Professional Documents
Culture Documents
MODUL 1
PENGANTAR
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
POKOK BAHASAN
Introduction to SCM
2. Persediaan (Inventory)
3. Klasifikasi Persediaan
4. Biaya Persediaan
5. Pengendalian Persediaan
i
INTRODUCTION TO SCM
Gambar1Sistem Logistik
Pada prinsipnya, dalam suatu sistem logistik terdapat dua aliran utama. Aliran pertama
adalah aliran barang dari pemasok, ke pabrik atau manufakturing, hingga ke pelanggan.
Berlawanan dengan aliran barang, terdapat aliran informasi yang mengalir dari pelanggan,
ke pabrik, hingga ke pemasok.
1
Sebagai sebuah sistem, logistik terdiri atas beberapa subsistem atau komponen-komponen
utama, yaitu Persediaan, Pergudangan, Transportasi, dan Sistem Informasi (Setijadi, 2009).
Gambar berikut ini menunjukkan keterkaitan di antara komponen-komponen utama
pembentuk sistem logistik tersebut.
PERSEDIAAN
SISTEM
INFORMASI
TRANSPORTASI
PERGUDANGAN
2
Masukan Tindakan Manajemen Keluaran
Logistik Perencanaan Implementasi Pengendalian Logistik
2. Persediaan (Inventory)
Persediaan adalah stok atau item-item yang disimpan oleh perusahaan yang digunakan
untuk mendukung produksi (bahan baku dan barang setengah jadi), sebagai hasil akhir
produksi (barang jadi) sebelum dikirimkan ke pelanggan, untuk kegiatan-kegiatan
(perawatan, perbaikan, dan operasional), dan untuk pelayanan pelanggan (barang jadi dan
suku cadang).
3
2. Dukungan kegiatan perawatan, perbaikan, dan operasional
Perusahaan perlu menjaga supaya produksi dan operasional selalu berjalan dengan baik.
Perusahaan perlu melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan terhadap mesin-mesin
produksi, peralatan, dan bangunan. Untuk itu, perusahaan memerlukan persediaan yang
siap untuk digunakan ketika dibutuhkan.
Pengadaan akan bersifat ekonomis jika dilakukan pada jumlah tertentu, sehingga
perusahaan seringkali melakukan pemesanan melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk
periode waktu tertentu. Kelebihan jumlah ini menjadi persediaan di perusahaan tersebut.
Pengiriman barang dari pemasok (seperti bahan baku untuk perusahaan manufaktur) bisa
mengalami gangguan.Hal ini terjadi, misalnya, karena ada kendala produksi di pemasok,
masalah transportasi, dan sebagainya. Ketidakpastian ini diantisipasi oleh perusahaan
dengan adanya persediaan, sehingga kegiatan perusahaan (produksi atau penjualan) tidak
terganggu.
3. Klasifikasi Persediaan
4
a. Bahan mentah
Jenis persediaan ini merupakan bahan dasar dari suatu perusahaanmanufaktur yang akan
diproses menjadi barang setengah jadi untuk diproses lebih lanjut atau barang jadi untuk
dijual ke pelanggan.
Barang setengah jadi merupakan bahan mentah yang telah mengalami proses pengolahan,
namun belum menjadi barang jadi atau produk akhir. Barang setengah jadi ini akan
diproses lebih lanjut menjadi barang atau produk jadi.
c. Barang jadi
Barang jadi merupakan produk akhir suatu perusahaan manufaktur yang siap untuk dikirim
kepada pelanggan.
Kelompok persediaan ini adalah barang-barang atau item-item yang diperlukan untuk
kegiatan perawatan dan perbaikan mesin-mesin atau peralatan-peralatan di pabrik atau
perusahaan. Kelompok persediaan ini tidak diproses lebih lanjut dan tidak untuk dijual,
namun digunakan dan diperlukan untuk menjaga proses produksi dapat terus berjalan.
Persediaan dapat dibedakan pula atas beberapa jenis atau tipe, yaitu: persediaan siklus
(cycle stock), persediaan dalam perjalanan (in-transit), persediaan pengaman atau
penyangga (safety atau buffer stock), persediaan spekulatif (speculative stock), persediaan
musiman (seasonal stock), dan dead stock.
4. Biaya Persediaan
5
1. Biaya modal (cost of capital), yaitu biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar
peluang yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi.
2. Biaya penyimpanan (cost of storage) yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan
pajak. Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan
4. Biaya risiko persediaan (inventory risk cost), berupa risiko kehilangan (loss),
kerusakan, dan keusangan (obsolescence).
Biaya pemesanan adalah biaya yang muncul ketika melakukan pemesanan dari pemasok.
Biaya ini tidak tergantung dari kuantitas barang yang dipesan, namun tergantung pada
jumlah pemesanan yang dilakukan perusahaan dalam satu tahun.
