You are on page 1of 9

APLIKASI EFFECTIVE MICROORGANISM 10 (EM10) UNTUK

PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus var.


Sangkuriang) DI KOLAM BUDIDAYA LELE JOMBANG, TANGERANG
Elpawati1, Dianna Rossyta Pratiwi2, Nani Radiastuti2*
1
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

*Corresponding author: n_radiastuti@yahoo.com

Abstract

The catfish is a fish that is widely cultivated and consumed in Indonesia. The Catfish growth
depand on by the availability of food and water quality. EM4 and EM10 are an example of liquid
biofertilizer. The addition of EM4 in the fish pond can help the growth of the fish and maintain of
the water quality. While the test of EM10 has not been done on fishery fields. The purpose of this
study was to determine the effect of EM10 fertilizers on of sangkuriang catfish (Clarias gariepinus
Var. sangkuriang) growth and water quality. This research was conducted in February-March
2014. Research using completely randomized design with 7 treatments and 3 replications. The
treatments tested were control (A), EM4 10 ml (B), EM4 20 ml (C), EM4 30 ml (D), EM10 10 ml
(E), EM10 20 ml (F), and EM10 30 ml (G ). Analysis of data were using ANOVA followed by
Duncan test if there is a real effect ( = 0.05). EM10 fertilizers at concentration of 20 ml could
affect to the specific growth rate on catfish in 7 days maintenance, the concentration of 10 ml at 14
days of maintenance and the concentration of 30 ml at 28 days of maintenance. EM10 fertilizers
can affect the weight growth of catfish. Fertilizer EM10 can maintain the temperature of the water.

Keywords: Absolute weight growth, daily length growth, EM10, spesific growth rate

PENDAHULUAN penambahan area budidaya dan biaya untuk


Peningkatan jumlah populasi penduduk pakan serta peningkatan kebutuhan air
di Indonesia menyebabkan tingkat kebutuhan (Sitompul, 2012).
konsumsi pangan meningkat, salah satunya Lele merupakan salah satu ikan yang
kebutuhan akan protein. Protein dapat mampu bertahan pada lingkungan perairan
didapatkan dari berbagai sumber salah yang buruk. Air merupakan pelarut yang
satunya ikan. Usaha budidaya ikan banyak dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup.Air
berkembang di Indonesia belakangan ini salah dibutuhkan oleh makhluk hidup baik secara
satunya adalah usaha pembudidayaan ikan internal ataupun eksternal. Secara internal,
lele. air dimanfaatkan sebagai tempat terjadinya
Ikan lele sangkuriang (Clarias garie- reaksi kimia, transportasi hasil metabolisme
pinus var. sangkuriang) adalah salah satu ikan dan sebagainya. Sementara secara eksternal,
air tawar yang banyak dibudi-dayakan dan air dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
dikonsumsi di Indonesia. Ikan ini banyak sehari-hari baik untuk makan, minum,
dikonsumsi karena mudah diolah, banyak mencuci dan menjadi habitat bagi organisme
disukai, dan memiliki kandungan protein air. Air juga memiliki peranan penting dalam
yang tinggi. Selain itu, ikan ini juga pertumbuhan ikan yang dibudidayakan oleh
dibudidayakan karena memiliki waktu per- masyarakat. Kualitas air yang buruk dapat
tumbuhan yang relatif cepat. Tingginya menghambat pertumbuhan ikan lele karena
permintaan konsumen membuat petani lele energi yang diperoleh dari pakan digunakan
melakukan usaha yang intensif. Perkem- oleh ikan lele untuk mempertahankan
bangan usaha budidaya lele membutuhkan

