang dapat dicegah;
(that no patients should suffer preventable harm)
bahwa pasion adalah pusat dari semua upaya keselamatan pasien.
(that patients are at the centre of all patient satety efforts)
* Terima kasih.
Salam Keselamatan Pasien,
14
Jakarta, Gidnber 2008
Tim Penyusun Edisi 1!
PANOUAN NASIONAL KESELAVATAN PASIEN RUMAH SAKIT (PATIENT SaPencanangan
Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Oleh
Menteri Kesehatan R.I.
Seminar Nasional PERS!
21 Agustus 2005
Jakarta Convention Centre Jakarta
DDEPARTEWEN KESEHATAN Fal - 2008, 15DAFTAR ISI
Halaman
Kata Sambutan Menteri Kesehatan R11 3a
Kata Sambutan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik 5
Kata Pengantar Ketua PERS! 7
9
Kata Sambutan Direktur Eksekutif KARS
Kata Pengantar Edisi |.
"
kata Pengantar Edis 13
BAB I. Pendahuluan - 7
7
14. Latar Belakang
42. Tujuan Bisusunnya Buku Panduan Nasional Keseiamaian
Pasion Rumah Sakit .... vovsnennee 18
BAB |. Keselamatan Pasien Rumah Sakit 19
2.1. Mengapa keselamatan pasien ? 19
22. Pengertian ue 20
23. Tujuan 20
24. Programe WHO, World Alliance for Patan! Safety 120
2.5. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit » 24
BAB Ii. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit 22
BAB IV.. Tujuh Langkah Menuju Kesolamatan Pasien Rumah Sakit 28
BABY. Jakarta Declaration cenennn Se 34
BAB Vi. Pelaksanaan Kegiatan Secara Nasional 40
BAB Vil, Pencatatan dan Pelaporan . 48
BAB Vl. Monitoring dan Evaluasi ..... _ a7
BAB IX. Penutup i t a He 4B
Lampiran : :
1. Tim Penyusun Edisi remanent 49
2. Tim Penyusun Edisi !! .. Pee
3. Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien Internal dan Eksternal eee 52
4. Glosarium Keselamatan Pasien Rumah Sakit veins 80
5. Instrumen Akreditasi Pelayanan Keselamatan Pasian Rumah Saki
(Komisi Akreditasi Rumah Sakit - KARS, 2006) .. rsa - 63
6. SK PERS! “ sncnnt 80
7. Komite Keselamatan Pasi n Rumah ‘Sakit {KPERS) 82
16 PANUAN HAS:ONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (PATIWT SAFETY)BABI
PENDAHULUAN
1.1, Latar belakang
Keselamatan (safety) telah menjad isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada
limaisu penting yang terkalt dengan keselamatan (safty/dirumah saktyaitu:keselamatan
pasien (patient safety), Kesolamatan pekerja atau petugas Kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan rumah sakit yang bisa berdampak techadap keselamatan pasion
ddan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan Keselamatan “bisnis" rumah sakit yang lerkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit, Ke Ema aspek keselamatan tersebut sangatiah renting
‘untuk dlaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan insttust eumah
‘sak dapat borjalan apabia ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioitas
tama untuk difaksanakan dan hat tersebut terkait dengan isu mutu dan citra
perumahsakitan.
Harus diakui, pelayanan keschatan pada dasamya adalah untukmenyelamatkan pasien
sesuaidengan yang divcapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu Prima,
‘non nocere (Fist, do no harm), Namun diakui dengan semakin berkambangnya imu dan
teknologipelayanan kesehatan khususnya dirumah sakit menjadi semakin Komploks dan
berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan - KTO (Adverse event) apabila tidak
dilakukan dengan hati-hati.
Di rumah saki terdapat ratusan macam obat,ratusan tes dan prosedur, banyak alat
dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberixan
pelayanan pasien 24 jam terus meneius. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut
apabila tidak cikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
Pada tahun 2000 /nstiufe of Medicine di Amerika Serikat menertitkan laporan yang
mengagat Kk pinak:: “70 ERR IS HUMAN”, Building a Sater Heath System.
Laporan itu mengemukakan penelitian di rumah sakitdi Utah dan Colorado seria New York.
Di Utah dan Colorado ditemukan KTD (Adverse Even) sebesar 2,9 %, dimana 6,6 %
diantaranya meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah sebesar3,7 % dengan angka
EPARTEMEN KESEHATAN A «2008 7kematian 13,6%. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawatinap di seluruh Amerika
yang bejumniah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 - 98.000 per tahun, Pubikesi WHO
pada tahun 2004, mengumpukkan angka-angka paneltian rumah sakit di berbagai Negara
Amerika, Inggis, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan entang 3.2 ~ 16.6%.
Dengan data-data tersebut, berbagai negara segera melakukan penolitian dan
mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien.
i indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (Near miss) masin
fangka, namun diain pihak teradi peningkatan tuduhan “mal praktek’, yang belum tentu
sesuai dengan pembukian akhir, Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasion rumah
ssakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Soluruh Indonesia telah mengambi inisiatit
‘membentuk Komite Kesclamatan Pacion Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut tela
ah porciapan polaksenaan keselamatan pasion rumah
sakit dengan mengembangkan laboratoium program keselamatan pasion rumah sak
Mengingatkeselamatan pasion sudah menjadituntutan masyarakat maka pelaksanaan
program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan. Karena itu diperlukan acuan
yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasion tersebut. Buku Panduan Nasional
iKeselamatan Pasion Rumah Saki yang teruiama bevisiStanday Keselamatan Pasien Rumah
‘Sakit dan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit diharapkan dapat
‘membantu rumiah sakit dalam melaksanakan kegiatannya. Buku Panduan inirencananya
akan dilengkapi dengan Instrumen Perilaian yang akan dimasukkan di dalam program
akroditasi rumah sakil
4.2. Tujuan disusunnya Buku Pandan Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit adalah :
Tujuan Umum :
Memberikan informasi dan acuan bagi pusat, propinsi dan rumah sakit dalam
melaksanakan program keselamatan pasian rumah sakit
Tujuan Khusus :
41, _Terlaksananya program keselamatan pasion rumah saktsecara sistematis dan torah.
2. Terlaksananya pencatatan insiden di rumah sakit dan pelaporannya.
3. Sebagai acuan penyusunan instrumen akreditasirumah aki
‘Sebagal acuan bagi pusat, propinsi dan kabupatonola dalam melakukan pembinaan
rumah sakit
18 PANDUAN WASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (PATIENT SAFETIBAB Il
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
2.1. Mengapa Keselamatan Pasien?
Sejak awal tahun 1900 Institusi rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada 3
{tiga) elemen yaitu struktur, proses dan outcome dengan bermacam-macam konsep
dasar, program regulasi yang berwenang misalnya antara lain penerapan Standar
Folayanan Rumah Saki, penerepan Qual Assurance, Total Quay Management,
inan, Alseditasi, Kredensialing, Aucit Medis,
Indikator Kinis, Cliica! Governance, ISO, dan lain sebagainya, Haris dak pro-