1. Biaya pemesanan pembelian (purchasing order), yaitu biaya-biaya yang timbul dalam
proses pemesanan pembelian, seperti biaya-biaya untuk pembuatan dokumen
pemesanan, pengiriman dokumen pemesanan, komunikasi dengan pemasok, dan
pembayaran tagihan (invoice).
2. Biaya transportasi, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman barang dari
tempat/perusahaan penjual ke perusahaan pembeli.
3. Biaya penerimaan (receiving cost), yaitu biaya-biaya yang muncul dalam proses
penerimaan barang, seperti biaya bongkar barang dari armada pengirim.
Perusahaan bisa mengalami kekurangan persediaan ketika ada permintaan dari pelanggan
namun jumlah persediaannya tidak cukup untuk memenuhi permintaan tersebut. Situasi ini
dapat terjadi, misalnya, karena perusahaan keliru dalam melakukan peramalan
(forecasting), keterlambatan pengiriman barang dari pemasok, adanya lonjakan permintaan
pelanggan, dan sebagainya.
6
Ketika terjadi kekurangan persediaan, perusahaan bisa berusaha memenuhi permintaan
pelanggan tersebut. Misalnya, dengan membeli barang yang sejenis dari perusahaan lain,
namun dengan harga perolehan yang lebih mahal sehingga keuntungan berkurang. Jika
akhirnya perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan tersebut, maka perusahaan
kehilangan kesempatan untuk melakukan penjualan, sehingga tidak bisa mendapatkan
keuntungan. Biaya-biaya yang muncul pada situasi-situasi ini disebut sebagai biaya akibat
kekurangan persediaan.
5. Pengendalian Persediaan
Jumlah persediaan harus dikelola pada suatu tingkat yang optimal. Jumlah persediaan yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan berdampak terhadap biaya atau risiko tertentu.
Jumlah atau tingkat persediaan yang tinggi memang memberikan beberapa keuntungan,
seperti jaminan terpenuhinya pasokan untuk kegiatan produksi atau pemenuhan permintaan
pelanggan. Namun, konsekuensi dari tingkat persediaan yang tinggi adalah biaya besar
yang harus ditanggung, baik biaya modal maupun biaya risiko persediaan.
Dengan jumlah atau tingkat persediaan yang rendah, berarti biaya modal yang dikeluarkan
juga rendah. Namun, jumlah atau tingkat persediaan yang rendah berdampak terhadap
jaminan pasokan yang rendah untuk produksi dan pemenuhan permintaan pelanggan.
Apabila produksi dan pemenuhan permintaan pelanggan terganggu, maka terjadi
kehilangan peluang penjualan (lost of sales) hingga kehilangan pelanggan (lost of
customers).
Salah satu cara untuk menjaga tingkat persediaan adalah dengan mengadakan persediaan
pengaman (safety stock) yang merupakan cadangan persediaan untuk menghindari
terjadinya kekurangan barang atau item, terutama pada saat memenuhi permintaan
pelanggan yang tidak bisa diduga.
Dalam pengelolaan persediaan, perusahaan perlu memperhatikan lead time, yaitu jangka
waktu dari pemesanan suatu barang dilakukan sampai kedatangan barang yang dipesan
tersebut.
7
Persediaan sangat penting bagi perusahaan sehingga harus dikelola secara baik.
Pengelolaan ini dilakukan dengan sistem dan prosedur yang tepat, maupun dengan
menggunakan dan menerapkan beberapa tools.
EOQ adalah teknik yang digunakan untuk mengendalikan pemesanan barang yang optimal
dengan biaya persediaan serendah mungkin. Biaya persediaan ditekan serendah mungkin
pada besaran biaya penyimpanan (carrying cost) dan biaya pemesanan (ordering cost) yang
tepat.
B. Min-Max Analysis
C. ABC Analysis
Dalam ABC Analysis, biasanya barang-barang dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu A,
B, dan C. Kelas A adalah kelompok barang yang sangat penting (nilai penjualan terbesar),
8
kelas B adalah kelompok barang dengan nilai penjualan menengah, dan kelas C adalah
kelompok barang dengan nilai penjualan terkecil.
Pembagian kelompok tersebut tidak selalu menjadi tiga kelas (A, B, dan C) saja, namun
tergantung kebijakan perusahaan yang bersangkutan.Apabila diperlukan, pengelompokan
barang bisa dilakukan misalnya menjadi empat kelas (A, B, C, dan D).
Pada metode Moving Average,penghitungan nilai persediaan dilakukan dari nilai rata-rata
transaksi yang sedang berjalan. Nilai rata-rata transaksi yang dihitung dilakukan pada saat
yang sama ketika ada persediaan yang masuk maupun keluar.
9
Metode LIFO berkebalikan dari metode FIFO. Pada metode LIFO, penghitungan nilai
persediaan dilakukan denganprinsip persediaan yang masuk lebih dahulu akan dikeluarkan
kemudian. Penghitungan dilakukan berdasarkan tanggal terjadinya transaksi.
10