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor1, April 2015 6


Elpawati dkk Aplikasi Effevtive Microorganism10 untuk Pertumbuhan Lele

hidupnya sehingga waktu pemanenan bisa Parameter kualitas air yang diamati
menjadi lebih lama. antara lain suhu dan pH yang diukur setiap
Beberapa bulan terakhir ini mulai tiga hari sekali dan amoniak setiap tujuh hari
diproduksi pupuk hayati lokal baru yang sekali. Sebanyak 50 sampel ikan dari setiap
dikembangkan oleh peneliti Indonesia yang kolam masing-masing diukur panjangg total
diberi nama EM10. EM10 merupakan kultur dan biomassanya setiap tujuh hari sekali, yang
campuran dari 11 genus mikroorganisme yang kemudian akan dimasukkan ke dalam rumus-
diinokulasi dari beberapa titik di daerah rusmus parameter pertumbuhan. Rumus yang
Tangerang Selatan yang diharapkan dapat digunakan untuk menentukan laju partum-
membantu mengoptimalkan pertumbuhan buhan panjang badan harian benih ikan lele
tanaman seperti halnya EM4. EM10 terbukti dihitung berdasarkan rumus Satyani (2010),
lebih efektif untuk mendegradasikan sampah adalah:
organik dibandingkan dengan EM4 berdasar-
kan hasil uji yang telah dilakukan sebelum- Laju Pertumbuhan Panjang Harian =
nya.. Penambahan pupuk hayati EM4 sebagai x 100%
probiotik dalam bidang perikanan dapat
membantu memperbaiki kualitas air kolam Keterangan:
Lt = Panjang badan rata-rata biota uji pada akhir
dengan mendegradasi limbah organik berupa
penelitian
sisa pakan ikan dan mengendapkannya serta Lo = Panjang badan rata-rata biota uji pada awal
memperkaya mikroflora dalam air sehingga penelitian
dapat dimanfaatkan oleh ikan sebagai sumber T = Lama pemeliharaan
pakannya, namun belum pernah dilakukan uji
efektifitas EM10 terhadap pertumbuhan ikan. Biomassa mutlak dihitung dengan rumus dari
Oleh karena itu dilakukan penelitian Aplikasi Effendi (1997) dalam Supriyanto (2010),
Pemberian EM10 Terhadap Pertumbuhan Ikan yaitu :
Lele Sangkuriang di Kolam Budidaya Jom- W = Wt Wo
bang Tangerang untuk mengetahui apakah Keterangan:
EM10 bisa dimanfaatkan untuk membantu W = Pertambahan Biomassa
pertumbuhan ikan lele sangkuriang dan Wt = Biomassa lele uji pada akhir penelitian
mempertahankan kondisi air kolam yang Wo = Biomassa lele uji pada awal penelitian
sesuai untuk pertumbuhan optimum lele
sangkuriang. Pertumbuhan harian spesifik dihitung
berdasarkan formula De Silva dan Anderson
MATERIAL DAN METODE (1995), dalam Muchlisin (2003), yaitu:
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari-Maret di Kolam Bududaya Lele SGR = x 100%
Jombang, Tangerang. Kolam yang digunakan
adalah kolam terpal dengan ukuran 1,5 m x 4 Keterangan:
SGR = Laju pertumbuhan harian spesifik
m x 50 cm yang telah dikuras dan dijemur
W2 =Bobot rata-rata ikan pada akhir percobaan
selama dua hari, setelah itu diisi dengan air W1 = Bobot rata-rata ikan pada awal percobaan
dengan ketinggian 20 cm. Selanjutnya, t2 = Waktu akhir percobaan
ditambahkan EM4 atau EM10 sesuai dengan t1 = Waktu awal percobaan
kode perlakuan (A: tanpa pupuk hayati
(Kontrol), B : EM4 10 ml, C : EM4 20 ml, D : Data parameter pertumbuhan yang
EM4 30 ml, E : EM10 10 ml, F : EM10 20 ml, diperoleh kemudian dianalisis dengan meng-
G : EM10 30 ml). Benih lele sangkuriang gunakan ANOVA satu arah untuk melihat
ditebar ke dalam kolam sebanyak 150 ekor/ perbedaan antar perlakuan kontrol, penam-
kolam. Pakan beruba pellet FF-999 diberikan bahan EM4, dan penambahan EM10 terhadap
tiga kali sehari selama satu bulan peme- pertumbuhan ikan lele sangkuriang. Apabila
liharaan. dalam ANOVA ternyata Fhitung > F tabel
Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor1, April 2015 7
Elpawati dkk Aplikasi Effevtive Microorganism10 untuk Pertumbuhan Lele

