Professional Documents
Culture Documents
1.2 Fisiologi
1.2.1 GENITALIA EKSTERNA
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum),
terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar
pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa
pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang,
banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan
skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada
batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora
menyatu (pada commisura posterior).
d. Labia minora
1
2
2.2 Etiologi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor sebagai berikut:
2.2.1 Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian
janin dan cacat bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi
dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi
karena :
a. Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan
kromosom, termasuk kromosom seks.
b. Faktor lingkungan endometrium
Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi
hasil konsepsi.
Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu
pendek.
c. Pengaruh luar
Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil
konsepsi.
Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
2.2.2 Kelainan Pada Plasenta
Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak
dapat berfungsi. Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang
diantaranya pada penderita diabetes mellitus. Hipertensi menyebabkan
gangguan peredaran darah plasenta sehingga menimbulkan keguguran.
2.2.3 Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria,
sifilis, anemia dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit
ginjal, penyakit hati, dan penyakit diabetes melitus.
2.2.4 Kelainan yang terdapat dalam rahim. Rahim merupakan tempat
tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk
mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks
inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks),
robekan serviks postpartum (Manuaba, 2010).
7
2.4 Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis
kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga
merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan <8 minggu hasil
konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koralis belum
menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8-14 minggu
villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta
tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah
ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta.
Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.
Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai
bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya
benda kecil tanpa bentuk yang jelas dan mungkin pula janin telah mati
lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu yang
cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus dinamakan
mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah
diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak
seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion
tampak berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan
korion.
8
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
proses mumifikasi dimana janin mengering dan karena cairan amnion
berkurang maka ia jadi gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih
lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus).
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan
adalah terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek,
perut membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah-
merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang
terjadi sudah berlangsung lama (Prawirohardjo, 2005).
9
2.5 Pathway
Uterus berkontraksi
Perdarahan
Nyeri
Defisit volume
cairan
2.6 Komplikasi
2.6.1 Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan
pada waktunya.
2.6.2 Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus
dalam posisi hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan perlunya alat-alat
lain.
2.6.3 Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan dan karena infeksi
berat.
2.6.4 Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan
suatu abortus yang tidak aman (Sujiyatini, 2009).
2.7 Prognosis
2.7.1 Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus
yang rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %
2.7.2 Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui,
kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %
2.7.3 Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas
jantung janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita
dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak jelas.Prognosis
keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan
sebelumnya.
Definisi
Rentan mengalami penurunan volume darah yang dapat mengganggu
kesehatan
Faktor resiko
Aneurisme
Gangguan fungsi hari
Gangguan gastrointestinal
Koagulasi inheren
Koagulasi intravaskulat diseminata
Komplikasi kehamilan (misalnya: pecah ketuban dini, plasenta
previa/abrupsio, kehamilan kembar)
Kurang pengetahuan tentang kewaspadaan perdarahn
Program pengobatan
16
Riwayat jatuh
Sirkumsisi
Trauma
Definisi
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International
Association For The Study Of Pain): awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Batasan Karakteristik :
Perubahan selera makan
Perubahan tekanan darah
Perubahan frekuensi jantung
Perubahan frekuensi pernafasan
Mengekspresikan prilaku mis: gelisah, merengek, menangis
Melaporkan nyeri secara verbal
Gangguan tidur
Faktor yang Berhubungan :
Agen cidera biologis
Agen cidera fisik
Agen cidera kimiawi
Definisi
Rentang mengalami invasi dan multiplikasi organisme patoginek yang
dapat mengganggu kesehatan
Faktor Resiko
- Kurang pengetahuan
- Malnutrisi
- Obesitas
- Penyakit kronis
17
- Prosedur invasive
3.3 Perencanaan
Diagnosa I: Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan intrauteri
NOC: NIC:
Setelah dilakukan tindakkan Observasi tanda-tanda Untuk mengetahui keadaan
keperawatan 3 x 24 jam masalah vital umum klien
nyeri berkurang. Observasi skala nyeri, Mengetahui tingkat nyeri yang
lokasi, frekuensi. dialami klien
Setelah dilakukan tindakan Ajarkan klien teknik Mengurangi nyeri pada klien
keperawatan 1 x 24 jam masalah relaksasi dan distraksi Untuk menghilangkan nyeri
teratasi sebagian dengan kriteria Kolaborasi dengan dokter
hasil: pemberian analgetik
Nyeri berkurang
TTV dalam batas normal
TD 120/80, nadi 80 x/menit,
respirasi 20 x/ menit
( ) ( )