dengan signifikansi 5% maupun 1% maka demikian perlakuan berbagai konsentrasi


dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan 5% EM10 dan EM4 tidak berpengaruh pada
sehingga dapat diketahui lebih jelas perbe- pertumbuhan panjang harian ikan lele
daan antar perlakuannya. sangkuriang usia 7 hari pemeliharaan. Hal ini
disebabkan pertumbuhan panjang ikan belum
HASIL DAN PEMBAHASAN optimum karena masih berada dalam fase
Pertumbuhan Panjang Harian awal pembesaran.
Pertumbuhan panjang harian ikan lele Pertambahan panjang harian ikan lele
sangkuriang pada usia 7 hari pemeliharaan sangkuriang pada usia 14 hari pemeliharaan
memiliki rata-rata berkisar 0,52-1,48% memiliki rata-rata berkisar 1,10-1,90%
(Gambar 1). Hasil tertinggi terdapat pada (Gambar 1). Hasil tertinggi terdapat pada
perlakuan B yang diberi EM4 10 ml yaitu perlakuan E yang diberi EM10 10 ml yaitu
1.48%. Berdasarkan hasil uji statistik belum 1.90%. Berdasarkan hasil uji statistik belum
terlihat adanya perbedaan terhadap partum- terlihat adanya perbedaan terhadap partum-
buhan panjang harian ikan lele sangkuriang buhan panjang harian ikan lele sangkuriang
usia 7 hari pemeliharaan (P>0,05), dengan usia 14 hari pemeliharaan (P>0.05).

Gambar 1. Rata-rata pertumbuhan panjang harian. A : kontrol, B : EM4 10 ml, C : EM4 20 ml, D :
EM4 30 ml, E : EM10 10 ml, F : EM10 20 ml, G : EM10 30 ml

Pertumbuhan panjang harian ikan lele sentrasi EM10 dan EM4 tidak berpengaruh
sangkuriang usia 21 hari pemeliharaan pada pertumbuhan panjang harian ikan lele
memiliki kisaran 0,48-1,43% (Gambar 1). usia 14, 21, dan 28 hari pemeliharaan.
Hasil tertinggi terdapat pada perlakuan A Pertumbuhan panjang badan ikan
yang tidak diberikan penambahan EM10 atau dipengaruhi oleh genetika msing-masing
EM4 yaitu 1.43 %. Berdasarkan hasil uji individu dan juga asupan protein untuk
statistik belum terlihat adanya perbedaan mendukung pertumbuhan yang diperoleh dari
terhadap pertumbuhan panjang harian usia 21 pakan (Estriyani, 2013). Untuk membantu
hari pemeliharaan pemanfaatan protein yang terkandung dalam
Pertumbuhan panjang harian ikan lele pakan dibutuhkan bantuan mikroorganisme
usia 28 hari pemeliharaan memiliki kisaran proteolitik yang dapat memecah protein
1,29-1,86% (Gambar 1). Hasil tertinggi menjadi polipeptida, oligopeptida dan asam
terdapat pada perlakuan G yang diberikan amino yang bisa langsung dimanfaatkan oleh
EM10 30 ml yaitu 1,86 %. Berdasarkan hasil tubuh ikan untuk membantu pertumbuhannya
uji statistik belum terlihat adanya perbedaan (Yusuf, 2012). Selain itu, menurut penelitian
terhadap pertumbuhan panjang harian ikan yang dilakukan oleh Maishela (2013),
lele sangkuriang usia 28 hari pemeliharaan, fotoperiode sangat berpengaruh terhadap
dengan demikian perlakuan berbagai kon- pertambahan panjang ikan lele, semakin lama

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor1, April 2015 8


Elpawati dkk Aplikasi Effevtive Microorganism10 untuk Pertumbuhan Lele

waktu gelap, maka pertumbuhan ikan lele berpengaruh pada pertumbuhan bobot mutlak
semakin baik. ikan lele (P < 0,05), dengan perlakuan G yang
diberi 30 ml EM10 menghasilkan partum-
Pertumbuhan Bobot Mutlak buhan bobot mutlak tertinggi sebesar 6,37
Pertumbuhan bobot mutlak ikan lele gram. Hal ini membuktikan bahwa EM10
sangkuriang memiliki rata-rata berkisar 4,80- mengandung mikroba yang dapat membantu
6,37 gram (Gambar 2). Berdasarkan uji meningkatkan pertumbuhan bobot mutlak
statistik pemberian konsentrasi EM10 ikan lele sangkuriang.

Gambar 2. Rata-rata pertumbuhan biomassa lele sangkuriang 28 hari.A : kontrol, B : EM4 10 ml, C
: EM4 20 ml, D : EM4 30 ml, E : EM10 10 ml, F : EM10 20 ml, G : EM10 30 ml

Effective Microorganism 10 selain Pertumbuhan Harian Spesifik


memiliki kandungan bakteri heterogen yang Pertumbuhan Harian spesifik ikan lele
efektif dalam mendegradasi sampah juga sangkuriang pada usia 7 hari pemeliharaan
mengandung mikroorganisme yang dapat memiliki rata-rata berkisar antara 3,52-
menghasilkan enzim amylase untuk meng- 10,10% (Gambar 3). Berdasarkan hasil uji
uraikan selulosa yang terkandung dalam statistik pemberian konsentrasi EM10
pakan menjadi lebih mudah diserap oleh berpengaruh pada pertumbuhan harian
tubuh ikan. Menurut Wache et al., (2006) spesifik ikan lele sangkuriang usia 7 hari
dalam Manurung (2013), Ragi (Yeast) dapat pemeliharaan (P<0,05), dengan perlakuan F
meningkatkan pencernaan pakan dan protein yang diberi 20 ml EM10 mendapatkan nilai
sehingga menghasilkan pertumbuhan dan pertumbuhan harian spesifik tertinggi yaitu
efisiensi pakan yang lebih baik. Ragi 10,10%. Hal ini membuktikan bahwa EM10
mengandung komponen nukleotida dalam memiliki kan-dungan organisme untuk
bentuk basa purin dan pirimidin sebanyak membantu mening-katkan nilai pertumbuhan
0.9% (Li & Galtin, 2006 dalam Manurung, harian spesifik ikan lele sangkuriang pada
2013). Selain itu, menurut penelitian Yusuf et usia 7 hari pemeliha-raan dan kandungan
al., (2012), Trichoderma viridae merupakan mikroorganisme di dalam kolam yang
mikroorganisme yang berperan sebagai diberikan penambahan EM10 20 ml sudah
penghasil enzim selulase yang dapat meme- efektif untuk membantu mening-katkan
cah serat kasar menjadi lebih sederhana. Oleh nutrisi dalam pakan untuk membantu
karena itu, ikan lele dapat menyerap nutrisi pertumbuhan.
dari pakan buatan yang diberikan dengan
baik.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor1, April 2015 9


Elpawati dkk Aplikasi Effevtive Microorganism10 untuk Pertumbuhan Lele

Gambar 3. Rata-rata pertumbuhan harian spesifik ikan lele A : kontrol, B : EM4 10 ml, C : EM4 20
ml, D : EM4 30 ml, E : EM10 10 ml, F : EM10 20 ml, G : EM1030 ml

Pertumbuhan harian spesifik ikan lele memiliki rata-rata berkisar antara 2,38-5,76%
sangkuriang pada usia 14 hari pemeliharaan (Gambar 3). Berdasarkan hasil uji statistik
memiliki rata-rata berkisar antara 0-5,43% pemberian konsentrasi EM10 berpengaruh
(Gambar 3). Berdasarkan hasil uji statistik pada pertumbuhan harian spesifik ikan lele
pemberian konsentrasi EM10 berpengaruh sangkuriang usia 28 hari pemeliharaan
pada pertumbuhan harian spesifik ikan lele (P<0,05), dengan perlakuan G yang diberi 30
sangkuriang usia 14 hari pemeliharaan ml EM10 mendapatkan nilai pertumbuhan
(P<0,05), dengan perlakuan E yang diberi 10 harian spesifik tertinggi yaitu 5,76%. Hal ini
ml EM10 mendapatkan nilai pertumbuhan membuktikan bahwa EM10 memiliki kan-
harian spesifik tertinggi yaitu 5,43%. Hal ini dungan organisme untuk membantu mening-
membuktikan bahwa EM10 memiliki kan- katkan nilai pertumbuhan harian spesifik ikan
dungan organisme untuk membantu mening- lele sangkuriang pada usia 28 hari peme-
katkan nilai pertumbuhan harian spesifik ikan liharaan. Jumlah mikroorganisme pada kolam
lele sangkuriang pada usia 14 hari peme- G yang diberi penambahan 30 ml EM10 cukup
liharaan. untuk meningkatkan nutrisi pakan dan
Pertumbuhan Harian spesifik ikan lele membantu lele menggunakan nutrisi yang
sangkuriang pada usia 21 hari pemeliharaan tersedia untuk pertumbuhannya.
memiliki rata-rata berkisar antara 1.48-7.81% Menurut Wilson (1994) dalam Aryan-
(Gambar 3). Berdasarkan hasil uji statistik syah (2007), pada umumnya ikan kurang
pemberian konsentrasi EM10 berpengaruh mampu memanfaatkan karbohidrat. Ikan yang
pada pertumbuhan harian spesifik ikan lele bersifat karnivora dapat mamanfaatkan
sangkuriang usia 21 hari pemeliharaan karbohidrat optimum 10-20% dan ikan
(P<0,05), dengan perlakuan A yang diberi omnivora pada tingkat 30-40% dalam pakan.
tidak diberikan penambahan EM4 dan EM10 Oleh karena itu dengan adanya penambahan
mendapatkan nilai pertumbuhan harian spe- bahan yang dapat membantu menguraikan
sifik tertinggi yaitu 7,81%. Hal ini karbohidrat dalam pakan. Selain Trichoderma
kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik sp., Penicillium sp. juga bisa menguraikan
ikan lele dalam kolam A lebih baik dari selulosa dalam serat kasar pakan broiler
kolam lainnya sehingga tanpa bantuan menjadi glukosa sehingga bisa langsung
mikroorganisme tambahan sekalipun partum- diserap oleh tubuh (Nuraini, 2006). Ragi yang
buhannya sudah sangat baik. Hal ini juga dicampurkan dalam pakan juga dapat
dibuktikan dengan pertumbuhan ikan pada membantu menimbulkan aroma yang mem-
kolam A relatif lebih stabil. buat nafsu makan ikan meningkat (Ahmadi,
Pertumbuhan Harian spesifik ikan lele 2012). Selain dipengaruhi nutrisi pakan,
sangkuriang pada usia 28 hari pemeliharaan pertumbuhan juga dipengaruhi oleh beberapa

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor1, April 2015 10


Elpawati dkk Aplikasi Effevtive Microorganism10 untuk Pertumbuhan Lele

faktor yaitu genetik, hormon, kelamin dan suhu yang paling stabil terdapat pada
lingkungan (Widiastuti, 2009). perlakuan G yang diberikan EM10 30 ml
Parameter Kualitas Air dengan rata-rata suhu berkisar 26,0-28,67oC.
Hasil pengukuran suhu yang diperoleh Kenaikan suhu dalam kolam pemeliharaan
selama penelitian berlangsung bersifat diduga akibat adanya pengaruh dari ling-
fluktuatif dan memiliki rata-rata berkisar kungan dan aktivitas ikan dalam kolam.
antara 25,0-31,5oC (Gambar 4). Hasil peng- Karena kolam perlakuan berada di tempat
ukuran ini menunjukkan bahwa suhu air terbuka, Ikan tersebut sering bergerak untuk
kolam selama penelitian masih sesuai dengan mencari tempat berteduh. Ikan juga aktif
kebutuhan hidup ikan lele sangkuriang yakni bergerak untuk mencari pakan di dalam
24-30oC (Supriyanto, 2010). Perubahan nilai kolam.

Gambar 4. Rata-rata suhu kolam pemeliharaan lele A : kontrol, B : EM4 10 ml, C : EM4 20 ml, D :
EM4 30 ml, E : EM10 10 ml, F : EM10 20 ml, G : EM10 30 ml

Kenaikan suhu dapat menimbulkan mentolerir pH air dengan kisaran 4-10


berkurangnya kandungan oksigen sehingga (Wayuningsih, 2004). Dengan demikian, pH
asupan oksigen berkurang dan dapat menim- air selama penelitian masih bisa ditoleransi
bulkan stress pada ikan akibat kerusakan oleh lele sangkuriang.
insang karena ikan berusaha menyesuaikan Menurut Wetzel (1983) dalam Izzati
suhu tubuhnya dengan suhu di sekitarnya (2011) menyatakan perubahan pH ditentukan
(Murugaian, 2008). Suhu yang sesuai akan oleh aktivitas fotosintesis dan respirasi dalam
meningkatkan aktivitas makan ikan sehingga ekosistem. Fotosintesis memerlukan karbon
menjadikan ikan menjadi lebih cepat tumbuh dioksida yang oleh komponen autotroph akan
(Madinawati, 2011). Menurut Alfit (2000) dirubah menjadi monosakarida. Penurunan
dalam Bey (2007), kenaikan suhu dapat juga karbondioksida dalam ekosistem akan me-
mengakibatkan meningkatnya daya racun dari ningkatkan pH perairan. Sebaliknya proses
suatu polutan terhadap organisme akuatik. respirasi dalam ekosistem akan meningkatkan
Hasil pengukuran pH yang dihasilkan jumlah karbondioksida sehingga pH perairan
selama penelitian berlangsung bersifat menurun.
fluktuatif dan memiliki rata-rata dengan Hasil pengukuran amoniak yang di-
kisaran 7,2-10,3 (Gambar 5). Hasil peng- peroleh selama penelitian berlangsung
ukuran ini menunjukan bahwa pH air kolam memiliki rata-rata berkisar 0,24-0,98 mg/L
lebih tinggi dari kondisi air yang dibutuhkan (Gambar 6). Hasil pengukuran ini me-
oleh ikan lele. Menurut Khairuman et al., nunjukkan bahwa kadar amoniak dalam
(2008) dalam Madinawati (2011), ikan lele kolam selama penelitian berada di atas batas
hidup dalam pH kisaran 6.5-8. Walaupun optimum pertumbuhan ikan lele yakni 0.1
demikian, ikan air tawar tetap dapat mg/L (Ghufron & Kordi, 2010).

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor1, April 2015 11


Elpawati dkk Aplikasi Effevtive Microorganism10 untuk Pertumbuhan Lele

Gambar 5. Rata-rata pH air selama pengamatan berlangsung dengan perlakuan A : kontrol, B :


EM4 10 ml, C : EM4 20 ml, D : EM4 30 ml, E : EM10 10 ml, F : EM10 20 ml, G : EM10 30
ml

Gambar 6. Rata-rata Amoniak. A : kontrol, B : EM4 10 ml, C : EM4 20 ml, D : EM4 30 ml, E :
EM10 10 ml, F : EM10 20 ml, G : EM10 30 ml

Pada perlakuan A yang tidak diberikan pertumbuhan biomassa mutlak lele sangku-
penambahan EM10 ataupun EM4 terjadi riang. Effective Microorganism 10 (EM10)
penurunan kadar amoniak pada setiap dapat mempertahankan suhu air, namun
minggunya. Hal ini kemungkinan disebabkan kurang bisa mempertahankan pH air dan
di dalam kolam terdapat bakteri heterotrof mengontrol kadar amoniak yang sesuai
yang tumbuh baik secara alami di dalam dengan kebutuhan lele sangkuriang.
kolam, sehingga dapat menguraikan dan
mengurangi kadar amoniak. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H., Iskandar, N., Kurniawati. (2012).
KESIMPULAN Pemberian Probiotik Dalam Pakan
Effective Microorganism 10 (EM10) Terhadap Pertumbuhan Lele Sang-
tidak dapat mempengaruhi pertambahan kuriang (Clarias gariepinus) pada
panjang harian ikan lele dan dapat Pendederan II. Jurnal Perikanan dan
mempengaruhi pertumbuhan harian spesifik Kelautan. 3(4), 99-107.
ikan lele, yakni volume 20 ml pada 7 hari Aryansyah, H. I., Mokoginta, D., Jusadi.
pemeliharaan, volume 10 ml pada 14 hari (2007). Kinerja Pertumbuhan Juvenil
pemeliharaan dan volume 30 ml pada 28 hari Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) yang
pemeliharaan serta dapat mempengaruhi Diberi Pakan dengan Kandungan

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor1, April 2015 12


Elpawati dkk Aplikasi Effevtive Microorganism10 untuk Pertumbuhan Lele

Kromium Berbeda. Jurnal Akuakultur Sistem Resirkulasi. Oseana. XV (3),


Indonesia. 6(2), 171-176. 43-55.
Bey, Y., Wulandari, S., Sukatmi. (2007). Muchlisin, Z. A., Damhoeri A., Fauziah, R.,
Dam-pak Pemberian Pakan Pellet Ikan Muhammadar, Musman, M. (2003).
Terhadap Pertumbuhan Kiapu. Riau: Pengaruh Beberapa Jenis Pakan Alami
Program Studi Pendidikan Biologi Terhadap Pertumbuhan dan Kelulus-
Jurusan PMIPA FKIP. hidupan Larva Ikan Lele Dumbo
Estriyani, A. (2013). Pengaruh Penambahan (Clarias gariepinus). Biologi. 3(2), 105-
Larutan Kunyit (Curcuma longa) pada 113.
Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Murugaian, P., Ramamurthy, V., Kar-megam,
Dumbo (Clarias gariepinus). skripsi. N. (2008). Effect of Tempe-rature on
Semarang: IKIP PGRI Semarang. the Behavioural and Physiological
Ghufran. M, Kordi. K. H. (2010). Budidaya Responses of Catfish, Mystus gulio
Ikan Lele di Kolam Terpal. Yogyakarta: (Hamilton). Journal of Applied Sciences
Lily Publisher. Research. 4(11), 1454-1457.
Hastuti, S., Subandiyono. (2011). Performa Nuraini, A., Trisna. (2006). Respons Broiler
Hematologis Ikan Lele Dumbo (Clarias terhadap Ransum yang Mengandung
gariepinus) dan Kualitas Air Media Bungkil Inti Sawit Fermentasi dengan
Pada Sistem Budidaya Dengan Pene- Penicillium sp. Jurnal Agribisnis
rapan Kolam Biofiltrasi. Jurnal Saintek Peternakan. 2(2), 45-48.
Perikanan. 6(2), 1-5. Satyani,D., Meilisza, N., Solichah, L. (2010).
Izzati, M. (2011). Perubahan Konsentrasi Gambaran Pertumbuhan Panjang Benih
Oksigen Terlarut dan pH perairan Ikan Botia (Chromobotia macrachan-
Tambak Setelah Penambahan Rumput tus) Hasil Budidaya pada Pemeliharaan
Laut Sargassum plagyophyllum dan dalam Sistem Hapa dengan Padat
Ekstraknya. Semarang: Laboratorium Penebaran 5 Ekor per liter.Prosiding
Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Forum Inovasi Teknologi Aquakultur.
Jurusan Biologi Universitas Dipo- 395-402.
negoro. Sitompul, S. O., Harpani, E., Putri, B. (2012).
Madinawati, N., Serdiati, Yoel. (2011). Pengaruh Kepadatan Azolla sp. yang
Pembe-rian Pakan yang Berbeda Berbeda Terhadap Kualitas Air dan
Terhadap Pertumbuhan dan Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele (Clarias gariepinus) Pada Sistem Tanpa
Dumbo (Clarias gariepinus).Media Ganti Air: Jurnal Rekayasa dan Tek-
Litbang Sulteng. IV(2), 83-87. nologi Budidaya Perairan. 1(1), 17-24.
Maishela, B., Suparmono, R., Diantari, M., Supriyanto, (2010). Pengaruh Pemberian Pro-
Muhaemin. 2013. Pengaruh Fotoperiode biotik dalam Pelet Terhadap Pertum-
Terhadap Pertumbuhan Lele Dumbo buhan Lele Sangkuriang. Jurnal FMIPA
(Clarias gariepinus). E-Jurnal Reka- Universitas Negeri Semarang. 8(1), 17-
yasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 25.
1(2), 145-150. Wahyuningsih, H., Supriharti, D. (2004).
Manurung, U.N., Manoppo, H., Tumbol, R. Kepadatan Populasi Ikan Jurung (Tor
A. (2013). Evaluation of bakers yeast sp.) di Sungai Bahorok Kabupaten
(Saccharomyces cereviceae) in Enchan- Langkat.Jurnal Komunikasi Penelitian.
cing Non Specific Immune Response 16 (5), 22-26.
and Growth of Nile Tilapia (Oreo- Widiastuti, I. M. (2006). Pertumbuhan dan
chromis niloticus). Budidaya Perairan. Kelangsungan Hidup (Survival Rate)
1(1), 8-14. Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang
Mayunar. (1990). Pengendalian Senyawa Dipelihara dalam Wadah Terkontrol
Nitro-gen Pada Budidaya Ikan Dengan
Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor1, April 2015 13
Elpawati dkk Aplikasi Effevtive Microorganism10 untuk Pertumbuhan Lele

dengan Padat Penebaran yang Berbeda.


Media Litbang Sulteng. 2(2), 126-130.
Yusuf, M., Agustono, Meles, D. K. (2012).
Kandungan Protein Kasar dan Serat
Kasar pada Kulit Psiang Raja Yang
Difermentasi dengan Trichoderma
viridae dan Bacillus subtillis Sebagai
Bahan Baku Pakan Ikan. Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan. 4(1), 53-58.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor1, April 2015 14

You might also like